Dikejar Mas Mantan

Dikejar Mas Mantan

Prolog — Pertemuan Kembali

"Sa, dipanggil pak boss ke ruangan," ucap salah satu bodyguard bosnya yaitu Gery.

"Oke, makasih ya, Ger." Alyssa tersenyum. Setelah itu dia merapikan sedikit pakaiannya dan meninggalkan meja kerjanya untuk menemui sang boss.

Bukan apa-apa, dia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan yang cukup besar, lagi bosnya ini perfeksionis, jadi dia harus selalu menjaga penampilannya.

Sesampainya di depan ruangan Alyssa menghela napasnya beberapa kali. Setelah siap barulah dia masuk ke dalam.

Terlihat Endru sudah menunggunya di dalam. Pria berusia 60 tahun itu memang sudah menganggap Alyssa sebagai putrinya, hingga saat dia sampai Endru menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Duduk, Sa."

"Baik, Pak." Alyssa membalas senyuman Endru setelah itu dia duduk di kursi  yang berhadapan langsung dengan CEO perusahaannya ini.

"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya Alyssa.

Endru berdeham. "Mulai besok saya tidak akan memimpin perusahaan ini."

Alyssa mulai deg-degan, apa itu artinya dia akan dipecat mulai hari ini? Sungguh, dia tidak siap kalau sampai harus dipecat.

"Saya akan menyerahkan perusahaan ini kepada anak tunggal laki-laki saya yang baru pulang dari Amerika."

"Maaf menyela, Pak. Bukannya bapak–"

"Ibunya baru mengizinkan kami berdua bertemu setelah puluhan tahun berpisah dan seminggu lalu mantan istri saya meninggal. Jadi sekarang saya akan menyerahkan semuanya pada putra saya."

"Jadi saya dipecat, Pak?" Tanya Alyssa ragu.

Endru terkekeh, dia yakin kalau pertanyaan ini pasti akan terlontar dari gadis yang ada di hadapannya ini.  "Tidak, saya sudah sangat mempercayai kamu dan kinerja kamu bagus, Sa."

"Oleh karena itu mulai besok kamu dampingi anak saya dan berikan dia informasi lengkap mengenai perusahaan ini. Jelaskan juga tentang proyek yang sedang kita tangani beserta jadwal untuk beberapa Minggu ke depan," lanjutnya.

Mendengar itu Alyssa bernapas lega, dia pikir dirinya akan dipecat. Dia sangat takut, karena di zaman sekarang sangat sulit, belum lagi jenjang karirnya di sini sangat bagus.

"Baik, Pak. Saya akan lakukan semaksimal mungkin. Bapak tidak usah khawatir."

"Bagus, itu yang saya suka dari kamu." Kalau begitu tolong agendakan untuk besok semua pegawai harus menyambutnya dengan baik.

Alyssa mengangguk, tentu. Dia sudah diberikan kepercayaan dan ini saatnya dia menunjukan kalau dia memang layak mendapatkan kepercayaan ini.

.

.

.

Keesokan harinya ...

Sebuah mobil SUV hitam sudah berada di depan loby, menyadari hal itu semua pegawai berbaris untuk memberikan sambutan kepala CEO baru sekaligus anak pemilik perusahaan ini.

Saat pria itu turun dari mobil, semua orang terpesona oleh ketampanannya. Pria itu tinggi dan tegap, kulitnya putih, tubuhnya kekar, semua orang sudah pasti terpana apalagi kaum wanita. Memang tidak salah sih kalau melihat dari garis keturunan Endru Ardan Alarie.

Jevano Gautama Alarie namanya, anak tunggal dari Endru dan Marisa. Mereka bercerai sejak Jevano berusia 3 tahun, hingga sampai dia dewasa tidak pernah mengetahui siapa ayahnya.

Hingga suatu saat takdir menemukan Jevano dengan ayahnya lagi karena Ibunya mengalami kangker otak stadium akhir. Marisa tidak mau Jevano sendiri menghadapi kehidupan, itu kenapa dia memutuskan untuk memberi tahu Endru kalau dia mengizinkannya untuk menemui putranya sebelum dia meninggal.

Saat dia memasuki loby semua orang menunduk seraya menyambutnya dengan hangat dan tak selang beberapa lama dari arah yang berlawanan Endru dan juga Alyssa menghampiri pria itu.

Awalnya Alyssa biasa saja, namun saat pria itu melepas kacamata hitam dan menatapnya lekat, tubuhnya seketika mengingil dan dadanya terasa sesak mengingat kejadian beberapa tahun lalu yang berhasil membawanya ke sini untuk menghindari pria itu.

Berbeda dengan Alyssa, kini pria itu menatapnya penuh kerinduan, dia sudah mencari gadis itu kemana-mana sampai mau gila rasanya dan sekarang mereka dipertemukan di tempat ini.

"Maaf telat, Dad. Jalanan Surabaya macet ternyata. Kami kesulitan untuk melaju karena macet."

Endru menepuk bahu putranya seraya tersenyum bangga. "Tidak apa-apa, suka dengan kantor yang, Dad miliki?"

Jevano mengangguk-nganggukkan kepalanya. "Lumayan, mungkin kedepannya saya akan merenovasi sedikit agar terlihat lebih modern."

"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan."

Jevano mengarahkan pandangannya dan melirik ke arah Alyssa. "Dia–"

"Dia sekretaris Dad dan sekarang dia akan bertugas menjadi sekretaris kamu, Je. Dia orang berkompeten jadi Dad harap kalian bisa bekerja sama."

Endru menatap ke arah Alyssa seolah memintanya memperkenalkan diri.

Alyssa sadar kalau dia sedang berada di kantor, profesionalitasnya sudah pasti dituntut di sini. Dengan sekuat tenaga dia berusaha tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Jevano.

"Perkenalkan, Pak nama saya Alyssa Roseana Navier, bapak bisa memanggil saya Alyssa. Senang bisa bertemu dengan anda, semoga kita bisa menjadi partner kerja yang baik."

Dengan senang hati Jevano menerima uluran tangan Alyssa, dia bisa merasakan tangan itu berkeringat dan begitu dingin, apa sebegitu takutnya Alyssa melihatnya? "Jevano Gautama Alarie, senang bisa bertemu dengan kamu, Nona."

Alyssa hanya tersenyum kaku, sementara Endru hanya menghela napas. Ternyata putranya ini mewarisi sisi buayanya. Tapi sangat wajar memang apalagi mengingat putranya yang berusia 28 tahun dan belum menikah.

Bukannya dia sudah sangat siap untuk menikah? Jadi bukannya bagus kalau dia memilih-milih dari sekarang?

Beres dengan penyambutan itu Alyssa bergegas ke kamar mandi. Rasa sesaknya semakin menjalar mengingat kenangan beberapa tahun lalu yang mematahkan hatinya.

"Aku bosan, mari kita berpisah."

"Maksudnya? Kamu bercanda kan, Sayang? Emang aku salah apa?" Tanya Alyssa yang kini matanya sudah berkaca-kaca menahan tangisnya.

"Bosan, lagipula aku sudah menemukan seseorang yang baru," ucapnya tanpa keraguan.

Alyssa mencari celah kebohongan dari mata Jevano, tapi mata ini menatapnya dengan tegas menandakan kalau Jevano tidak main-main sekarang.

"Siapa?"

"Gista."

"Semudah itu, Jev? Aku salah apa sampai kamu pacaran sama sahabat aku sendiri, kamu jahat! kamu sangat jahat Jev aku benci kamu!" Alyssa menenggelamkan wajah di kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah menerima kenyataan kalau Jev sejahat itu padanya.

Apalagi setelah dia menangis begini tidak ada lagi peluk hangat yang menyambutnya, Jev pergi begitu saja tanpa ada rasa bersalah, meninggalkan Alyssa yang dengan rasa sakitnya.

Mereka berpacaran selama 4 tahun dan pada saat itu Jevano meninggalkannya begitu saja dengan alasan yang menyakitkan. Itu kenapa dia ingin pergi sejauh mungkin dari kehidupan Jevano, hingga akhirnya dia pindah ke Surabaya bersama Ibunya.

Alyssa menyeka air matanya, 3 tahun ini dia berusaha melupakan Jevano. Kenapa mereka harus bertemu lagi? Kenapa semesta pintar sekali mempermainkan perasaannya.

"Aku benci kamu, Jevano!" Alyssa yang semula menyandarkan diri di pintu, perlahan tubuhnya merosot. Dia kembali terisak sembari memeluk kedua lututnya yang ditekuk.

Sudah 3 tahun terlewati kenapa rasanya masih seperti ini? Kenapa masih sesakit ini saat melihatnya kembali?

Terpopuler

Comments

miyura

miyura

lanjut othor...tetap semangat ya ..ganti judul ya othor...

2023-06-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!