Talak

Setetes air mata jatuh di pipi kanan milik Raka dengan kepala bergerak mengangguk pria itu mengiyakan permintaan Lili. Seberat apa pun ia menyetujui permintaan Lili tetaplah itu sangat terasa sakit. Namun, jelas Raka melihat kegigihan sang istri untuk mereka pisah. Tak pernah terduga sama sekali baginya jika kebahagiaan mereka dan pernikahan mereka harus berakhir seperti ini.

"Oke. Oke, Li. Ini yang kamu minta? Kita bercerai, aku akan turuti. Asal kamu tahu aku benar-benar mencintai kamu, Lili. Aku tidak pernah menginginkan perpisahan ini terjadi. Aku tidak menyalahkan kamu, Li jika meminta kita berpisah. Aku tahu ini semua karena ketidak mampuan aku menjadi yang kamu inginkan. Aku pikir semua yang aku usahakan dengan keras akan mampu membuat kamu bahagia, tapi kini aku sadar sampai kapan pun aku usaha itu tidak akan terjadi selama restu Ayah kamu belum aku dapatkan. Maafkan aku, Lili. Aku tidak bisa menjadi pendamping selamanya untukmu seperti janjiku. Malam ini aku akan pergi mengikuti keinginan kamu." Raka menatap penuh kesedihan pada wajah yang menatapnya dengan dalam saat ini. Keduanya saling berhadapan.

"Lili Veronika malam ini juga aku menalakmu sebagai istri dari aku Raka." saat itu juga Lili menelan salivahnya susah payah. Ia bertahan dalam diamnya tanpa berniat melihat Raka pergi meninggalkan rumah itu.

Raka benar-benar meninggalkan Lili dari rumah yang sudah lama mereka tinggali. Hatinya hancur malam ini bahkan lelah di tubuhnya yang ia rasakan kini tak ada sama sekali. Raka tak tahu apa yang terjadi pada hidupnya saat ini. Sekali pun tak pernah ia berpikir jika pernikahannya akan berakhir dengan cara seperti ini.

Di saat itu pula Lili menutup pintu rumah dan menangis sejadi-jadinya di rumah yang tak ada lagi sang suami. Ia sendiri pun tidak menginginkan ini sebenarnya. Lili sangat mencintai Raka.

"Maafkan aku, Ka. Maafkan aku. Ini semua aku lakuin demi keluarga kita. Maafkan aku, aku janji akan mencintai buah hati kita sebesar mungkin. Maafkan Mamah, Vindi. Mamah sudah menghancurkan semuanya." Lili menangis sembari memeluk tubuhnya sendiri.

Satu harapannya setelah ini yaitu kehidupan Raka akan berubah baik-baik saja tanpa dirinya.

"Aku akan mencintai kamu sampai kapan pun, Raka. Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku."

Malam ini adalah malam pertama bagi Lili dan Raka berpisah. Mereka tidur di atap yang berbeda. Semua terasa asing bagi keduanya dimana malam sebelumnya mereka akan tidur saling menghangatkan sembari mendengarkan cerita pasangan masing-masing.

Namun tidak kali ini. Mereka hanya saling meneteskan air mata dan memendam sakit di hati mereka sendiri. Raka sengaja tak pulang ke rumah sang ibu sebab ia pun belum siap menjelaskan semua yang terjadi. Tanpa Raka tahu jika ini adalah salah satu campur tangan sang ibu sebenarnya yang mendatangi sang istri siang tadi.

Pun dengan Lili yang tidak ingin pulang ke rumah sang ayah. Ia masih ingin menenangkan pikirannya lebih dulu. Mungkin untuk beberapa malam ke depan ia masih tetap di rumah yang penuh kenangan ini bersama sang anak.

Satu-satunya orang yang Lili butuhkan adalah sang adik sepupu, Aji. Siang ini setelah satu malam Lili menghabiskan waktu dengan menangis, kini wanita anak satu itu berniat meminta adik sepupunya datang ke rumah sekedar menjadi teman ceritanya.

"Kak Lili?" Aji yang baru tiba di depan rumah sederhana itu tampak terkejut ketika Lili berdiri menggendong sang anak sembari membuka pintu. Kedua matanya begitu sembab sampai kesulitan untuk melihat.

"Ayo masuk, Aji." sahut Lili mempersilahkan dan Aji melangkah masuk duduk di sofa ruang tengah.

Lili turut duduk memangku sang anak. Lama keduanya terdiam, dimana Aji berusaha memperhatikan apa saja yang terluka namun tak ada. Hanya mata Lili yang sembab itu artinya hatinya lah yang terluka.

"Semuanya hancur, Aji." ujar Lili di awal membuka suara. Air matanya yang sudah hampir kering kini kembali berjatuhan lagi.

"Kak Lili dengan Kak Raka?" tanya Aji pelan namun di jawab Lili dengan anggukan kepala kecil.

"Kami sudah selesai, Aji. Rasanya dunia ini sangat hancur." Kening Aji mengerut dalam mendengar ucapan Lili. Yang ia tahu keduanya saling mencintai tidak mungkin bisa mengakhiri pernikahan ini begitu mudah.

"Kak, jangan bercanda. Kalian nggak mungkin selesai. Kalian nggak mungkin cerai kan? Kak Raka sudah berjanji nggak akan ninggalin Kakak dalam keadaan apa pun." ujar Aji yang ingat bagaimana Raka selalu mengatakan akan terus bersama Lili sampai mati kelak.

Mengingat apa yang Aji katakan tentu saja Lili semakin sakit saat ini. Ia memejamkan mata kemudian mengusap air matanya hingga tak bersisa. Lili memilih menarik napas panjang lalu menghembuskan perlahan. Ia tersenyum menatap Aji.

"Kakak yang memintanya, Aji. Kakak sadar Ayah Kakak tidak akan berhenti melakukan semua yang ia inginkan untuk menghancurkan Raka. Kakak nggak mau Ayah semakin terobsesi sampai nanti bisa saja justru menyakiti suami kakak. Semua ini Kakak lakuin demi kebaikan semuanya. Kakak akan iklas." Lili terdiam setelah mengatakan hal itu.

Berbeda halnya dengan keadaan Raka yang kini baru keluar dari sebuah masjid. Semalaman ia berada di tempat ibadah itu demi mencari ketenangan dan kedamaian hati.

"Tuhan, aku ikhlas jika memang ini takdirmu. Aku akan menjadikan ini semua sebagai pelajaran untukku ke depannya. Aku tahu perceraian adalah hal yang paling kau benci. Tapi, aku tidak bisa mempertahankan ini semuanya lagi." gumam Raka memilih melangkah berjalan menuju rumah di mana sang ibu tinggal.

Satu-satunya tempat untuk ia kembali adalah sang ibu saat ini. Rumah yang sudah lama menjadi tempat peraduannya kini tidak lagi bisa menjadi tujuannya kembali. Di sana Lili pun sedang berusaha menata hati.

Episodes
Episodes

Updated 58 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!