Pertengkaran Dengan Neela

Mika langsung berdiri. Dia tak rela ada orang yang memukulnya tanpa sebab. Tangannya hendak membalas tamparan Neela, namun terhalang oleh tubuh Dzaki.

Mika terus memukul Zaki karena dia tidak bisa membalas Neela. Zaki memeluk erat tubuh Mika. Dia tidak ingin Mika membuat masalah di hari pertama dia sekolah. Awalnya tangan Mika masih terus memukuli dada Zaki. Namun perlahan, pukulannya semakin melemah dan membalas pelukan Zaki.

Neela semakin kesal melihat tingkah Mika. Neela bermaksud mengurai pelukan mereka. Namun karena mendapat tatapan tajam dari Zaki, nyalinya menciut.

"Ya Tuhan, kenapa dia seperti ingin membunuhku. Aku jadi ngeri melihatnya," gumam Neela saat dia telah meninggalkan Zaki dan Mika.

Zaki membawa Mika ke ruang UKS, dia mengompres bekas tangan Neela yang sudah membiru.

"Apa masih sakit? Kalau iya kita ke rumah sakit sekarang," kata Zaki.

Mika menggelengkan kepalanya. Dia lalu mencari salep yang ada di kotak P3K itu. Setelah menemukannya, dia lalu mengoleskan salep itu pada mukanya.

Setelah memastikan wajahnya sudah tidak memar lagi, Mika pun pergi ke toilet, sedari tadi dia sudah tak tahan ingin buang air kecil.

Mika segera berlari menuju toilet. Sampai disana, belum sempat dia masuk ke dalam, rambutnya sudah dijambak oleh Neela dan kawan kawan hingga dia terjatuh ke lantai.

"Hahaha," Neela cs tertawa terbahak bahak.

"Makanya, jangan coba coba bikin masalah sama gue," ujarnya.

Mika berusaha untuk bangkit. Namun tidak bisa karena, Neela menginjak bahu Mika dengan sepatunya.

"Hei, anak baru, catat di pikiran loe baik baik, kalau Dzaki itu cuma punya gue, dan jangan coba coba untuk merebutnya. Dan mulai detik ini, loe harus jauhin Zaki. Kalau tidak. Kreek," ancam Neela seraya menaruh jarinya di leher.

Mika sudah tak tahan lagi, sedari tadi dia sudah berusaha meredam emosinya. Namun Neela terus saja memancing amarahnya, jadi, jangan salahkan dia kalau dia akan menghajar Neela habis habisan.

Mika lalu menarik kaki Neela hingga gadis itu terjatuh. Dia pun duduk diatas tubuh Neela hendak mencakar dan memukul wajahnya. Namun belum sampai itu terjadi teriakan Zaki menghentikan aksinya.

"Mika, hentikan," teriaknya.

Bukannya berhenti, Mika malah memukuli wajah Neela. Tak tega melihat kondisi Neela, Zaki langsung menggendong Mika lalu membawanya ke ruangan OSIS.

"Bawa Neela ke UKS," teriaknya pada teman Neela yang sedari tadi hanya menjadi penonton saja.

Nia pun membantu Neela berdiri, dia lalu membawa Neela ke ruang UKS. Disana, sudah ada petugas yang membantu Nia mengobati luka sahabatnya.

"Kamu nggak apa?" Tanya Nia.

"Kamu nggak liat apa, kalau muka gue bonyok begini, mana punggung gue sakit lagi," keluh Neela.

"Tuh cewek habis makan apa ya Nei, kenapa tenaganya kuat banget?" tanya Nia.

"Gue juga nggak tahu, turunan preman kali," ujar Neela asal.

Punggung Neela sudah diobati dan memar bekas tamparan dan pukulan Mika tadi juga sudah diberi salep oleh petugas UKS.

Di ruang OSIS.

Mika masih terus mengamuk karena Dzaki yang menghentikan aksinya. Dia memukul bahkan menggigit bahu Zaki karena terus memeluknya.

"Mika, tenang, kamu boleh marah, tapi jangan lagi memukul orang, tarik nafas panjang, lalu hembuskan," bisik Zaki di telinga Mika.

Zaki terus mengulangi ucapannya hingga beberapa kali. Ajaibnya, emosi Mika sedikit demi sedikit mereda. Dia sudah kembali tenang saat ini.

"Lain kali, kalau dia mengganggumu, jangan kamu hiraukan. Lebih baik, kamu hindari dia, oke" ujar Zaki.

Mika hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Apa ada yang sakit?" Tanya Zaki

Mika pun menggeleng. Neela memang tidak sempat memukulnya tadi.

"Oke, sekarang kita balik ke kelas ya," ajak Zaki.

Gadis manis itu pun mengangguk. Dzaki menggandeng tangan Mika sampai ke kelas. Dia lalu mendudukkan Mika kemudian berkata, "aku lihat Neela sebentar, kamu tunggu disini saja."

Zaki menuju ke ruang UKS. Dzaki melihat Neela tengah berbaring disana. Zaki pun mendekatinya.

Melihat kedatangan Zaki, membuat Neela besar kepala, dia berpikir Zaki mengkhawatirkannya.

"Terima kasih sudah mau melihatku, tapi, aku tidak apa apa kok," lirih Neela dengan suara yang dibuat mendayu dayu.

Zaki memutar bola matanya malas, dia jengah melihat kelakuan Neela yang suka sekali membuat masalah. Seolah olah dia adalah kekasihnya.

"Aku harap ini terakhir kalinya kamu mengancam gadis lain supaya mereka menjauhiku. Ingat, diantara kita tidak ada hubungan apa apa," kata Zaki lalu pergi meninggalkan Neela.

Neela pun menahan tangan Zaki. Dia menarik tubuh lelaki itu lalu memeluknya.

"Gue ngelakuin ini semua, karena gue sayang sama loe Zaki. Apa hubungan kita selama ini tidak berarti apa apa untuk kamu?" tanya Neela.

"Dari awal, udah gue tekankan sama loe, kalau hubungan kita hanya sebatas Friend with Benefit. Jadi jangan berharap lebih dari itu," tekan Zaki.

Neela melihat kepergian Zaki dengan hati yang terluka. Dia tak menyangka pengorbanannya selama ini, tidak berarti apa apa untuk Zaki.

"Nia, kenapa Zaki sekarang berubah. Sepertinya dia perhatian banget sama cewek baru itu, apa Zaki suka sama dia ya?" Tanya Neela.

"Aku tidak tahu, harusnya kamu lebih tahu bagaimana dia, kan kamu udah jalan lama ama dia," kata Nia.

"Jalan tanpa status Nia," tekan Neela.

"Ya salah kamu sendiri, kenapa mau?" sahut Nia.

Neela hanya mengedikkan bahunya. Dia sendiri juga tidak tahu alasan kenapa dia mau saja jalan tanpa status dengan Zaki. Mungkinkah ini cinta?

Zaki sudah kembali ke kelasnya. Dia melihat Mika tengah merenung. Bahkan kedatangannya tak membuat gadis itu terusik.

"Hoi, melamun aja" teriak Zaki tepat di telinga Mika.

Tubuh Mika langsung menegang, saat itu juga dia menutup kedua telinganya dengan tangan. Kepalanya terus menggeleng.

Zaki menahan tangan Mika, kemudian dia peluk tubuh gadis itu sambil membisikkan kata, "tenang, tidak apa, everything its gonna be oke."

Setelah berulang kali mengucapakan kalimat itu. Mika sudah kembali tenang. Zaki merasa bersalah telah membangkitkan emosi Mika

Setelah tubuh Mika sedikit tenang, Zaki melepaskan pelukannya. Tak lama setelah itu, guru memasuki kelas. Pelajaran pun dimulai.

"Anak anak perhatikan sebentar, minggu depan akan ada scout camp yang akan diadakan di Eagle Hill, sebelumnya, ini ada surat pemberitahuan untuk orang tua kalian," ujar Guru itu.

Zaki pun membagikan surat itu kepada seluruh siswa, agar orang tua tahu kegiatan putra dan putrinya.

Kriiing

Bel tanda pelajaran berakhir sudah berbunyi. Mika mulai memasukkan semua bukunya didalam tasnya yang berwarna pink.

Belum sempat dia keluar, ada seorang lelaki berambut ikal menghadangnya.

"Hai cantik. Mau aku antar pulang nggak?" Tanyanya.

Mika pun menggelengkan kepalanya. Lelaki itu memegang tangan Mika, tanpa kata, dia menyeret tubuh Mika hingga sampai ke parkiran.

"Kamu tunggu sini, gue ambil motor dulu," ujarnya.

Melihat lelaki itu pergi, Mika segera berlari. Dia harus pergi sebelum lelaki tadi mengajaknya pulang bareng. Mika bersembunyi di sebuah warung yang berada di seberang sekolahnya.

Sudah lebih dari 30 menit Mika menunggu, tapi sopir papanya belum datang juga. Mika gelisah, dia takut sopir Papanya lupa menjemputnya.

Lelah menunggu, Mika akhirnya memesan bakso yang katanya enak itu. Zaki melihat Mika sedang makan di warung depan. Dzaki pun menghampirinya.

"Belum pulang?" tanyanya.

Mika menggeleng, dia masih setia memakan bakso itu. Zaki yang melihat Mika makan begitu semangat jadi ingin makan juga. Dia lalu memesan satu mangkok bakso. Selesai makan, Zaki mengajak Mika pulang bareng.

"Ayo aku antar pulang," ajaknya.

Karena sudah hampir sore, tanpa banyak kata, Mika pun naik ke motor Zaki. Neela yang baru saja keluar dari gerbang sekolah langsung emosi melihat Zaki tengah membonceng Mika.

Benar dugaannya, Zaki suka sama cewek itu. Zaki adalah tipe laki laki yang cuek dan pendiam. Dia bahkan tidak ada ekspresi ketika disapa oleh cewek tercantik sekalipun.

Dulu saja, Neela mati matian mendekati Zaki, hingga akhirnya Dzaki mau menjalani hubungan tanpa status dengannya.

Neela tak ingin kehilangan Zaki. Meski Zaki tidak pernah meliriknya, Neela tidak peduli, yang penting dia bisa bersama Zaki.

Neela sedikit berlari supaya bisa menghentikan laju motor Zaki. Neela berdiri tepat didepan motor Zaki.

"Zaki, aku nggak mau tahu pokoknya kita pulang bareng. Dan gue nggak akan beranjak dari sini sampe loe turunin gadis itu dan pulang bareng gue."

Terpopuler

Comments

meriana

meriana

Neela r3s3k banget sih

2023-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!