Kau yang Melakukannya, kan?

Sesaat setelah pertanyaan itu meluncur, kereta cepat yang menampung ribuan orang berguncang sehingga membuat Ayna Maurice, bahkan penumpang lainnya terguncang.

Beruntung, mereka semua berpegangan pada pegangan masing-masing sehingga tidak ada yang terjatuh.

Meski begitu, Adam Shinkar tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya karena terdorong oleh orang di belakang, jadi tanpa sengaja dia menabrak Ayna Maurice .

“Maaf,” ujar Adam Shinkar menatap Ayna Maurice dengan tulus.

“Kau yang melakukannya, kan?” Ayna Maurice tersenyum sinis, sembari melemparkan tatapan penuh kecurigaan pada Adam Shinkar.

Dia semakin kebingungan saat menatap Ayna Maurice dan sekeliling untuk memastikan siapa orang yang diajak bicara oleh wanita itu. Kemudian, dia bertanya, "Apa?"

Ayna Maurice mendengus dingin. "Aku sudah menaiki MRT lebih dari sepuluh kali dan baru kali ini bertemu orang sepertimu." Ayna Maurice memutar tubuhnya menghadap Adam Shinkar yang masih menatapnya dengan aneh. "Senang bertemu denganmu."

"Kau bicara denganku? Kau kenal aku?" Adam Shinkar bicara pada Ayna Maurice dengan alis yang berkerut dalam, sementara bola matanya mengerling ke kiri dan kanan untuk memastikan sekali lagi bahwa benar-benar dirinya yang diajak bicara.

Ayna Maurice mencibir sinis. "Ya, tentu saja. Aku punya trauma gara-gara orang me sum sepertimu."

Mendengar kata-kata Ayna Maurice, MRT yang semula sunyi senyap seketika menjadi sedikit ramai karena semua orang mulai berbisik-bisk sembari memperhatikan mereka.

Adam Shinkar berdehem canggung, sebelum akhirnya bertanya, "Ehm, bukan aku yang kau panggil orang me sum, kan?"

"Ya." Ayna Maurice tersenyum dan mengangguk tanpa dosa. "Memang kau!"

"Hei!" Adam Shinkar tidak terima dan menatap Ayna Maurice dengan kesal. "Kau anggap aku apa?"

"Kau orang mesum yang mabuk!" dengus Ayna Maurice .

"Kenapa?" balas Adam Shinkar melotot tak senang.

"Kau baru saja menyentuh bokongku dengan cara yang menjijikkan!" seru Ayna Maurice berapi-api seperti ingin membakar pria yang ada di hadapannya sampai hangus.

"Kenapa juga aku menyentuh bokoongmu?" balas Adam Shinkar dengan sengit, tidak ingin kalah.

Bagaimanapun, dia memang tidak bersalah.

Lagipula, dia tidak akan melakukan hal menjijikkan itu di tempat umum. Bahkan, jika dirinya memang merindukan belaian seorang wanita, dia bisa membuat wanita mana saja menyerahkan diri mereka dengan suka rela, tanpa harus curi-curi kesempatan.

"Itulah pertanyaanku, kenapa kau menyentuh bok0ng orang lain?" Ayna Maurice menatap Adam Shinkar dengan tatapan sengit.

"Aku tidak menyentuhnya!" bantah pria itu, lalu dia berbalik untuk menatap semua orang dan mencoba menjelaskan. "Aku tidak menyentuhnya!"

“Sungguh, aku tidak melakukannya!” Sekali lagi Adam Shinkar mencoba membersihkan nama baiknya yang mulai tercemar.

Kemudian, Adam Shinkar kembali berbalik menatap Ayna Maurice . "Ah, benar. Aku ingin tahu kenapa kau berpikir aku melakukan itu—"

"Kau pikir ini pertama kalinya aku melihat orang me sum memakai jas?" Ayna Maurice menatap Adam Shinkar dari ujung kepala sampai ujung kaki saat menyelanya dan tertawa sinis, lalu kembali berkata, "Kau mau membodohi siapa? Aku mempunyai mata yang tajam, kau tahu?"

"Hah, kau delusional." Adam Shinkar mendengus sinis. "Bagaimana mungkin—"

"Ini tindak kejahatan seksual di bawah pasal 13 untuk pelecehan umum." Ayna Maurice langsung memotong ucapan pria itu. “Dan kau bisa dipenjara satu tahun atau denda setidaknya tiga ribu dolar."

"Bukan pasal 13, tapi pasal 11.” balas Adam Shinkar meralat kata-kata wanita aneh yang menuduhnya sebagai pria mesum. “Mari luruskan ini!" tambahnya lagi.

Di saat Ayna Maurice dan Adam Shinkar sibuk berdebat, pria me sum sesungguhnya sedang termenung memikirkan hukuman yang akan diterima jika tindakan asusilanya ketahuan.

"Lihat!" Ayna Maurice tersenyum sinis. "Ketahuan kau. Kau mengulangi perbuatan tercelamu, kan?"

Ayna Maurice pikir, pria itu sudah sering kali bertindak mesum di tempat umum sehingga dia bisa tahu pasal-pasal hukum.

"Permisi, aku tidak perlu memberitahumu siapa aku—" Adam lancasetr tidak ingin mencoba menjelaskan kenapa dirinya bisa tahu pasal-pasal hukum, dia hanya ingin membersihkan namanya dari tuduhan yang tak berdasar.

Ayna Maurice tidak ingin mendengarkan apa pun lagi dari pria itu, jadi dia menyela, "Kenapa kau melakukan ini? Apa rasanya enak menyentuh bok0ng orang asing?"

Pria itu melirik sekeliling dengan panik. "Kapan aku menyentuh—"

"Kenapa kau melakukan ini?" Ayna Maurice tetap memojokkan Adam Lancaster, tidak memberikan kesempatan pada pria itu untuk membela diri.

"Kenapa kau menuduhku?" Adam Shinkar berbalik bertanya. “Bukan aku satu-satunya pria yang ada di MRT ini, bahkan yang memakai jas! Namun, kenapa aku yang kau tuduh?!”

“Karena kau yang paling mencurigakan!” balas Ayna Maurice, lalu dia berbalik untuk menatap pria mesum yang sesungguhnya hingga membuat pria itu gelagapan. "Permisi, bisa kau laporkan dia ke petugas keamanan?"

"Ya." Pria me sum itu mengangguk dengan canggung dan mengeluarkan ponselnya dengan tangan gemetar.

"Dasar bedebah kotor!" Pria me sum itu mengumpat dengan kasar, seolah-olah bukan dia pelau mesum yang sesungguhnya.

"Aku tidak kotor!" balas Adam Shinkar tak senang. Dia ingin menyentuh Ayna Maurice untuk menghentikan wanita itu, tetapi tangannya ditepis dengan kasar.

“Jangan sentuh aku!” Ayna Maurice melotot galak pada Adam Lancaster. "Kau tidak perlu menyangkalnya lagi, aku pun tidak ingin memperpanjang masalah ini karena aku terburu-buru.”

Kemudian, Ayna Maurice mendorong Adam Shinkar yang menghalangi jalannya. “Minggir, aku mau turun!"

Adam Shinkar pun tidak ingin berurusan dengan Ayna Maurice , jadi dia memberikan jalan untuk wanita yang dianggapnya gila itu .

Setelah itu, dia berbalik dan memberikan tatapan penuh peringatan pada pria me sum yang ingin melaporkannya. "Jangan melaporkan aku!"

Pria mesum itu langsung marah, seolah-olah dia adalah manusia yang paling suci di muka bumi ini. "Jangan bermain-main denganku!"

"Bukan aku, bukan aku!" Adam Shinkar masih mencoba menjelaskan dirinya tidak bersalah pada orang-orang yang menatapnya dengan berbagai tatapan.

Seketika, dia menyesali keputusannya menaiki MRT hanya gara-gara pertemuannya dengan m Ayna Maurice yang dianggapnya sudah gila.

"Ah, dasar." Dia menghela nafas tanpa daya dan pada akhirnya pasrah dengan tanggapan semua orang padanya. "Oh, ini juga pemberhentianku." Dia berjalan ke arah pintu, tetapi terhalang oleh Ayna Maurice yang masih berdiri di depan pintu dengan sikap menantang, membuatnya tidak bisa keluar.

Karena benar-benar tidak ingin berurusan dengan Ayna Maurice , Adam Shinkar mengambil langkah ke kanan, tetapi wanita itu tetap menghalanginya, bahkan ketika dia melangkah ke kiri.

Pada akhirnya, suara peringatan dari seorang wanita petugas terdengar di seluruh penjuru ruangan. "Pintu akan tertutup, harap mundur dari pintu."

Itu sebabnya, Adam Shinkar pun terpaksa mundur ke belakang, kembali masuk ke dalam MRT, sementara Ayna Maurice melambaikan tangan padanya dengan penuh kemenangan.

Dalam sekejap, MRT pun kembali berjalan dan Adam Shinkar hanya bisa menatap Ayna Maurice dengan kebencian.

"Aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi, tapi jika takdir tetap mempertemukan kita, lihat saja apa yang aku lakukan padamu!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!