"Kak Jio beneran mau ke Indonesia dan tidak akan kembali lagi kesini?" Sedari kemarin seorang gadis terus bertanya dengan pertanyaan yang sama kepadanya setelah dirinya kemarin malam berbicara kepada keluarga yang sudah merawatnya selama 5 tahun belakangan ini tentang kepulangan mendadak dirinya, tentunya tanpa memberikan alasan yang sebenarnya kepada mereka. Dan sudah sangat jelas jika pertanyaan dari gadis itu akan mendapatkan jawaban yang sama dari Zico.
"Mau sampai berapa kali lagi kamu bertanya dengan pertanyaan yang sama, Sea?" ucap Zico. Jujur saja ia cukup jengah dengan pertanyaan yang terus di ulang itu.
Gadis tersebut yang memiliki nama Cheasea merupakan putri dari pemilik rumah yang ia tinggali selama 5 tahun belakangan dan merupakan Kakak kandung dari Mommy Della, kini ia tengah mengerucutkan bibirnya. Terlihat jelas jika gadis itu tak rela berpisah dengan Zico entah dari gelagatnya yang selalu mengekori Zico sejak tadi pagi maupun dari tatapan matanya yang berkaca-kaca.
Zico yang sudah selesai berkemas karena kebetulan siang nanti ia akan terbang ke negara tercinta, ia kini berdiri dari posisi duduknya kemudian ia memutar tubuhnya menatap kearah Cheasea.
Zico yang melihat kerucutan di bibir gadis yang lebih muda darinya itu, ia menghela nafas. Lalu ia segera mengikis jarak antara dirinya dengan Cheasea.
"Sea, Kakak memang akan kembali ke Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan Kakak akan kesini lagi. Kamu tau sendiri kan kalau Kakak juga ada perusahaan disini yang kapan saja Kakak akan kembali untuk melihat perkembangan perusahaan Kakak yang tentunya saat itu terjadi Kakak akan main kesini untuk menemui kamu, Mommy Jea sama Daddy Max. Toh kamu juga bisa menghubungi Kakak lewat telepon atau video call. Jadi kamu tenang saja, kita masih bisa saling berkomunikasi kok walaupun tidak saling tatap muka secara langsung," ujar Zico mencoba memberikan pengertian kepada gadis tersebut diakhiri dengan ia mengusap lembut kepala Cheasea tak lupa senyum pun juga ia perlihatkan.
"Lewat telepon atau video call tidak seseru bertemu langsung," ucap Cheasea sangat lirih. Tapi tetap saja suara dari gadis tersebut masih bisa didengar oleh Zico.
Namun saat Zico ingin menimpali ucapan dari Cheasea, ucapan gadis itu kembali terdengar, mengurungkan niat Zico sebelumnya.
"Atau begini saja, Sea ikut Kakak ke Indonesia. Untuk masalah kuliah, Sea kan bisa pindah disana. Di Indonesia juga banyak kok kampus yang bagus dan mungkin lebih bagus dari kampus Sea yang sekarang." Zico menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak bisa Sea," ujar Zico.
"Kenapa tidak bisa?"
"Daddy Max dan Mommy Jea tidak akan mengizinkan kamu. Dan ingat Sea, Biaya masuk ke kampus kamu tidaklah murah. Jadi jangan membuang uang orangtuamu walaupun mereka kaya. Tetaplah disini. Selesaikan kuliah kamu disini jangan membuat Daddy sama Mommy kecewa sama kamu. Nurut sama orangtua itu lebih penting daripada nurutin ego kamu sendiri. Lagian kalau kamu benar-benar rindu sama Kakak, kamu bisa pergi ke Indonesia kalau kamu tengah libur kuliah. Bagaimana? Kamu setuju kan, Sea?" ucap Zico panjang lebar agar gadis itu mengerti dengan penjelasannya kali ini agar ia tak mengulang pertanyaannya untuk yang kesekian kalinya lagi.
"Tapi Kak---"
"Tidak ada tapi-tapian lagi, Sea. Jangan jadi anak nakal, Kakak tidak suka," tutur Zico dengan wajah yang sengaja ia datarkan dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya.
Sedangkan Cheasea, masih dalam bibir yang maju beberapa senti kedepan ia langsung menubruk tubuh Zico, memeluk laki-laki itu dengan sangat efat. Cheasea ingin sekali memenangkan egonya sendiri. Namun sayangnya ia harus menekan egonya itu agar laki-laki yang berada di dalam pelukannya tak kecewa kepadanya.
Pelukan dari Cheasea itu tentunya mendapat balasan dari Zico dengan tangan yang masih bergerak di kepala Cheasea, memberikan elusan disana.
"Jadi Sea mau kan tetap disini dan tidak membantah perkataan Daddy sama Mommy?" Dengan berat hati Cheasea menganggukkan kepalanya, tanda ia setuju dengan permintaan Zico.
"Tapi kalau ada libur kampus, Sea akan tetap datang kesana untuk menemui Kakak," ujar Cheasea kekeuh.
"Oke. Kakak tidak akan melarang kalau masalah yang satu itu. Ya sudah kalau begitu, kamu siap-siap sana gih. Kamu mau kan ikut mengantar Kakak ke bandara?" Zico mengendorkan pelukan mereka, memberikan jarak antara tubuhnya dengan tubuh gadis 3 tahun lebih muda darinya itu.
Cheasea tentu saja menganggukkan kepalanya. Hari ini merupakan perpisahan dirinya dengan Zico, mana mungkin ia melewatkan waktu-waktu terakhir mereka itu.
"Ya sudah kalau kamu mau mengantar Kakak, siap-siap buruan sana karena kurang dari 2 jam lagi Kakak mau berangkat," tutur Zico yang sudah melepaskan pelukannya.
"Ck, iya-iya. Ini Sea juga mau siap-siap. Tungguin Sea, jangan ditinggal," ujar Cheasea dengan pelototan dimatanya, tanda jika ia tengah mengancam Zico.
Sedangkan Zico, ia menganggukkan kepalanya untuk menimpali ucapan dari Cheasea tadi.
Anggukan dari Zico membuat bibir Cheasea yang sedari tadi mengerucut, kini terangkat membentuk sebuah senyuman. Sampai tiba-tiba Cheasea berjinjit lalu mencondongkan tubuhnya di wajah Zico. Zico tentu saja terkejut atas aksi Cheasea itu sehingga dengan cepat tangannya bergerak dan ia daratkan di wajah Cheasea sehingga mengurungkan niat Cheasea yang ia yakini ingin mencium dirinya.
Zico mendorong kecil wajah Cheasea yang masih berada di tangannya itu hingga tubuh Cheasea tidak berjinjit lagi, barulah Zico mendorong pelan punggung Cheasea, menggiring tubuh gadis tersebut hingga berhasil keluar dari kamarnya tanpa mempedulikan wajah masam Cheasea.
Dan sebelum Zico menutup pintu kamarnya, ia berkata, "Waktu kamu akan terbuang sia-sia kalau masih di kamar Kakak terus dan jika kamu tidak siap-siap dari sekarang akan Kakak tinggal nanti."
Cheasea yang sudah menghadap kearah Zico sejak dirinya benar-benar keluar dari kamar laki-laki itu, mulutnya sudah terbuka, siap untuk melontarkan protesannya. Bukan protes atas ancaman dari Zico yang akan meninggalkan dirinya jika ia kelamaan bersiap. Tapi ia akan protes kenapa laki-laki yang sudah tinggal satu atap dengannya selama 5 tahun itu tak mau dirinya cium. Namun sayangnya niatannya untuk protes ke Zico urung kala tiba-tiba pintu di depannya sudah di tutup oleh Zico. Hingga membuat Cheasea menggeram kesal.
"Arkhhh menyebalkan! Kenapa sulit sekali sih untuk bisa mencium Kak Zico? Akhhh menyebalkan menyebalkan menyebalkan," ujar Cheasea sembari menghentakkan kakinya sebelum dirinya pergi dari depan pintu kamar Zico dengan perasaan kesal bercampur kecewa. Kecewa karena niatannya untuk mencium Zico gagal untuk kesekian kalinya sekaligus ia juga kecewa kenapa Zico tidak sadar-sadar juga tentang perasaan Cheasea kepadanya? Apa perhatian Cheasea selama ini kurang sehingga Zico tak sadar-sadar juga? Atau usaha Cheasea yang kurang? Ahhh entahlah Cheasea tidak tau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Puspa Dewi kusumaningrum
ini crita sebelum nikah to Thor
dr awal brrt
2023-06-16
2
Entin Fatkurina
tetap semangat semangat semangat semangat
2023-06-11
1
Hany
Zico tu cuma nganggep kamu cuma sebagai adik cealsea,bukan sebagai wanita yg dia cintai
2023-06-09
1