"Hah, hah. Badanku lelah sekali." Mira pun berhenti berlari karena sudah lelah.
Masa orientasi ini ingin sekali Mira hindari. Ia pun meluruskan kedua kakinya karena sudah capek. Hingga akhirnya sang kakak kelas meminta Mira untuk bangun kembali. Mira pun terpaksa bangun lagi. Tapi ia adalah gadis pintar yang kemudian pura-pura pingsan. Sontak masa orientasi ini terjadi kegaduhan.
"Itu ada anak yang pingsan!"
"Keterlaluan! Mereka menyiksa anak baru di sekolah ini!"
Dan akhirnya kericuhan terjadi. Mira pun langsung dibawa ke UKS sekolah oleh kakak kelasnya. Ia akan diistirahatkan di sana.
Sepuluh menit kemudian...
Mira capek dan mengantuk. Ia pun sebenarnya bukan pingsan, melainkan tidur sebentar. Tak lama ia mendengar samar-samar suara seorang guru yang sedang marah-marah kepada salah satu murid sekolah. Mira pun mencoba mengintipnya dari balik tirai UKS. Dan ternyata kakak kelasnya yang menyuruh berlari lah yang kena marah. Mira pun jadi senang seketika.
Harusnya masa orientasi ini dijadikan ajang keakraban dan bersenang-senang. Bukan malah penyiksaan terhadap murid yang datang. Semoga dia kapok dan tidak melakukannya lagi. Dia memang harus diberi pelajaran.
Lantas tak lama ada seorang guru yang masuk ke ruang UKS. Guru tersebut melihat Mira yang sedang terbaring. Mira pun pura-pura tidur kembali.
"Suhu tubuhnya normal."
Namun saat mendengar suaranya, saat itu juga Mira tersadar siapa guru yang datang. Dan ternyata guru tersebut adalah guru tarinya di sanggar. Mira pun terbangun dari tidurnya.
"Pak Guru ...?" Mira pura-pura lemas.
"Sebentar ya. Aku ambilkan balsem otot untukmu. Sepertinya kau terkena keram," kata guru tersebut.
Mira pun melihat guru itu dengan saksama. Ia merasa tidak salah melihat jika itu adalah Jim. Guru tersebut kemudian memberikan balsem kepada Mira.
"Oleskan balsem ini di kakimu. Keadaanmu akan lebih membaik," kata guru tersebut kepada Mira. Mira pun menerima balsemnya. "Kalau begitu aku tinggal dulu, Mira." Ia pun menyebut nama Mira.
Kak Jim ...???
Saat itu juga entah mengapa hati Mira bergetar mendengar sang guru menyebut namanya. Mira pun ingin menahan kepergian gurunya itu.
"Tunggu!" Ia merasa penasaran dengan guru tersebut. "Apakah Pak Guru adalah Kak Jim?" Dan sebagai gadis yang polos, Mira langsung menanyakannya.
Guru tersebut menghentikan langkah kakinya. Ia tidak jadi keluar dari ruangan UKS. Ia pun berbalik menghadap Mira. "Aku mengingatmu," katanya, tersenyum kepada Mira. Tak lama ia pun segera meninggalkan Mira yang terperangah di ruang UKS.
Dia ternyata mengajar di sekolah ini juga.
Mira pun tersenyum sambil melihat kepergian gurunya. Ia pegang balsem otot yang diberikan Jim kepadanya. Karena guru itu memang guru Mira di sanggar tarinya, Jimly Shim.
Pulang orientasi...
Mira baru saja sampai di rumahnya dengan menaiki bus sekolah. Ia pun segera memanggil ibunya. Tapi sayang, sang ibu tidak berada di rumah. Mira pun lekas ke kamar lalu merebahkan diri di atas kasurnya. Ia mengingat kembali kejadian di UKS hari ini. Dan entah mengapa ia malah tersenyum-senyum sendiri.
Senyumnya membuat jantungku berdebar. Tatapan matanya juga begitu dalam. Aih! Apa yang terjadi pada diriku ini? Biasanya juga tidak seperti ini. Tapi kenapa saat mengingatnya aku malah tersenyum-senyum sendiri?
Mira bertanya pada dirinya sendiri.
Baru kali ini Mira merasakan getaran yang berbeda di hatinya. Ia jatuh cinta tapi belum dapat memastikannya. Karena Mira sendiri tidak tahu apa artinya cinta. Ia masih remaja. Tapi perasaan di hati itu tidak bisa dibohongi olehnya. Ia memang menyukai Jim, guru tarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments