Akibat perceraian!!

Akibat perceraian!!

Awal perceraian.

"Aku sudah muak dengan kelakuan kamu mas, aku mau kita pisah." Bentak Zubaidah saat mengetahui suaminya lagi-lagi berselingkuh dengan wanita lain.

"Oke fine..!! Aku akan pergi dari rumah ini, ambil rumah dan seluruh isinya untukmu, dan kamu bisa membesarkan Azura, dan aku akan membawa Azkia bersama ku." Jawab Sulaiman yang menyetujui perceraian mereka.

"Tidak mas, Azura dan Azkia akan ikut dengan ku. Silahkan kamu pergi dan bahagia dengan wanita pilihan mu itu." Ucap zubaidah yang langsung membentang kan tangan di depan pintu kamar kedua bayi kembar nya.

Zubaidah dan mas Sulaiman sudah menikah sejak 7 tahun yang lalu, namun mereka baru dikaruniai anak setelah masuk usia ke 6 tahun, dan disaat kedua anak mereka baru saja menginjak usia 8 bulan, mas Sulaiman berselingkuh dengan sekretaris barunya. Sudah sering zubaidah mendengar berita perselingkuhannya itu, namun zubaidah berusaha untuk menepis berita miring mengenai suaminya.

Tapi kemarin malam, dengan mata kepalanya sendiri, zubaidah menyaksikan kemesraan suaminya dengan pelakor tersebut.

Zubaidah pun tak berdaya, saat mas Sulaiman memaksa masuk kedalam kamar anak-anak, dan membawa Azkia bersama nya.

"Tidak mas.. Jangan ambil putriku mas.. aku mohon kembalikan Azkia padaku mas" Zubaidah hanya bisa berteriak memohon pada mas Sulaiman, namun dia sama sekali tidak lagi memperdulikan ucapan zubaidah tersebut.

"Mas.. Aku mohon kembalikan putriku mas..hiks..hiks" Zubaidah hanya bisa menangis di depan pintu rumahnya.

Seminggu setelah kepergian Sulaiman dan putrinya, Zubaidah mendapatkan kiriman surat dari perceraian dari pengadilan.

Mereka pun melakukan perceraian itu selama hampir satu bulan persidangan. Hingga akhirnya hakim memutuskan untuk menyetujui perceraian tersebut.

"Dengan ini saya menyatakan bahwa sidang ditutup dan kasus perceraian selesai. Tok.. Tok.. Tok.." Ucap Hakim yang menyelesaikan sidang terakhir itu.

"Mas, izinkan aku bertemu Azkia sebentar saja mas.. aku mohon mas.." ucap Zubaidah yang berlutut dihadapan Sulaiman. Namun Sulaiman sama sekali tidak menggubris nya. Dia pergi dengan mendorong pelan tubuh Zubaidah hingga terjatuh dan tersungkur.

"Mba, sudah lah mba. Percuma mba mengemis padanya, hatinya sudah tertutup oleh syetan mba" ucap Rahmat adiknya Zubaidah.

"Mat, anakku mat.. hiks.. hiks.." Zubaidah hanya bisa menangis meratapi perpisahan nya dengan putrinya.

"Sudah lah mba, sebaiknya kita pulang saja, kasihan Azura mba, dia juga membutuhkan mba" ucap Rahmat sambil mengangkat tubuh Zubaidah yang sudah lemah.

"Kia..hiks.. Kia.." Zubaidah terus menangis menyerukan nama putrinya Azkia saat berada di dalam mobilnya.

"Hmm, aku tidak tau harus berbuat apa, mas Sulaiman sendiri sudah mengambil keputusan nya, bagaimana aku bisa membujuk nya. Apalagi pengadilan sudah memutuskan bahwa hak asuh anak akan dibagi rata, itu artinya mas Sulaiman bisa membawa salah satu putri mereka" ucap Rahmat menceritakan hasil akhir sidang kepada Olivia, istrinya.

"Untuk saat ini, kita harus fokus sama kesehatan mba Ida saja mas, kasihan si kecil kalau sampai mama nya sakit" jawab Oliv yang menggendong Azura selama sidang berlangsung.

"Iya kamu benar liv" ucap Rahmat sembari fokus menyetir mobil tersebut.

"Kia..kia..kia.." Zubaidah pun melamun sambil terus menyerukan nama Azkia.

Zubaidah seolah lupa bahwa dirinya juga harus membesarkan putri yang lainnya, Azura. Dia hanya hanyut dalam kesedihan nya yang dipisahkan oleh satu bayi lain. Ya memang benar sih, mana mungkin seorang ibu yang mengandung dan melahirkan anaknya, rela anaknya dipisahkan darinya. Namun apalah daya Zubaidah, suaminya sudah mendapatkan hak asuh atas putrinya.

*****

Seminggu telah berlalu, Zubaidah terus menghubungi Sulaiman dan berharap bisa diberikan kesempatan untuk bertemu dengan putrinya. Namun Sulaiman sama sekali tidak terketuk pintu hatinya lagi.

Hari itu, Zubaidah memutuskan untuk langsung datang ke apartemen milik mantan suaminya.

"Ting" Sulaiman yang tengah memberikan makan siang untuk Azkia pun berjalan ke arah pintu kamarnya, lalu mengintip dari lubang pintu itu, dia melihat bahwa Zubaidah lah yang sedang berkunjung.

"Ahh mau apa sih dia kesini" gerutu Sulaiman.

"Siapa mas?" Tanya Heny adik nya Sulaiman sambil menyuapi Azkia makan.

"Siapa lagi, Si baidah lah, dia pasti ingin bertemu atau mengambil anaknya" jawab Sulaiman.

"Mas.. lebih baik kamu kasih kesempatan mba idah bertemu Azkia, biar bagaimana pun dia adalah ibu kandung nya, dan bicarakan baik-baik dengan nya mas" ucap Heny memberikan saran kepada Sulaiman.

"Dia tidak akan berhenti jika kita berikan kesempatan Hen, jadi sebaiknya kita abaikan saja dia" jawab Sulaiman.

"Ting" Lagi-lagi suara bel terdengar di pintu kamar Sulaiman.

"Mas.. buka mas.. izinkan aku bertemu Azkia sebentar saja mas.. aku janji hanya sebentar mas.. aku mohon mas.. buka mas.." Zubaidah terus membunyikan bel kamar dan menggedor pintu kamar tersebut.

Namun seorang wanita yang tinggal di blok yang sama dengan Sulaiman merasa terganggu karena teriakan dari Zubaidah tersebut.

"Maaf Bu, tapi kamar itu sudah seminggu ini tidak ada yang pulang, sebaiknya anda kembali lagi saat pemilik nya pulang" ucap wanita itu yang sedikit mengetahui permasalahan dalam keluarga Zubaidah.

"Jadi pemilik nya tidak ada dirumah ya buk?" tanya Zubaidah kepada wanita itu.

"Sepertinya sih begitu bu, karena saya tidak pernah melihat mereka kembali sejak minggu lalu" jawab wanita itu berbohong.

"Terima kasih ya buk sudah memberitahu kan" jawab zubaidah.

"Sepertinya memang tidak ada orang di dalam apartemen nya mas Sulaiman. Karena nggak mungkin Azkia di dalam tapi tidak terganggu sejak tadi aku berteriak kencang" ucap zubaidah pelan sambil menatap kearah pintu kamar Sulaiman.

"Mas, sebaiknya kalau kamu tidak mengizinkan mba idah bertemu Azkia, kamu bawa saja Azkia jauh dari kota ini, kalau perlu bawa Azkia tinggal di luar negeri mas" ucap Heny memberika masukan nya.

"Sebenarnya bukan aku melarang nya untuk bertemu Azkia, tapi aku nggak rela kalau dia akan mengambil Azkia dari ku" ucap Sulaiman dengan kekesalan dalam hatinya.

"Ahh sudah lah, kamu memang keras kepala mas" jawab Heny yang kesal juga menghadapi sikap abang nya tersebut.

"Suf, tolong kamu urus semua kebutuhan ku dan juga penerbangan ku ya Suf, aku ingin mandah ke kota Sumatera saja" ucap Sulaiman dalam panggilan di ponsel nya kepada Yusuf.

"Baik Pak akan saya siapkan" jawab yusuf singkat.

Yusuf adalah orang kepercayaan nya Sulaiman. dan dia juga yang selama ini sudah meracuni Sulaiman untuk melakukan hubungan gelap dengan sekretaris nya.

"Kamu kalau mau ikut sama mas, bereskan semua barang-barang mu hen, besok siang aku akan terbang dari kota ini, aku tidak akan biarkan Idah menculik Azkia" ucap Sulaiman mengajak adiknya Heny untuk ikut bersama dengan nya.

"Aku tidak punya pilihan lain saat ini, selain aku masih pengangguran, Azkia saat ini membutuhkan aku untuk mengasuh nya, mana mungkin mas Sul mampu mengurus Azkia sambil bekerja di kantor" gumam Heny dalam hatinya.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaan kamu mas?" tanya Heny sebelum memutuskan untuk ikut dengan abang nya tersebut.

"Aku akan menjual semua saham ku di perusahaan, dan hasilnya akan aku bagi dua untuk Azkia dan juga Azura. Dan bagian Azkia akan aku gunakan untuk modal usaha ku nantinya di tempat baruku" jawab Sulaiman menjelaskan rencana nya yang sudah matang itu.

"Baiklah mas kalau begitu aku akan ikut dengan mu, aku ikut karena aku ingin memastikan keadaan keponakan ku ini akan baik-baik saja mas, bukan karena aku ingin tinggal bersama dengan mu" jawab Heny.

Mereka pun mulai berkemas, agar tidak repot saat keesokan harinya. Sementara itu, Sulaiman pergi ke kantor untuk menyelesaikan urusan pekerjaan sebelum pindah ke luar kota.

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!