Berselang sebulan sejak Frederick pulang dari kediaman Jesy, dia pun mengutarakan maksudnya itu pada mamanya untuk melamar kekasih hatinya Jesy. Frederick sadar jika dia sudah berumur, karena saat itu usianya sudah 33 tahun dan dia belum juga menikah.
Frederick adalah anak kedua terakhir dalam keluarganya, dan tak satupun mereka ada yang menikah padahal usia mereka sudah cukup untuk menikah.
Sekilas tentang keluarga Frederick. Mereka berasal dari warga keturunan Tionghoa yang lahir dan menetap di pontianak sudah cukup lama sejak pertama kali kakek dan nenek moyang mereka yang berasal dari daratan cina tinggal dan menetap di Pontianak. Frederick sendiri mempunyai 5 saudara yaitu kakak tertua bernama Lily, kakak keduanya bernama Chandra, kakak ke tiganya bernama Fendy, serta adik bungsu perempuan nya bernama Yhanglie.
Siang itu Frederick menemui mamanya di kamar orang tuanya, di sana dia pun mengutarakan maksudnya untuk melamar kekasih nya Jesy.
Papa dan mama nya merasa senang karena akhirnya ada anak mereka yang akan menikah, dengan begitu berarti tidak lama lagi mereka akan punya cucu sebagai penerus bagi keluarganya.
Hari yang telah di sepakati bersama pun akhirnya tiba juga. Frederick datang melamar Jesy di kediamannya di sebuah desa di daerah Singkawang Timur. Desa itu merupakan salah satu desa wisata yang ada di sana.
Bersama kakak kedua nya serta di dampingi teman nya Frederick pun sampai di kediaman Jesy. Dari halaman depan sudah tampak ramai di penuhi oleh semua anggota keluarga, teman dan kerabat mama nya Jesy. Tampak pula di sana ketua umat dan pastor turut hadir memenuhi undangan dari keluarga Jesy.
Setelah di persilahkan masuk oleh tuan rumah, Frederick pun mengenal kan diri dan mengatakan ingin melamar Jesy di hadapan semua orang
"Selamat siang bapak ibu sekalian serta semua nya yang hadir saat ini disini, perkenalkan nama saya Frederick, ini Koko kedua saya Ko Chandra, ini teman saya Deden, dan ini teman saya Indra. tujuan kami datang ke sini adalah untuk melamar Jesy sebagai calon istri saya. Dan saya minta maaf karena kami datang ke sini tanpa mengajak orang tua saya karena mereka sudah tua tidak sanggup duduk terlalu lama" kata Frederick saat itu. "Bapak dan ibu serta semuanya juga pasti bingung kenapa koko saya tidak banyak bicara, itu karena koko saya baru pulang dari bekerja di Jepang selama 13 tahun jadi dia tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, namun dia mengerti apa yang kita ucapkan" katanya lagi pada semua yang hadir saat itu.
setelah ber basa basi sebentar, mereka pun melanjut kan acara pertunangan antara Frederick dan Jesy. Acara berlangsung dengan khidmat walaupun secara sederhana namu semua tampak bahagia tak terkecuali kedua pasangan tersebut.
Kini hari telah menjelang jam 17.00 sore, dan rombongan Frederick beserta koko dan teman-teman nya berencana untuk pulang kembali ke Pontianak. Dengan membawa beberapa makanan dan kue khas seperti lemang dan cucur dari daerah itu merekapun pulang dengan mengendarai mobil Suzuki Baleno putih kesayangan Frederick.
Di rumah Jesy masih tampak beberapa ibu-ibu dan keluarga yang lain berkumpul bersama diruang tamu. Di Sana Juga ada tante Irma adiknya mama Jesy yang terkenal dengan mulut embernya, dan Jesy tidak begitu menyukai keberadaan nya. Sambil memotong-motong kue dia berkata pada mamanya Jesy. "Eh..mak Jesy, kok mau sih punya menantu tua begitu, sedangkan si Jesy kan masih muda, udah gitu kenapa pula dia ndak datang sama mamak bapaknya tapi malah datang sama abang dan teman-temannya” ujarnya sambil menatap sinis ke arah Jesy. " Ndak menghargai orang sama sekali mereka tu mentang-mentang kita orang kampung, masa lamaran aja ndak bisa datang " ucapnya lagi menambahkan. Mama Jesy terdiam mendengar ucapan adik bungsunya itu. Memang sebenarnya dari awal mama Jesy memang tidak begitu setuju dengan lamaran dari Frederick, tapi karena Frederick terus-terusan mendesak dan melihat kebaikan yang dia lakukan pada Jesy dan keluarga nya, akhirnya mama Jesy luluh juga dan menyetujui pertunangan itu.
"Sudah lah mak Cira" kata tante Reny menyebut nama anak tertua dari tante Irma. "Kenapa pula kau yang repot dengan urusan si Jesy, asal dia bahagia kan ndak apa-apa. Kita doakan yang terbaik aja untuk mereka" ujar tante Reny lagi pada tante Irma. Seketika semuanya terdiam saat pastor ternyata mendengar pembicaraan mereka. Pastor berkata pada mereka para ibu-ibu yang ada di ruangan itu. "ibu-ibu sekalian, kita doakan supaya mereka bisa berbahagia hingga maut memisahkan, cinta tidak mengenal usia namun perlu kita ketahui dalam hubungan berumahtangga sikap saling peduli, pengertian dan sabar itu adalah hal terbaik yang dapat dilakukan pada pasangan masing-masing. Tua dan muda tidak Masalah karena kedewasaan seseorang juga tidak di ukur berdasarkan usia, tapi perilakunya". ucap pastor itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments