Mata Cheasea sedari tadi sudah basah dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Sebenarnya tak hanya Cheasea saja yang merasa sedih, Mommy Jea pun tak kalah sedihnya dari Cheasea.
"Kamu hati-hati ya disana. Kabarin Mommy terus. Kalau ada apa-apa langsung lapor Mommy," ujar Mommy Jea yang berada di dekapan Zico dengan suara bergetar khas orang yang tengah menangis. Zico memang bukan darah dagingnya, dia orang asing yang tiba-tiba masuk kedalam keluarganya dengan kelainan mental yang cukup berbahaya. Namun entah kenapa hatinya justru tergerak saat melihat wajah frustasi Zico untuk pertama kalinya, sehingga dirinya bukan malah membenci Zico yang hampir membunuh keluarga adik iparnya, ia justru menerima Zico dan sampai menganggap dia sebagai putranya sendiri. Jadi tak heran jika keluarga Max sangat sedih berpisah dengan Zico.
Zico melepaskan pelukannya, memandang wajah perempuan paruh baya di depannya itu dengan kedua tangan yang ia genggam di tangan perempuan tersebut.
"Mommy, tanpa Mommy minta pun Jio akan terus menghubungi Mommy. Jadi Mommy jangan khawatir. Jangan nangis lagi," ucap Zico dengan menghapus air mata perempuan paruh baya tersebut.
"Tapi---" Saat Mommy Jea ingin berkata kembali, suara Daddy Max tiba-tiba saja menyela percakapan mereka.
"Jangan seperti anak kecil. Jio hanya akan pergi ke Indonesia saja bukan ke Kutub Utara. Kita sewaktu-waktu juga bisa ke Indonesia untuk mengunjungi Jio." Suara Daddy Max tentunya mendapat cebikkan dari bibir Mommy Jea. Sedangkan Zico, ia terkekeh melihat interaksi sepasang suami-istri yang justru seperti Tom and Jerry itu.
"Apa yang dikatakan Daddy benar Mom. Mommy bisa mengunjungi Jio kapan saja. Jadi jangan khawatir kalau kita tidak bisa bertemu kembali," ujar Zico kembali memeluk tubuh Mommy Jea.
Daddy Max yang melihat hal tersebut pun ia memutar bola matanya malas. Lalu setelahnya ia melepaskan pelukan keduanya secara paksa sampai oelikan keduanya terpisah.
Mommy Jea melotot tak terima. Namun sayangnya saat ia ingin melontarkan kata-kata protesannya, bibirnya sudah lebih dulu di bungkam oleh Daddy Max.
"Jio, mending kamu segara masuk sana. 20 menit lagi pesawat akan take off. Kalau kamu masih disini yang ada kamu akan ketinggalan pesawat. Buat Mommy kamu yang satu ini, biar Daddy yang urus," ujar Daddy Max, berusaha agar ia tak kalah dengan Mommy Jea yang memberontak.
Zico terkekeh kecil sembari menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu Jio berangkat dulu Dad." Jio menyodorkan tangannya dihadapan tubuh Mommy Jea yang dibelakang tubuh perempuan paruh baya itu terdapat Daddy Max yang masih setia membekap mulut serta mengunci pergerakan Mommy Jea.
Tentunya sodoran tangan dari Zico di balas oleh Daddy Max yang langsung di cium oleh Zico. Dan setelahnya, ia mendekatkan wajahnya di samping pipi Mommy Jea, menyematkan sebuah kecupan disana karena bersalaman tak memungkinkan untuk mereka lakukan.
"Jio berangkat Mom," ujar Zico setelah menjauhkan wajahnya. Kemudian setelah berpamitan kedua orangtua tadi, Zico menoleh kesamping, terdapat Cheasea disana. Zico hanya tersenyum kepada gadis tersebut dengan tangan yang kini bergerak untuk mengacak rambut Cheasea saat gadis itu bersiap ingin memeluknya sehingga niatan dari gadis tersebut urung di lakukan.
"Jadi anak yang penurut. Jangan nakal. Kakak pergi." Itu merupakan ucapan terakhir Zico sebelum dirinya benar-benar pergi dari hadapan ketiga orang yang sudah menemani dirinya selama 5 tahun belakangan ini.
Zico melambaikan tangannya sekali sebelum ia benar-benar tak terlihat dari pandangan ke tiga orang tersebut.
Disaat Zico sudah tak terlihat lagi, barulah Daddy Max melepaskan bungkaman tangannya dari mulut Mommy Jea.
Mommy Jea yang sudah terbebas pun ia menatap penuh permusuhan kepada suaminya sebelum dirinya memutar tubuhnya kemudian melangkah kakinya pergi dari sana.
Daddy Max hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu tatapan matanya kini berpindah kearah sang putri yang masih menangis sesenggukan.
Tangan Daddy Max bergerak, merangkul bahu sang putri.
"Kita pulang sekarang," ucap Daddy Max tanpa memberikan kata-kata penenang kepada Cheasea karena ia tau jika dirinya melakukan hal tersebut maka tangis sang putri akan semakin menjadi. Jadi lebih baik ia diam saja dan membiarkan Cheasea menangis sampai lelah dan akan diam sendiri nantinya.
Disisi lain, setelah 10 menit telah berlalu, Zico sudah masuk kedalam pesawat yang akan mengantar dirinya ke negara tercintanya. Senyuman pun tak pernah luntur dari bibirnya saat baru masuk kedalam pesawat tersebut.
Dengan tatapan mata yang kini mengarah ke jendela pesawat, Zico bergumam, "Kita akan segara bertemu sweetie girl. Aku berjanji akan menemukan keberadaan kamu secepatnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Entin Fatkurina
tetap semangat dan sukses selalu buat yeni.
2023-06-11
2
Hany
semoga aja apa yg kamu cari bisa segera di temukan jio
2023-06-10
1
Indar
lanjut kak, tetap semangat 💪💪🤗🤗
2023-06-08
2