Senyumanmu mengalihkan duniaku,
perhatianmu lembutkan jiwaku,
tak mampu mengelak akan rasa,
hanya bisa pasrah pada keadaan.
Tuhan tau bagaimana aku,
Karena apapun yang terjadi sudah pada jalannya.
Celli
"Celli...." Kembali suara itu terdengar.
Celli pun tersentak mendengarnya, dan dengan refleknya langsung mematikan panggilan bersama Austin.
"Mas...., Sudah pulang, kok cepat?" Tanya Celli yang berusaha menormalkan ekspresinya.
"Kerjaannya sudah selesai", jawab sang suami dengan menggapai kepala Celli untuk dikecupnya. Dan setelahnya berlalu pergi.
Celli yang tadinya kaget langsung diam, karena perlakuan suaminya. Dengan sigapnya Celli langsung mencari apa yang dibutuhkan suaminya, menyiapkan makan serta membuatkan minum. Dan berlalu membersihkan badan anaknya yang sudah kotor karena bermain dari tadi siang.
"Ma... aku mau dibikinin cake sama tahu isi, Lapar." ucap Rafa dengan nada manjanya.
"Baik, Mama akan buatkan segera untuk kamu, sekarang kamu pakai pakaian kamu sendiri setelah itu pakai bedak dan segala perlengkapannya, lalu duduk manis didepan televisi karena tayangan favorit kamu sudah dimulai."
"Yang enak seperti biasa ya ma, sama celana aku sobek. Mau dijahitkan mama." Kembali Rafa merengek.
"Satu-satu sayang, mama buatkan makanan kamu dulu ya, baru nanti mama jahit pakaian kamu, woke?." Jawab Celli sembari mengacungkan jempolnya pada Rafa.
Setelah selesai dengan Rafa, Celli menghampiri suaminya yang sibuk dengan gadgetnya.
"Mas...."
"Hmm...."
"Aku mau cerita boleh?" Tanya Celli dengan nada manjanya.
Suaminya hanya diam dan tak melirik Celli sedikitpun.
"Mas, kamu kenapa, kamu sangat berubah beberapa bulan terakhir ini, kalau kamu ada masalah cerita sama aku, bukan diam, Mas... aku istri kamu lho, bukan patung atau pesuruh dirumah ini. Kita tu nikah bukan sehari atau dua hari, kita nikah udah lebih dari lima tahun. Tapi kamu kenapa seperti ini. Mas, jawab aku". Celli kembali bertanya dengan nada yang mulai meninggi.
"Aku gak kenapa-kenapa sayang." jawab suaminya dengan nada yang lembut.
"Trus, kenapa kamu diam, kenapa kamu cuek?." Pertanyaan itu dilontarkan secara beruntun oleh Celli.
jawaban yang sama kembali didapatkannya hingga Celli diam dan berlalu dengan kesibukan yang diminta anaknya.
"Maafkan aku suamiku, karena kamu yang tak acuh membuat aku memilih berbagi pada sosok lain yang aku rasa saat ini bisa mengerti aku, dan itu bukan kamu Mas." gumam Celli.
Setelah suami Celli kembali bekerja, Celli juga kembali dengan aktivitas barunya yaitu berjualan online dan menghubungi Austin. Laki-laki yang saat ini mengisi sedikit ruang dihatinya.
"Sayang, kamu kenapa?." Tanya Austin setelah panggilan mereka terhubung.
"Maafkan aku." Ucap Celli dengan lirih.
"Kenapa minta maaf, kamu gak salah."
"Iya, aku salah. Salah banget malahan. Aku salah sudah membuat kamu masuk dalam rumah tangganya aku, aku udah manfaatin kamu buat temani aku disaat seperti ini."
"Bukan kamu saja yang salah, tapi kita". Jawab Austin sarkas.
"Sudahlah, aku lelah, biarkan seperti ini. biarkan aku bersamamu Austin, karena aku ingin menjadi wanita yang diperhatikan, dimanja, disayang dan semuanya, karena menurutku saat ini hanya kamu yang bisa memberikan itu padaku."
"Akan aku berikan itu semua padamu Cellicia angle, karena senyum dan bahagia mu adalah penyemangat ku. Jadi secara tidak langsung kamu mau bersamaku, kamu mau menemaniku, menemani seorang pria kecil menggapai impiannya, berarti sekarang kita resmi menjadi sepasang kekasih?." Jawab Austin dengan sumringahnya.
"Iya, aku mau pria kecilku." Jawab Celli dengan senyuman terbaiknya.
"benarkah seperti itu?,"
"Yap, dan sekarang kamu jadi Brondongnya aku." Tawa itu menggelegar dari mulut Celli.
Hingga Austin dibuat terpesona dengan wajah itu.
Celli yang merasa diperhatikan, tiba-tiba terdiam dan kembali bertanya "Kamu kenapa liatin aku seperti itu?."
"Kamu cantik, izinkan aku untuk selalu memberikan senyuman itu setiap kamu butuh. Aku akan ada buat kamu sampai kamu sendiri yang meminta aku pergi dari hidup kamu, aku mencintaimu Cellicia angle."
Wajah Celli merona akan kata-kata yang diucapkan Austin. Sudah lama ia tidak mendengar kata-kata itu dari mulut suaminya. Entah berapa lama karena suaminya bukan tipe pria romantis, yang tak mau memuji apa yang dilihatnya dari Celli.
"Maafkan aku suamiku," kembali Celli berucap.
Aku hanyalah wanita lemah yang butuh perhatian dari seorang pria, sekalipun itu pria kecil yang baru menginjak dewasa, dan menurutku saat ini Austin lah orangnya, karena kedewasaan bukan terlihat dari umur, tapi dari pola pikir dan cara bicara, walau aku baru mengenal Austin, tapi rasa nyaman itu ada disaat aku berbicara dengannya.
Kemana suamiku yang dulu, walau terlihat cuek, tapi aku sempat menikmati kebahagiaan bersamamu di tiga tahun lebih pernikahan kita, ada apa sebenarnya dengan kamu mas, hingga aku kamu buat berpaling pada Austin, maafkan aku mas. Ucap Celli dalam hati.
Austin....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments