Keadaan Fu Lichen saat ini sedang berdiri di depan pintu kamar, bolak-balik kesana-kemari khawatir jika terjadi apa dengan istri dan anaknya.
"Kenapa lama sekali?"
Tebakannya pun benar, selang beberapa waktu kemudian terdengar suara teriakan kesakitan yang akan sedang melahirkan.
Hati Lu Lichen pun tegang, ia pun hanya bisa mondar-mandir dikarenakan teriakan seorang wanita yang sangat menyayat hati.
Fu Lichen pun bingung karena ia jarang menunjukkan ekspresi panik dan tegang, karena ia sangat jarang memunculkan emosi lainnya kecuali tenang.
Tapi Fu Lichen langsung menepis pikiran itu dan berfikir pasti itu karna istri dari pemilik tubuh asli fikirnya.
Teriakan istrinya pun semakin kencang. Terbukalah pintu kamar tersebut dan muncul seorang wanita yang mengambil makanan tadi.
" Itu.. Xiao Yu.. Huhh.. Fu Lichen bersiaplah mungkin Xiao Yu.. dia ...."
Tanpa menunggu kata-kata dari wanita itu, dia pun langsung bergegas lari kedalam ruangan dan langsung di halangi oleh wanita itu tapi karena fu lichen seorang pria, wanita itu yang diketahui bernama Wu Ling pun tidak bisa menghentikannya.
Fu Lichen pun langsung melihat seorang wanita yang terbaring di tempat tidur yang dibasahi keringat dan darah merah membasahi kain.
Akhirnya ia mengusir para wanita itu terkecuali satu orang yang di tanyai Fu Lichen apakah dia pernah membantu orang melahirkan.
Wanita yang tinggal di kamar awalnya tidak setuju ,tapi karena fu lichen bersikeras masuk mau tak mau akhirnya ia pun memilih mengalah dan mengizinkannya.
Fu Lichen duduk disamping tempat tidur dan memangku kepala Su Linyu, sambil mengelap dahi Su Lingyu yang basah kuyup oleh keringat.
"Apa aku akan mati?" lirih Su Lingyu dengan air mata mengenang disudut matanya.
Fu Lichen yang mendengar itupun merasa sangat kasihan pada anak itu, pasalnya di usianya yang sekarang pasti ia sedang bermain dengan anak seusianya.
Pergi ke bioskop, nongkrong dikafe, lihat konser K-Pop, bukannya terbaring berusaha melahirkan bayinya, tapi apalah daya bagi Fu Lichen karena itu sudah tradisi di zaman ini.
Pada saat perempuan yang berusia 14 tahun pasti sudah menikah, kalau sampai mencapai 18 tahun orang orang akan mengatainya, menggosipinya bahkan ada yang membullynya.
"Tidak, dengan aku di sini kamu tidak akan terjadi apa" jawab Fu Lichen sambil tersenyum menenangkan, terus mengusap keringat yang mengucur di dahinya itu.
Su Lingyu yang mendengar itupun menghela nafas lega.
"Tarik nafas, buang, ayo ikuti kataku" kata Fu Lichen mengarahkan.
Su Lingyu pun mengikuti akhirnya pun lumayan mereda rasa sakitnya, wanita yang membantu melahirkan kan pun langsung berkata.
"Ayo Xiao Yu dorong"
Sambil menghela nafas panjang Su Lingyu pun langsung mendorong dengan sekuat tenaga agar bayinya cepat keluar dan Fu Lichen yang melihat itu pun hanya bisa menggenggam erat tangan Su Lingyu.
Selang beberapa menit akhirnya kepala bayi pun keluar, wanita yang bantu melahirkan pun langsung memberi semangat untuk langsung mengeluarkan bayinya.
"Oek oek oek" terdengar suara bayi yang baru lahir.
Setelah bayi lahir pun Su Lingyu pingsan.
"Ada apa dengan dia?" tanya Fu Lichen dengan nada penuh khawatir.
"Tidak apa-apa dia kelelahan akibat melahirkan, sebentar lagi pasti dia akan bangun, selamat bayinya perempuan" ucap wanita itu sambil menyerahkan bayinya.
Fu Lichen pun dengan hati-hati memegang mahluk mungil itu, karena takut akan menghancurkannya.
Fu Lichen yang melihat bayi itu pun diliputi dengan rasa bahagia, walaupun bayinya ahem agak terlihat seperti pantat monyet.
Wanita itu pun melihat Su Lingyu dengan ekspresi kasian seolah-olah itu adalah bencana bagi Su Lingyu.
Karena siapa yang tidak tau kalau perempuan disini tidak.. hahh sudahlah.
Berbeda dengan Fu Lichen yang tidak akan beda-bedakan mau itu laki-laki atau perempuan yang penting dia anaknya.
"Terima kasih sudah membatu melahirkan Fu Lang" ucap Fu Lichen.
"Tidak masalah, Xiao Yu juga temanku pasti aku akan datang membantu juga" katanya sambil mengucapkan selamat tinggal untuk pulang.
.
Beberapa menit kemudian.
Su Lingyu pun bangun, berusaha untuk duduk, tapi karena ia baru melahirkan bagian bawah nya sangat sakit sama seperti saat melahirkan.
"Hati-hati berbaring dulu" kata Fu Lichen sambil membantunya berbaring perlahan.
"Dimana anak ku?" tanya Su Lingyu ke Fu Lichen, tanpa menyadari bahwa anaknya saat ini sedang berbaring di sampingnya.
Fu Lichen pun mengambil anak itu dan langsung berkata.
"Selamat dia perempuan, sangat cantik persis sepertimu"
Bak disambar petir, Su Lingyu semakin sedih karna itu adalah anak perempuan, tapi melihat Fu Lichen yang terlihat tenang, akhirnya Su Lingyu melepas batu yang mengganjal di hatinya dan mulai tenang.
Tapi .. apa kata Fu Lichen tadi cantik seperti dirinya bukannya seharusnya lebih mirip dengan Fu Lichen, karena kebanyakan anak yang baru lahir akan menyamai ayah nya.
"Fu Lichen bolehkah aku melihatnya dari dekat?" tanya Su Lingyu.
"Tentu" kata Fu Lichen meletakkan dengan hati-hati di sebelah ibunya.
"Anak ibu ..." batin Su Lingyu sambil mengelus pipinya.
Su Lingyu pun bertanya kepada Fu Lichen.
"Fu Lichen, apakah… kamu tidak keberatan?"
"Keberatan apa?" tanya balik Fu Lichen.
"Karena dia perempuan" cicit Su Lingyu sambil menggigit bibir bawahnya.
Fu Lichen pun hanya bisa menghela nafas dengan perasaan tertekan.
"Tidak, aku tidak keberatan, mau perempuan atau laki laki aku tidak peduli yang penting ini anakku, darah dagingku" ucap Fu Lichen bersungguh-sungguh.
"Benarkah?"
"Ya"
Mendengar jawaban dari Fu Lichen, Su Lingyu pun langsung tertidur kembali karena rasa kantuk yang sedang melandanya.
.
Saat ini Fu Lichen terbangun ditengah malam karena terdengar suara anaknya sedang menangis, ia pun langsung menenangkannya agar tidak menangis.
"Pasti lapar ya?"
Fu Lichen pun langsung membuat bubur karena didapur hanya ada beras, mau di kasih sup ayam pasti tidak bisa karena itu akan terlalu kuat rasanya untuk seorang bayi yang baru lahir. Sebenarnya Fu Lichen mau memberi makan anaknya dengan asi, terapi tidak tega melihat Su Lingyu masih terbaring kelelahan.
Fu Lichen masam karena tidak bisa memberi makan enak anaknya itu, tapi ia dengan cepat berpikir cepat atau lambat ia pasti akan memberi makan anaknya hingga gemuk.
Fu Lichen pun dengan cekatan memberi makan anaknya sendok demi sendok sampai selesai.
Ia pun langsung menggendong sambil berjalan mengitari ruangan sebentar agar si kecil bisa mencerna makanan yang baru saja dia makan.
Dirasa cukup ia pun mulai menidurkan nya kembali, sambil menepuk nepuk pantat sikecil agar cepat tertidur, selang beberapa menit pun ia langsung tertidur dengan pulasnya.
"Selamat malam anak ayah, semoga mimpi indah" sambil mencium pipi anaknya.
"Dan juga selamat malam" sambil memandangi wajah istrinya itu.
Samar-samar Su Lingyu mendengar suara tetapi karena terlalu kelelahan ia pun langsung kembali tertidur nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
༼𝘕𝘶𝘯𝘢 ☽𝘕𝘱༓_♛
baru lahir udh di kasi bubur😭😭
2024-07-10
1
"Sang Petapa"
Next Next
2024-06-04
1
retno
semangat thor
2023-08-24
0