Makan siang pun tiba, saat Jevano melewati meja Alyssa, gadis itu nampak masih sibuk dengan pekerjaannya. Bagaimana tidak sibuk? Kemarin dia meninggalkan pekerjaannya yang memang sudah menggunung itu.
Bukan karena menunda-nunda pekerjaan juga sebenarnya, tapi karena memang hari sebelumnya dipakai untuk persiapan penyambutan Jevano. Jadi mau tidak mau dia harus menunda pekerjaannya.
Tiba-tiba seseorang menghampiri Alyssa dan membawakan kopi cup untuknya. "Nih minum, kerja keras boleh tapi jangan diforsir."
Iya itu adalah Gery, bodyguard Endru yang kini sudah naik pangkat menjadi asisten pribadi Jevano selain dirinya. Alyssa tersenyum dan menerima kopi cup itu, dia juga merasa butuh energi sih, jadi tidak ada salahnya menerima tawaran pria itu. "Makasih, Ger."
"Sama-sama, Minggu ini ada acara?" Tanya Gery.
"Gak tau, kenapa emang?" Tanya Alyssa yang masih sibuk dengan layar di hadapannya dan mengetik beberapa kalimat di sana.
"Jalan mau? Butuh refreshing juga kali, kerja terus yang ada depresi, stress, healing sesekali," ajaknya.
Alyssa nampak berpikir, tapi sebenarnya dia bukan orang yang akan pergi kemana-mana sih Dia tidur di rumah seharian saja sudah termasuk healing, apalagi sambil membaca novel atau mendengarkan musik.
Tapi tidak ada salahnya juga kan kalau kali ini dia menerima ajakan Gery? Pasalnya dia sudah menolak itu beberapa kali, kan tidak enak juga.
"Emmm– Bo–"
"Ekhm, Alyssa tolong ke ruangan saya dan bawakan berkas yang harus saya tanda tangani," perintah Jevano yang tiba-tiba saja muncul dari belakang Gery.
"Nanti–"
"Sekarang!" Tegasnya. Tatapan Jevano lalu beralih pada Gery yang menatapnya segan. "Dan kamu kembali kerjakan pekerjaan kamu, memang kamu tidak memiliki pekerjaan sampai berada di sini?"
"T-tidak ada, Tuan."
"Kalau begitu cuci mobil saya." Dengan seenaknya Jevano melemparkan kunci mobil yang langsung ditangkap oleh Gery.
Cuci mobil? Oh ayolah, kenapa dia juga yang harus mencuci mobil bossnya ini. Rasanya dia baru sehari menjadi asisten Jevano langsung tertekan. Dia otoriter sekali dan menyebalkan.
Alyssa yang melihat itu menggelengkan kepalanya. Ingin membantu Gery tapi dia juga tidak bisa karena Jevano memerintahkannya membawa berkas ke ruangan pria itu. "Semangat, Ger!"
Alyssa tersenyum kaku seraya mengambil beberapa map dan menumpuknya, setelah itu dia langsung bergegas menyusul Jevano yang kini sudah ada di ruangan.
"Tapi kalau dipikir-pikir lagi emang nyebelin sih dia, kasian Gery. Ah kenapa sih perusahaan ini harus dipimpin dia yang seenaknya gitu," gerutu Alyssa.
Alyssa menghela napasnya, setelah itu dia langsung masuk ke dalam dan melihat Jevano sedang meminum air di botolnya tanpa bernapas. Ya bagaimana tidak? Panas sekali dia melihat Gery mendekati gadisnya itu. Ralat – Mantan gadisnya yang sebentar lagi akan kembali menjadi miliknya.
Enak saja, Alyssa hanya miliknya. Tidak boleh ada yang mendekati apapun yang sudah dirasa Jevano miliki. "Duduk."
Mendengar itu Alyssa mengangguk, ya memang berkasnya cukup banyak juga sih. Kalau dia menunggu dengan posisi berdiri akan pegal nantinya.
"Ini, Tuan. Silahkan anda baca, pahami dan tanda tangani di atas nama anda."
Jevano menghela napasnya lalu menarik tumpukan map itu. Memang cukup banyak sih. Tapi yang membuat ini menjadi menyebalkan adalah : Jevano lambat sekali menandatanganinya.
Dia membacanya satu persatu dengan serius, membuat Alyssa gemas sendiri. "Tuan, apa tidak bisa lebih cepat?"
"Saya harus membacanya dengan seksama, kamu mau saya merugi hah?" Tanyanya sewot.
Alyssa mengepalkan tangannya di bawah, namun dia masih berusaha untuk senyum. "Sabar Alyssa!" Gumamnya dalam hati.
Sudah 30 menit berlalu, tapi Jev masih membaca berkas-berkas itu, satu persatu. Jujur saja itu membuat Alyssa hilang kesabaran, tapi Jevano adalah bossnya. "Boleh saya tinggal, Tuan?"
"Tidak."
Alyssa menghela napas dan menyenderkan punggungnya yang sudah pegal. Mas bodo deh Jevano marah atau tidak. Salah sendiri dia sangat lambat. Siput saja kalah lambatnya.
"Di kantor di larang memiliki hubungan sesama pegawai," ucap Jevano.
Alyssa yang tidak mengerti itu ditujukan padanya jadi dia diam saja. Karena dia tidak merasa memiliki hubungan dengan siapa-siapa.
"Alyssa!"
"Iya, Tuan ada apa?" Tanya Alyssa yang masih berusaha tersenyum di hadapan Jevano.
"Di perusahaan ini tidak boleh memiliki hubungan sesama pegawai!" Tegasnya sembari mengetuk meja dengan pulpen yang ada di tangannya.
"Lalu?"
"Kamu tidak boleh memiliki hubungan dengan Gery karena kalian sesama pegawai."
"Saya tidak memiliki hubungan dengan Gery, kenapa jadi saya?" Sungut Alyssa. Ini Jevano sedang mencari-cari kesalahannya, kah? Mencari ribut sekali pria satu ini!
"Lalu tadi apa?" Kini Jevano mengubah posisinya dan menatap Alyssa dengan tajam.
"Memangnya memberi kopi sesama pegawai tidak boleh? Kenapa jadi banyak aturan sekali, Tuan muda yang terhormat?!" Kesal Alyssa.
"Terserah saya mau melakukan apapun, ini kantor saya. Kalau tidak terima ya silahkan kamu keluar," ucap Jevano.
"Berarti Tuan acc pengunduran diri saya? Oke! Saya keluar!"
Alyssa bangkit dari kursinya dan bergegas keluar, tapi melihat itu Jevano sendiri yang ketar ketir dan langsung menyusul Alyssa. Ditariknya tangan gadis itu dan Jevano mendekapnya dari belakang. "Jangan."
Alyssa yang mendapat pelukan itu tiba-tiba kaget, dia ingin melepaskan pelukan itu tapi tubuhnya sendiri menolak seolah merindukan laki-laki ini. Perasaannya mendadak menjadi tidak karuan.
"Saya minta maaf, tapi jangan pergi. Kali ini saya mohon."
Alyssa bisa merasakan kalau Jevano panik, jantungnya berdebar sangat kencang sekali sekarang. Napasnya berat dan suaranya nampak parau. Namun dia mengenyahkan semua pikiran kasihan itu dan berusaha melepaskan diri dari Jevano. "Tuan ... "
"Alyssa, saya mohon untuk kali ini saja biarkan seperti ini dulu."
"Tuan lepasin!" Alyssa akhirnya memberanikan diri untuk melepaskan pelukan Jevano.
Serius Jevano tidak bisa menahan dirinya, padahal dia tadi sudah bertekad untuk membiarkan Alyssa terbiasa dulu dengan keadaannya tapi dia tidak bisa menahan rasa cemburu.
"Saya tidak memiliki hubungan dengan siapapun dan peraturan tetap peraturan. Tuan juga harus mentaati ya, apalagi memeluk orang sembarangan itu tidak sopan! Saya izin melanjutkan pekerjaan. Nanti saya akan ambil berkas yang sudah Tuan tanda tangani ke sini."
Alyssa sudah membuat keputusan. Kalau Jevano bisa seenaknya memeluk tubuh Alyssa, jadi tidak masalah kalau dia melakukan ini, kan? Ini jam kerja tadi Jevano begitu.
Alyssa bahkan sampai menahan gejolak perasaan yang ada dalam dirinya sembari meremas roknya. Jevano itu meresahkan sekali, tapi tubuhnya lebih sialan lagi karena tidak langsung berontak.
"Please, kalau gini yang ada gagal move on!" Gumamnya pelan.
Alyssa benar-benar frustrasi sekarang, bagaimana membuat dia terbiasa dan membuat semuanya menjadi biasa saja kalau Jevano bertingkah seperti ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Nurwana
makanya Alisa jangan terlalu lembek, sudah disakiti juga.
2024-08-20
0
miyura
jangan kasih kendor othor..
2023-06-07
0