Bab 4

Dengan langkah lebarnya Zico menyusuri lobby bandara Soekarno-Hatta setalah berjam-jam lamanya ia mengudara diatas awan. Tentunya ketergesa-gesaan Zico memiliki alasan agar dirinya segara melakukan pencarian perempuan pujaan hatinya. Ia sudah tak kuasa menunggu hari esok untuk memulai pencariannya. Ia tak bisa menunda lagi. Rasa rindunya sudah tak bisa ia bendung kembali. Besar harapan Zico, di hari ini juga ia bisa menemukan keberadaan perempuan itu. Beruntung waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi yang artinya ia memiliki waktu cukup banyak sebelum matahari terbenam yang akan menyusahkan proses pencariannya.

Keluarnya Zico dari lobby bandara langsung disambut oleh beberapa anak buahnya yang menjemput dirinya. Tanpa diminta pun para anak buahnya dengan sigap membawa barang bawaan Zico dan menggiring tubuh bosnya ke mobil yang sudah mereka siapkan.

"Kalian langsung kembali ke tugas kalian masing-masing. Jangan ada yang mengikuti saya. Dan ingat jika salah satu dari kalian menemukan Nona, segara hubungi saya. Paham!" Dengan tegas Zico berucap dengan menghadap kearah beberapa anak buahnya yang berjajar rapi di hadapannya.

"Siap, laksanakan tuan!" balas mereka semua dengan kompak. Zico membalas ucapan dari mereka hanya dengan anggukkan kepala saja lalu setelahnya ia bergegas masuk kedalam mobil yang berada tepat di belakang tubuhnya tadi.

Setelah Zico masuk kedalam mobil, ia berucap, "Jalankan mobilnya ke Fresh Flower Store!"

"Baik tuan," balas sang sopir sebelum dirinya menjalankan mobilnya ke tempat yang sudah di ucapkan oleh Zico tadi.

Didalam perjalanan menuju ke toko bunga itu, otak Zico terus berputar mencari hal apa yang harus ia lakukan nanti jika ia benar-benar bertemu dengan perempuan pujaannya. Apakah ia langsung memeluknya saja? Atau justru pakai basa-basi terlebih dahulu?

Saat Zico bergulat dengan pikirannya, tak terasa mobil yang ia tumpangi telah sampai di tempat tujuan.

"Kita sudah sampai tuan," ucap sang sopir menyadarkan Zico dari lamunannya.

Zico mengerjabkan matanya, lalu ia menatap kearah luar jendela mobil. Dan benar saja apa yang dikatakan oleh sopirnya tadi, jika ia sudah sampai di toko bunga waktu dirinya bertemu pertama kali dengan gadis pujaannya.

Tak mau membuang-buang waktu lagi, Zico bergegas keluar dari dalam mobilnya.

Tatapan matanya menatap kearah toko bunga tersebut dengan sesekali menghela nafas guna menghalau rasa gugup yang tiba-tiba melanda dirinya.

"Huftt tenang Jio. Dia pasti ada disana. Kamu akan segara bertemu dengannya. Huftt," gumam Zico. Jujur saja selain rasa gugup, ia juga merasa khawatir jika keinginannya yang untuk bertemu dengan gadisnya harus urung lagi untuk hari ini.

Setelah dirasa debaran di jantungnya sedikit mereda, Zico melangkahkan kakinya memasuki toko bunga tersebut. Tentunya kedatangannya langsung disambut ramah oleh dua perempuan di toko tersebut. Namun sayangnya dari dua perempuan itu tak ada gadis yang tengah ia cari.

"Selamat pagi tuan. Mau cari bunga apa?" tanya salah satu perempuan tersebut membuat Zico yang sedari tadi mengedarkan pandangannya tentunya untuk mencari keberadaan gadisnya harus beralih kearah perempuan yang sudah berada dihadapannya.

Zico menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sepertinya ia harus memesan buket bunga sebelum ia bertanya-tanya kepada karyawan toko bunga itu.

"Buatkan saya buket bunga lili dan buket bunga mawar ya mbak," ujar Zico dengan senyum sekilas.

"Baik tuan. Akan saya buatkan sekarang juga. Tuan boleh menunggunya di kursi tunggu," ujar karyawan tersebut sembari menunggunya kursi yang berada di toko tersebut.

"Baiklah. Nanti saya akan menunggunya disana. Tapi sebelumnya, apa disini masih bisa memetik bunga sendiri langsung dari ladangnya? Saya ingin pergi ke sana hanya untuk sekedar melihat-lihat tapi jika ada bunga yang menarik perhatian saya, saya akan membelinya nanti," ujar Zico. Padahal ada tujuan terselubung didalam permintaannya itu. Jika gadisnya tidak ada di dalam toko bunga ini, kemungkinan dia ada di ladang bunga bukan, seperti 5 tahun yang lalu? Jadi Zico akan mencoba mencarinya disana.

"Oh ladang bunga ya. Tentu saja masih bisa. Mari saya antar tuan ke sana. Tapi untuk dua buket yang tuan sebutkan tadi, jadi di pesan kan?" Zico menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis di bibirnya.

"Baiklah kalau begitu mari tuan, ikut saya."

Karyawan perempuan itu dan Zico melangkahkan kakinya menuju ke belakang toko bunga tersebut. Saat pintu di hadapan keduanya terbuka lebar, pemandangan yang menyejukkan mata langsung terpampang jelas di depan sana.

"Silahkan masuk tuan. Mau saya pandu atau tuan mau sendiri?" tanya karyawan tersebut.

"Tidak perlu, saya sendiri saja. Terimakasih," ujar Zico.

"Baik tuan. Kalau begitu saya kembali bekerja. Jika tuan membutuhkan bantuan, panggil saja saya atau teman saya. Mari tuan." Zico hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan dari ucapan karyawan tersebut. Dan setelah dia pergi, Zico langsung masuk kedalam ladang bunga. Banyak sekali jenis bunga disana, namun bunga-bunga itu seakan-akan tak menarik dimata Zico, pasalnya matanya sedari tadi asik menatap ke seluruh ladang bunga tersebut. Memang ada 3 orang disana, yang merupakan sepanjang kekasih dan satu orang lainnya seorang perempuan. Tapi satu perempuan itu bukan juga perempuan yang ia cari. Sehingga Zico memilih untuk berkeliling terlebih dahulu, melanjutkan pencariannya di ladang bunga tersebut.

Setelah 15 menit telah berlalu, pencarian Zico tak membuahkan hasil sama sekali. Ternyata di ladang itu tak ada orang lagi selain tiga orang tadi ditambah dirinya sendiri.

"Kenapa dia tidak ada disini? Padahal sangat jelas 5 tahun yang lalu aku melihat dia di ladang ini. Walaupun dia saat itu memakai dress cantik tapi dia memakai topi khas karyawan sini yang bisa aku artikan jika dia merupakan salah satu karyawan toko bunga ini. Tapi kenapa sekarang dia tidak ada? Apa jangan-jangan dia kerja di sift yang lain? Ahhh bisa jadi. Tapi untuk memastikan sebaiknya aku harus bertanya ke karyawan di depan sana," ujar Zico lalu setelahnya ia bergegas menuju ke dalam toko bunga kembali.

"Tuan sudah kembali. Kebetulan sekali, buket yang tuan pesan juga sudah jadi," ujar karyawan tadi yang di balas senyum tipis oleh Zico dengan tangan yang mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya lalu ia serahkan kearah karyawan yang menunggu di balik meja kasir.

Saat proses pembayaran, lebih baik Zico menggunakan waktunya untuk mulai bertanya saja.

"Ehemmm. Maaf sebelumnya, saya mau bertanya ke kalian berdua," ucap Zico yang berhasil membuat kedua karyawan tersebut saling pandang satu sama lain sebelum karyawan yang berada di balik meja kasih menjawab, "Bertanya tentang apa ya tuan?"

"Jadi begini. Saya saat ini tengah mencari seseorang. Saya tidak tau pastinya apa dia memang bekerja disini atau tidak. Tapi dulu saya melihat dia pakai topi yang sama dengan yang kalian pakai. Orang yang saya cari ini seorang perempuan, rambutnya hitam panjang dan lurus sepunggung, kulitnya putih bersih, memiliki tinggi sekitar 160an, hidungnya mancung dan memiliki lesung pipi di kedua pipinya. Apa kalian tau dengan orang yang ciri-cirinya saya sebutkan tadi?" tanya Zico dengan tatapan penuh harap kepada dua karyawan yang saat ini tengah menatap satu sama lain, seolah-olah tengah berkomunikasi lewat tatapan mata mereka sebelum tatapan keduanya berpindah kearah Zico lalu dengan serempak keduanya menggelengkan kepalanya.

"Maaf tuan, diantara kita berdua tidak ada yang tau dengan orang yang tuan cari. Dan setahu saya tidak ada karyawan yang memiliki ciri-ciri seperti yang tuan sebutkan tadi. Atau mungkin itu karyawan lama kali ya, karena kita berdua baru bekerja sekitar 3 tahun yang lalu," jawab salah satu dari keduanya. Tentu saja jawaban itu bukan merupakan jawaban yang diinginkan Zico.

"Berarti kalian tidak tau ya?" Keduanya menggelengkan kepalanya. Zico hanya bisa menghela nafas panjang kemudian ia mengangguk-anggukkan kepalanya sebelum satu hal membuat dirinya yang hampir kecewa urung.

"Kalau begitu saya boleh bertemu dengan pemilik toko bunga ini?" pinta Zico. Mungkin pemilik toko tau tentang gadis itu.

"Maaf tuan, untuk saat ini pak bos kita tidak bisa di temui karena tengah berada di luar negeri. Atau begini saja saya kasih nomor kontaknya saja, nanti tuan yang menghubunginya sendiri." Zico dengan cepat menganggukkan kepalanya lalu setelahnya ia menyerahkan ponselnya kepada karyawan tersebut agar segara mengisi nomor telepon pemilik toko bunga tersebut.

"Ini tuan," ucap karyawan itu sembari menyodorkan ponsel Zico ke sang pemilik.

"Terimakasih ya. Ya sudah kalau begitu saya pergi dulu. Dan kalau salah satu dari kalian ada yang melihat seseorang dengan ciri-ciri yang saya sebutkan tadi, kalian bisa menghubungi saya. Ini kartu nama saya." Zico menyerahkan dua kartu namanya kepada dia karyawan tadi. Tentunya langsung di terima oleh mereka.

"Baik tuan. Nanti jika kita melihatnya akan kita hubungi tuan," ujarnya yang diangguki oleh Zico.

"Terimakasih atas bantuan kalian. Saya pergi," pamit Zico untuk yang terakhir kalinya sebelum dirinya benar-benar pergi dari toko bunga tersebut setelah melihat anggukkan kepala oleh dua karyawan tersebut guna untuk membalas ucapannya tadi.

Terpopuler

Comments

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

semoga babang zico segera ketemu dengan pujaan hati nya.

2023-06-11

2

Hany

Hany

apa yg di cari Zico itu wanita yg dulu pernah tertabrak oleh Zico dan melarikan diri dari rumah sakit thoor 🤔

2023-06-10

1

Radya Arynda

Radya Arynda

semangaaaat , , , , , jio, , semogah cepet dapat petunjuuuuk....si caaantik semangaaat up nya💪💪💪💪💪

2023-06-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Pengumuman
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Pengumuman!
45 Bab 43
46 Bab 44
47 Bab 45
48 Bab 46
49 Bab 47
50 Bab 48
51 Bab 49
52 Bab 50
53 Bab 51
54 Pengumuman!
55 Bab 52
56 Bab 53
57 Bab 54
58 Bab 55
59 Bab 56
60 Bab 57
61 Bab 58
62 Pengumuman!
63 Bab 59
64 Bab 60
65 Bab 61
66 Bab 62
67 Bab 63
68 Bab 64
69 Bab 65
70 Pengumuman!
71 Bab 66
72 Bab 67
73 Bab 68
74 Bab 69
75 Bab 70
76 Bab 71
77 Bab 72
78 Pengumuman!
79 Bab 73
80 Bab 74
81 Bab 75
82 Pengumuman!
83 Bab 76
84 Bab 77
85 Bab 78
86 Bab 79
87 Bab 80
88 Bab 81
89 Bab 82
90 Bab 83
91 Bab 84
92 Bab 85
93 Bab 86
94 Bab 87
95 Bab 88
96 Bab 89
97 Bab 90
98 Bab 91
99 Bab 92
100 Bab 93
101 Bab 94
102 Bab 95
103 Bab 96
104 Bab 97
105 Bab 98
106 Bab 99
107 Bab 100
108 Bab 101
109 Bab 102
110 Bab 103
111 Bab 104
112 Bab 105
113 Bab 106
114 Bab 107
115 Bab 108
116 Bab 109
117 Bab 110
118 Bab 111
119 Bab 112
120 Bab 113
121 Bab 114
122 Bab 115
123 Bab 116
124 Bab 117
125 Bab 118
126 Bab 119
127 Bab 120
128 Bab 121
129 Bab 122
130 Bab 123
131 Bab 124
132 Bab 125
133 Bab 126
134 Bab 127
135 Bab 128
136 Bab 129
137 Bab 130
138 Bab 131
139 Bab 132
140 Bab 133
141 Bab 134
142 Bab 135
143 Bab 136
144 Bab 137
145 Bab 138
146 Bab 139
147 Bab 140
148 Bab 141
149 Bab 142
150 Bab 143
151 Bab 144
152 Bab 145
153 Bab 146
154 Bab 147
155 Bab 148
156 Bab 149
157 Bab 150
158 Bab 151
159 Bab 152
160 Bab 153
161 Bab 154
162 Bab 155
163 Bab 156
164 Bab 157
165 Bab 158
166 Bab 159
167 Bab 160
168 Bab 161
169 Bab 162
170 Cerita Baru!
171 Extra Part
172 Cerita Baru!
Episodes

Updated 172 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Pengumuman
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Pengumuman!
45
Bab 43
46
Bab 44
47
Bab 45
48
Bab 46
49
Bab 47
50
Bab 48
51
Bab 49
52
Bab 50
53
Bab 51
54
Pengumuman!
55
Bab 52
56
Bab 53
57
Bab 54
58
Bab 55
59
Bab 56
60
Bab 57
61
Bab 58
62
Pengumuman!
63
Bab 59
64
Bab 60
65
Bab 61
66
Bab 62
67
Bab 63
68
Bab 64
69
Bab 65
70
Pengumuman!
71
Bab 66
72
Bab 67
73
Bab 68
74
Bab 69
75
Bab 70
76
Bab 71
77
Bab 72
78
Pengumuman!
79
Bab 73
80
Bab 74
81
Bab 75
82
Pengumuman!
83
Bab 76
84
Bab 77
85
Bab 78
86
Bab 79
87
Bab 80
88
Bab 81
89
Bab 82
90
Bab 83
91
Bab 84
92
Bab 85
93
Bab 86
94
Bab 87
95
Bab 88
96
Bab 89
97
Bab 90
98
Bab 91
99
Bab 92
100
Bab 93
101
Bab 94
102
Bab 95
103
Bab 96
104
Bab 97
105
Bab 98
106
Bab 99
107
Bab 100
108
Bab 101
109
Bab 102
110
Bab 103
111
Bab 104
112
Bab 105
113
Bab 106
114
Bab 107
115
Bab 108
116
Bab 109
117
Bab 110
118
Bab 111
119
Bab 112
120
Bab 113
121
Bab 114
122
Bab 115
123
Bab 116
124
Bab 117
125
Bab 118
126
Bab 119
127
Bab 120
128
Bab 121
129
Bab 122
130
Bab 123
131
Bab 124
132
Bab 125
133
Bab 126
134
Bab 127
135
Bab 128
136
Bab 129
137
Bab 130
138
Bab 131
139
Bab 132
140
Bab 133
141
Bab 134
142
Bab 135
143
Bab 136
144
Bab 137
145
Bab 138
146
Bab 139
147
Bab 140
148
Bab 141
149
Bab 142
150
Bab 143
151
Bab 144
152
Bab 145
153
Bab 146
154
Bab 147
155
Bab 148
156
Bab 149
157
Bab 150
158
Bab 151
159
Bab 152
160
Bab 153
161
Bab 154
162
Bab 155
163
Bab 156
164
Bab 157
165
Bab 158
166
Bab 159
167
Bab 160
168
Bab 161
169
Bab 162
170
Cerita Baru!
171
Extra Part
172
Cerita Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!