Setelah melalui perjalanan panjang, Darren dan Karren akhirnya sampai di Korea. Mereka menempati rumah keluarga yang ada di sana.
"Ahhh ... aku lelah sekali. Kau akan langsung ke kantor?" tanya Karren menatap Darren.
"Besok. Hari ini istirahat dulu saja," jawab Darren.
"Hm, kalau begitu aku akan ke kamar dulu. Aku lelah, ingin istirahat. Kau juga istirahatlah. Jangan terus menatap ponsel," kata Karren.
"Ya. Selamat beristirahat," jawab Darren.
Karren berjalan menuju kamar dan masuk kedalam kamar, lalu menutup pintu kamarnya. Begitu juga Darren. Di dalam kamar Darren mendapat panggilan dari Boby, Asisten Papanya.
Darren menerima panggilan dan diberitahu, jika ada undangan dari kenalan. Darren meminta Boby mengatur semuanya jadwalnya. Boby mengiakan, ia meminta Darren untuk istirahat agar esok merasa segar saat datang ke perusahaan.
***
Malam harinya. Karren pergi menonton Film. Sekalian jalan-jalan menikmati keindahan kota. Sedang Darren pergi menemui rekan-rekan Alberto untuk urusan bisnis.
Darren dan Boby dalam perjalanan menuju sebuah Club malam. Darren mengeluarkan ponselnya dari saku jas dan menghubungi Karren. Darren penasaran, saudarinya sedang apa dan pergi ke mana saja. Ia merasa bersalah karena tak bisa menemani saudarinya itu jalan-jalan.
Karren menerima panggilan Darren. Saat ditanya, Karren menjawab sesuai dengan apa yang dilakukan. Darren memint Karren berhati-hati dan menjaga diri. Karren mengiakan, meminta Darren untuk tidak khawatir. Karren memberikan semangat untuk Darren. Mengingatkan untuk tidak banyak minum. Darren mengiakan perkataan Karren dan panggilan pun berakhir.
Boby tersenyum melihat ke akraban Darren dan Karren.
"Mereka tidak berubah," batin Bobby.
"Paman, ceritakan singkat seperti apa orang-orang yang akan kita temui. Aku memang sudah membaca data mereka, tapi kan aku juga butuh pendapat Paman," kata Darren.
"Beberapa orang baik dan beberapa orang buruk. Tetapi mereka tidak akan berani bertindak sembarangan kepada anggota keluarga Edden. Karena kekuasan dan pengaruh keluarga Edden sangat besar," jawab Bobby.
"Dunia bisnis memang rumit. Andai Papi setuju aku tetap masuk menjadi anggota agen rahasia, aku tak akan dipusingkan begini." sahut Darren
"ekerjaan sebagai agen rahasia terlalu berisiko, Darren. Papiku jelas tak mengizinkan," jawab Boby.
"Paman benar. Akuu tidak menyangkalnya. Bahkan Karren pernah terluka saat menjalankan misi. Namun, kami menyukainya," sahut Darren.
"Kau tenang saja. Pasti ada saatnya bakatmu di butuhkan. Oh, kita hampir sampai, bersiaplah." kata Boby.
Mobil berhenti di lobby, penjaga membuka pintu mobil. Darren turun dan merapikan jasnya ia menatap tajam ke arah gedung di hadapannya.
"Lakukan yang terbaik. Kau pasti bisa, Darren! jangan mengecewakan nama besar keluarga Edden. Anggap saja ini seperti kau sedang menjalankan misi sebagai agen rahasia," dalam hati Darren.
Darren mengatur napasnya, lalu segera masuk. Di dalam Darren melihat pertunjukan dewasa, penari liar, penari tiang, dan ... wanita yang sepertinya menjual jasa. Bahkan beberapa langsung berjalan mendekati Derren tanpa diminta.
"Hallo, Tuan tampan."
"Tuan, mari kita bersenang senang."
"Tuan ... "
Beberapa wanita itu di hadang oleh keamanan klub yang langsung datang setelah melihat kedatangan tamun VIP, dan meminta maaf pada Darren.
"Maaf, Tuan. Mari saya antar ke ruang VIP."
Derren mengerutkan keningnya. Ia segera berjalan mengikuti seorang pelayan. Pergi meninggalkan beberapa wanita dan dua orang petugas keamanan.
"Siapa wanita-wanita tadi?" tanya Darren.
"Mereka para wanita panggilan, Tuan." jawab pelayan.
"Oh," gumam Darren ber-oh ria.
"Silakan, Tuan." kata pelayan membuka pintu sebuah ruangan.
Setelah pelayan membuka pintu ruangan, Darren langsung masuk dan melihat pemandangan buruk. Para lelaki tua bermain main dengan wanita muda. Sungguh pemandangan yang merusak mata dan menjijikan.
"Hallo, Tuan Muda Edden."
Seseorang berdiri dan menghampiri Darren. Dengan senyum yang ramah.
"Senang bertemu dengamu. ternyata benar, kau sangat tampan seperti Alberto."
"Hallo, saya Darren Eden. Saya datang menggantikan Papi. Beliau tidak bisa datang karena ada kepentingan." sapa Darren dengan suara dinggin, tetapi tetap sopan.
Darren menjabat tangan dengan para rekan Alberto. Mereka memuji kemampuan Darren, tidak hanya tampan, diusia muda sudah mampu mendirikan bisnisnya sendiri.
"Kau bisa pilihlah satu wanita cantik di sini. Selagi masih muda, kau harus bersenang-senang."
Seseorang berbisik pada wanita di sisinya agar dipanggilkan seorang wanita lain untuk melayani Darren. Dan wanita itupun segera pergi dari ruangan.
"Apa ini? Para paman tua ini sedang apa?Bisa-bisanya mereka langsung ingin menyuguhiku wanit. Namun, pemikiran mereka sudah umum. Seorang pria kaya tak lepas dari wanita. Apa papi juga seperti ini? Bermain dibelakang mami? Ahhhh ... sudahlah, apapun itu aku tidak mau mencampuri urusan mereka." batin Darren.
Pintu ruangan terbuka, dua wanita masuk bersama. Satu wanita kembali duduk di tempat asalnya, dan satu lagi masih berdiri mematung.
"Hei, kau. Cepat layani Tuan Muda." kata seseorang memerintah.
"Ta-tapi ... " gumam seorang tampak takut.
"Ayo cepat. Kau di sini untuk bekerja, bukan untuk bersenang-senang."
"Baik, Tuan." jawab wanita itu.
Wanita itu menuang wine dan berjalan mendekati Darren. Iamembungkuk di hadapan Darren, memberikan gelas berisi wine.
"Tuan, silakan." katanya.
Darren menatap wanita itu dan terkejut. Wanita itu juga terkejut saat pandangammy bertatapan dengan Darren, dan tanpa.sadar menumpahkan wine ke jas Darren.
"Ah, ma-maafkan saya, Tuan."
Suasana langsung hening. Seorang pria langsung marah dan membentak wanita itu. Membuat wanita itu menunduk ketakutan.
"Maaf, Tuan. Maafkan saya," kata wanita itu.
"Tidak bisakah bekerja dengan baik?" Sentak seseorang.
"Tidak masalah, ini hanya baju." jawab Darren. Yang tiba-tiba saja menarik wanita itu kepangkuannya. Dan Wanita itu terkejut.
Darren tersenyum, "Diasudah membuat jas kesayanganku kotor, aku akan membuat perhitungan dengannya nanti," kata Darren.
"Hahaha ... kau sangat baik hati."
"Silakan nikmati wine terbaik di sini. Alberto menyukai wine ini."
"Ayo kita bersulang."
Derren tersenyum tipis dan meminum seteguk wine dalam gelas yang ada di tangannya. Semua sibuk masing-masing Darren menatap wanita di pangkuannya dengan tatapan tajam. Melihat pakaian yang dikenakan para wanita pendamping mereka, ada yang bahkan tak sungkan untuk bercumbu mesra.
"Lama tidak berjumpa, Nona Choi Eun Mi." bisik Darren.
Eun Mi menatap Darren dan kaget. Darrem tidak menyangka Eun Mi sekarang menjadi wanita penghibur. Darren mulai kesal.
Cukup lama Darren bertahan. Setelah bersenang-senang, mereka mulai serius membicarakan bisnis. Dan setelah pembicaraan usai, tiba-tiba Darren berdiri dan menarik tangan Eun Mi agar ikut dengannya.
"Maaf, karena pembicaraan bisnisnya sudah selesai. Saya pamit undur diri. Saya masih ada urusan, dan perlu wanita ini bertanggung jawab atas perbuatannya yang sudah mengotori jas saya." kata Darren.
"pergilah, bersenang senanglah"
"Aigoo ... anak muda, tidak bisa tahan"
"Hahaha ... kita dulu juga seperti itu kan?"
Darren tersenyum kaku dan langsung pergi menarik tangan Eun Mi keluar dari ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments