Setelah itu terdengar sorak-sorakan keras dari orang-orang, namun Fu Lichen hanya menanggapi dengan wajah datar dan tenang, tanpa mengubah sikapnya.
Nyatanya Fu Lichen menanggapi hal tersebut dengan wajah tenang karena ia sudah terbiasa dan Fu Lichen juga mempunyai sifat yang relatif tenang dan dingin.
Setelah mendapatkan ayam dan beras Fu Lichen pun langsung pulang, tetapi ada yang mencegah dia agar dia bisa terus bermain catur.
"Tidak"
Tolak Fu Lichen dengan cepat, pasalnya Fu Langnya akan segera melahirkan. Orang-orang yang mendengarnya pun langsung mengangguk dan memaklumi karena istrinya akan sedang melahirkan.
Tanpa berkata-kata lagi Fu Lichen langsung bergegas segera pergi dari situ.
Tidak tau saja, sekarang dia sedang dijadikan bahan bincangan orang orang di rumah Wu Daheng. Bahan gosipnya yaitu, Fu Lichen sifatnya berubah menjadi lebih baik, dan tidak seperti dulu, yang dijuluki orang yang tidak bermoral.
.
Sesampainya dirumah, Fu Lichen langsung menuju kedapur untuk membuat sup ayam dan bubur, Fu Lichen pun langsung menyalakan api, tapi karena tidak terbiasa akhirnya agak lama menghidupkan apinya.
Setelah menyalakan api, Fu Lichen langsung menyembelih ayam dan langsung memotongnya. Jangan salah mengira, walaupun Fu Lichen seorang pria, nyatanya dia sangat pandai memasak dan masakannya pun tidak kalah dengan koki bintang lima.
Karena dulunya ia yang juga seorang yatim piatu ia harus selalu mandiri. Keadaan tersebut pun berlangsung hingga dia sukses dan jadi seorang manager di sebuah perusahaan ternama.
Dikarenakan ia tahu, kalau dia memakan makanan cepat saji pastinya makanan itu tidak sehat. Jadi Fu Lichen jarang makan makanan cepat saji terkecuali ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Fu Lichen melanjutkan memasak, ia mencari bumbu apa saja yang ada di dapur ini. Dan ternyata hanya terdapat garam saja.
Lichen pun tidak kaget lagi, karena ia sudah menebak kalau hanya ada garam, karena ia tahu kalau di jaman ini orang belum terlalu mengenal bumbu-bumbu lain yang menambah cita rasa pada makanan dan belum pernah menikmati makanan yang memanjakan lidah.
Memikirkan hal tersebut, Fu Lichen pun mendapat ide pertamanya yaitu membuka kios kecil-kecilan menjual sebuah makanan.
Tapi itu hanya permikirannya saja saat ini.
Pasalnya buka kios juga butuh modal, dari mana modalnya, uang saja hanya tinggal beberapa.
Jadi, Fu Lichen memasak bubur ayam dan sup ayam sambil menghitung berapa hartanya saat ini yang mungkin tersisa.
Pertama dia mempunyai 2 mu tanah kering, yang sebelumnya ditamami istrinya karena fu lichen (dulu) sangat malas.
Rumah bobrok ini, dan tidak ada barang berharga lainnya.
" hah…" helaan nafas Fu Lichen meratapi nasibnya yang malang, tapi itu tidak langsung terlalu lama ia langsung menyemangati diri sendiri.
Fu Lichen pun sudah selesai memasak ia langsung menuangkannya di mangkuk, karena takut sup dan bubur itu akan cepat dingin, Fu Lichen pun membawa nya dengan tangannya sendiri.
Akibatnya tangannya pun melepuh akibat panas.
Lichen mengetuk pintu kamar.
"Tok tok tok" bunyi pintu terdengar ditengah sunyinya ruangan tersebut.
"Saya Fu Lichen, saya ingin mebawakan sup untuk dimakan"
Seketika ruangan itu pun sunyi mendengar suaranya. Orang-orang didalam pun membatin pasti Fu Lichen sudah gila.
Selang beberapa waktu pun keluar seorang wanita yang diduga teman Fu Langnya.
"Kasih dia sup ini biar dia bisa mempunyai energi untuk melahirkan"
Wanita itu pun membeku melihat Fu Lichen yang membawakan makanan. Dia pun menerima makanan itu dengan terburu-buru dan langsung menutup pintunya.
Melihat hal itu pun Fu Lichen tidak memperdulikannya, ia langsung bergegas mencari kamar mandi, karena dia merasa sangat lengket disekujur tubuhnya akibat berlarian kesana-kemari.
Fu Lichen pun mencari pakaian ganti, tapi yang dilihatnya hanya dua pakaian yang sudah usang, tanpa memperdulikan hal tersebut, dia pun langsung mandi.
Selesai mandi Lichen pun merasa segar kambali walaupun tadi sudah susah payah menggunakan pakaian karena pakaiannya yang berlapis lapis, lalu ia mencuci baju yang sudah kotor menggunakan saponin karena belum ada sabun di zaman ini.
Fu Lichen pun kembali kedapur karena sedari tadi perutnya keroncongan karena belum makan apapun, ia mengambil sup yang dirasa cukup untuk mengganjal perutnya.
Dia mulai merenung kembali memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, tidak mungkin melakukan perceraian karena itu dianggap tabu.
Jika seorang wanita diceraikan suaminya maka ia dianggap sebagai bintang sial oleh orang orang desa, dan juga negara melarang keras perceraian.
Karena kurangnya jumlah penduduk akibat dari perang yang terus menerus terjadi.
Maka hanya ada satu pilihan yaitu menerimanya, toh dia juga tidak pernah menjalin hubungan dengan siapun jadi anggap saja dia beruntung, tidak usah susah payah cari istri eh tau taunya dapat istri sama anak lagi.
Dulu ia mengira dirinya suka laki-laki alias gay, tapi ia menentang hal tersebut karena ia tidak pernah bereaksi terhadap wanita mau pun laki laki.
Jadi, ia akan sebaik mungkin merawat wanita yang saat ini menjadi istrinya sekaligus anaknya itu.
.
Didalam ruangan, terdapat seorang wanita yang sedang berbaring, dengan bagian bawah ditutupi kain, dan juga dengan perut membuncit.
Dia bernama Su Lingyu istri dari Fu Lichen.
Salah satunya temannya berseru.
"Astaga! Lihat Xiao Yu Lao Gong mu membawakanmu sup ayam dan bubur ayam, dia sangat baik padamu" dengan nada iri.
"Benar Su Lingyu kamu sangat beruntung, lihatlah ada ayamnya, sangat jarang orang desa makan daging, aku sangat iri terhadapmu" lanjut teman yang lain.
Su Lingyu pun hanya bisa memakan supnya dan tersenyum pahit.
"Apa mungkin Fu Lichen begitu baik hari ini karena aku akan melahirkan? Pasti itu benar" batin Su Lingyu dan juga berharap anaknya laki-laki.
Di zaman ini status anak perempuan tergolong rendah, bahkan jual beli anak perempuan pun sudah terbiasa, dan itu tidak tabu lagi, mungkin perempuan tergolong rendah karena tenaga mereka tidak sekuat pria.
Karena itu Su Lingyu sangat sangat berharap dan berdoa agar anaknya bisa keluar laki-laki dan bukannya perempuan. Ia takut jika itu perempuan maka Fu Lichen akan menjualnya.
Tapi kalaupun memang anaknya yang memang keluar perempuan pasti ia akan membesarkannya dengan baik.
Sebenarnya Su Lingyu seakan mau menyerah akan hidup nya tapi bagaimana dengan anaknya nanti?
Su Lingyu pun memejamkan mata dan air mata menetes keluar...
*Tenang saja Su Lingyu pasti dia akan baik padamu ko, kan dia bukan Fu Lchen yang dulu.
Su Lingyu sangat berharap semoga Fu Lichen akan baik padanya selamanya, mencintainya walaupun itu hanya mimpi sematanya.
Tapi, ia tak akan pernah menyerah karena dia masih punya anak yang masih membutuhkannya walaupun tanpa Fu Lichen dia pasti bisa hidup dengan baiknya dengan anaknya.
Pasti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
"Sang Petapa"
Next Next
2024-06-04
1
AL Star
yaa seperti yg kita ketahui dizaman dahulu derajat wanita itu rendah . tapi karna perjuangan Rasulullah derajat wanita pun meningkat dan bahkan surga pun ada di telapak kaki wanita , yaa tapi coba lihat wanita zaman sekarang huh semua orang pun bisa menilai .
2023-10-29
4
Bintang Ray234🌸🌸
Semangat terus ya kak🌸🌸
2023-07-09
0