Laksmi yang sedang terbaring merasakan perutnya terasa sakit dan tegang dan ingin sekali ke kamar mandi buang air kecil, dirinya bamgun duduk di pinggir tempat tidur, melihat suaminya sedang tidur lelap terlihat rasa lelah di wajahnya, karena baru pulang mengantar tuan Hendrawan dari luar kota jam dua belas malam, mandi makan lalu tidur. Ingin membangunkan suaminya tapi rasa sayang melarangnya, biarlah sendiri saja juga bisa asal berjalan perlahan dan hati hati melangkah khawatir ada benda yang tidak terlihat terinjak yang dapat membuatnya terjatuh. Sampai di kamar mandi segera buang air kecil, berjalan kembali ke kamar dengan perlahan. Perutnya yang terasa tegang di usapnya perlahan
"Sayang kalau kamu mau keluar malam ini berikan ibu tanda cinta ya" ucap Laksmi sembari mengusap perutnya
Tak lama kemudian perutnya terasa mulas namun hilang lagi. Dari jalan lahir seperti ada cairan yang mengalir deras, sehingga Laksmi sangat kaget sekali
"Rasanya aku udah ga kuat, bangunkan mas Agus aja." Ucap nya bermonolog sendiri
"Mas...mas..." Laksmi menggoyang goyang tangan Agus yang sudah tidur lelap.
Merasa ada yang membangunkan, Agus menggeliatkan badannya dengan mata yang masih terpejam.
"Ada apa? Tanya Agus dengan suara serak.
"Mas air ketuban nya udah pecah, kita rumah sakit yuk" ajak Laksmi
Mata Agus masih terpejam, namun saat mendengar kalau air ketuban Laksmi sudah pecah Agus langsung bangun dari tidurnya dan segera duduk di samping Laksmi lalu bangkit dan segera mengajak Laksmi ke rumah sakit dengan masih memakai celana boxer
"Mas tunggu sebentar." Laksmi berkata sambil menahan tangan Agus agar jangan pergi dulu.
"Kamu ini gimana katanya mau cepat ke rumah sakit karena ketuban udah pecah." Kata Agus dengan nada kesal.
'Masa mau ke rumah sakit harus pake celana boxer." Ucap Laksmi menunjuk celana Agus
Menyadari kalau dirinya hanya memakai celana boxer, Agus tidak banyak bicara lagi, segera mengambil celana panjang dari dalam lemari dan jaket. Serta mengambil jaket untuk Laksmi juga.
"Kamu sudah mempersiapkan peralatan melahirkan?"
"Udah mas, tuh tasnya ada di samping lemari. Keperluan aku sama bayi, baju kamu juga sudah aku siapkan di dalam tas." Jawab Laksmi
"Syukurlah kalau semua sudah siap, ayo mas udah pesan taksi online dan sekarang udah nunggu di depan rumah"
"Mas pesan taksi online, kapan kok aku ga tahu?" Tanya Laksmi merasa heran
"Tadi sewaktu ngambil celana panjang, mas ingat harus segera pesan taksi." Jawab Agus
Mereka segera keluar rumah, dan benar saja taksi online sudah menunggu di luar pagar.
Agus segera membuka pintu taksi dan membawa Laksmi duduk dengan pelan pelan. Lalu Agus naik juga lewat pintu yang lain.
"Ayo pak kita sudah siap, hati hati bawa mobilnya ya pak."
" Baik pak..."
Taksi melaju membelah kota Bandung yang sudah sepi menuju rumah sakit yang terdekat. Sekitar seperempat jam kemudian taksi sudah sampai di depan IGD rumah sakit.
Agus membawa Laksmi turun dari mobil. Dan segeralah meminta bantuan pada beberapa orang perawat yang malam itu sedang bertugas. Salah seorang perawat segera mengambil kursi roda dan meminta Laksmi untuk duduk di kursi roda dan segera mendorongnya menuju ruang tindakan untuk bersalin.
Sampai di ruang bersalin ada seorang dokter jaga yang sedang memeriksa pasien yang seperti nya akan melahirkan juga.
Laksmi diminta untuk naik ke atas berankar agar dokter dapat memeriksa keadaan pasien.
"Ibu bisa tidur di sini ya, sebentar dokter akan kesini sedang memeriksa ibu yang juga akan melahirkan." ucap seorang perawat yang sedang jaga malam itu.
Tidak lama kemudian dokter datang juga dan menghampiri Laksmi yang sedang merasakan perut yang sakit.
"Halo bu, ini anak yang keberapa?" tanya dokter sembari memakai sarung tangan untuk memeriksa jalan lahir Laksmi.
"Anak pertama dokter. " jawab Laksmi
Dokter sudah selesai memeriksa jarak lahir dengan tangan penuh dengan darah.
"Sudah pembukaan tujuh, sebentar lagi ya bu." ucap dokter sambil memerintahkan kepada perawat untuk memasang alat detak jantung bayi dan memasangkan oksigen di pasien bu Laksmi.
"Bu biar sakitnya sedikit berkurang bisa tidur menghadap kiri ya. Mau saya panggilkan suaminya biar mengusap usap punggung ibu biar ga panas? "
"Panggil aja ke sini kalau boleh biar pinggang saya bisa di usap usap biar sakitnya sedikit berkurang. " Laksmi berkata dengan mata berkaca kaca menahan rasa sakit yang kian mendera.
Lalu Agus datang menghampiri Laksmi yang sedang menahan sakit.
"Mas pinggang ku sakit sekali bisa kamu usap usap biar ga terlalu sakit. " pinta Laksmi
"Sini mas usap usap pinggangnya, mudah mudahan bisa mengurangi sakitnya." ujar Agus
"Sabar ya, mas hanya bisa berdo'a semoga semuanya di lancarkan, dan dede bayi dan kamu selamat dan sehat." ucap Agus sembari tangannya tidak berhenti mengusap punggung Laksmi.
Seorang dokter datang untuk memeriksa pembukaan apakah sudah ada kemajuan. Lalu dokter memakai sarung tangan medis, memeriksa jalan lahirnya, dan kemudian memeriksa detak jantung bayi, terdengar sangat lemah sekali. Dokter tampak berbisik pada perawat yang dari tadi mendampinginya.
"Anda suaminya? tanya dokter pada Agis6
" Iya dokter saya suaminya, kenapa? " tanya Agus penuh ke khawatiran.
"Begini pak Agus, tadi ketuban pecah duluan, dan sekarang sudah kering, detak jantung bayi juga sangat lemah dan pembukaan juga tetap tidak ada perubahan. kalau dalam satu jam tidak ada pembukaan juga,dan bu Laksmi tekanan darahnya sangat tinggi maka pasien harus di caesar." jelas menjelaskan
Agus termenung mendengar penjelasan dokter tersebut. Dirinya ingin keduanya selamat, semoga jalan yang di pilihnya ini akan menyelamatkan keduanya.
"Bagaimana pak, kami tidak punya waktu lagi. " dokter bertanya menunggu keputusan pak Agus.
"Baiklah dokter kalau memang itu yang terbaik yang dapat menyelamatkan anak dan istri saya." jawab Agus
Setelah keputusan itu, seorang perawat mendatangi Agus untuk menandai tangani surat pernyataan operasi Caesar.
Setelah surat pernyataan di tanda tangan, Laksmi di siapkan untuk di lakukan operasi Caesar. Berangkar di dorong seorang perawat menuju ruang operasi, Agus mendampingi Laksmi sampai masuk ke dalam ruang operasi.
Agus berdo'a semoga anak dan istrinya selamat agar dapat berkumpul lagi.
Tidak lama kemudian, lampu ruang operasi menyala pertanda kalau operasi sudah di mulai. Hati dan bibir Agus melafalkan dzikir dan do'a memohon kelancaran. Di depan ruang operasi Agus duduk sendiri tanpa ada yang menemani.
Sempat terpikir untuk menelpon majikannya tapi takut mengganggu istirahat mereka. Agus dan Laksmi sama sama anak yatim piatu sehingga tidak ada sanak saudara yang menemani Agus menghadapi situasi seperti ini. Lorong rumah sakit yang gelap dan sunyi menambah sunyinya hati Agus yang sedang duduk tertunduk sambil berdo'a.
...****************...
Author Do'a nya ya buat kelahiran anak Agus dan Laksmi. jangan lupa like ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments