Panggilan Dari Gistara

Benar saja siang ini Jevano mengajak Alyssa makan siang di sebuah restoran Jepang. Dia masih hafal sekali apa yang Alyssa sukai dan tidak. Jadi karena Alyssa tidak membuka suaranya, Jevano langsung saja memesankan sebuah ramen dengan sushi mentai kesukaan Alyssa.

Alyssa menatap makanannya tak minat, bukan apa-apa, tapi semua ini mengingatkannya tentang hubungan mereka di masa lalu dan jujur membuat usahanya untuk melupakan Jevano sedikit goyah.

"Jadi apa yang ingin anda tanyakan, Tuan?" Tanya Alyssa yang nampaknya tidak berniat memakan makanan miliknya.

"Makan dulu, saya lapar. Nanti akan saya tanyakan setelah saya menghabiskan semuanya," ucap Jevano yang kini mengambil sumpit dan menyeruput mienya.

Alyssa yang memperhatikan itu berdecak. Kebiasaanya tidak pernah berubah sejak dulu. Selalu memakai sumpit dengan posisi terbalik. Sejujurnya dia gerah, tapi tidak ingin membetulkan atau mengambilkan sumpit baru untuk Jevano.

"Jangan perhatikan saya begitu, saya tidak akan diambil orang. Cepat makan."

"Saya tidak lapar."

"Baik kalau begitu buang saja," ucapnya enteng.

Namun perkataan itu membuat Alyssa menghela napasnya. Dia tau sekali kelemahan Alyssa adalah tidak bisa menyia-nyiakan makanan yang ada di hadapannya. Bahkan saat Jevano menyisakan makanannya dia langsung mengomel agar Jevano menghabiskannya.

"Kamu masih tidak mau makan?"

"Mau, Tuan." Setelah mengatakan itu Alyssa pasrah dan mulai memakan makanannya yang memang menjadi kesukaannya.

Kebetulan dia juga lapar, tapi namanya juga Alyssa, dia akan menjaga image dan menjunjung gengsinya sampai setinggi langit, apalagi untuk orang yang pernah menyia-nyiakannya. Dia tidak akan membiarkan seseorang memilikinya dua kali.

Jevano tersenyum melihat Alyssa yang sudah mulai memakan makanannya. Kalau Alyssa ingin bermain-main dengannya, tentu Jevano lebih jago daripada Alyssa. Karena sejak dulu Alyssa tidak pernah bisa menolak atau mengalahkannya dalam hal apapun.

Tiba-tiba ponsel Jevano yang tergeletak di meja berbunyi. Sekilas Alyssa melirik ke sumber suara. Matanya masih bagus meskipun sedikit minus. Tertera nama Gistara di sana. Sahabat yang dulu membuat Jevano meninggalkannya.

Sejenak dia terdiam dan Jevano mengangkat panggilannya.

"Ya?" Tanya Jevano saat mengangkat panggilan dari gadis pujaannya mungkin. Namun Alyssa masih tetap stay cool. Meskipun dia merasa sakit melihat nama itu lagi di hadapannya.

"..."

"Sibuk, saya ada urusan." Setelah mengatakan itu Jevano langsung mematikan panggilannya dan menatap Alyssa yang nampaknya mematung sembari menatapnya penuh kebencian.

"Saya tidak ada hubungan dengan Gistara, Sa. Saya–"

"Jadi apa yang ingin tuan tanyakan karena saya masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan!" Potong Alyssa.

"Alyssa kamu harus dengar ini dulu, saya–"

"Cukup ... " Kali ini Alyssa tidak kuat menahan gejolak perasaan yang dia tahan sejak tadi pagi. Suaranya nampak parau, matanya mulai mengeluarkan air matanya.

"Alyssa ... "

"Mau kamu apa sih, Jev?" Tanya Alyssa kali ini dengan mode non formal. Masalah ini masalah pribadinya dan jika setelah ini dia kehilangan pekerjaannya juga dia tidak peduli. Bahkan air mata turun begitu saja di pipinya.

Jevano menghela napasnya, dia tidak bisa melihat wanita yang dia cintai ya menangis seperti ini. Dia tidak akan pernah sanggup. "Selesaikan makanmu dulu, baru kita bicara."

"Kamu bisa gak sih jangan–"

"Ini perintah Alyssa, saya boss kamu!" Tegasnya.

Alyssa menghela napasnya dengan air mata yang semakin deras mengalir. Dia tidak paham dengan apa yang Jevano pikirkan. Oke mereka bertemu dengan ketidak sengajaan, tapi dia tidak bisa menutup mata atas apa yang terjadi beberapa tahun lalu.

Kenapa Jevano seolah mudah untuk melupakan apa yang dia perbuat padanya? Kenapa dia seolah tidak merasa bersalah padahal Alyssa sehancur itu. Jadi karena tidak kuat Alyssa memilih pergi dari sana tanpa bicara apa-apa.

Jev yang melihat itu langsung membayar bill dan mengejar Alyssa sampai akhirnya tangan Alyssa berhasil dia genggam. "Alyssa tunggu!"

"Lepasin!"

Merasa mendapat perlawanan Jev pun menarik Alyssa untuk masuk ke dalam mobilnya namun Alyssa menolak. "JEVANO STOP!"

Jevano yang kaget mendengar itu langsung menatap Alyssa yang kini menatapnya sendu. Arght sial ini menyiksanya. "Alyssa dengarkan aku dulu."

"Apa sih yang mau aku dengar dari kamu, kamu kenapa seolah gak ingat apapun yang terjadi beberapa tahun lalu, kamu lupa gimana kamu dengan teganya mutusin aku karena kamu selingkuh sama Gista? Kamu lupa?!"

"Oke kita dipertemukan itu secara tidak sengaja tapi bisa gak sih kamu bersikap selayaknya orang asing aja? Kenapa kamu malah ingetin aku sama hal yang gak pernah mau aku inget lagi kenapa?!" Bentaknya.

Jevano terdiam, dia buka tidak ingat. Dia bahkan masih mengingat jelas tentang apa yang terjadi di masa lalu. Dia sadar kalau dia salah, tapi memang salah untuk memulainya kembali setelah sekian lama?

Ada beberapa hal juga yang ingin dia bicarakan dengan Alyssa, tapi Alyssa seolah membentangkan jarak yang cukup panjang dengannya. "Alyssa ... "

"Aku cape sama kamu, Jevano. Kamu selalu menjadi orang yang paling egois yang aku kenal. Aku benci kamu! Aku gak peduli kamu mau pecat aku atau engga aku benci kamu!"

Setelah mengatakan itu Alyssa menyeka air matanya sendiri dan pergi meninggalkan Jevano yang masih mematung di tempatnya. Alyssa tidak peduli, sama sekali tidak peduli dengan apa yang akan Jevano lakukan nanti.

Memang dia pikir dia siapa yang bisa membolak-balikkan perasaannya seperti ini. Dia pikir dia siapa sampai Alyssa harus menurut padanya dan menyangkal semua perasaan yang datang padanya?

Alyssa benar-benar tidak peduli sampai akhirnya dia masuk ke taxi dan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah meskipun jam kerjanya belum berakhir.

Di satu sisi Jevano menendang ban mobilnya. Kenapa Alyssa tidak mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu sih? Kenapa juga Gistara menghubunginya di saat seperti ini?

"Arghhhtt, aku masih mencintai kamu, Alyssa!" Terdengar erangan frustrasi dari mulut Jevano. Dia bahkan menyugarkan rambutnya beberapa kali. Dia tidak mau kalau sampai Alyssa kembali menjauh darinya dan kehilangan dia untuk kedua kali.

Jadi Jevano langsung masuk ke mobil untuk menyusul Alyssa, gadis itu pasti sekarang kembali ke kantor. Tidak mungkin dia pulang begitu saja karena ini masih jam kerja.

Di dalam sana Alyssa menangkup wajahnya sendiri dan menangis sejadinya. Melihat nama Gistara dan mengetahui Jevano masih berhubungan dengan sahabatnya itu membuat hatinya kembali sakit.

"Kenapa kamu jahat banget sama aku?" Lirih nya.

Tubuhnya bergetar hebat, dadanya sesak sekali sampai dia memukulinya beberapa kali. Tidak peduli juga dengan supir taxi yang sesekali menanyakan keadaannya, dia hanya menggelengkan kepalanya.

Dia sudah memutuskan kalau dia akan resign dari kantor ini dan pergi dari kehidupan Jevano lagi. Dia tidak mau berada di lingkup yang sama dengan Jevano yang membuat hatinya patah berkali-kali.

Terpopuler

Comments

miyura

miyura

tetap semangat ya othor..lanjut..

2023-06-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!