Sesaat setelah Fu Lichen tidur ia tidak menyadari bahwa pergelangan tangannya bersinar terang, saat itulah muncul sebuah tanda lahir yang tidak terlalu mencolok.
Setelah itu Fu Lichen tiba-tiba menghilang begitu saja. Fu Lichen yang pada dasarnya orangnya sangat waspada langsung terbangun ditempat yang menurutnya familiar.
Tiba-tiba Fu Lichen tertawa bahagia saat memikirkan ruang yang sebelumnya dia miliki telah mengikutinya bahkan sampai ia menyebrang kezaman old ini.
Fu Lichen meruntuki kebodohannya karena ia tidak memikirkan sama sekali kalau dulu dizaman modern ia mempunyai ruang dimensi ini.
Mungkin saking paniknya karena dia menyebrang tiba tiba, lalu berita mengejutkan lainnya yaitu ia tiba tiba mempunyai istri dan anak.
Ia bersyukur dimensi ruang ini ikut bersamanya.
Sebenarnya ia dulu sempat kaget karena kemunculannya yang disebabkan oleh kalung peninggalan orang tuanya yang saat itu orang tuanya selalu berpesan agar selalu membawa kalung ini, Fu Lichen hanya mengira kalung itu hanya kalung peninggalan dari leluhurnya yang di turunkan dari taun ke tahun.
Saat itu ia tidak sengaja lehernya tergores sesuatu hingga darahnya menetes dikalung itu.
Anehnya kalung itu langsung menghilang dan juga berubah menjadi tanda lahir tepat sama di pergelangan tangan nya saat ini, dikala itu juga dia langsung datang ke tempat yang aneh.
Tempat tersebut sangat sepi seolah olah tidak ada penduduk nya, langit biru, sangat luas bahkan bisa sebesar kota, rumput hijau, serta mata air atau kali.
Tepat setelah keterjutannya ia mulai memikirkan bagaimana cara agar keluar dari sini. Tepat saat ia berkata keluar ia pun langsung keluar, dia berkata masuk dia punya langsung masuk.
Setelah ia tahu kalau ruang itu tidak berbahaya yang akan mengancam hidupnya ia pun mulai memasukkan barang barangnya kedalam ruang tersebut.
Bukan cuma benda mati, tetapi juga makanan, minuman, bahkan uangnya pun ia masukkan kedalam sana.
Tapi ia saat itu sangat bodoh karena tidak memanfaatkan ruang tersebut dengan sungguh sungguh, seharusnya dulu ia menanami tanah yang luas itu, agar bisa dengan mudah mudah mengambil bahan makanan dari sana.
.
Setelah pulih dari keterjutannya itu ia pun mulai menciumi wajah anaknya yang sedang itu dengan suasana hati yang gembira.
Ia pun mulai tidur kembali.
Keesokan paginya.
Fu Lichen pun langsung bangun karena kebiasaannya dulu, sedang Su Lingyu juga sudah bangun karena sejak mulai menikahi Fu lichen (dulu) ia tidak pernah menjadi malas.
Ia selalu bekerja tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Su Lingyu pun hendak bangun karena mau masak tetapi langsung dihentikan oleh Fu lichen.
"Jangan bangun dulu, istirahat lah, karena kamu baru saja melahirkan, tidak baik jika terlalu banyak beraktivitas, apa kamu tidak mau memiliki anak kedua" goda Fu Lichen.
Entah kenapa ia mulai jatuh cinta pada wanita ini, karena menurutnya wanita ini sangat spesial.
"Ta tapi aku akan memasak" cicit Su Lingyu.
"Istirahatlah biarkan aku saja yang memasak"
Su Lingyu pun merasa ngeri karena pertama kalinya ia melihat seorang laki-laki memasak jika ia dilihat tetangga pasti ia akan diejek, bukan cuma itu saja su lingyu juga kaget karena sehabis lahiran ia tidak merasa lengket .
Karena ia sudah dibersihkan oleh Fu Lichen, dan juga seprainya juga sudah diganti oleh Fu lichen dan langsung di cuci bersih olehnya.
Saat itu merasa roh Su Lingyu seakan melayang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Tapi ia merasa bersyukur akan berubah nya suaminya itu, ia berharap sifatnya tidak akan pernah berubah sampai kapan pun.
.
Didapur Fu Lichen diam-diam mengambil telur dan penyedap dari ruang dimensinya untuk digunakan memasak, dan juga memasak ayam sisa kemarin.
Karena bumbunya lengkap ia dengan cepat memasak dan untuk mempersingkat waktu ia mengambil pematik yang ada di ruangnya, tetapi juga ia tidak menggunakan bumbu yang berlebihan agar tidak menimbulkan kecurigaan yang tidak perlu.
Jika memang suatu hari ia mulai bisa mempercayai Su Lingyu sepenuhnya ia tidak akan keberatan berbagi rahasia dengannya.
Tidak lupa ia memasak bubur untuk anak tercinta.
Setelah beberapa menit berlalu masakan nya pun sudah jadi, dengan aroma nya yang harum membuat Su Lingyu yang ada di kamar hampir ngiler.
"Baunya sangat harum" kata Su Lingyu sambil menelan air liurnya.
"Masakan sudah siap" kata Fu Lichen sambil membawa masakannya.
Langsung mengambil anaknya ke pangkuannya ia pun mulai menyuapi makan anaknya itu, ia pun menyuruh Su Lingyu untuk makan masakannya.
"Uh uh sangat enak" ujar Su Lingyu.
"Tentu saja, siapa yang memasak?" mengangkat satu alisnya.
Melihat itu Su Lingyu pun mulai merasa wajahnya memanas.
Tentu Fu Lichen yang melihat istrinya wajahnya merah pun merasa tertarik karena wajahnya sekarang ini seperti buah persik, siap untuk digigit, tapi ia hanya bisa menahan nya saat ini.
Sepertinya ia sudah mulai jatuh cinta pada istrinya sekarang.
Tetapi karena dia belum pernah jatuh cinta dengan seseorang maka jangan salahkan dia karena ia sangat posesif akan sesuatu yang sudah menjadi miliknya.
"Makanlah yang banyak, lihat kamu terlalu kurus" ucap Fu Lichen.
"Iya..."
Selesai makan.
Fu Lichen mulai meletakkan kembali anaknya di samping istrinya itu, lalu ia mulai membersihkan alat makan itu, selesai membersihkan ia mulai bertanya kepada Su Lingyu.
"Kita namai siapa anak itu?"
"Sebaiknya kita jangan menamainya sebelum sebulan, kita buat nama panggilannya saja untuk saat ini" ucap Su Lingyu terbata-bata.
"Baiklah.. kalau begitu pagggil Leon gimana? Biar dia jadi anak yang lincah" ucap Fu Lichen tanpa pikir panjang.
Su lingyu yang mendengar itu pun pucat karena nama itu, tetapi sebelum dia mau berbicara Fu Lichen langsung menyelanya.
"Hmm sepertinya Leon tidak cocok bagaimana kalau dipanggil Tiger?"
Yang mendengar itupun pun serasa mau pingsan , bagaimana bisa anak perempuan dinamai dengan sesuatu yang lumayan.. ya begitu lah.
"Su Lingyu, bagaimana pendapatmu?" tanya Fu lichen.
"Sepertinya .. kurang cocok, karena anak kita perempuan" jawab Su Lingyu.
Fu Lichen pun bergumam lalu melihat anaknya yang terbaring, seketika sebuah nama terlintas di benaknya saat ini.
Baozi (roti kukus).
"Bagaimana dengan memanggilnya Baozi yang berarti roti kukus, aku berharap anak kita seputih dan sehalus roti kukus" ucap Fu Lichen sambil membayangkan jika anak perempuannya pipinya tembem dengan warna merah disekitar pipinya, dan kulitnya putih bersih persis seperti istrinya.
Tapi karena Su Lingyu sering bekerja dan kekurangan nutrisi ia terlihat lebih kurus dari anak seusianya, pada saat itu juga Fu Lichen berjanji kepada dirinya sendiri mulai saat ini dan seterusnya ia akan menggemukkan istrinya itu.
Su Lingyu yang mendengar nama Baozi pun seketika matanya berbinar, karena menurutnya nama itu lebih baik daripada Leon dan Tiger.
Dan seketika itu juga ia membayangkan memakan roti kukus daging yang dimakan ketika ia di kota dulu, karena sebelum ia menjadi budak, ia hidup cukup bercekupukan, namun hari bahagia itu pun tak kekal.
Karena ia anak perempuan dari keluarga itu, dan saat keluarga tersebut dalam masalah keluarga tersebut pun langsung menjualnya, karena ia hanya anak dari seorang selir, ibunya yang mendengar itu pun langsung pingsan tapi Su Lingyu tidak bisa berbuat apa-apa.
Sampai kala itu ia mendengar kalau ibunya sudah meninggal dunia akibat gantung diri.
Su Lingyu yang hanya seorang budak pun harus makan seadanya bahkan makanan basi pun ia makan karena ia tidak punya pilihan lain.
Jangan kaget jika menemukan sebuah keluarga dengan banyak selir, karena di sana sudah biasa kalau suami mempunyai banyak istri, seorang anak perempuan hanya bisa menuruti apa kata orang tuanya dan kata mak jomplang.
Jika beruntung bisa bertemu suami yang baik setia, tapi kalau ia bernasib bisa juga ia akan dijual suaminya itu.
Salah satunya yang bernasib buruk itu Su Lingyu, ia sering dipukuli suaminya, tidak memperdulikannya dan juga tidak menerima kehadiran anak mereka, tapi hal tersebut dengan cepat berubah karena kedatangan seseorang dari masa depan.
Tidak tau saja suatu hari ia tidak akan kekurangan uang, dan menjadi bos yang hanya menerima pijatan dari suami mempunyainya dan menerima uang hanya dengan berbaring.
Hanya saja masa depan tidak ada yang tau.
.
Kembali ke keadaan semula.
Su Lingyu pun mengangguk ke Fu Lichen menandakan bahwa ia setuju akan nama tersebut.
"Baiklah kita panggil Baozi" kata Fu Lichen gembira.
Seketika ruangan itu dipenuhi suasana gembira disertai suara cekikikan Baozi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
𝓝𝓲𝓴𝓮𝓲𝓻𝓪 𝓛𝓪𝔀 ❖
mohon maaf ni ya, sekedar komen, anak yang baru lahir ngk bisa makan bubur, bisanya cuman minum asi atau susu
2024-01-08
4
Ayano
Semoga gak berubah ya
2023-09-30
0
Ayano
Semacam benda dengan ruang tak terbataskah?
2023-09-30
0