Zaki tidak menggubris omongan Neela. Dia lalu sedikit memundurkan motornya, namun saat hendak melajukan motornya, Neela mengambil kunci sepedanya.
"Zaki, kenapa kamu malah pulang bareng dia? Biasanya juga kita pulang bareng," teriak Neela.
"Suka suka gue mau pulang ama siapa? Sekarang, balikin kunci motornya," Balas Zaki.
Mika yang kesal dengan tingkah Neela malah memeluk tubuh Zaki dari belakang. Dia menempelkan kepalanya di punggung Zaki, yang membuat Zaki tersenyum lebar.
Mata Neela membola melihat kelakuan Mika yang seperti sengaja bermesraan di depannya. Karena kesal, Neela akhirnya menarik tubuh Mika hingga terjatuh dari motor.
"Auww," keluh Mika.
"Rasakan itu," sinis Neela.
"Kamu apa apaan sih?" bentak Zaki.
"Biarin, biar dia tahu rasa, siapa suruh deketin kamu," ujar Neela kemudian pergi meninggalkan keduanya.
"Kamu nggak apa apa?" tanya Zaki.
Mika menggeleng. Zaki membantu Mika berdiri, setelah memastikan Mika tidak ada yang lecet atau apa, Zaki kembali membantu Mika naik ke motornya. Dia lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Neela langsung masuk ke dalam kelasnya kemudian menangis disana.
"Kamu kenapa Neel?" Tanya Nia yang bingung melihat temannya tiba tiba menangis.
"Zaki, dia nganterin pulang cewek baru itu, huaa," keluhnya sambil memeluk sahabatnya.
"Kan gue udah bilang, lupain Dzaki. Toh kalian juga nggak punya hubungan apa apa. Cari aja cowok lain," nasehat Nia.
"Gue nggak bisa Nia. Gue cinta banget ama Zaki, dan hatiku sakit saat melihat mereka berboncengan," tangis Neela.
"Ya terus, dengan kamu nangis dan gulung gulung disini, apa itu bisa membuat Zaki suka sama Loe?" Geram Nia.
Neela pun menggelengkan kepalanya. Dia tahu bagaimana kerasnya hati Zaki. Bahkan dia yang rela melakukan apapun tidak bisa membuat Zaki meliriknya.
"Ya sudah, ayo kita pulang," ajak Nia.
Akhirnya Neela pun pulang bareng ama Nia
"Terus gue harus gimana dong Nia?" Tanya Neela.
"Gimana ya? Gue sendiri juga bingung sih, soalnya, Loe kan bukan pacar dia. Mau ngelarang juga nggak ada hak," ujar Nia.
"Itu dia yang bikin gue bingung," sahut Neela.
Sementara Zaki, saat ini, dia sudah mengantar Mika sampai didepan rumahnya. Zaki membantu melepaskan helm yang ada di kepala Mika.
"Gue balik ya, besok, boleh nggak gie jemput kamu?" tanya Zaki malu malu.
Tak disangka, Mika pun mengangguk.
Bunyi suara motor sport Zaki yang meraung raung, membuat Memey keluar, dia penasaran, motor siapa yang saat ini, berhenti didepan rumahnya.
"Mika," panggil Memey.
Melihat wanita yang seusia Mamanya memanggil Mika, Zaki langsung mematikan motornya. Dia pun turun dan mencium tangan wanita cantik itu.
"Siang Tantee," sapanya diiringi dengan senyuman semanis mungkin.
"Kamu siapa?" Tanya Memey.
"Saya temennya Mika Tante," jawab Zaki.
"Kamu yang nganterin anak saya pulang?" Tanya Memey.
Zaki pun mengangguk. Bukannya disuruh masuk, Memey malah menyuruh Dzaki menjauhi Mika.
"Lain kali, jangan lagi mengantar Mika pulang," ujar Memey.
"Kenapa Tante?" tanya Dzaki.
"Kamu pasti tahu kekuarangan Mika, dan saya tidak ingin ada orang yang memanfaatkan kepolosan Mika," letus Memey.
"Saya tahu Tante, dari awal pertama kali saya melihatnya, saya sudah tahu, tidak mungkin saya berbuat seperti itu, karena saya juga memiliki saudara yang seperti Mika.
"Ya sudah, terima kasih sudah mau mengantar Mika pulang," ujar Memey.
"Apa besok saya boleh menjemput Mika Tante?" tanya Zaki.
Melihat wajah Mika yang seolah memohon membuat Memey menghela nafasnya.
"Boleh, kalau tidak merepotkan," putus Memey.
"Terima kasih Tante, kalau begitu saya permisi dulu," ujarnya.
Memey pun mengajak Mika ke meja makan, dia harus bertanya pada putrinya sudah sejah mana hubungannya dengan laki laki tadi.
"Mika, apa kamu senang berteman dengan dia? Siapa tadi namanya?" cecar Memey.
Mika menuliskan kata di sebuah kertas sambil menganggukkan kepala.
"Iya itu, pokoknya kamu harus hati hati. Tidak semua orang itu baik. Kamu harus ingat, apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh seorang teman lelaki. Kamu paham?" Tekan Memey.
Mika pun mengangguk. Dani sudah pulang, melihat istrinya sedang memarahi putri kesayangannya ada rasa tak rela dihatinya. Namun, dia juga tidak berani memarahi istrinya. Bisa kacau dunia malamnya kalau sang istri ngambek.
"Ada apa ini Ma? Kenapa marah marah" Tanya Dani pada Memey istrinya.
"Ini loh Pa, tadi Mika diantar pulang sama teman lelakinya," jawab Memey seraya mencium tangan suaminya.
"Mika" panggilnya.
"Bener itu?" Tanya Dani.
Mika pun mengangguk. Melihat respon putrinya, Dani pun menghela nafas panjang. Mungkin, sudah waktunya bagi Mika untuk mengenal lawan jenis.
"Ya sudah, ayo kita mulai makan," ajak Dani.
Semua memulai makannya, tapi Mika hanya melihat dan mengaduk aduk makanannya.
"Sayang, kenapa nggak dimakan?" Tanya Memey.
Mika hanya menggeleng. Memey pun menawarkan beberapa makanan yang ada di meja. Namun Mika menolak semua makanan itu.
"Oke, kamu mau makan yang mana? Ambil saja," ujar Memey.
Mika pun mengambil rendang kesukaan Papanya. Dani dan Memey heran melihat tingkah putrinya, biasanya Mika paling tidak suka makanan bersantan. Namun, selagi Mika masih mau makan mereka membiarkannya saja.
Esoknya, pagi pagi sekali, motor Zaki sudah terparkir rapi di halaman rumah Mika. Zaki menunggu Mika di ruang tamu. Memey yang baru turun, kaget melihat keberadaan Zaki dirumahnya.
"Kamu ngapain disini pagi pagi?" Tanya Memey.
"Mau berangkat bareng Mika Tante," jawab Zaki.
"Tunggu sebentar," ujar Memey
Didalam, Memey langsung menggiring suaminya ke ruang kerja.
"Ma, ngapain Papa ditarik tarik begini? Kalau Mama pengen ya tunggu Mika berangkat sekolah dulu," kata Dani yang langsung mendapat cubitan dari istrinya.
"Aww, sakit Ma," protesnya.
"Habisnya pagi pagi udah mesum aja. Tuh liat di ruang tamu ada si Zaki, katanya jemput Mika" oceh Memey.
"Lah, si kunyuk itu ngapain pagi pagi kesini?" Tanya Dani.
"Kan tadi Mama sudah bilang, gimana sih?" omel Memey.
"Hehehe, Papa lupa, habisnya kalau deket Mama ingetnya cuma itu melulu," katanya.
"Mama khawatir, lelaki itu hanya mempermainkan Mika saja," kata Memey.
"Selama itu baik untuk perkembangan sosial Mika, biarkan saja, biar Papa yang memperingatkan dia," kata Dani.
Memey bisa apa jika suaminya sudah mengizinkan. Dia hanya pasrah saja. Semoga apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.
Dani mengajak Zaki ke ruang kerjanya. Dia ingin mengetahui sejauh mana hubungan putrinya dengan pemuda di hadapannya ini. Dia tidak rela jika ada lelaki yang mempermainkan putrinya.
"Duduk," titah Dani
Tubuh Dzaki bergetar saat duduk di depan Papa Mika. Dia seperti seorang mahasiswa yang tengah sidang skripsi. Apalagi melihat tatapan tajam Papa Mika yang sangat menakutkan, membuat Zaki bergidik ngeri.
"Kenapa Mika bisa kenal denganmu?" Interogasi Dani.
"Kami teman sebangku Om," jawab Zaki.
"Apa yang kamu inginkan dari Mika?" Tanya Dani to the point.
"Tidak ada Om, saya tulus ingin berteman dengannya," jawab Zaki.
"Kamu ingat baik baik, jangan sampai kamu menyakiti putriku. Sedikit saja dia menangis karenamu, aku habisi kamu," ancam Dani.
"Tidak akan Om, saya tidak berani melakukannya," ujar Zaki.
Zaki pun keluar dari ruang kerja Dani, disana Mika sudah siap untuk berangkat bersama. Memey membawakan bekal untuk Mika dan juga suaminya.
"Hati hati sayang, kalau ada apa apa, kamu telepon Mama ya," pesan Memey.
Zaki memperhatikan interaksi keluarga ini, semua berbanding terbalik dengan yang ada di keluarganya. Zaki juga memiliki adik yang seperti Mika, hanya saja, adiknya suka mengamuk dan tidak bisa diajak berkomunikasi. Hal itulah yang membuat ayahnya selalu memarahi dan memukulinya.
Sementara Mika, keluarganya menyayanginya dengan tulus meski dia memiliki banyak kekurangan. Dia jadi iri melihatnya. Kenapa ayahnya tidak bisa menerima keadaan adiknya seperti orang tua Mika
Mika dan Zaki akhirnya berangkat bersama. Entahlah, sejak mengenal Mika, Zaki merasa ingin selalu dekat dengan gadis manis itu. Atau karena Mika yang mirip dengan adiknya, dia sendiri tidak tahu.
Sampai di sekolah, Mika dan Zaki sudah dihadang oleh Neela cs. Zaki langsung menggandeng tangan Mika tanpa menghiraukan Neela.
Emosi Neela sudah hampir meledak melihat tingkah keduanya yang seperti sepasang kekasih itu. Neela tidak tahan lagi, dia akan tunjukkan pada gadis itu siapa dia sebenarnya.
"Zaki sayang, kenapa dari semalam telponku tidak kamu angkat, aku kan kangeen," rengek Neela yang langsung memeluk lengan Dzaki seraya mendorong tubuh Mika hingga terjerembab ke lantai
Mika menatap tajam Neela, dia kesal sekali dengan gadis yang seolah sengaja mencari gara gara dengannya. Emosinya sudah diubun ubun dan siap untuk meledak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
meriana
kalau aku jadi Muka aku hajar Neela
2023-07-19
0