Pertemuan Pertama

"Siang, Kak!" jawab anak-anak serempak.

"Eh, ada anak baru?" Jim melihat ke arah Mira.

Lana menyenggol lengan Mira agar memperkenalkan dirinya kepada Jim. Mira pun tersadar dengan maksud Lana.

"Em, saya Mira, Kak." Mira pun terlihat kaku untuk memperkenalkan dirinya.

Jim tersenyum. Senyum manis yang belum pernah Mira lihat sebelumnya. Selama ini hanya gelak tawa yang ia lihat dari teman-teman lelakinya. Tapi kali ini ada getaran yang berbeda saat melihat senyum Jim. Mira pun menundukkan pandangannya dari Jim.

"Em, baiklah. Apakah kalian sudah saling mengenal?" tanya Jim kepada semua anak didiknya.

"Sudah, Kak. Tadi kami sudah berkenalan," kata anak lainnya.

Jim mengangguk. "Bagus. Kita akan latihan untuk merenggangkan otot-otot kaki kalian hari ini. Akan ada festival dansa seibu kota yang memperebutkan piala kehormatan dengan hadiah yang besar. Aku harap salah satu penari dari sanggar ini bisa ikut ke sana. Sekarang kita bersiap-siap."

Jim pun meminta anak-anak sanggar mempersiapkan diri untuk latihan peregangan otot kaki. Tampak Mira yang mengikuti gerakan. Mereka semua berbaris rapi dan merentangkan kedua tangan ke samping. Latihan akan dimulai hari ini.

Beberapa jam kemudian...

Pukul setengah tiga sore Mira dijemput oleh ibunya. Tampak Mira yang berdiam diri sepanjang perjalanan pulang. Ia tidak berkata apa-apa pada ibunya. Mira teringat dengan bagaimana Jim yang melatihnya menari.

"Jinjitkan kakimu dan rileks."

Mira teringat dengan Jim yang memegang pergelangan kakinya. Sentuhan Jim terasa sampai ke hatinya. Ia pun tak memedulikan sang ibu yang sedari tadi melirik ke arahnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya ibu Mira ke putrinya.

Mira tersadar. "Em, ya. Aku baik-baik saja, Ma." Mira pun menjawab kaget pertanyaan ibunya.

Ibu Mira melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Ia baru saja bertugas di klinik rumah sakit sampai jam dua siang. Setelah itu langsung menjemput Mira di sanggar tari. Tapi saat menjemput, Mira tampak tidak berbicara apa-apa padanya. Ia keluar kelas tari dengan raut wajah seperti memikirkan sesuatu. Ibu Mira pun tidak tahu apa yang sedang dipikirkan anaknya itu.

"Bagaimana latihan tarimu hari ini? Besok kita akan ke pementasan teater di pasar seni. Kau mau ikut?" tanya sang ibu lagi sambil membelokkan kemudi setirnya ke arah kanan.

Mira mengangguk. Ia tidak menjawab apa-apa. Sang ibu pun semakin heran padanya. Tidak biasanya Mira diam seperti ini. Ia jadi bertanya-tanya di dalam hati.

Ada apa dengannya? Mengapa tiba-tiba diam selepas mengikuti kelas tari di hari pertama?

Namun, sepertinya sang ibu tidak bisa langsung menemukan jawabannya. Ia membiarkan Mira beristirahat sejenak terlebih dahulu dari aktivitasnya. Ibu Mira tidak ingin memaksakan sang putri untuk menceritakannya.

Malam harinya...

Mira terbayang-bayang dengan kejadian di kelas tari. Walaupun hanya berlangsung tiga puluh menit, tapi mempunyai kesan tersendiri di hatinya. Di mana Jim begitu mengayomi Mira dalam melakukan latihan peregangan otot kaki. Mira pun teringat-ingat dengan wajah pelatihnya.

Aku ini kenapa ya? Kenapa memikirkannya?

Mira pun memeluk bantal gulingnya. Ia belum beranjak tidur di malam ini. Mira masih memikirkan apa yang terjadi siang tadi. Di mana ia baru pertama kali merasakan bagaimana kontak fisik dengan lelaki. Yang mana itu guru tarinya sendiri.

Terpopuler

Comments

devymariani

devymariani

jatuh cinta kah mira?? i think so

2023-06-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!