Setelah mengurus semua keperluan nya, malam itu juga Sulaiman pun mentransfer sejumlah uang untuk putrinya yang ada bersama Zubaidah. Tanpa memberikan penjelasan sama sekali, Sulaiman hanya mengirim kan pesan chat kepada Zubaidah.
"Ini ada uang tabungan untuk Azura, kamu besarkan putriku dengan baik, suatu saat aku akan kembali dan akan mengambil nya darimu di waktu yang tepat" tulis Sulaiman dalam pesan teks tersebut.
Zubaidah yang membaca pesan tersebut pun hanya berfikir kalau Sulaiman berniat memberikan nafkah untuk dirinya dan Azura putrinya. Dia sama sekali tidak curiga kalau Sulaiman akan pergi jauh membawa putrinya.
Keesokan harinya, Zubaidah kembali mendatangi apartemen mantan suaminya tersebut. Namun dia kembali bertemu dengan pemilik apartemen lainnya.
"Anda terlambat bu, pemilik apartemen itu sudah pindah, mereka juga sudah menjual apartemen itu" ucap wanita yang Zubaidah temui kemarin juga.
"Apa?? pindah?? tidak, tidak mungkin mas Sul pindah dari sini tanpa memberitahu aku" ucap Zubaidah dengan sangat panik.
Dia dengan cepat mengambil ponsel nya, lalu mencoba menghubungi Sulaiman, namun sayang sekali panggilan tersebut tidak dapat tersambung.
Zubaidah pun menjatuhkan kedua lututnya di lantai tepat di depan pintu kamar yang dulu Sulaiman tempati itu. Sambil menangis dia hanya bisa meratapi nasib nya, sudah bercerai dan menjadi janda, kini dia harus berpisah untuk selamanya dengan putrinya tersebut.
"Sudah lah bu, anda harus kuat, saya mengerti permasalahan keluarga kalian, tapi saya tidak berhak mencampuri, sebaiknya anda pulang saja" ucap wanita itu menghampiri Zubaidah.
Dengan berat hati, dan dengan rasa sedih yang luar biasa, juga dengan membawa keputusasaan, Zubaidah pun bangun lalu pergi dari apartemen itu.
Zubaidah kembali ke rumahnya, dan begitu tiba dirumah nya, adik iparnya berteriak memanggilnya.
"Mba.. mba.. Azura mba.. Azura.." teriakan oliv membuat Zubaidah yang baru saja tiba, berlari dengan kedalam kamarnya dengan panik.
"Azura kenapa liv?" tanya Zubaidah.
"Tubuhnya panas mba, sejak tadi dia menangis terus, aku sudah berikan susu nya, tapi suhu tubuh nya semakin tinggi mba" jawab oliv.
"Ya allah, Azura pasti sakit karena dipisahkan dengan saudari kembarnya, hiks.. hiks.." ucap Zubaidah sambil menangis.
"Yang sabar mba, ambil hikmah nya saja. Untuk sekarang mba fokus dengan Azura saja mba, kasihan Azura sedang sakit begini" ucap Olivia.
"Iya kamu benar liv, mba nggak boleh egois dan melupakan tanggung jawab mba sama Azura lagi" jawab Zubaidah.
"Temenin mba ke dokter ya liv" lanjut Zubaidah mengajak oliv ke dokter.
"Baik mba, ayo saya antarkan mba" jawab Oliv.
Kemudian Zubaidah pun menggendong Azura dan membawa nya ke klinik terdekat dari rumahnya, bersama dengan Olivia.
"Bagaimana keadaan anak saya sus?" tanya Zubaidah setelah Azura diperiksa.
"Sebentar ya bu, nanti dokter akan menjelaskan nya" jawab perawat itu.
"Anak anda seperti sedang demam di akibatkan ada pertumbuhan gigi, dan demam ini hanya hal biasa bu" jawab dokter memberikan penjelasan tentang keadaan Azura.
"Jadi tidak ada yang serius kan dok?" tanya Olivia.
"Tidak ada bu, semua nya normal, saya akan berikan obat untuk si kecil, dan pastikan makanan nya dijaga juga ya bu" jawab dokter sembari menyiapkan beberapa obat untuk Azura.
"Terima kasih dok" ucap Zubaidah saat dokter memberikan obat yang sudah di haluskan oleh perawat.
"Ini di larutkan saja dengan air teh manis, biar si kecil tidak terlalu pahit saat meminumnya" ucap dokter memberikan saran pada Zubaidah.
"Baik dok, sekali lagi terima kasih ya dok" ucap Zubaidah.
Kemudian mereka pun menyelesaikan pembayaran, setelah itu Olivia mengantarkan kakak iparnya dan keponakannya itu pulang kerumah.
"Liv, kamu ajak Rahmat tinggal disini saja ya, mba hanya tinggal sendiri, dan mba khawatir kalau sendiri tidak bisa mengurus Azura liv" ucap Zubaidah setelah mereka tiba dirumah.
"Nanti setelah mas Rahmat pulang, Oliv bicarakan ya mba sama mas Rahmat" jawab Olivia sambil menggenggam tangan nya Zubaidah.
"Terima kasih banyak ya liv, kamu sudah terlalu banyak membantu mba untuk merawat Azura" ucap Zubaidah yang langsung memeluk Olivia.
"Sudah lah mba, jangan buat saya merasa seperti orang asing, mba ngga perlu meminta maaf mba, sudah sepantasnya saya membantu mba. Lagi pula Azura juga keponakan saya loh mba, kan bisa jadi pancingan juga buat saya kalau membantu mba Idah merawat nya" jawab Olivia dengan tersenyum.
"Sekarang mba istirahat saja dulu, mba juga pasti capek kan, ingat ya mba, mba jangan terlalu stres, kasihan Azura loh mba" lanjut Olivia mengingatkan nya.
"Iya liv, mba janji akan fokus membesarkan Azura mulai sekarang" jawab Zubaidah.
"Ya sudah sana mba istirahat, mumpung zura juga tidur habis minum obatnya" ucap Olivia lagi yang menyuruh Zubaidah untuk istirahat.
"Tapi.. kamu benar tidak masalah mba tinggal tidur liv, kamu nggak lelah liv?" tanya Zubaidah.
"Tidak lah mba, kan saya sudah bilang, kalau saya senang merawat Azura" jawab Olivia dengan senyum lebar.
"Ya sudah kalau begitu mba titip Azura sama kamu lagi ya liv, mba memang lelah sekali rasanya liv, mba sudah berapa hari kurang tidur" ucap Zubaidah.
"Iya mba makanya sekarang mba istirahat saja ya" jawab Olivia.
Kemudian Zubaidah pun beranjak dari sofa ruang tamu itu menuju ke dalam kamar Azura. Zubaidah mencium putrinya itu sebelum memutuskan untuk ke kamarnya dan tidur.
"Cepat sehat anak mama sayang, mama tidur dulu ya, zura sama tante oliv dulu ya" ucap Zubaidah sembari mencium kening putri kecilnya itu.
Zubaidah pun keluar dari kamar itu dengan mengendap-endap agar putrinya yang sedang sakit tidak terbangun. Lalu Zubaidah pun masuk dalam kamarnya, dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Tapi bagaimana mungkin seorang ibu yang dipisahkan dari anaknya, bisa tertidur dengan lelap. Zubaidah tetap saja memikirkan keadaan Azkia yang entah dimana saat ini.
"Kia..hiks..hiks..maafkan mama nak, maafkan mama yang membuat keadaan kita harus berpisah..hiks..hiks.." ucap Zubaidah sambil menangis sebelum memejamkan matanya.
Akhirnya Zubaidah pun terlelap karena letih menangisi perpisahan nya dengan Azkia.
Sementara itu, di lain tempat. Sulaiman dan adiknya yang menggendong Azkia baru saja tiba di kota Medan. Yusuf pun ikut bersama dengan nya.
"Pak mari pak, saya sudah menyiapkan mobil untuk perjalanan anda disini" ucap Yusuf setelah keluar dari bandara Kualanamu medan.
"Iya, terima kasih ya suf" ucap Sulaiman.
Mereka pun masuk ke mobil yang sama. Lalu supir mobil rentalan itu langsung mengantarkan mereka ke sebuah hotel yang cukup mewah.
"Mari pak, saya juga sudah memesan kan kamar untuk bapak dan ibu, satu kamar dengan dua bedroom pak, sesuai permintaan bapak" ucap Yusuf ketika tiba di hotel JW Mariot.
Mereka pun langsung masuk ke dalam kamar dan membersihkan tubuh dan mandi secara bergantian. Sedangkan Yusuf keluar untuk menyiapkan keperluan lain yang di ingin kan oleh bos nya itu.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments