Penyemangat ku saat ini adalah kamu,
hatiku berlabuh pada dirimu.
tak mampu ku melawan rasa,
karena cinta itu datang dengan terbiasa.
Saat hati ingin menjauh, saat itu pula cinta datang tanpa permisi,
Maafkan aku,
bukan maksud untuk membenci,
*tapi h*anya ingin mencintai tanpa harus memiliki....
Karena itu tak kan mungkin terjadi,
Kamu dan aku jauh berbeda.
Austin
Sesampainya ditempat tujuan Austin menggunakan waktu sebaik-baiknya, makan, merapikan pakaian dan menghubungi kekasih hati penyemangatnya.
"Sayang kamu lagi apa?" Tanya Austin dengan semangatnya.
"Biasa ibu rumah tangga yang baik." jawab Celli.
"Suami kamu mana?" Tanya Austin kembali.
"Biasa," jam ini kan dia kerja, tiga jam lagi pulang, habis itu balik lagi. Kamu tidak tau apa pura-pura tidak tau?" tanya Celli dengan wajah murungnya.
"Hey, Kamu kalau wajahnya seperti itu mirip Bakpao yang paling besar, kenyal dan menggoda tau, bolehkah aku memakan mu?" Tanya Austin gemas.
"Kamu mah gitu orangnya," jawab Celli manja.
"Dan lagi-lagi itu membuat Austin tambah ingin menerkam Celli. Sayang, sudah ya, beruntung kamu tidak di sampingku, kalau ada sudah pasti...."
"Apa, sudah apa?" jawab Celli.
"Iya akan memelukmu, menciummu, dan masih banyak lagi yang lain, Sayangku." Jawab Austin sambil mengacak rambutnya kasar. Gemas sendiri melihat kekasih hati yang begitu jauh dan belum bisa untuk dia temui.
sabar....
gumam Austin dalam hati.
"Sayang sudah dulu ya video call nya, interview nya sudah mau dimulai. Do'ain ya...."
"Baik sayangnya aku". Do'aku selalu ada untukmu brondong ku. Jawab Celli dengan senyum menggodanya.
"Cie... Brondong," goda Austin.
Kan judulnya "Brondong itu kekasihku". Jawab Celli lebih menggoda.
Mereka tertawa bersama dengan ucapan itu.
"Aku interview dulu ya, tidak habis-habis ceritaku kalau sudah bersama kamu Sayang," Ucap Austin.
"Semangat ya. Bismillah." Ucap Celli lagi.
Austin masuk kedalam ruangan yang cukup besar, disana sudah banyak pelamar yang datang untuk melakukan interview.
ternyata aku tidak sendiri
Ada sekitar empat puluh orang yang duduk disana, tapi bukan itu yang menjadi fokus Austin. Anak perempuan dengan gaya yang biasa-biasa saja, tapi membuat Austin sedikit berdebar, menunduk malu tatkala Austin menatapnya. Siapa sebenarnya wanita itu?
lupakan,cinta dan sayangku saat ini hanya untuk Celli, dan wanita itu hanyalah sebuah fatamorgana yang hadir dalam teriknya panas dipadang pasir yang luas, hati ku bergetar bukan karena dia, tapi....
Austin terus menapik rasa itu, tapi sebenarnya siapa dia?
Rasa penasarannya kian bertambah seiring debaran jantung yang tidak terkontrol, bagaimana ini, ada apa sebenarnya?,
Austin berusaha untuk menormalkan ekspresinya, mencoba berkenalan dengan beberapa orang laki-laki yang juga menjadi pelamar disana, walau sedikit canggung, akan tetapi dia berusaha untuk bersikap biasa, karena ingat perkataan pujaan hati,
kamu akan memasuki dunia kerja, jadi berusahalah untuk bersosialisasi dengan dunia luar, karena dari sanalah kamu akan tau bagaimana dan seperti apa dunia kerja itu sendiri.
Austin tersenyum mengingat setiap kata itu, dan tiba-tiba temannya menepuk pundak Austin.
"Kamu kenapa, senyum-senyum sendiri." tanya Bimo teman yang baru dikenalnya beberapa waktu lalu.
"Tidak, aku tidak apa-apa, hanya saja mengingat perkataan seseorang yang selalu memberiku semangat untuk berjuang, karena dunia luar itu begitu kejam."
"Pasti dia orang yang istimewa di hatimu, sampai kamu sudah seperti orang yang tidak waras dengan senyum-senyum tidak jelas seperti itu," ucap Bimo dengan berbisik.
"Sudahlah, baru mengenalku saja kamu sudah berani mengatakan aku tidak waras, apalagi selanjutnya," gumam Austin.
"kita kan berteman, masa seperti itu saja kau marah-marah, sudah seperti perempuan saja kau, ayolah...." ucap Bimo. Bimo yang merasa kalau Austin mulai marah, terus membujuknya hingga....
"Kena kau, makanya jangan asal bicara kau, baru segitu saja ekspresi ku kau sudah kacau, apalagi kalau aku beneran marah.
"hais, kau benar-benar ya Austin, awas saja kau, kalau aku bisa bertemu pacar kau, akan aku adukan sifat kau yang seperti ini,"
"apa?,"
"kau suka liatin anak perawan orang, yang diujung sana kan yang kamu lihat dari tadi, oh ya kalau kau mau tau siapa dia, dia adalah Velove sepupuku dari ayah," bisik Bimo menggoda.
"hey, kau, apa maksud kau memberi tahu siapa namanya, aku sudah punya kekasih hati, dia sangat cantik dan sosok wanita idaman, ingat itu Bimo."
"aku tidak bermaksud apa-apa, siapa tau suatu saat kamu membutuhkan itu."
"apa sih kau, sudah ayo masuk."
Dan pada akhirnya semua pelamar disuruh untuk berkumpul disebuah ruangan yang sudah dilengkapi dengan meja dan kursi. Mereka pun diberikan beberapa lembar kertas untuk diisi sebagai awal interview, setelahnya pun baru mereka dipanggil satu persatu untuk melakukan sesi tanya jawab, tidak butuh waktu lama untuk Austin menunggu giliran karena yang memberikan tanya jawab bukan satu orang atasan, ada tiga orang sekaligus karena ini penerimaan besar-besaran dalam periode tahun ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments