NovelToon NovelToon

Akibat perceraian!!

Awal perceraian.

"Aku sudah muak dengan kelakuan kamu mas, aku mau kita pisah." Bentak Zubaidah saat mengetahui suaminya lagi-lagi berselingkuh dengan wanita lain.

"Oke fine..!! Aku akan pergi dari rumah ini, ambil rumah dan seluruh isinya untukmu, dan kamu bisa membesarkan Azura, dan aku akan membawa Azkia bersama ku." Jawab Sulaiman yang menyetujui perceraian mereka.

"Tidak mas, Azura dan Azkia akan ikut dengan ku. Silahkan kamu pergi dan bahagia dengan wanita pilihan mu itu." Ucap zubaidah yang langsung membentang kan tangan di depan pintu kamar kedua bayi kembar nya.

Zubaidah dan mas Sulaiman sudah menikah sejak 7 tahun yang lalu, namun mereka baru dikaruniai anak setelah masuk usia ke 6 tahun, dan disaat kedua anak mereka baru saja menginjak usia 8 bulan, mas Sulaiman berselingkuh dengan sekretaris barunya. Sudah sering zubaidah mendengar berita perselingkuhannya itu, namun zubaidah berusaha untuk menepis berita miring mengenai suaminya.

Tapi kemarin malam, dengan mata kepalanya sendiri, zubaidah menyaksikan kemesraan suaminya dengan pelakor tersebut.

Zubaidah pun tak berdaya, saat mas Sulaiman memaksa masuk kedalam kamar anak-anak, dan membawa Azkia bersama nya.

"Tidak mas.. Jangan ambil putriku mas.. aku mohon kembalikan Azkia padaku mas" Zubaidah hanya bisa berteriak memohon pada mas Sulaiman, namun dia sama sekali tidak lagi memperdulikan ucapan zubaidah tersebut.

"Mas.. Aku mohon kembalikan putriku mas..hiks..hiks" Zubaidah hanya bisa menangis di depan pintu rumahnya.

Seminggu setelah kepergian Sulaiman dan putrinya, Zubaidah mendapatkan kiriman surat dari perceraian dari pengadilan.

Mereka pun melakukan perceraian itu selama hampir satu bulan persidangan. Hingga akhirnya hakim memutuskan untuk menyetujui perceraian tersebut.

"Dengan ini saya menyatakan bahwa sidang ditutup dan kasus perceraian selesai. Tok.. Tok.. Tok.." Ucap Hakim yang menyelesaikan sidang terakhir itu.

"Mas, izinkan aku bertemu Azkia sebentar saja mas.. aku mohon mas.." ucap Zubaidah yang berlutut dihadapan Sulaiman. Namun Sulaiman sama sekali tidak menggubris nya. Dia pergi dengan mendorong pelan tubuh Zubaidah hingga terjatuh dan tersungkur.

"Mba, sudah lah mba. Percuma mba mengemis padanya, hatinya sudah tertutup oleh syetan mba" ucap Rahmat adiknya Zubaidah.

"Mat, anakku mat.. hiks.. hiks.." Zubaidah hanya bisa menangis meratapi perpisahan nya dengan putrinya.

"Sudah lah mba, sebaiknya kita pulang saja, kasihan Azura mba, dia juga membutuhkan mba" ucap Rahmat sambil mengangkat tubuh Zubaidah yang sudah lemah.

"Kia..hiks.. Kia.." Zubaidah terus menangis menyerukan nama putrinya Azkia saat berada di dalam mobilnya.

"Hmm, aku tidak tau harus berbuat apa, mas Sulaiman sendiri sudah mengambil keputusan nya, bagaimana aku bisa membujuk nya. Apalagi pengadilan sudah memutuskan bahwa hak asuh anak akan dibagi rata, itu artinya mas Sulaiman bisa membawa salah satu putri mereka" ucap Rahmat menceritakan hasil akhir sidang kepada Olivia, istrinya.

"Untuk saat ini, kita harus fokus sama kesehatan mba Ida saja mas, kasihan si kecil kalau sampai mama nya sakit" jawab Oliv yang menggendong Azura selama sidang berlangsung.

"Iya kamu benar liv" ucap Rahmat sembari fokus menyetir mobil tersebut.

"Kia..kia..kia.." Zubaidah pun melamun sambil terus menyerukan nama Azkia.

Zubaidah seolah lupa bahwa dirinya juga harus membesarkan putri yang lainnya, Azura. Dia hanya hanyut dalam kesedihan nya yang dipisahkan oleh satu bayi lain. Ya memang benar sih, mana mungkin seorang ibu yang mengandung dan melahirkan anaknya, rela anaknya dipisahkan darinya. Namun apalah daya Zubaidah, suaminya sudah mendapatkan hak asuh atas putrinya.

*****

Seminggu telah berlalu, Zubaidah terus menghubungi Sulaiman dan berharap bisa diberikan kesempatan untuk bertemu dengan putrinya. Namun Sulaiman sama sekali tidak terketuk pintu hatinya lagi.

Hari itu, Zubaidah memutuskan untuk langsung datang ke apartemen milik mantan suaminya.

"Ting" Sulaiman yang tengah memberikan makan siang untuk Azkia pun berjalan ke arah pintu kamarnya, lalu mengintip dari lubang pintu itu, dia melihat bahwa Zubaidah lah yang sedang berkunjung.

"Ahh mau apa sih dia kesini" gerutu Sulaiman.

"Siapa mas?" Tanya Heny adik nya Sulaiman sambil menyuapi Azkia makan.

"Siapa lagi, Si baidah lah, dia pasti ingin bertemu atau mengambil anaknya" jawab Sulaiman.

"Mas.. lebih baik kamu kasih kesempatan mba idah bertemu Azkia, biar bagaimana pun dia adalah ibu kandung nya, dan bicarakan baik-baik dengan nya mas" ucap Heny memberikan saran kepada Sulaiman.

"Dia tidak akan berhenti jika kita berikan kesempatan Hen, jadi sebaiknya kita abaikan saja dia" jawab Sulaiman.

"Ting" Lagi-lagi suara bel terdengar di pintu kamar Sulaiman.

"Mas.. buka mas.. izinkan aku bertemu Azkia sebentar saja mas.. aku janji hanya sebentar mas.. aku mohon mas.. buka mas.." Zubaidah terus membunyikan bel kamar dan menggedor pintu kamar tersebut.

Namun seorang wanita yang tinggal di blok yang sama dengan Sulaiman merasa terganggu karena teriakan dari Zubaidah tersebut.

"Maaf Bu, tapi kamar itu sudah seminggu ini tidak ada yang pulang, sebaiknya anda kembali lagi saat pemilik nya pulang" ucap wanita itu yang sedikit mengetahui permasalahan dalam keluarga Zubaidah.

"Jadi pemilik nya tidak ada dirumah ya buk?" tanya Zubaidah kepada wanita itu.

"Sepertinya sih begitu bu, karena saya tidak pernah melihat mereka kembali sejak minggu lalu" jawab wanita itu berbohong.

"Terima kasih ya buk sudah memberitahu kan" jawab zubaidah.

"Sepertinya memang tidak ada orang di dalam apartemen nya mas Sulaiman. Karena nggak mungkin Azkia di dalam tapi tidak terganggu sejak tadi aku berteriak kencang" ucap zubaidah pelan sambil menatap kearah pintu kamar Sulaiman.

"Mas, sebaiknya kalau kamu tidak mengizinkan mba idah bertemu Azkia, kamu bawa saja Azkia jauh dari kota ini, kalau perlu bawa Azkia tinggal di luar negeri mas" ucap Heny memberika masukan nya.

"Sebenarnya bukan aku melarang nya untuk bertemu Azkia, tapi aku nggak rela kalau dia akan mengambil Azkia dari ku" ucap Sulaiman dengan kekesalan dalam hatinya.

"Ahh sudah lah, kamu memang keras kepala mas" jawab Heny yang kesal juga menghadapi sikap abang nya tersebut.

"Suf, tolong kamu urus semua kebutuhan ku dan juga penerbangan ku ya Suf, aku ingin mandah ke kota Sumatera saja" ucap Sulaiman dalam panggilan di ponsel nya kepada Yusuf.

"Baik Pak akan saya siapkan" jawab yusuf singkat.

Yusuf adalah orang kepercayaan nya Sulaiman. dan dia juga yang selama ini sudah meracuni Sulaiman untuk melakukan hubungan gelap dengan sekretaris nya.

"Kamu kalau mau ikut sama mas, bereskan semua barang-barang mu hen, besok siang aku akan terbang dari kota ini, aku tidak akan biarkan Idah menculik Azkia" ucap Sulaiman mengajak adiknya Heny untuk ikut bersama dengan nya.

"Aku tidak punya pilihan lain saat ini, selain aku masih pengangguran, Azkia saat ini membutuhkan aku untuk mengasuh nya, mana mungkin mas Sul mampu mengurus Azkia sambil bekerja di kantor" gumam Heny dalam hatinya.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaan kamu mas?" tanya Heny sebelum memutuskan untuk ikut dengan abang nya tersebut.

"Aku akan menjual semua saham ku di perusahaan, dan hasilnya akan aku bagi dua untuk Azkia dan juga Azura. Dan bagian Azkia akan aku gunakan untuk modal usaha ku nantinya di tempat baruku" jawab Sulaiman menjelaskan rencana nya yang sudah matang itu.

"Baiklah mas kalau begitu aku akan ikut dengan mu, aku ikut karena aku ingin memastikan keadaan keponakan ku ini akan baik-baik saja mas, bukan karena aku ingin tinggal bersama dengan mu" jawab Heny.

Mereka pun mulai berkemas, agar tidak repot saat keesokan harinya. Sementara itu, Sulaiman pergi ke kantor untuk menyelesaikan urusan pekerjaan sebelum pindah ke luar kota.

BERSAMBUNG...

Demam.

Setelah mengurus semua keperluan nya, malam itu juga Sulaiman pun mentransfer sejumlah uang untuk putrinya yang ada bersama Zubaidah. Tanpa memberikan penjelasan sama sekali, Sulaiman hanya mengirim kan pesan chat kepada Zubaidah.

"Ini ada uang tabungan untuk Azura, kamu besarkan putriku dengan baik, suatu saat aku akan kembali dan akan mengambil nya darimu di waktu yang tepat" tulis Sulaiman dalam pesan teks tersebut.

Zubaidah yang membaca pesan tersebut pun hanya berfikir kalau Sulaiman berniat memberikan nafkah untuk dirinya dan Azura putrinya. Dia sama sekali tidak curiga kalau Sulaiman akan pergi jauh membawa putrinya.

Keesokan harinya, Zubaidah kembali mendatangi apartemen mantan suaminya tersebut. Namun dia kembali bertemu dengan pemilik apartemen lainnya.

"Anda terlambat bu, pemilik apartemen itu sudah pindah, mereka juga sudah menjual apartemen itu" ucap wanita yang Zubaidah temui kemarin juga.

"Apa?? pindah?? tidak, tidak mungkin mas Sul pindah dari sini tanpa memberitahu aku" ucap Zubaidah dengan sangat panik.

Dia dengan cepat mengambil ponsel nya, lalu mencoba menghubungi Sulaiman, namun sayang sekali panggilan tersebut tidak dapat tersambung.

Zubaidah pun menjatuhkan kedua lututnya di lantai tepat di depan pintu kamar yang dulu Sulaiman tempati itu. Sambil menangis dia hanya bisa meratapi nasib nya, sudah bercerai dan menjadi janda, kini dia harus berpisah untuk selamanya dengan putrinya tersebut.

"Sudah lah bu, anda harus kuat, saya mengerti permasalahan keluarga kalian, tapi saya tidak berhak mencampuri, sebaiknya anda pulang saja" ucap wanita itu menghampiri Zubaidah.

Dengan berat hati, dan dengan rasa sedih yang luar biasa, juga dengan membawa keputusasaan, Zubaidah pun bangun lalu pergi dari apartemen itu.

Zubaidah kembali ke rumahnya, dan begitu tiba dirumah nya, adik iparnya berteriak memanggilnya.

"Mba.. mba.. Azura mba.. Azura.." teriakan oliv membuat Zubaidah yang baru saja tiba, berlari dengan kedalam kamarnya dengan panik.

"Azura kenapa liv?" tanya Zubaidah.

"Tubuhnya panas mba, sejak tadi dia menangis terus, aku sudah berikan susu nya, tapi suhu tubuh nya semakin tinggi mba" jawab oliv.

"Ya allah, Azura pasti sakit karena dipisahkan dengan saudari kembarnya, hiks.. hiks.." ucap Zubaidah sambil menangis.

"Yang sabar mba, ambil hikmah nya saja. Untuk sekarang mba fokus dengan Azura saja mba, kasihan Azura sedang sakit begini" ucap Olivia.

"Iya kamu benar liv, mba nggak boleh egois dan melupakan tanggung jawab mba sama Azura lagi" jawab Zubaidah.

"Temenin mba ke dokter ya liv" lanjut Zubaidah mengajak oliv ke dokter.

"Baik mba, ayo saya antarkan mba" jawab Oliv.

Kemudian Zubaidah pun menggendong Azura dan membawa nya ke klinik terdekat dari rumahnya, bersama dengan Olivia.

"Bagaimana keadaan anak saya sus?" tanya Zubaidah setelah Azura diperiksa.

"Sebentar ya bu, nanti dokter akan menjelaskan nya" jawab perawat itu.

"Anak anda seperti sedang demam di akibatkan ada pertumbuhan gigi, dan demam ini hanya hal biasa bu" jawab dokter memberikan penjelasan tentang keadaan Azura.

"Jadi tidak ada yang serius kan dok?" tanya Olivia.

"Tidak ada bu, semua nya normal, saya akan berikan obat untuk si kecil, dan pastikan makanan nya dijaga juga ya bu" jawab dokter sembari menyiapkan beberapa obat untuk Azura.

"Terima kasih dok" ucap Zubaidah saat dokter memberikan obat yang sudah di haluskan oleh perawat.

"Ini di larutkan saja dengan air teh manis, biar si kecil tidak terlalu pahit saat meminumnya" ucap dokter memberikan saran pada Zubaidah.

"Baik dok, sekali lagi terima kasih ya dok" ucap Zubaidah.

Kemudian mereka pun menyelesaikan pembayaran, setelah itu Olivia mengantarkan kakak iparnya dan keponakannya itu pulang kerumah.

"Liv, kamu ajak Rahmat tinggal disini saja ya, mba hanya tinggal sendiri, dan mba khawatir kalau sendiri tidak bisa mengurus Azura liv" ucap Zubaidah setelah mereka tiba dirumah.

"Nanti setelah mas Rahmat pulang, Oliv bicarakan ya mba sama mas Rahmat" jawab Olivia sambil menggenggam tangan nya Zubaidah.

"Terima kasih banyak ya liv, kamu sudah terlalu banyak membantu mba untuk merawat Azura" ucap Zubaidah yang langsung memeluk Olivia.

"Sudah lah mba, jangan buat saya merasa seperti orang asing, mba ngga perlu meminta maaf mba, sudah sepantasnya saya membantu mba. Lagi pula Azura juga keponakan saya loh mba, kan bisa jadi pancingan juga buat saya kalau membantu mba Idah merawat nya" jawab Olivia dengan tersenyum.

"Sekarang mba istirahat saja dulu, mba juga pasti capek kan, ingat ya mba, mba jangan terlalu stres, kasihan Azura loh mba" lanjut Olivia mengingatkan nya.

"Iya liv, mba janji akan fokus membesarkan Azura mulai sekarang" jawab Zubaidah.

"Ya sudah sana mba istirahat, mumpung zura juga tidur habis minum obatnya" ucap Olivia lagi yang menyuruh Zubaidah untuk istirahat.

"Tapi.. kamu benar tidak masalah mba tinggal tidur liv, kamu nggak lelah liv?" tanya Zubaidah.

"Tidak lah mba, kan saya sudah bilang, kalau saya senang merawat Azura" jawab Olivia dengan senyum lebar.

"Ya sudah kalau begitu mba titip Azura sama kamu lagi ya liv, mba memang lelah sekali rasanya liv, mba sudah berapa hari kurang tidur" ucap Zubaidah.

"Iya mba makanya sekarang mba istirahat saja ya" jawab Olivia.

Kemudian Zubaidah pun beranjak dari sofa ruang tamu itu menuju ke dalam kamar Azura. Zubaidah mencium putrinya itu sebelum memutuskan untuk ke kamarnya dan tidur.

"Cepat sehat anak mama sayang, mama tidur dulu ya, zura sama tante oliv dulu ya" ucap Zubaidah sembari mencium kening putri kecilnya itu.

Zubaidah pun keluar dari kamar itu dengan mengendap-endap agar putrinya yang sedang sakit tidak terbangun. Lalu Zubaidah pun masuk dalam kamarnya, dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Tapi bagaimana mungkin seorang ibu yang dipisahkan dari anaknya, bisa tertidur dengan lelap. Zubaidah tetap saja memikirkan keadaan Azkia yang entah dimana saat ini.

"Kia..hiks..hiks..maafkan mama nak, maafkan mama yang membuat keadaan kita harus berpisah..hiks..hiks.." ucap Zubaidah sambil menangis sebelum memejamkan matanya.

Akhirnya Zubaidah pun terlelap karena letih menangisi perpisahan nya dengan Azkia.

Sementara itu, di lain tempat. Sulaiman dan adiknya yang menggendong Azkia baru saja tiba di kota Medan. Yusuf pun ikut bersama dengan nya.

"Pak mari pak, saya sudah menyiapkan mobil untuk perjalanan anda disini" ucap Yusuf setelah keluar dari bandara Kualanamu medan.

"Iya, terima kasih ya suf" ucap Sulaiman.

Mereka pun masuk ke mobil yang sama. Lalu supir mobil rentalan itu langsung mengantarkan mereka ke sebuah hotel yang cukup mewah.

"Mari pak, saya juga sudah memesan kan kamar untuk bapak dan ibu, satu kamar dengan dua bedroom pak, sesuai permintaan bapak" ucap Yusuf ketika tiba di hotel JW Mariot.

Mereka pun langsung masuk ke dalam kamar dan membersihkan tubuh dan mandi secara bergantian. Sedangkan Yusuf keluar untuk menyiapkan keperluan lain yang di ingin kan oleh bos nya itu.

BERSAMBUNG...

Kontak Batin.

Lima tahun telah berlalu..

Azkia dan Azura telah tumbuh menjadi anak balita yang lucu dan menggemaskan. Namun keadaan yang memisahkan mereka pun sama sekali tidak dapat memisahkan kedua hati dan naluri anak kembar tersebut.

Disaat Azura tengah bermain di sekolah nya, tiba-tiba saja dia jatuh karena di dorong oleh teman nya yang sangat nakal.

"Aduh.. aw.. aw..sakit.. aw.." rengek Azura.

"Hey kalian, dasar anak nakal, aku adukan sama bu guru kalian bertiga" ucap Sandy teman baiknya Azura.

"Hahh sok pahlawan kamu, huhuhu" sorak ketiga murid nakal itu pada Sandy.

"Sudah lah San, aku tidak apa-apa kok. Cuma lecet saja sedikit, nanti juga sembuh" ucap Azura yang langsung bangun setelah terjatuh.

"Tapi Zu, mereka harus diberikan pelajaran biar tidak lagi berbuat jahat padamu" ucap Sandy.

"Sudah tidak apa-apa" jawab Azura yang kemudian beranjak pergi meninggalkan lapangan bermain di sekolah TK Tahfiz tersebut.

Namun keanehan terjadi di kota lain. Tepatnya kota dimana Azkia tinggal. Azkia yang juga sedang berada di sekolah, merasakan hal aneh dalam dirinya.

"Aduhhhh..aw.." Azkia terjatuh sendiri saat berjalan di lapangan sekolah nya, namun nggak ada hujan atau angin kencang, dan tidak ada anak yang menjahili nya, Azkia terjatuh begitu saja.

"Kia kenapa? kok kamu kesakitan?" tanya seorang guru yang mengajar di sekolah TK tersebut.

"Nggak tau miss, tiba-tiba saja kaki ku sakit, dan seperti nya perih sekali" jawab Azkia.

"Coba miss periksa dulu ya" ucap guru tersebut sambil menaikkan sedikit celana yang digunakan Azkia hingga ke lutut nya.

"Nggak ada luka loh Azkia, jadi sakit nya kenapa ya" ucap miss Arin.

"Nggak tau miss, tapi perih banget miss, sakit..duh.." Azkia malah semakin kesakitan di bagian lutut nya.

"Ya sudah miss angkat ke ruang UKS saja ya" ucap miss Arin yang kemudian menggendong Azkia. Lalu miss Arin membawa Azkia ke ruang UKS.

"Coba ya miss periksa lagi" ucap miss Arin begitu tiba di ruang UKS tersebut.

"tuk"

"tuk"

"tuk"

Miss Arin mengetuk pelan lutut Azkia dengan sebuah rol.

"Aduh sakit miss.. aduh.. sakit.." Azkia pun langsung menangis meringis kesakitan.

"kok aneh ya, padahal semuanya normal, menurut miss sih" ucap miss Arin melihat sakit yang dirasakan oleh Azkia. Namun dia sendiri juga sudah bingung.

"Sebentar ya Kia, miss mau hubungi papa kamu dulu ya" ucap miss Arin sambil memencet nomer ponsel papa nya Azkia. Namun berkali-kali di hubungi, tetap sama saja. Sulaiman tidak menjawab panggilan tersebut.

Saat ini Sulaiman tengah sibuk memadu kasih dengan pacar baru nya. Wanita yang dia kenal setelah 2 tahun pindah ke kota ini.

"Papa mu lagi sibuk Azkia, jadi sebaiknya kamu istirahat saja dulu sini, nggak usah balik lagi ke dalam kelas" ucap miss Arin karena tidak mendapatkan respon dari papanya Azkia.

"Iya miss, terima kasih ya miss" ucap Azkia yang kemudian membaringkan tubuhnya.

"Bagaimana zu.. masih sakit kah?" tanya Sandy setelah luka Azura diobati oleh guru sekolah.

"Sudah lebih baik sih san, terima kasih ya Sandy" jawab Azura dengan sangat lembut.

"Ya sudah kalau kamu sudah merasa lebih baik, sebaiknya kamu istirahat saja disini, biar aku ambilkan botol air minum kamu, sekalian aku mau izin sama pak Ibrahim kalau kamu sedang sakit ya" ucap Sandy pada Azura.

"Hum.." jawab Azura singkat.

Kemudian Sandy pun kembali kedalam kelas nya. Dan dia juga tidak lupa mengatakan kepada guru kalau Azura jatuh saat bermain ayunan.

"Lalu sekarang bagaimana keadaan nya?" tanya pak Ibrahim.

"Sudah membaik sih katanya cuma luka lecet saja pak, tapi dia kan nggak mungkin lanjut belajar hari ini pak" jawab Sandy menjelaskan pada pak Ibrahim.

Setelah selesai jam belajar hari ini, Azura beserta murid lainnya pun bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Umi.." teriak Azura melihat Zubaidah baru saja tiba menggunakan sepeda motor nya seperti biasa.

"Heyy anak Umi, gimana sekolah hari ini? lancar kan zu? tanya zubaidah.

" Haa baik kok Umi, Aku tadi belajar huruf Arab mi" jawab Azura menceritakan sedikit pelajaran nya hari ini.

"Hay Umi" sapa Sandy yang menghampiri Azura dan Zubaidah.

"Ehh anak ganteng, apa kabarnya?" tanya Zubaidah berbasa-basi.

"Alhamdulillah baik Umi" jawab Sandy dengan tersenyum.

"Oh iya Umi, tadi tuh Azura..." sebelum Sandy menyelesaikan ucapan nya, Azura sudah lebih dulu menutup mulut Sandy.

"Huss diam jangan bilang, Ummi ku." bisik Azura kepada Sandy.

"Sandy ..." teriak mama nya Sandy yang baru saja tiba di sekolah untuk menjemput Sandy dan pulang kerumahnya.

"Zu aku duluan ya, Umi, Sandy pulang duluan ya Umi." ucap Sandy berpamitan kepada Azura dan ibu nya.

"Iya nak, Hati-hati dijalan ya San." jawab Zubaidah dengan melemparkan senyum kearah mama nya Sandy.

Sementara itu, Azkia juga sudah selesai waktu belajar nya dari sekolah. Namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Sulaiman untuk menjemputnya.

"Azkia belum dijemput papa juga?" tanya miss Arin mendekatinya.

"Belum miss, miss boleh bantu sekali lagi tidak, coba hubungi papa lagi dong miss" ucap Azkia meminta tolong kepada miss Arin.

"Ya baiklah, miss coba lagi ya hubungi papanya Azkia" jawab miss Arin.

Kemudian miss Arin mencoba kembali menghubungi Sulaiman.

"Nomer nya sih aktif, dan tersambung. Tapi kenapa papa nya Kia belum angkat juga ya" ucap miss Arin yang tengah berusaha menghubungi Sulaiman.

"Maaf Kia, tapi tidak dijawab juga telpon nya miss sama papa nya Kia" ucap miss Arin lagi yang langsung menyudahi panggilan itu.

"Ya sudah tidak apa miss, Kia pulang sendiri saja" jawab Azkia.

"Duh jangan dong, gimana kalau Kia di culik nanti, bisa miss yang disalahkan sama keluarga dan pihak sekolah sayang" jawab miss Arin.

"Tidak miss, rumah Kia kan tidak terlalu jauh, Kia bisa kok jalan sendiri dan pulang sendiri miss" ucap Azkia yang sudah bertekad untuk pulang sendiri saja.

"Azkia maafin miss ya, miss harus merapikan kelas dulu masalahnya, kalau tidak miss pasti akan mengantarkan Azkia pulang sayang" ucap miss Arin.

"Tidak apa miss, Kia sudah terbiasa kok miss jalan sendiri" jawab Azkia dengan memberikan senyum agar miss Arin tidak merasa khawatir.

"Tapi kalau sudah sampai rumah Azkia hubungi miss ya, pinjam ponsel papa atau tante nya Azkia itu" ucap miss Arin sebelum membiarkan anak kecil itu pulang jalan kaki seorang diri.

"Iya miss, nanti sampai di rumah Kia langsung kasih kabar ya miss" jawab Azkia.

"Ya sudah kamu hati-hati dijalan ya. Oh iya kamu tunggu disini sebentar" ucap miss Arin yang kemudian beranjak masuk kedalam ruang guru lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini Azkia pegang ya, ini semprotan merica. Kalau ada orang jahat yang mau menculik Azkia, langsung semprot saja matanya. Nah Azkia simpan di bagian tas sebelah sini saja biar lebih mudah Kia ambil" ucap miss Arin sambil menyimpan semprotan merica tersebut kedalam tas bagian samping nya.

"Terima kasih ya miss, Azkia pulang ya miss" ucap Azkia berpamitan.

Lalu gadis kecil itu pun langsung keluar dari sekolah dan berjalan sendirian menuju ke rumah nya yang memang tidak terlalu jauh dari rumah mereka saat ini.

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!