Adit Yang Merajuk

"Adit ga mau pulang, mau nemenin bi Laksmi" Adit menangis karena nyonya Malika mengajaknya pulang.

"Ga apa apa nyonya biar Adit di sini saja bareng saya, kalau mau ke butik silakan. Adit akan aman di sini daripada nanti di rumah terus merajuk." Laksmi berkata seperti itu karena melihat nyonya Malika sangat gelisah seperti sedang ada janji.

"Benar ga akan membuat kamu terganggu, kamu harus istirahat." ucap nyonya Malika merasa tenang.

"Adit anaknya penurut, dan tidak akan menggangu saya."

"Baiklah kalau begitu, Adit kamu jangan merepotkan bi Laksmi ya." ucap nyonya Malika pada Aditya

"Siap bos, laksanakan." ucap Adit dengan tangan di atas kepala.

Laksmi dan nyonya Malika tertawa mendengar ucapan dan tingkah laku Aditya. Karena sudah terbiasa dengan Laksmi, Aditya sudah merasa nyaman dan benar saja dirinya sama sekali tidak mengganggu Laksmi yang sedang tidut setelah minum obat yang di berikan oleh dokter.

Sekitar satu jam Laksmi tidur, saat bangun Adit sedang asyik menggambar dan tersenyum ketika melihat Laksmi menghampirinya.

"Bibi sudah sehat, kalau badannya masih sakit tidur saja lagi, Adit ga apa apa kok di tinggal main sendiri asalkan tetap dekat dengan bibi. Ucapan Adit membuat Laksmi terharu.

"Nanti kalau adik bayi lahir Adit mau ajak menggambar akan Adit ajarkan bagaimana caranya biar bagus, terus nanti di ajari naik sepeda." ucap Adit seolah yang di kandung Laksmi itu adalah adik kandungnya sendiri.

"Memangnya Adit mau adik laki laki atau perempuan?" Laksmi bertanya pada Adit

"Adit mau adik perempuan biar bisa di jaga terus di ajak jalan jalan deh pake sepeda." Adit menjawab sambil matanya tidak lepas dari gambar yang sedang di buatnya

Aditya layaknya seorang kakak yang sedang menunggu adiknya lahir, kemanjaan nya terhadap Laksmi semakin hari semakin bertambah, seperti seorang anak terhadap ibunya.

Sedangkan Nyonya Malika tidak merasa terganggu karena kegiatan sosialitanya tidak terhalang dengan rengekan Adit.

Namun tuan Hendrawan merasa keberatan dan hal itu pernah di bicarakan dengan istrinya nyonya Malika, namun tidak ada jawaban.

Kehamilan Laksmi sudah menginjak tujuh bulan dan perutnya sudah kelihatan buncit. Sebagai rasa terima kasih terhadap Laksmi, nyonya Malika membelikan semua keperluan bayi, mulai dari box bayi sampai pakaian bayi yang sangat indah dan mahal semua itu tidak lepas dari keinginan Aditya.

"Nyonya ini terlalu mahal untuk saya dan bayi saya, dan saya tidak bisa menerimanya."ucap Laksmi saat nyonya Malika mengantarkan barang barang yang di belinya ke rumah Laksmi.

"Bi Laksmi jangan menolak pemberian mamah aku ya, karena semua ini aku yang pilih buat adik perempuan aku."Adtya berkata dengan wajah berseri seri

"Kamu tetap menganggap bayi yang ada dalam kandungan Laksmi adalah perempuan?"tanya nyonya Malika kepada Adit.

"Iya mah karena aku ingin sekali mempunyai adik perempuan, terus akan jadi adiknya aku."

Laksmi dan nyonya Malika yang mendengar ucapan Adit menjadi tertawa.

Tuan Hendrawan yang sedang berbincang di luar rumah Agus menjadi penasaran dengan apa yang sedang terjadi di dalam.

"Kalian sedang apa, tertawanya sampai keluar.? Tuan Hendrawan bertanya dan masuk ke dalam rumah.

"Ini lho pah anakmu, masa anaknya Laksmi udah di klaim sebagai adiknya sendiri, lihat semua barang barang bayi Adit yang milih." Jawab nyonya Malika.

Tuan Hendrawan melihat banyak sekali pakaian bayi yang berada di meja dan kursi semuanya di dominasi warna pink..

"Laksmi, kehamilanmu sudah masuk tujuh bulan, apakah kamu mau mengadakan selamatan tujuh bulanan?"tanya tuan Hendrawa.

"Sepertinya tidak usah tuan, cukup dengan do'a saja. Dan lagi pula itu akan memakan biaya yang cukup besar." Agus yang menjawab pertanyaan tuan Hendrawan.

"Tidak ada masalah kalau biayanya mahal , nanti biar kami yang akan menanggung semua biayanya." tuan Hendrawan berkata.

"Tidak usah tuan, teruma kasih banyak tuan dan nyonya sudah sangat baik sekali terhadap kami berdua, dan semua ini sudah sangat cukup. Kami tidak tahu harus bagaimana membalas kebaikan tuan dan nyonya."Laksmi berkata debgan mata yang berkaca kaca merasa terharu dengan kebaikan hati kedua majikannya.

"Bibi jangan menangis, kalau bibi nangis nanti dede bayinya ikut sedih, bibi tidak mau kan kalau dede bayi sedih?" Adit memeluk Laksmi debgan erat dan mendapatkan respon tendangan dari bayi yang ada di dalam perut Laksmi.

"Mamah papah, lihat Adit du tendang sama bayinya, sepertinya dede bayi bahagia di peluk sama Adit." Adit berkata dengan bahagia.

"Bagaimana kalau malam ini kita makan malam di restoran langganan kita untuk merayakan tujuh bulanan kandungan Laksmi."Tuan Hendrawan berkata kepada semua orang yanh berada di sana.

"Ide bagus tuh pah, bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja mumpung masih sore. Sebentar lagi jalanan pasti akan macet sekali." nyonya Malika berkata dengan semangat.

"Hore hore kita akan makan malam bareng dede bayi..." sorak Aditya.

"Tapi tuan...." Serempak Agus dan Laksmi.

"Tidak ada bantahan..." ucap tuan Hendrawan dengan tegas.

"Sudah sudah sekarang kalian ganti pakaian , kita akan berangkat sekarang." ajak nyonya Malika.

Mereka berangkat bersama meenggunakan mobil tuan Hendrawan. Sekitar setengah jam mobil berhenti di sebuah restorab mewah menurut Agus dan Laksmi. Namun sederhana menurut tuan Hendrawan dan nyonya Malika.

Disinilah sekarang. Tuan Hendrawan, nyonya Malika , Adity, Laksmi dan Agus. Mereka memilih duduk di meja yang agak dekat dengan dinding, agar tidak terganggu dengan pengunjung yang lainnya. Seorang pelayan mendatangi meja mereka dan memberikan buku menu dan semuanya segera memesan makanan yang mereka suka yang ada di daftar menu. Aditya tidak mau duduk jauh dari Laksmi, dan apabyang di kesan oleh Laksmi Aditya juga memesannya. Tuan Hendrawan dan nyonya Malika hanya menggeleng gelengkan kepala karena melihat kelakuan anak semata wayangnya. Entah apa yang akan terjadi kedepannya, namun tuan Hendrawan mempunyai pirasast akan terjadi sesuatu yang akan membuat Adit anaknya menangis. Namun tuan Hendrawan sehera menepis perasaan tersebut dan melihat keakraban Laksmi dan Aditya yang begitu dekat dan kental, karena Adit anak yang sangat sulit untuk kenal dengan seseorang, selama ini hanya kedua orang tuannya saja yang dekat dengan Adit. Dengan saudara dari tuan Hendran dan juga keluarga nyonya Malika tidak terlalu dekat, entah karena tidak ada yang seru selaim bermain. Apalgi kelurmarga mereka tinggal sangat neejauhan, ada yang diluar pulau dan ada juga yan du laura negeri

Yang sudah sibuk dengan kegiatan bisnis mereka dan semua nya jabatan mereka adalah CEO. DAN sangat jarang sekali mereka bertemu dan saling bertegur sapa. Mereka sudah sibuj dengan promyak nya

Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Mulai Bekerja
3 Laksmi Hamil
4 Adit Yang Merajuk
5 Laksmi Melahirkan
6 Laksmi meninggal
7 Bayi Alesha
8 Adit bertemu Bayi Alesha
9 Kemarahan Tuan Hendrawan
10 Kesedihan Agus
11 Nyonya Malika berkunjung
12 Kebahagiaan Alesha.
13 Ke Tempat Kerja Ayah
14 Pulang Bersama Ayah
15 Alesha Sakit
16 Alesha Pulang Dari Rumah Sakit
17 Secara Kebetulan
18 Ancaman Adit
19 Ketakutan Alesha
20 Kekecewaan Agus
21 Keberangkatan Adit Ke London
22 Kerinduan Alesha
23 Keliling Kota London
24 Pulang Ke Tanah Air.
25 Adit Berlibur Ke Indonesia.
26 Alesha Sedih
27 Kebohongan Adit
28 Bu Haidar Ke Kalimantan
29 Beranjak Dewasa
30 Bertemu Mamah Cantik
31 Mencari Nenek
32 Bertemu Paman
33 Semuanya Terungkap.
34 Mencari Nenek Haidar
35 Menemukan Bu Haidar
36 Kehidupan Baru Alesha
37 Kedatangan Om Danu
38 Ke Makam Ibu Laksmi
39 Draft
40 Pernikahan Adit
41 Kelulusan Alesha
42 Masuk Sekolah Menengah Atas
43 Keliling Eropa
44 Kegembiraan Alesha
45 Alesha Pulang
46 Kemarahan Nyonya Malika
47 Alesha ke Rumah Sakit
48 Kegaduhan Di Rumah Sakit
49 Alesha Bau Matahari
50 Alesha Kecelakaan
51 ketakutan Cintya
52 Kemarahan Danu
53 Alesha bangun dari tidur panjangnya.
54 Alesha pulang
55 Pertemuannya dengan Cintya.
56 Kemanjaan Alesha
57 Kesedihan Cintya
58 Nyonya Malika menangis
59 Keresahan Alesha
60 Ayah Agus kecelakaan.
61 Pesan terakhir ayah
62 Peristirahatan Terakhir.
63 Pernikahan Alesha
64 Kehidupan Baru Alesha
65 Kemarahan Adit.
66 Alesha Hamil
67 Cek Kandungan
68 Alesha ngidam
69 Manjanya baby ku
70 Hamil besar
71 Alesha Melahirkan
72 Baby Al
73 Welcome Home Baby Al
74 Cintya Melarikan diri
75 Alesha Pergi
76 Kedatangan Cintya ke kantor Adit
77 Kenangan Ibu Laksmi
78 Kerinduan Nyonya Malika
79 Pencarian Adit
80 Welcome to London
81 Bertemu Marchel
82 Alesha Kuliah
83 Pernyataan cinta Marchel
84 keributan di kantor Adit
85 Wisuda Alesha
86 Pertemuan Adit Dan Al
87 Hari yang di tunggu
88 Al Pulang Ke Rumah.
89 Adit Membawa Pergi Al
90 Al Rewel
91 Al hilang
92 Adit Tertembak
93 Adit pulang dari rumah sakit.
94 Om Danu akan menikah
95 Alesha Menikah
96 Hari pernikahan om Danu
97 Om Danu menikah
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Mulai Bekerja
3
Laksmi Hamil
4
Adit Yang Merajuk
5
Laksmi Melahirkan
6
Laksmi meninggal
7
Bayi Alesha
8
Adit bertemu Bayi Alesha
9
Kemarahan Tuan Hendrawan
10
Kesedihan Agus
11
Nyonya Malika berkunjung
12
Kebahagiaan Alesha.
13
Ke Tempat Kerja Ayah
14
Pulang Bersama Ayah
15
Alesha Sakit
16
Alesha Pulang Dari Rumah Sakit
17
Secara Kebetulan
18
Ancaman Adit
19
Ketakutan Alesha
20
Kekecewaan Agus
21
Keberangkatan Adit Ke London
22
Kerinduan Alesha
23
Keliling Kota London
24
Pulang Ke Tanah Air.
25
Adit Berlibur Ke Indonesia.
26
Alesha Sedih
27
Kebohongan Adit
28
Bu Haidar Ke Kalimantan
29
Beranjak Dewasa
30
Bertemu Mamah Cantik
31
Mencari Nenek
32
Bertemu Paman
33
Semuanya Terungkap.
34
Mencari Nenek Haidar
35
Menemukan Bu Haidar
36
Kehidupan Baru Alesha
37
Kedatangan Om Danu
38
Ke Makam Ibu Laksmi
39
Draft
40
Pernikahan Adit
41
Kelulusan Alesha
42
Masuk Sekolah Menengah Atas
43
Keliling Eropa
44
Kegembiraan Alesha
45
Alesha Pulang
46
Kemarahan Nyonya Malika
47
Alesha ke Rumah Sakit
48
Kegaduhan Di Rumah Sakit
49
Alesha Bau Matahari
50
Alesha Kecelakaan
51
ketakutan Cintya
52
Kemarahan Danu
53
Alesha bangun dari tidur panjangnya.
54
Alesha pulang
55
Pertemuannya dengan Cintya.
56
Kemanjaan Alesha
57
Kesedihan Cintya
58
Nyonya Malika menangis
59
Keresahan Alesha
60
Ayah Agus kecelakaan.
61
Pesan terakhir ayah
62
Peristirahatan Terakhir.
63
Pernikahan Alesha
64
Kehidupan Baru Alesha
65
Kemarahan Adit.
66
Alesha Hamil
67
Cek Kandungan
68
Alesha ngidam
69
Manjanya baby ku
70
Hamil besar
71
Alesha Melahirkan
72
Baby Al
73
Welcome Home Baby Al
74
Cintya Melarikan diri
75
Alesha Pergi
76
Kedatangan Cintya ke kantor Adit
77
Kenangan Ibu Laksmi
78
Kerinduan Nyonya Malika
79
Pencarian Adit
80
Welcome to London
81
Bertemu Marchel
82
Alesha Kuliah
83
Pernyataan cinta Marchel
84
keributan di kantor Adit
85
Wisuda Alesha
86
Pertemuan Adit Dan Al
87
Hari yang di tunggu
88
Al Pulang Ke Rumah.
89
Adit Membawa Pergi Al
90
Al Rewel
91
Al hilang
92
Adit Tertembak
93
Adit pulang dari rumah sakit.
94
Om Danu akan menikah
95
Alesha Menikah
96
Hari pernikahan om Danu
97
Om Danu menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!