Suara aneh dikamar papa.

Azkia pun tiba dirumahnya setelah berjalan kaki sepulang dari sekolah nya. Namun dia tidak mengira bahwa papanya berada dirumah.

"Loh ini kan mobil nya papa, apa papa sedang sakit ya, makanya papa tidak menjemput aku" ucap Azkia saat mendapati mobil milik papanya di halaman rumah mereka.

Sejak pindah ke kota ini, Sulaiman membeli sebuah rumah di daerah perkotaan. Rumah yang sangat besar dan mewah itu memiliki halaman yang cukup luas.

"Sudah lah sebaiknya aku masuk saja" ucap Azkia yang kemudian melangkah kan kakinya ke dalam rumah tersebut.

"Eh non Azkia sudah pulang??" Seorang wanita muda yang bekerja dirumah itu langsung menghampiri Azkia dan bicara dengan suara sedikit keras.

"Kalau aku sudah sampai disini, artinya aku sudah pulang, tidak perlu kamu berteriak mengatakan nya" ucap Azkia dengan dongkol.

"Hehe iya maaf non" jawab bik Karsih pembantu di rumah itu dengan cengengesan.

"Loh non mau kemana?" ucap Karsih kembali saat Azkia berjalan menuju tangga rumah nya dan hendak masuk dalam kamarnya.

"Kamu kenapa sih bik, kok mendadak jadi aneh begini?" Azkia membentak Karsih dengan keras.

"Anu non, hmm anu.." Karsih berusaha mencegah Azkia untuk naik dan menuju ke kamarnya.

Karena letak kamar Azkia harus melewati kamar papanya Sulaiman. Dan sementara saat ini, di dalam kamar tersebut ada wanita yang sedang bermesraan dengan papa nya Azkia.

"Dasar aneh.. Sudah lah bik, aku capek aku mau mandi terus mau makan, jadi siapkan makanan untukku" bentak Azkia dengan kasar.

"Hmm duh baik deh non" jawab Karsih dengan bingung lalu menyetujui permintaan anak majikan nya tersebut.

"Ahh masa bodo deh, mana mungkin aku bicara sama non Kia kalau di kamar papanya ada nyonya Yulia" gerutu Karsih sambil berjalan menuju dapur nya, dan mau menyiapkan makanan untuk Azkia.

Sementara itu, Azkia yang berjalan tepat akan melewati kamar papanya, berhenti sejenak saat mendengar ada suara dari dalam kamar papanya itu. Azkia menempelkan telinga nya di pintu kamar papanya. Berharap akan mendengar dengan jelas suara dari dalam.

"Kenapa ada suara perempuan ya di dalam, apa papa lagi ngobrol sama umani ya" batin Azkia yang berfikir bahwa papanya sedang bicara dengan sang tante, Azkia sejak kecil terbiasa memanggil Heny adiknya Sulaiman dengan panggilan Umani.

"Ahhh.. ughhh.. sayang... ahhh.. ohh sayang... ahhhh" Azkia mendengar suara desah** tersebut dari dalam kamar papanya dengan sangat jelas.

"Ehh kok suara nya seperti itu, mana panggil sayang segala, siapa sih yang di dalam kamarnya papa" gerutu Azkia saat mendengar suara aneh dari dalam kamar papanya itu.

"Duhh si non Kia malah menguping lagi di pintu, aku harus bagaimana ini, kalau sampai bapak tau aku biarkan non Kia mendengar disitu, aku bisa di pecat ini" gerutu bik Karsih yang tanpa sengaja melihat Azkia tengah menguping di balik pintu kamar Sulaiman.

Tak berapa lama, Karsih mendengar suara mobil yang baru saja masuk ke halaman rumah itu.

"Ada tamu lagi kah?" Ucap Karsih yang kemudian berjalan ke depan pintu rumah untuk melihat siapa yang baru saja masuk dengan mobilnya.

"Bik.. mas Sul nya ada di rumah kan?" Heny yang langsung turun dari mobilnya pun tidak lagi menunggu jawaban dari si pembantu Karsih.

"Duh nambah sudah nasib malang ku, belum selesai dengan non Kia, sekarang malah ada non Heny yang datang" batin Karsih.

"Bik.. kamu kenapa? sakit? kok mendadak pucat bik?" tanya Heny yang langsung memegang kening bik Karsih untuk memastikan keadaan nya.

"Hee nggak non, saya nggak sakit, cuma kecapekan saja kayaknya sih non" jawab Karsih dengan sedikit gugup.

"Gimana aku nggak pucat, wong ngeliat musibah ada depan mataku begini, jelas membuatku akan dipecat" batin Karsih.

"Oh cuma kecapekan saja toh, ya sudah bik kamu istirahat saja sana" ucap Heny yang kemudian berjalan kembali ke arah mobil nya, heny mengambil kopernya dan menyeret nya masuk dalam rumah.

Mendengar suara koper Heny, Azkia pun langsung menoleh dan tersenyum. Azkia menghentikan rasa penasaran nya akan suara dari dalam kamar papanya itu, dan langsung menghampiri Heny.

"Umani..." teriak gadis kecil itu saat menghampiri Heny.

Mendengar suara Azkia yang tidak jauh dari pintu kamarnya, Sulaiman pun terkejut.

"Loh, itu suara nya Kia, dan dia teriak menyerukan nama Umani, apa Heny pulang ke sini?" ucap Sulaiman yang dengan cepat menghentikan permainan nya dengan wanita itu.

"Mas kamu kenapa?" tanya Yulia, pacar barunya Sulaiman itu.

"Anak ku baru saja berteriak menyebut nama adikku, bisa bahaya kalau adikku tau aku membawa wanita masuk dalam kamar ku" jawab Sulaiman sambil memakai pakaian lengkapnya.

"Mas..mas, dia kan cuma adikmu mas, dan rumah ini rumah mu, kenapa kamu harus takut mas?" tanya Yulia lagi sambil mendoktrin pikiran Sulaiman.

"Kamu tidak akan mengerti, adikku itu terlalu taat beragama, bahkan dia selama ini mondok dan ngajar di pesantren, jadi bagaimana aku tidak takut, dia akan menceramahi ku akan dosa yang aku lakukan ini" jawab Sulaiman dengan semakin panik.

"Hmm cuma karena itu saja kamu ketakutan, makanya mas sudah sering aku katakan padamu, nikahi aku biar semua nya jadi halal" ucap Yulia yang terus memaksa Sulaiman untuk menikahinya.

"Kamu itu mikirnya cuma hal yang mudah saja sih, banyak hal yang harus kita pikirkan selain menikah Yulia" jawab Sulaiman sambil merapikan kamarnya.

"Sudah lah, kamu sebaiknya rapih kan saja dirimu dan segera menyusul aku ke bawah" ucap Sulaiman lagi dengan nada sedikit tinggi.

"Lalu kalau aku turun, apa nggak akan jadi masalah mas?" tanya Yulia.

"Nanti aku pikirkan caranya untuk mengelabui adikku itu, sekarang kamu bersihkan tubuhmu dan pakai bajumu dengan bagus" jawab Sulaiman yang langsung meninggalkan Yulia di dalam kamarnya sendirian.

"Uma, kenapa pulang nya lama banget sih kesini?" tanya Azkia pada Heny.

"Ya mau gimana lagi cantik, Uma kan ngajar sayang, jadi Uma nggak bisa sering pulang" jawab Heny dan membawa keponakan nya itu duduk di sofa ruang tamu.

"Yahh tapi Uma, Kia kesepian kalau Uma lama di pesantren" ucap Azkia dengan bersungut.

"Jangan ngambek dong cantik, entar hilang cantik nya loh" jawab Heny membujuk Azkia.

"Biarkan saja Kia jelek, tapi yang penting Kia bisa dekat sama Uma" jawab Azkia dengan semakin memberengut.

"Idih anak Uma sudah pintar ngancem yah, hayo sekarang sudah hafal surah apa saja nih di sekolah nya" ucap Heny mengalihkan pembicaraan Azkia.

"Iya Kia sampai lupa ma, Kia sudah bisa hafal sampai surah Ad-dhuha uma" jawab Azkia yang dengan senang dan gembira mulai menceritakan apa saja yang sudah dia pelajari selama di sekolah nya.

Heny juga meminta Azkia untuk melafazkan beberapa surah yang sudah Azkia hafalkan.

BERSAMBUNG....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!