Pagi itu di sebuah kota kecil di bagian timur Singkawang tampak seorang gadis sedang asyik menyapu di halaman rumah nya.
Sambil bersenandung kecil menyanyikan lagu "Pergilah Kasih" dia pun terus melanjutkan pekerjaannya hingga selesai. Ya, dia adalah Jesy. Gadis pemalu yang sekarang telah menyelesaikan kuliah nya di salah satu Akademi terkenal di Pontianak Kalimantan Barat.
Hari masih pagi dan jam baru saja menunjukkan pukul 08.00 pagi. Namun saat ia akan beranjak masuk ke dalam rumah, dia kaget melihat sebuah mobil Suzuki Baleno putih tiba-tiba masuk ke halaman rumahnya.
Ya Jesy mengenali siapa pengemudi mobil putih itu. Seketika jantung nya seakan berhenti berdetak, dia tidak menyangka jika Frederick nekat menghampiri nya di kota kelahirannya.
Dari dalam mobil putih itu turut serta turun beberapa orang teman-temannya Frederick dan mereka semua berjumlah 4 orang.
Masih dengan kebingungan Jesy disadarkan dengan ucapan teman Frederick. "Eh...Jesy kok melamun aja sih lihat ayang nya datang, bukan nya disuruh masuk gitu ini malah di biarin di depan" ucap salah satu teman Frederick yang bernama Deden. Sambil tersenyum malu-malu Jesy pun mempersilakan Frederick dan teman-temannya masuk. Frederick sengaja membawa teman-temannya diantaranya Deden, Indra, dan Ian. Mereka semua berteman akrab dari kecil, itu yang pernah Jesy dengar saat Frederick pernah menceritakan beberapa orang teman masa kecilnya pada Jesy.
Tak lama kemudian datang lah mama Jesy dari arah dapur karena mamanya Jesy baru selesai memasak. "Eh ada tamu rupanya" sapa mamanya Jesy pada mereka yang ada di ruang tamu sambil menyalami mereka satu persatu.
Sambil bersalaman mereka pun masing-masing memperkenalkan diri. " Tante apa kabar saya temannya Frederick calon menantu tante" sapa Deden dengan sambil tersenyum tanpa malu-malu. Deden memang sahabat Frederick yang paling kocak dan juga ramah, itu sebabnya Frederick paling suka berteman dengannya. Setelah itu teman Frederick yang lainnya pun menyalami mamanya Jesy satu persatu sambil menyebutkan nama mereka masing-masing.
"Saya Indra tante, saya Ian bu" kata mereka sambil tersenyum. "iya silahkan duduk" kalian ngobrol aja dulu ya, tante mau ke belakang dulu" ucap mamanya Jesy sambil berlalu ke belakang.
Tak lama kemudian ibu Jesy kembali lagi dengan membawa teh masih dan sedikit cemilan pisang goreng yang biasa dia buat untuk teman minum kopi saat pagi.
"Ini silahkan di minum ya, jangan malu-malu. ini juga ada pisang goreng tadi tante baru goreng buat teman minum kopi" kata mama Jesy mencoba ramah pada tamunya.
"Iya tante, makasih ini aja cukup kok tapi kalau masih ada yang lain juga nggak apa-apa di keluarin semuanya tante" ucap Deden tanpa malu-malu. Sontak semua mereka yang ada diruang tamu itu pun tertawa secara bersamaan melihat kekonyolan yang di buat Deden.
Sambil menikmati teh hangat dan pisang goreng yang disuguhkan oleh mamanya Jesy, Frederick pun mulai mengungkap kan maksud kedatangan jauh-jauh untuk menemui kekasih hati nya itu. Mereka diam dan serius mendengar ucapan Frederick pada mamanya Jesy.
"Mohon maaf tante, mungkin saya sudah lancang dan terlalu berani" kata Frederick pada mamanya Jesy. "Maksud kedatangan saya ke sini adalah untuk melamar Jesy putri tante untuk menjadi istri saya, itu pun jika tante berkenan" ucap Frederick lagi. Seketika mama Jesy terdiam, karena dia sudah punya calon pasangan bust Jesy namun Jesy tidak mengetahui hal itu.
Namun mama Jesy berusaha tenang serta tidak menunjukkan rasa tidak suka pada tamunya.
Dia pun menjawab, ” nak, tante sih tidak keberatan dengan namun untuk pastinya kamu tanya saja langsung pada Jesy karena kalian sendiri yang akan menjalaninya, tapi menurut tante apa tidak terlalu cepat karena Jesy masih berusia 24 tahun" kata mama Jesy menolak secara halus.
Namun tiba-tiba Deden nyeletuk lagi, "nggak apa-apa tante soalnya si Frederick udah tua pengen cepat kawin" katanya sambil tertawa tanpa merasa bersalah. Terlihat wajah Frederick memerah menahan malu. Dalam hati Frederick mengumpat, "dasar si Deden buat malu aku aja, awas kau nanti balek ku kerjain baru tau rasa” umpat nya dalam hati. Semua yang ada di ruang tamu itu pun tertawa mendengar ucapan ngawur yang di lontarkan oleh Deden. " Sorry ya bro, jangan tegang-tegang gitu santai lah dikit” katanya lagi dengan bahasa khas melayunya.
Sementara yang lain sedang asyik ngobrol, Frederick dan Jesy pun saling lirik lirikan. Melihat hal itu, timbul lagi niat iseng nya Deden pada kedua orang yang saling jatuh cinta itu. Dia pun mulai menyanyikan salah satu lagu dangdut lawas " lirikan mata mu menarik hati, hai senyumanmu manis sekali, sehingga membuat aku terpana.. ” begitulah akhirnya mereka semua kembali tertawa lagi karena sikap konyol Deden yang tak mengenal tempat. Akhirnya sebelum rombongan Frederick dan temannya kembali pulang ke Pontianak, mereka pun telah sepakat untuk mengadakan lamaran resmi dengan membawa orang tua nya untuk melamar kekasih hatinya Jesy.
Hari sudah menjelang sore saat mereka beranjak meninggalkan rumah sederhana berwarna krem itu dengan perasaan senang memenuhi hatinya Frederick.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments