Chapter 19

Sapaan orang-orang sudah ramai terdengar saat Mesya baru saja memasuki lobi, memang selama satu tahun kerja di perusahaan ini sudah banyak karyawan yang mengenal Mesya karena keramahan dan kecantikannya apa lagi Mesya yang memang sering kali diam di meja resepsionis untuk mengobrol bersama kedua temannya, Rini dan Mona membuat orang-orang sering melihatnya dan kadang bertegur sapa bahkan ikut mengobrol bersama.

Waktu itu Mesya mengira Marisa akan kembali bekerja setelah melahirkan, namun ternyata wanita cantik itu tidak kembali lagi. Mesya merasa sedih sebenarnya karena ternyata menjadi sekertaris tidaklah semenyenangkan seperti yang banyak ia dengar meskipun kini Radit sudah menjadi kekasihnya tapi tetap saja laki-laki itu memberikannya pekerjaan yang banyak dan tidak membiarkan Mesya pulang lebih awal.

Jam baru saja menunjukan pukul 07:45 itu berarti lima belas menit lagi semua orang akan disibukan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mesya pamit pada kedua sahabatnya begitu juga dengan Rena. Mesya dan Rena menaiki lift bersama beberapa karyawan lainnya.

“Jangan lupa nanti istirahat, Sya,” ucap Rena sebelum wanita cantik bertubuh bak gitar spanyol itu keluar dari dalam lift meninggalkan Mesya yang hanya tinggal seorang diri.

Lift berhenti di lantai lantai dua belas, Mesya yang menunduk sibuk dengan ponselnya tidak menyadari siapa yang masuk sampai indra penciumannya menangkap bau familier yang menyeruak memenuhi kotak besi ini. Mesya mendongak, memastikan bahwa tebakannya benar.

“Asyik banget kayaknya di ponsel,” ledek suara berat itu dengan wajah datar dan dinginnya.

“Ah, selamat pagi Pak Radit,” sapa Mesya tanpa menjawab sindiran sang kekasih sekaligus bosnya itu.

“Ke mana aja kamu jam segini baru datang? Perasaan sedari jam setengah tujuh tadi kamu bilang mau berangkat, harusnya pukul 07:15 juga kamu sudah sampai.” Selidik Radit masih menampilkan wajah datarnya.

“Ngegosip dulu tadi sama teman-teman yang lain,” jawab Mesya dengan jujur kemudian nyengir saat sadar kekasihnya itu mulai menatapnya tak suka.

“Nanti istirahat aku gak sama kamu dulu ya, mau ke café depan sama teman-teman ada menu baru di sana, gak enak juga aku belakangan ini di monopoli kamu terus. Sehari ini aja biarin aku sama teman-teman yang lain, cuma ngabisin waktu istirahat aja,” Radit menghela napasnya, mendongak seraya memejamkan mata selama beberapa detik kemudian menatap kembali pada sang kekasih dan mengangguk, mengizinkan Mesya untuk bersama teman-temannya.

“Tapi janji cuma hari ini dan gak ada laki-laki yang semeja sama kamu.” Mesya mengangguk antusias menyetujui syarat yang di berikan sang kekasih.

Setibanya di lantai lima belas, Mesya dan Radit keluar secara bersamaan dengan tangan yang saling bertaut dan berpisah di pintu yang berbeda setelah melakukan ciuman panas selama beberapa menit. Beruntung rekaman CCTV di lantai 15 ini hanya Radit yang dapat melihat karena memang hanya tersambung ke layar khusus yang berada di ruangan laki-laki tampan itu.

Mesya lebih dulu menyalakan komputernya sebelum mengecek jadwal Radit hari ini. Seperti biasa Mesya akan lebih dulu membuatkan secangkir kopi sebelum masuk keruangan Radit dan memberi tahu laki-laki itu apa jadwalnya seharian ini. Mengetuk pintu beberapa kali kemudian masuk dan meletakan cangkir di atas meja coklat cukup besar itu yang di atasnya terdapat tumpukan dokumen, sebuah laptop dengan merek ternama dan bingkai foto yang menampilkan dua remaja yang mengenakan seragam putih-abu tengah berpose saling bergandengan dan wajah yang menampilkan kebahagiaan.

“Jadwal aku banyak gak hari ini?” tanya Radit mengalihkan tatapannya yang semula dari dokumen beralih pada Mesya yang hari ini begitu cantik dalam balutan kemeja putih lengan pendek dan rok span berwarna putih dengan panjang di atas lutut tidak lupa blazer hitam lengan panjang, rambut panjangnya ia churly bagian bawah dan di biarkan terurai menyempurnakan penampilan Mesya hari ini.

Mesya menjawab pertanyaan bosnya dengan membacakan jadwal laki-laki itu satu per satu yang di dengarkan dengan seksama oleh pria tampan itu. Selesai Mesya menyebutkannya terdengar helaan napas lelah yang di keluar kan Radit.

“Semua ini penting untuk perusahaan Pak, jadi tidak ada yang bisa di batalkan.” Radit mengangguk paham. Memang semua meeting hari ini begitu penting dan sudah lama Radit nantikan. Mesya yang mengerti dengan beban pikiran sang kekasih berjalan mendekat, meraih kepala laki-laki itu menuju pelukannya dan mengusapnya pelan.

Elusan lembut dari tangan lentik itu terasa hangat dan menenangkan, Mesya memang tahu apa yang Radit butuhkan di saat beban pikirannya sedang menumpuk seperti sekarang ini. Beberapa minggu ini memang Radit sangat sibuk begitu juga Mesya yang seringkali ikut meeting bersama laki-laki itu. Sebagai sekertaris Mesya memang harus mendampingi bosnya itu tapi kadang Radit hanya pergi seorang diri saat dilihatnya wajah lelah Mesya.

“Kita berangkat jam sepuluh kan untuk bertemu dengan Widiatama group?” tanya Radit masih dalam posisi yang sama, duduk di kursi kebesarannya dengan kepala yang berada di pelukan Mesya. Anggukan dan deheman kecil menjadi jawaban Mesya.

“Masih ada waktu satu jam lagi,” ucap Radit seraya menarik Mesya untuk duduk di pangkuannya. Semula Mesya merasa terkejut karena Radit yang menariknya tiba-tiba tapi kemudian Mesya bisa merilekskan tubuhnya kembali dan membiarkan kekasihnya itu memeluknya.

“Maaf ya, gara-gara kesibukanku, kamu jadi ikut-ikutan harus lembur. Dan gara-gara kesibukan ini juga kita jadi jarang punya waktu.” Mesya yang awalnya duduk membelakangi wajah Radit kini mengubah posisinya menjadi menyamping dan wajah tampan itu dapat ia lihat dengan jelas.

“Gak apa-apa kok,” jawab Mesya tersenyum manis.

"Tapi …” Radit memicingkan mata curiga saat kata ‘tapi’ keluar dari mulut Mesya yang tengah menampilkan senyum.

“Tapi apa?”

“Jumat nanti izinin aku pulang agak siang, Rima sama Mina ngajak aku jalan. Boleh ya, ya?” kalau sudah menampilkan wajah kucingnya itu Radit lemah dan tidak bisa menolak keinginan sang kekasih. Kepalanya selalu tiba-tiba mengangguk walau dalam hati merasa keberatan.

“Makasih sayang,” ucap Mesya dengan binar bahagia di wajah cantiknya. Mendaratkan kecupan singkat di bibir tipis Radit.

“Giliran gini aja, baru manis banget!” cibir Radit yang di balas kekehan oleh wanita cantik itu.

Mesya hendak bangkit dari duduknya namun di tahan oleh lengan besar yang masih melingkar di pinggangnya, pria itu malah semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Mesya tanpa memedulikan keinginan Mesya yang akan kembali ke ruang kerjanya.

“Udah disini aja, Sya masih ada waktu satu jam sebelum kita berangkat meeting.”

Hendak melayangkan protesan Radit lebih dulu mendaratkan bibirnya di bibir tebal Mesya mengecup, melu**t dan menyesap dengan rakus membuat Mesya kewalahan.

“Pelan-pelan aja kenapa sih!” kesal Mesya protes, Radit terkekeh kemudian kembali melu*at bibir tebal itu sedikit lebih lembut dari sebelumnya. Lengan kiri Radit berada di tengkuk Mesya menekannya sedikit untuk memperdalam ciuman mereka dan satu tangan lagi berada di punggung Mesya mengelusnya lembut dan sensual.

Ciuman Radit mulai turun pada leher Mesya, memberinya jilatan-jilatan juga kecupan-kecupan kecil pada daerah sensitif perempuan itu, berusaha untuk tidak meninggalkan bekas di sana karena teringat akan sebuah meeting yang harus mereka hadiri. Hanya dengan jilatan dan usapan lembut pada leher Mesya sudah dapat membuat perempuan cantik itu melenguh dan melengkungkan tubuhnya sampai dagu Radit berada tepat di dada Mesya yang membusung.

Lengan yang semula Radit gunakan untuk mengelus punggung Mesya kini beralih membuka satu per satu kancing kemeja Mesya hingga gundukan kenyal yang semula mengenai dagunya itu terlihat menyembul dari balik bra putih berenda yang wanita itu gunakan.

Mata Radit menggelap dan tatapannya semakin sayu apa lagi mendengar desahan-desahan mulai keluar dari mulut Mesya. Mendaratkan bibirnya pada gundukan kenyal itu dan sedikit menghisapnya hingga tanda merah terlihat akibat ciumannya. Desahan Mesya semakin kuat dan membuat Radit semakin bergairah.

Remasan-remasan kecil Radit lakukan pada dada kiri Mesya, sedangkan bagian kanan habis di lahapnya seperti bayi yang tengah kehausan.

“Ahh … Dit!” desahan Mesya keluar semakin kuat saat sebuah hisapan Radit berikan.

Radit mendorong kursi kebesarannya ke belakang agar memudahkannya untuk bangkit dari duduk dengan membawa Mesya dalam pangkuannya. Radit membawa perempuan itu menuju kamar pribadinya yang baru selesai di renovasi beberapa minggu lalu membaringkan tubuh ramping kekasihnya di atas ranjang single dan melanjutkan aktvitasnya mencium mulai dari bibir hingga dada yang cukup besar milik Mesya.

Aktivitas panas itu mereka lakukan hingga jam menunjukan pukul 09:45, Mesya merasa kelelahan, pakaiannya acak-acakan begitu juga dengan rambut dan make up-nya. Tidak jauh berbeda dengan Radit yang bahkan jas yang semula laki-laki itu kenakan sudah tergeletak di bawah lantai dan di kemejanya terdapat noda lipstick Mesya.

Mesya masih terbaring di atas tempat tidur dengan napas yang tidak teratur, tubuh bagian atasnya terekspos jelas akibat Radit yang melepas kemeja putih yang dikenakannya. Bahkan bra yang semula Mesya kenakan pun sekarang entah kemana karena lagi-lagi Radit melemparnya.

Kekasihnya selalu saja seperti ini, membuang barang-barang yang melekat di tubuhnya jika napsu sudah menguasai laki-laki itu. Memang Aktivitas seperti itu sudah sering dilakukan beberapa waktu belakangan ini selama mereka kembali menjalin kasih. Bukan karena paksaan, tapi karena memang sama-sama suka dan itu Mesya rasa sah-sah aja. Walau sebenarnya tidak dapat di benarkan karena belum ada sebuah pernikahan.

Terpopuler

Comments

indah

indah

aku takut thor lihatny 🙈🙈🙈

2021-07-29

0

Viea

Viea

lha inuny kog aneh ea tw ankny tdur pelukan sblm nikah kog diem aj.halalin dulu dong bang dedek meisyany

2021-07-15

2

Keyvania Eleanor

Keyvania Eleanor

DUHH KNP SYA MAU SJ D GITUIN DULU NTAR PLAKOR DR JERMAN MUNCUL,BRU DEHH NYESEL

2021-07-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!