Walaupun sudah di tengah perjalanan perdebatan antara Elsa dan Yura masih saja berlanjut.
"Memang loe emaknya Olaf kan?"
"Terserah Lo deh! Trus kenapa lo gak suka pas gue panggil yur?" Elsa menatap sengit ke arah Yura yang sedang fokus menyetir.
"Jawabannya simpel, nama gue Yura Deliana bukan Sayur mayur."
"Terserah Lo deh, Eh gue ada info penting buat lo!" Elsa menaikkan alisnya, dia yakin sahabatnya ini pasti penasaran.
Mobil yang dikemudikan Yura mulai memasuki area restoran yang menjadi tujuan mereka.
"Apaan ?? Awas kalo info Lo gak mutu!" Yura memarkirkan mobilnya lalu keluar dari mobil.
Sedangkan Elsa senyam-senyum di dalam mobil, "Sedikit hiburan siang ini gak papa kali." Elsa sengaja berlama-lama di dalam mobil, Dari dalam mobil Elsa dapat melihat wajah Yura yang sudah kesal setengah mati karena dirinya tak kunjung turun.
Ckleeek...
Yura membuka pintu mobil dengan kasar dan melihat Elsa cengengesan plus ekspresi sok polos.
"SILAHKAN TUAN PUTRI." Yura sangat geram dengan sahabatnya yang usil ini.
"Oh ya?? aku merasa sangat tersanjung loh Thanks Yura!" Elsa berjalan di depan Yura bak model profesional.
"Dasar teman lucnut bisa-bisanya dia ngerjain gue!"
Setelah memesan makanan masing-masing, Akhirnya Yura kembali menanyakan informasi yang tadi dikatakan Elsa.
"Info apa yang Lo maksud tadi?"
"Jadi kemarin kan lo gak dapet tiket konsernya babang meow, Gimana kalo kita nonton konsernya yang di Jepang aja?" Elsa sebenarnya punya bias yang berbeda dengan Yura, Namun idola mereka masih satu grup.
"Tiket konser di Jakarta aja gue gak dapet, apalagi di Jepang. Lagian gue udah usaha mati-matian buat dapet tuh tiket. Gara-gara telat 1 menit aja gue udah gak kebagian, Sedih banget gue..." Yura mengelap hidungnya seakan-akan dia baru saja menangis.
"Ya elah gak usah drama deh Lo, makanya gue kasih ide brilian ini ke Lo. Mana tau kita hoki kali ini ya gak?"
"Eh emaknya Olaf?? Lo tau berapa duit yang harus kita habisin kalau sampe nonton konser suami gue ke Jepang? Biaya tiket konser, tiket pesawat, paspor, makan, hotel, outfitnya ? Lo pikir dong Maemunah!! Emangnya kita ini anak sultan?" Yura melempar tissue yang sudah diremas ke wajahnya Elsa.
"Iya juga sih, mana apartemen gue belum lunas. trus gimana dong? Gue cuma jadi sahabat yang baik aja buat Lo, Sekalian gue mau refreshing hehe!"
"Gue juga bingung, Satu sisi pengen ketemu sama calon suami Idaman. di lain sisi sayang banget duit gue hilang sebanyak itu. Padahal ngumpulinnya gwe harus kerja kayak kuda."
Hufff.... Yura dan Elsa menghembuskan nafasnya bersamaan.
"Coba aja gue punya harta Karun berlian 1 goni, peninggalan nenek moyang gue! trus tuh nenek moyang Dateng ke mimpi gue buat nunjukin." Yura senyum-senyum membayangkan dirinya tiba-tiba menjadi Milioner.
Puuk....
"Wooii.. Queen Halu bangun Lo, Halunya jangan ketinggian neng." Elsa menimpuk kepala Yura menggunakan kotak tisu yang disediakan di restoran tersebut.
"Sakit tau." Yura memonyongkan bibirnya, Karena halunya langsung buyar begitu saja.
Tiba-tiba saja pelayan restoran sudah mengantarkan makanan pesanan mereka.
"Ini pesanan Mbak berdua, Selamat menikmati." Pelayan itupun menata makanan di meja mereka.
"Terimakasih mas!!" Jawab Yura dan Elsa kompak.
Setelah beberapa menit berlalu...
"Ah.. kenyang banget gue, eh lo lama banget sih makannya! Emangnya lo ngitung berapa makanan yang Lo telan?" Yura menatap jengah ke arah Elsa.
"Lo aja yang makan kayak kuli kelaparan, gak ada anggunnya sama sekali." Elsa membalas ucapan Yura dengan tak kalah pedas.
"Emaknya Olaf, cepetan dong Lo kan tau nanti kita masih ada rapat setelah jam makan siang." Yura berkali-kali melihat jam tangannya, waktu istirahat mereka hanya tersisa 30 menit lagi.
"Iya Queen Halu, ni juga udah selesai."
Yura dan Elsa keluar dari restoran tersebut setelah melakukan pembayaran di kasir.
Yura dan Elsa sudah lama saling mengenal, yaitu ketika mereka masih duduk di bangku SMA. Setelah lulus SMA Yura tetap kuliah di Jakarta, sedangkan Elsa melanjutkan pendidikannya di Bandung.
Walaupun selama kuliah mereka berpisah tetapi mereka sering bertemu karena orang tua Elsa menetap di Jakarta.
Pada saat Yura dan Elsa selesai kuliah mereka memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan Cristiano Group. Dan untungnya mereka diterima walaupun di bagian berbeda.
Walaupun orang tua Elsa tinggal di Jakarta, Gadis berambut ikal ini memutuskan untuk tinggal di apartemennya sendiri walaupun masih nyicil.
Menurutnya itu lebih baik daripada tinggal bersama Papa dan juga Ibu tirinya. Mama Elsa meninggal saat dia masih duduk di bangku SMA. 2 tahun setelah kematian ibunya, Papanya memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang Janda tanpa anak.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Setelah sampai di Cristiano Group, Yura dan Elsa segera kembali ke ruangan masing-masing. Yura langsung ke lantai paling atas, sedangkan Elsa berada di lantai 5.
Akhirnya rapat yang ditunggu-tunggu telah tiba, Banyak karyawan yang juga bertanya-tanya mengapa mereka juga dilibatkan dengan rapat kali ini. Biasanya kalau rapat dengan direktur utama, Hanya manager setiap devisi dan juga para pemenang saham yang di libatkan.
Tak..tak..tak...
Di pintu Aula terlihat Pak Satria berjalan dengan penuh kharisma memasuki ruangan aula, Dibelakangnya ada Yura dan Doni berjalan beriringan.
Suara sudah kembali tenang karena rapat sudah dimulai sejak 20 menit yang lalu.
Setelah waktu berjalan cukup lama, akhirnya rapat telah selesai diadakan.
Kini Pak Satria mulai mengumumkan hal penting yang membuat seluruh karyawan Cristiano Group ikut rapat kali ini.
"Baiklah saya akan langsung ke intinya saja, Saya Satria Cristiano tidak akan lagi menjabat menjadi direktur utama di perusahaan ini. Karena besok anak pertama saya yang akan menjadi CEO di Cristiano Group. Saya memutuskan pensiun karena saya ingin menghabiskan waktu tua saya bersama istri tercinta." Para karyawan senyum-senyum mendengar pengumuman yang disampaikan Pak Satria.
"Untuk kedepannya saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik bersama anak saya Gheo Cristiano, Hanya itu yang ingin saya sampaikan siang ini. Sekian dan terimakasih." Pak Satria langsung turun dari podium yang langsung diikuti oleh Doni dan juga Yura.
Di tengah perjalanan menuju ruangan mereka tak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka, Pak Satria melirik sekilas ke arah Yura. Ia melihat ekspresi Yura yang tampak seperti memikirkan sesuatu.
Yura hanya termenung di dalam ruangannya, Ia tak tahu harus melakukan apa. Karena sejak rapat itu berakhir Pak Satria tak memberikan instruksi apa-apa kepadanya.
"Kok rasanya sedih ya, Padahal tadi pagi gue udah tau Pak Satria bakalan pensiun. Tapi rasanya sedih banget di saat dia menyampaikan pengumuman itu. Apa aku keruangannya saja ya?" Yura segera meninggalkan ruangannya.
Dan saat ini Yura sedang berdiri di depan pintu ruangan sang direktur utama.
Tok..tokk..
"Masuk." Terdengar suara berat khas Pak Satria dari dalam ruangan.
Bersambung 💞💞💞💞....
Aktor utama kita akan nongol di bab 5 ya gesss..... ❤️❤️❤️
Sekian dulu ya gesss, jangan lupa like dan komen..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
eva
next...
2023-06-09
1