Bab 5

Terhitung sudah dua bulan Zico berada di negara kelahirannya. Tentunya selama itu juga ia gunakan untuk mencari sosok perempuan yang sayangnya sampai detik ini tak bisa ia temukan. Perempuan itu benar-benar hilang di telan bumi, tak ada yang tau keberadaannya termasuk mantan bos perempuan itu yang merupakan pemilik toko bunga yang ia kunjungi. Awalnya pemilik toko bunga memberitahu dirinya tentang alamat perempuannya yang baru ia tau memiliki nama Evanthe Fanya Zahira. Nama yang begitu cantik menurut Zico sama seperti wajahnya. Zico saat mendapatkan informasi tentang alamat serta nama perempuan tersebut tentunya sangat bahagia bukan main, sehingga saat itu juga ia langsung pergi ke alamat yang sudah pemilik toko bunga berikan.

Namun sayang seribu sayang saat dirinya sudah sampai di rumah sederhana milik perempuannya justru informasi yang ia dapatkan dari tetangga sebelah rumah tersebut mengatakan jika pemilik rumah sudah pindah tempat. Mereka tentunya tidak tau pindahnya kemana sehingga Zico yang tadinya sudah berharap banyak, harapannya pupus seketika. Mau tak mau ia harus menelan pil pahit atas fakta yang ia dapatkan. Dan sejak saat itu Zico mencoba mengutus para anak buahnya untuk berpencar ke penjuru negara Indonesia guna mencari seorang Evanthe Fanya Zahira. Tentu kali ini mereka dibekali nama orang yang mereka cari. Walaupun tidak dengan fotonya karena Zico yang ingin meminta foto Fanya ke pemilik toko bunga, mereka tidak memilikinya. Tapi tak apa dengan tau namanya saja sudah sedikit meringankan beban anak buah Zico yang sudah pusing tujuh keliling selama 5 tahun lamanya.

Zico yang saat ini tengah berada di balkon kamarnya, terlihat tengah melamun dengan satu batang rokok yang ia biarkan di sela-sela jarinya tanpa berniat ia hisap. Jujur saja rasa keterputus asaan kini sudah menghampiri Zico. Ia tak tau lagi harus berbuat apa agar perempuan itu segara di temukan. Zico benar-benar hampir stress di buatnya.

Zico yang asik dengan lamunannya sampai-sampai tak merasakan kehadiran seseorang yang baru saja memasuki kamarnya.

Seseorang itu yang tak lain adalah Vivian kini menghela nafas panjang saat melihat punggung Zico dari balik kaca pintu balkon di kamar tersebut. Vivian berjalan, mendekati tempat Zico berada sampai ia sudah berdiri disamping Zico pun, laki-laki itu tak terganggu sekalipun.

Untuk yang kesekian kalinya Vivian menghela nafas melihat adiknya yang sangat memperhatikan menurutnya. Mata yang memerah akibat kurang tidur, kantung mata dan mata yang terlihat jelas, rambut yang mulai gondrong, kumis dan jenggot mulai bermunculan, ditambah tubuh Zico terlihat sangat kurus karena selama dua bulan ini Vivian perhatikan Zico tak makan banyak hanya sekitar 5 sampai 7 suap saja sebelum dia pergi. Tentunya ia tau kepergian Zico guna mencari perempuan pujaannya. Vivian yang tau akan hal tersebut pun ia juga ikut berusaha mencari perempuan yang membuat adiknya seperti orang gila ini. Karena untuk menghentikan Zico agar tak mencari keberadaan perempuan tersebut tak akan pernah bisa, alhasil Vivian memilih untuk membantu saja. Walaupun hasilnya sama saja, tapi setidaknya ia sudah mencoba dan berusaha.

Tangan Vivian kini bergerak, menepuk-nepuk pelan bahu Zico. Dan barulah saat itu juga Zico tersadar dari lamunannya. Laki-laki itu langsung menolehkan kepalanya kearah samping dan saat melihat Vivian lah yang datang dengan cepat ia mematikan rokoknya yang sudah habis setengah karena hembusan angin itu sebelum tatapan matanya kembali lurus kedepan.

"Sepertinya kamu butuh refreshing," celetuk Vivian sembari mendudukkan tubuhnya disamping Zico. Tiba-tiba saja ia mendapatkan sebuah ide untuk mengajak Zico jalan-jalan, siapa tau dengan melakukan hal itu pikiran Zico sedikit lebih tenang.

"Dengan Jio duduk disini, Jio sudah refreshing," jawab Zico tanpa mengalihkan pandangannya kearah Vivian.

"Ck, refreshing macam apa coba kalau cuma disini saja. Kalau refreshing tuh ya keluar rumah."

"Setiap hari juga keluar rumah," balas Zico.

"Beda. Memang benar kamu setiap hari keluar rumah tapi kan keluarnya kamu karena mau mencari perempuan itu. Tapi kalau refreshing kamu benar-benar pergi untuk menenangkan pikiran kamu yang sudah keluar asap itu," tutur Vivian.

Zico dengan seketika menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu. Jio tidak butuh itu," ucap Zico yang langsung menolak mentah-mentah ide dari Vivian tadi.

Sedangkan Vivian, ia memelototkan matanya. Bisa-bisanya adiknya itu tak membutuhkan refreshing, yang benar saja.

"Ishhh. Pokoknya harus mau, kita besok ke Dufan. Titik, tidak ada penolakan!" ujar Vivian yang tak mau mendengarkan penolakan apapun dari Zico.

Zico yang mendengar ucapan dari sang Kakak, ia melirik sekilas kearah Vivian yang ternyata tengah menutup telinganya, tanda jika ucapannya tadi sudah mutlak tak bisa Zico tolak lagi sehingga Zico kini hanya bisa menghela nafas pasrah. Namun saat dirinya ingin menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan permintaan Vivian, dering ponselnya membuat ia mengurungkan niatnya. Tangannya dengan sigap menyaut ponselnya yang tergeletak diatas meja di depannya. Ia pikir telepon itu merupakan salah satu anak buahnya, namun ternyata dari sang sekertaris.

Dengan malas Zico menggeser ikon telepon berwarna hijau sembari menyandarkan tubuhnya disandaran kursi yang ia duduki.

"To the point!" ujar Zico tanpa basa-basi terlebih dahulu ketika sambungan telepon sudah terhubung.

📞 "Maaf mengganggu waktu tuan. Tapi ini masalah genting tuan. Proyek pembangunan hotel yang berada di kota Bandung mengalami masalah yang sangat kacau. Mandor dari proyek pembangunan ini ternyata telah korupsi. Uang gaji para tukang di potong sepihak oleh dia. Dan mandor itu saat ini sudah kabur. Saya sudah melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Tapi walaupun begitu kita secepatnya harus ke sana tuan karena para pekerja sudah mulai demo. Kita harus segera mengatasi masalah ini tuan sebelum keadaan semakin parah dan proyek kita akan gagal total," jelas sang sekertaris yang membuat Zico memijit pangkal hidungnya.

"Apa tidak bisa kamu sendiri yang turun kesana untuk mengontrol semua kekacauan disana?" tanya Zico. Ia sudah tak mood untuk keluar kota sekarang dan setelah di pikir-pikir lagi yang di ucapkan oleh Kakaknya tadi ada benarnya juga. Ia butuh refreshing.

📞 : "Maaf tidak bisa tuan. Mereka semua hanya percaya dengan tuan saat ini bukan dengan saya ataupun orang lain. Jadi hanya tuan saja yang bisa meredakan kekacauan disana," tutur sang sekretaris.

"Baiklah kalau begitu, besok pagi kita berangkat ke sana," ucap Zico pada akhirnya.

📞 : "Baik tuan. Laksanakan. Kalau begitu saya pamit dulu ya tuan."

"Hmmm, selamat siang!" Balas Zico sekaligus sebagai penutup percakapan keduanya.

Dan setelah itu Zico berdiri dari posisi duduknya. Kemudian ia menatap kearahnya Vivian.

"Maaf Kak untuk besok, Jio tidak bisa ikut Kakak refreshing karena Jio harus menyelesaikan urusan kantor," ujar Zico yang membuat Vivian hanya bisa menghela nafas panjang sebelum ia menganggukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa. Lain kali saja kita pergi berdua buat refreshing. Tapi kamu ingat jangan lupa makan, istirahat dan ibadah di manapun kamu berada. Kakak akan terus mendoakan kamu termasuk doa agar perempuan itu bisa kamu temukan lagi." Seulas senyum akhirnya kini terlihat di wajah Zico sebelum dirinya berhambur ke pelukan Vivian. Hanya ada Vivian seorang yang menjadi penyemangatnya saat ini, seseorang yang selalu mendukungnya 100% dan perempuan yang sangat-sangat menyayangi dirinya.

Terpopuler

Comments

Cinta Rodriques

Cinta Rodriques

pasti authour mau mempertemukan mer dengan ka dibandung...

2024-06-08

1

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

aku jadi terharu dengan kasih sayang babang zico dan kak vivian.

2023-06-12

2

Hany

Hany

semoga pujaan hatimu ada di Bandung zico

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Pengumuman
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Pengumuman!
45 Bab 43
46 Bab 44
47 Bab 45
48 Bab 46
49 Bab 47
50 Bab 48
51 Bab 49
52 Bab 50
53 Bab 51
54 Pengumuman!
55 Bab 52
56 Bab 53
57 Bab 54
58 Bab 55
59 Bab 56
60 Bab 57
61 Bab 58
62 Pengumuman!
63 Bab 59
64 Bab 60
65 Bab 61
66 Bab 62
67 Bab 63
68 Bab 64
69 Bab 65
70 Pengumuman!
71 Bab 66
72 Bab 67
73 Bab 68
74 Bab 69
75 Bab 70
76 Bab 71
77 Bab 72
78 Pengumuman!
79 Bab 73
80 Bab 74
81 Bab 75
82 Pengumuman!
83 Bab 76
84 Bab 77
85 Bab 78
86 Bab 79
87 Bab 80
88 Bab 81
89 Bab 82
90 Bab 83
91 Bab 84
92 Bab 85
93 Bab 86
94 Bab 87
95 Bab 88
96 Bab 89
97 Bab 90
98 Bab 91
99 Bab 92
100 Bab 93
101 Bab 94
102 Bab 95
103 Bab 96
104 Bab 97
105 Bab 98
106 Bab 99
107 Bab 100
108 Bab 101
109 Bab 102
110 Bab 103
111 Bab 104
112 Bab 105
113 Bab 106
114 Bab 107
115 Bab 108
116 Bab 109
117 Bab 110
118 Bab 111
119 Bab 112
120 Bab 113
121 Bab 114
122 Bab 115
123 Bab 116
124 Bab 117
125 Bab 118
126 Bab 119
127 Bab 120
128 Bab 121
129 Bab 122
130 Bab 123
131 Bab 124
132 Bab 125
133 Bab 126
134 Bab 127
135 Bab 128
136 Bab 129
137 Bab 130
138 Bab 131
139 Bab 132
140 Bab 133
141 Bab 134
142 Bab 135
143 Bab 136
144 Bab 137
145 Bab 138
146 Bab 139
147 Bab 140
148 Bab 141
149 Bab 142
150 Bab 143
151 Bab 144
152 Bab 145
153 Bab 146
154 Bab 147
155 Bab 148
156 Bab 149
157 Bab 150
158 Bab 151
159 Bab 152
160 Bab 153
161 Bab 154
162 Bab 155
163 Bab 156
164 Bab 157
165 Bab 158
166 Bab 159
167 Bab 160
168 Bab 161
169 Bab 162
170 Cerita Baru!
171 Extra Part
172 Cerita Baru!
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Pengumuman
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Pengumuman!
45
Bab 43
46
Bab 44
47
Bab 45
48
Bab 46
49
Bab 47
50
Bab 48
51
Bab 49
52
Bab 50
53
Bab 51
54
Pengumuman!
55
Bab 52
56
Bab 53
57
Bab 54
58
Bab 55
59
Bab 56
60
Bab 57
61
Bab 58
62
Pengumuman!
63
Bab 59
64
Bab 60
65
Bab 61
66
Bab 62
67
Bab 63
68
Bab 64
69
Bab 65
70
Pengumuman!
71
Bab 66
72
Bab 67
73
Bab 68
74
Bab 69
75
Bab 70
76
Bab 71
77
Bab 72
78
Pengumuman!
79
Bab 73
80
Bab 74
81
Bab 75
82
Pengumuman!
83
Bab 76
84
Bab 77
85
Bab 78
86
Bab 79
87
Bab 80
88
Bab 81
89
Bab 82
90
Bab 83
91
Bab 84
92
Bab 85
93
Bab 86
94
Bab 87
95
Bab 88
96
Bab 89
97
Bab 90
98
Bab 91
99
Bab 92
100
Bab 93
101
Bab 94
102
Bab 95
103
Bab 96
104
Bab 97
105
Bab 98
106
Bab 99
107
Bab 100
108
Bab 101
109
Bab 102
110
Bab 103
111
Bab 104
112
Bab 105
113
Bab 106
114
Bab 107
115
Bab 108
116
Bab 109
117
Bab 110
118
Bab 111
119
Bab 112
120
Bab 113
121
Bab 114
122
Bab 115
123
Bab 116
124
Bab 117
125
Bab 118
126
Bab 119
127
Bab 120
128
Bab 121
129
Bab 122
130
Bab 123
131
Bab 124
132
Bab 125
133
Bab 126
134
Bab 127
135
Bab 128
136
Bab 129
137
Bab 130
138
Bab 131
139
Bab 132
140
Bab 133
141
Bab 134
142
Bab 135
143
Bab 136
144
Bab 137
145
Bab 138
146
Bab 139
147
Bab 140
148
Bab 141
149
Bab 142
150
Bab 143
151
Bab 144
152
Bab 145
153
Bab 146
154
Bab 147
155
Bab 148
156
Bab 149
157
Bab 150
158
Bab 151
159
Bab 152
160
Bab 153
161
Bab 154
162
Bab 155
163
Bab 156
164
Bab 157
165
Bab 158
166
Bab 159
167
Bab 160
168
Bab 161
169
Bab 162
170
Cerita Baru!
171
Extra Part
172
Cerita Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!