Tak seharusnya aku mencintaimu seperti ini,
tapi aku tak bisa melawan rasa.
cinta yang salah membuat aku terlena,
terlena dalam alunan sayang darimu.
Hingga aku terbuai oleh kata-kata manismu,
Menjanjikan cinta yang tulus,
Tapi itu hanyalah sebuah ilusi yang menjatuhkan ku,
Bangunkan aku, sadarkan aku,
Karena aku terlalu lelah hadapi semua ini.
mencoba untuk pergi tapi aku tak mampu....
Celli
"Austin...." ucap Celli.
"Apa sayangnya aku." Jawab Austin dengan senyuman.
"Ini salah Austin." ucap Celli.
"Iya ini salah, terus kita mau bagaimana, apa kamu mau bohongi hati kamu. Apa kamu mau bilang kalau kamu tidak butuh aku, apa kamu mau menyangkal kalau kamu sayang sama aku?" Austin menggeleng sendiri dengan pertanyaan yang dia buat.
"tapi tidak dengan cara seperti ini, kita salah Austin." ucap Celli khawatir.
"Enggak Sayang, bagaimana pun itu. Aku gak akan biarin kamu hadapi hidup kamu sendiri, Aku mau ada buat kamu sampai kamu benar-benar bahagia, karena bahagianya kamu adalah penyemangat aku. Aku disini juga akan berusaha buat cari kebahagiaan aku. Tapi kamu yang harus dampingi aku sampai aku benar-benar bisa lepas dari kamu, dan untuk sekarang biarlah seperti ini, biarlah dengan cara ini, cara yang untuk saat ini salah, tapi kamu mau kan sayang, kita jalani ini semua?." tanya Austin.
"Tapi ini salah...." Teriak Celli diiringi tangisnya.
"Sudah, cukup sayang. Jangan bicara seperti itu lagi, aku tau kamu tidak ingin menyakiti hati suami kamu, tapi kamu juga tidak bisa menyangkal kalau kamu butuh aku." Ucap Austin menenangkan.
"aku...." Celli mencoba untuk menahan isak tangisnya.
"Kamu kenapa sayang, ada masalah apa, cerita sama aku?." Tanya Austin lagi.
"Aku lelah pura-pura bahagia seperti ini. Aku capek Austin, Aku capek. Mana suami aku yang dulu, yang baik dan perhatian, yang selalu ada buat aku kapanpun dan dimanapun aku menginginkannya, mana Austin, mana keluarga yang aku dambakan dulu, mereka juga sudah pergi jauh, mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing, Aku juga butuh tempat berbagi, butuh diperhatikan, butuh didengar, bukan terabaikan seperti ini Austin, aku tau aku bukan anak kecil lagi, aku tau aku adalah seorang istri dan ibu buat anak aku, akan tetapi apa aku salah kalau aku menganggap diriku wanita yang layak dicintai dan mencintai, yang juga butuh semua itu Austin."
Celli terus menangis dan meratapi nasibnya karena dia merasa dirinya berada dititik terendah dalam hidupnya. "Mencintai tapi tak dihargai." itulah yang dirasakan Celli saat ini.
"Sayang, sudah nangisnya ya, sudah. Ada aku disini buat kamu, ada aku yang akan temani kamu, kapanpun kamu butuh aku, aku tidak akan pergi, kamu kuat, kamu pasti bisa sayang." Bujuk Austin.
"Janji?." Tanya Celli.
"Iya aku janji, sekarang kamu tenang ya, ambil nafas dalam-dalam, lepaskan, tenangkan diri kamu, kalau kamu nangis terus ntar cantiknya hilang lho," jawab Austin.
Dan akhirnya Celli kembali tersenyum dengan bujuk rayu brondongnya itu.
Hari-hari mereka lalui dengan suka cita, membuat hidup Celli kembali berwarna.
Austin yang sibuk dengan urusan sekolah selalu menyempatkan diri untuk video call ataupun hanya sekedar membalas pesan Celli.
Hingga tak terasa dua bulan berlalu setelah perkenalan mereka, Austin mendapatkan ijazahnya dan dia mulai membuat surat lamaran pekerjaan dibantu oleh Celli melalui sambungan telepon. Jika ada yang tidak diketahui oleh Austin dia tak pernah malu untuk bertanya pada Celli.
Begitu juga Celli yang tak pernah menganggap kalau Austin itu pria kecil yang tak mengerti apa-apa. Dengan sabar Celli mengajarkan Austin bagaimana cara membuat lamaran dan menyuruhnya memasukan ke situs lowongan pekerjaan dalam dan luar kota.
Hingga ada beberapa panggilan interview yang masuk. Austin tetap bertanya pada Celli apakah pekerjaan itu bagus atau tidak untuknya.
"Sayang, aku dapat panggilan interview hari ini, tapi lokasinya jauh". Tanya Austin pada Celli.
" Ya sudah. Ambil saja, siapa tahu itu rezekinya kamu. Kalau masalah jauh atau tidaknya kamu kan bisa kos. Tidak harus bolak-balik juga kan?," jawab Celli dengan senyum dan semangatnya.
Baiklah, Aku akan ambil yang itu saja, karena apapun itu kalau kamu yang memilihnya pasti yang terbaik. Semoga apa yang belum tersemogakan akan segera disemogakan. Aamiin.
Bismillah. Do'akan aku ya Sayang, semoga bisa keterima kerja, trus aku juga bisa bantuin kamu buat nutup kekurangan biaya hidup kamu dan yang pastinya aku bakalan ngumpulin uang untuk kita bisa bertemu dan jalan-jalan menikmati indahnya dunia, karena yang aku inginkan hanya bahagianya kamu Cellicia angle.
Kata-kata itu begitu mudah keluar dari mulut Austin. Entah itu karena benar-benar sayang atau obsesi, karena saat ini Austin sendiri belum bisa membedakan antara sayang yang sesungguhnya atau obsesi yang nyata dihadapannya.
Dua sejoli itu larut dalam cinta yang tak pasti, walau mereka mengetahui itu salah, tapi tak bisa mereka pungkiri kalau mereka saling membutuhkan satu sama lainnya.
maafkan kami tuhan, karena kami sudah menyalahi takdir, tapi kami tahu kalau engkau punya sesuatu hal dibalik semua ini.
Sayang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments