Kamu pasti bisa

.

.

.

💕 HAPPY READING 💕

Setelah 30 menit akhirnya Rani selesai mencuci piring-piring kotor itu, tentunya dengan bantuan ibu Marni. Mata mereka terus memperhatikan Ratu yang sedang menumis daun singkong yang dia ambil di belakang rumah.

" Kamu jangan senang dulu, Ratu. Jangan kamu kira, kamu sudah menang karena bisa mempengaruhi Arya untuk memarahi Rani. Kamu lihat saja, pasti kamu akan membayar semua ini."Seru ibu Marni dengan marah.

" Iya bu, pokoknya Ratu harus dikasih pelajaran. Lama-lama dia akan kurangajar sama kita, baru juga sehari di rumah orang tuanya sudah bisa mempengaruhi Arya."Ucap Rani tidak terima karena Arya sudah memarahinya serta memintanya untuk mencuci piring. Semua itu di anggapnya karena ulah Ratu, Ratu sudah meracuni pikiran Arya.

" Terserah ibu sama mbak Rani saja lah, aku pusing dengan apa yang kalian bicarakan. Sudah ya, aku mau mandi."Ucap Ratu berlalu dari dapur sambil melambaikan tangannya.

Rani dan ibu Marni mengepalkan tangannya, semakin hari Ratu semakin berani dan semakin kurangajar. Sama sekali tidak ada takutnya dengan ibu mertuanya.

* Aku harus bisa membuat Ratu pergi dari rumah ini. Dengan begitu aku bisa mengendalikan Arya seperti dulu. Semenjak menikah dengan Ratu, Arya sudah berubah dan susah untuk di kendalikan. Aku harus bisa membuat mereka bercerai, dan Ratu pergi dari rumah ini. Bukan Rani yang akan di usir, tapi Ratu yang akan terusir.*Gumam ibu Marni dalam hatinya.

Sore kini sudah berganti malam, tiba saat nya mereka untuk makan malam. Ratu dan Arya sudah ada di meja makan lebih dulu, di susul pak Santo dan yang lainnya. Namun, tidak nampak ada Serli ikut makan malam.

" Serli kemana, bu?."Tanya pak Santo tidak mendapati anak gadisnya.

" Serli banyak tugas, Pak. Jadi dia menginap di rumah temannya."Jawab Ibu Marni dengan santainya.

" Kok tidak izin dengan bapak dulu, Bu. Bagaimanapun aku ini bapaknya dan Serli itu anak perempuan bu, seharusnya tidak perlu sampai menginap segala?."Tanya pak Santo lagi.

" Heleh, tidak izin sama bapak juga sama saja to pak, kan sudah izin sama ibu. Lagipula Serli itu sudah besar pak, dia tidak akan macam-macam di luaran sana. Sudahlah kita makan saja, jangan banyak bicara. Perutku sudah lapar banget ini."Ucap ibu Marni tidak menghormati suaminya yang sedang bicara.

Mata ibu Marni dan Rani nampak berbinar saat mendapati ada menu rendang di meja makan. Memang hanya ada rendang, tumis daun singkong dan kerupuk saja yang terhidang. Namun hidangan rendangnya yang membuat menggugah selera.

" Tumben ini ada rendang? Kamu itu jadi istri jangan boros-boros, kasihan Arya yang kerja caru duit banting tulang. Masak rendang sebanyak ini, bisa habis tuh uang belanja dalam seminggu."Ucap ibu Marni sambil menyendok rendang dan meletakkan di atas piringnya. Kira-kira ada 7 potong daging rendang yang dia ambil.

" Bukannya uang belanja sama ibu ya? Atau jangan-jangan sudah habis karena kemarin-kemarin kalian makanan beli terus? Lagi pula ini rendang aku tidak masak ataupun beli kok, ini dari mama ku. Beliau yang memasak dan aku tinggal bawa pulang."Jawab Ratu dengan santainya.

" Hahhh !! Dari orang tua kamu? Mama? Hahaaa kamu itu orang kampung, tidak pantas memanggil ibumu dengan panggilan mama. Awas lidah kamu keseleo, Ratu."Seru Rani masih saja mencibir Ratu.

" Aku mau manggil mama, atau mommy pun bukan urusan kamu mbak Rani yang bawel dan pemalas. Oh iya, ini kan makanan dari mamaku jadi kamu tidak boleh makan banyak-banyak ya, kamu kan rakus."Seru Ratu sambil terkekeh.

Rani merasa tersinggung dengan ucapan Ratu tadi. Ratu sudah keterlaluan, hanya karena makanan saja dia sampai mengatakan rakus. Tentu saja sang pembela tidak terima menantunya dikatakan rakus.

" Kamu ini Ratu, makin hari makin kurangajar ya. Lagian aku yakin jika rendang ini juga dagingnya di beli memakai uang Arya, mana orang tua kamu ada duit untuk membeli daging."Cibir ibu Marni tetap berprasangka buruk.

"Ibu, Rani !! Kalau mau ribut, kalian makan di luar saja."Tegur pak Santo pelan namun tegas.

Semua akhirnya terdiam dan menikmati hidangan makan malam. Sesekali ibu Marni melirik tidak suka ke arah Ratu, dia semakin benci dengan Ratu dan semakin tidak mau berlama-lama hidup satu atap dengan Ratu.

*******

Di perusahaan tempat Arya bekerja, pagi ini Arya di panggil oleh pak Heru untuk membicarakan masalah perusahaan. Secara perlahan Arya juga mempelajari tentang perusahaan dari pak Heru. Meskipun saat dirumah mertuanya kemarin dia juga sudah banyak belajar dari Raja dan Satria.

" Pak Heru, emm apa saya mampu memimpin perusahaan ini? Terus apa kata yang lainnya, jika saya menggantikan posisi bapak. Sebab masih banyak orang yang pintar dan hebat yang bisa menggantikan bapak."Ucap Arya merasa ragu.

" Kamu tidak perlu memikirkan apa kata orang. Untuk dewan direksi sudah tahu kamu itu siapa, tapi tidak dengan para karyawan yang lainnya. Seandainya ada yang tidak terima dengan jabatan baru mu, itu akan berurusan langsung dengan saya. Kamu pasti bisa kok memegang kendali perusahaan ini, bapak yakin itu."Ucap pak Heru dengan tegas dan yakin.

Arya siap tidak siap dia harus siap, ini semua juga demi perusahaan mertuanya dan mertuanya sendiri juga sudah memberikan kepercayaan kepadanya. Arya harus sanggup dan harus bisa mengemban amanah dari mertuanya itu.

" Baik pak, tapi saya minta waktu 1 minggu untuk belajar. Meskipun saya sudah hampir 7 tahun bekerja di perusahaan ini tapi saya tidak banyak tahu semua bidang di perusahaan ini. Jadi saya minta waktu 1 minggu untuk mempersiapkan dan mempelajarinya. Emm satu lagi pak, saat pergantian pimpinan nanti saya tidak mau terlalu formal pak. Cukup kumpulkan karyawan saja,dan beri penguman jika aku yang menggantikan Bapak."Ucap Arya dengab bijak.

Arya tidak mau penganggkatannya menjadi direktur membuat banyak pertanyaan para karyawan. Sehingga dia tidak mau diadakan acara serah terima jabatan secara formal apalagi sampai adanya pesta atau makan-makan. Cukup beri pengumuman saja kepada karyawan.

" Iya, semalam Papa mertua kamu juga sudah membicarakan masalah ini. Kamu memang hebat, dan tidak sombong pantas saja Ratu mau sama kamu. Hahaha.."Ucap pak Heru sambil menepuk pundak Arya.

Setelah pembicaraan mereka selesai, Arya keluar dari ruangan pak Heru lalu menuju bilik kerjanya. Arya beda devisi dengan Bima, Bima ada di bagian marketing. Dan Arya ada di bagian staff keuangan.

" Ada apa, pagi-pagi sudah di panggil pak Heru? Apa kamu buat kesalahan?."Tanya Rehan teman satu devisi Arya.

" Tidak ada apa-apa kok. Yuk lanjut kerja lagi, ada laporan yang dikejar deadline ini."Seru Arya mengalihkan pembicaraan. Dia belum mau bicara jujur dengan teman-temannya.

Saat ini yang jadi masalah adalah Bima. Sudah pasti Bima nanti bakalan tahu jabatan baru Arya. Apalagi mereka memang ada dalam satu kantor. Jika Bima tahu, dia pasti akan memberitahu orang rumah soal jabatan direkturnya. Jika mereka tahu, sudah pasti mereka banyak menuntut lagi.

Jabatan saja yang memang akan berubah menjadi direktur, namun untuk keuangan akan tetap sama saja. Arya akan mendapat gaji dengan jabatan direkturnya itu, dan untuk semua hasil dari perusahaan akan tetapmasuk ke rekening Ratu. Itu semua sudah Arya bicarakan dengan Ratu dan keluarga mertuanya.

Arya tidak mau memegang uang banyak, cukup gajinya sebagai direktur saja yang dia terima. Sebab, kekayaan yang ada semua milik Ratu dan keluarganya, Arya merasa tidak berhak untuk menikmatinya.

*********

Terpopuler

Comments

Dhanny Arganata

Dhanny Arganata

kak othor. .sbg budak korporat
bukan " sya minta waktu bla. .bla. ."
tp sya mohon waktu. .
bukan sya blum mgerti/belum tau.
tapi sya memerlukan sumber daya utk mengerti bla. .bla. .
biar lbh menjiwai aja sih heheheh
lainnya uda oke kok. g diganti jg gpp. .cm lain wktu pas bikin gnian mgkin bisa saran sya bisa jd referensi

2024-01-26

3

Qorie Izraini

Qorie Izraini

pengen laj dpt suami kayak Arya
yg berbudi luhur dan bertanggung jawab dan tegas

2024-01-19

0

Neli Allen

Neli Allen

hebat kamu arya .klo klrg kmu tau klo di angkat jd direktur pasti banyak lg tuntutan dr ibu nya arya

2023-11-28

3

lihat semua
Episodes
1 Suasana pagi hari
2 Uang 2 juta
3 Balado terong
4 Gara-gara kopi
5 Restoran mahal
6 Uang Gaji
7 Menemui Raja
8 Kakak kandung istriku
9 Putri dari CEO
10 Menemui mertua
11 Sehari tidak ada Ratu
12 Istriku bukan pembantu
13 Kamu pasti bisa
14 Bertemu Serli
15 Ratu juga bisa marah
16 Habis belum waktunya
17 Cerita bapak mertua
18 Kehilangan perhiasan
19 Pergi dari rumah
20 Rumah baru
21 Jabatan baru Arya
22 Uang dari Serli
23 Kebohongan Rani
24 Bima tahu soal Arya
25 Perbincangan Bima dan ibu Marni
26 Mengantar pak Santo
27 Membuat malu ibu marni
28 Naik jabatan
29 Datang bikin masalah
30 Pedasnya mulut ibu mertua
31 Keterkejutan Rani dan Serli
32 Garis dua
33 Masakan Ratu
34 Kebohongan Rani
35 Keluarga toxic
36 Kedatangan orang tua Ratu
37 Menantu sultan
38 Kegelisahan Rani
39 Kebohongan Rani
40 Penolakan Harsa
41 Bima marah
42 Rumah Arya
43 Pengakuan Serli
44 Kedatangan ibu Darti
45 Dua ibu julit
46 Teman lama
47 Masih tentang uang
48 Tetap pada pendirian
49 Siapa Mita?
50 Tidak ada rasa takut
51 Ke kampung Rani
52 Ikut tinggal sama besan
53 Kenapa dengan Serli
54 Kehamilan Serli
55 Pak Santo marah
56 Tagihan rumah sakit
57 Salah lawan
58 Datang ke rumah Harsa
59 Mahar yang tak wajar
60 Catering 12 juta
61 Tagihan biaya pernikahan
62 Menantu pengusaha
63 Tidak mau di pecat
64 Bima mengajak pindah
65 Makan siang bersama
66 Nasib tinggal di kontrakan
67 Kesombongan yang sama
68 Di pecat juga
69 Nyonya Marni
70 Menagih uang bulanan
71 Kerjasama yang disengaja
72 Mendatangi rumah istri Harsa
73 Kedatangan Anne
74 Annakku menjadi janda
75 Apa harus dibatalkan
76 Serli berulah dan Bima bahagia
77 Kejujuran Bima
78 Bima mulai curiga
79 Bukti Bima dapatkan
80 Saling bercerita
81 Talak untuk Rani
82 Ternyata adik kakak
83 Perubahan sikap Ratu
84 Perubahan sikap Rani
85 Kabar bahagia
86 Kelakuan ibu Marni
87 Rencana ibu Marni
88 Salah minum
89 Bukti dari CCTV
90 Lapor polisi lebih baik
91 Polisi datang
92 Ada apa dengan Rani
93 Rani hamil
94 Ibu Marni ketakutan
95 Lolos dari jebakan
96 Pembatalan kerja sama
97 Wanita itu Serli
98 Kebodohan Anne
99 Menjenguk ibu Marni
100 Bukti untuk Anne
101 Bukti yang akurat
102 Perebut suami orang
103 Terlalu percaya diri
104 Pekerjaan Yanto
105 Tanggung jawab Bima
106 Tidak sengaja bertemu
107 Memberitahu Arya
108 Membuat donat
109 Papa mertua super hero
110 Balas dendam Rani
111 Rumah sakit lagi
112 Tabungan untuk Serli
113 Sumpah serapah
114 Tidak berubah juga
115 Surat pejanjian (bebas)
116 Bukan keinginanku bu
117 Bentakan pak Santo
118 Mengenalkan calon istri
119 Mengantar Serli pulang
120 Berdebat dengan ibu
121 Rencana busuk
122 Ancaman Bima
123 Makan bakso bersama
124 Menikah tanpa restu
125 Kejutan untuk Ratu
126 Fitnah dari mertua
127 Keputusan pak Santo
128 Jangan ceraikan aku
129 Hanya dimanfaatkan
130 Mencoba tidak perduli
131 Semua atas nama Arya
132 Mengagumi diam-diam
133 Yanto dan ibu Marni
134 Semakin menjadi
135 Mengumpulkan anak dan menantu
136 Penghinaan dari ibu
137 Berangkat ke kampung
138 Keong sawah
139 Hampir ketahuan
140 Keinginan pak Santo
141 Hamil diusia tidak lagi muda
142 Rani tahu semuanya
143 Bubur Ayam
144 Pertemuan tiga wanita
145 Tawaran menikah
146 Nama wanita lain
147 Adik dari mantan pacar
148 Ibu hamil yang lupa
149 Siapa Ratu
150 Dia ibuku
151 Ban mobil bocor
152 Hari bahagia Serli
153 Kebenaran dari pak Santo
154 Rujak mangga muda
155 Wanita berumur
156 Nasib ibu Marni
157 Pergi ke klinik
158 Hati seperti malaikat
159 Pura-pura romantis
160 Saling memaafkan
161 Mesin uang Yanto
162 Pria yang aneh
163 Bukan sopir taksi
164 Revan dan Devan
165 Menyesal tidak berguna
166 Baby twin pulang
167 Suport dari keluarga
168 Jalan-jalan pagi
169 Tegar
170 Drama sikembar
171 Pesan dari Agung
172 Belanja kebutuhan bayi
173 Kedatangan Agung
174 Quality time Arya dan Ratu
175 Mulai tidak nyaman
176 Terus berusaha
177 Ingin melamar
178 Obrolan para istri
179 Tiba-tiba melamar
180 Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181 Pesan baju pengantin
182 Taubatlah Bu
183 Kerja sama baru
184 Kedatangan polisi
185 Tertangkap juga
186 Tetap ibu kita
187 Menjenguk ibu Marni
188 Saling bahagia
189 Agung kasmaran
190 Penjahat karbitan
191 Tertangkap dan pernikahan
192 Tamu yang sama
193 Masuk angin
194 Calon orang tua
195 Rumah masa kecil
196 Keadaan ibu Marni
197 Tetangga baru
198 Kunjungan tetangga baru
199 Tentang ibu Marni
200 Makan bakso
201 Ayam goreng untuk ibu
202 Dikira hamil
203 Mantan suami belanja
204 Baby Girl
205 Nenek dan Kakek datang
206 Berhati mulia
207 Rencana beli ayam
208 Bertemu masalalu
209 Tabur tuai
210 Datang ke kantor Agung
211 Jangan salah paham
212 Hari libur
213 Teman sekolah
214 Pesta berujung masalah
215 Tidak terganggu
216 Kamu jual, aku beli
217 Bukti perlawanan
218 Kerjasama menyesatkan
219 Dua wanita
220 Belanja di Mall
221 Rencana Yanti
222 Revan menghilang
223 Perbuatan siapa
224 Mulai terungkap
225 Pencarian Revan
226 Yanti sang dalang
227 Penjara lebih pantas
228 Jalan-jalan pagi
229 Aska Fadilla
230 Tempat kerja Firman
231 Kasih sayang orang tua
232 Teman Yusuf
233 Salah orang
234 Dia menyukaimu mas
235 Nasehat dari Ratu
236 Bertemu Saras
237 Dua nenek
238 Revan dan Devan sekolah
239 Mimpi adek bayi
240 Sudah memaafkan
241 Kebahagiaan yang tidak ternilai
242 Ucapan terima kasih
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Suasana pagi hari
2
Uang 2 juta
3
Balado terong
4
Gara-gara kopi
5
Restoran mahal
6
Uang Gaji
7
Menemui Raja
8
Kakak kandung istriku
9
Putri dari CEO
10
Menemui mertua
11
Sehari tidak ada Ratu
12
Istriku bukan pembantu
13
Kamu pasti bisa
14
Bertemu Serli
15
Ratu juga bisa marah
16
Habis belum waktunya
17
Cerita bapak mertua
18
Kehilangan perhiasan
19
Pergi dari rumah
20
Rumah baru
21
Jabatan baru Arya
22
Uang dari Serli
23
Kebohongan Rani
24
Bima tahu soal Arya
25
Perbincangan Bima dan ibu Marni
26
Mengantar pak Santo
27
Membuat malu ibu marni
28
Naik jabatan
29
Datang bikin masalah
30
Pedasnya mulut ibu mertua
31
Keterkejutan Rani dan Serli
32
Garis dua
33
Masakan Ratu
34
Kebohongan Rani
35
Keluarga toxic
36
Kedatangan orang tua Ratu
37
Menantu sultan
38
Kegelisahan Rani
39
Kebohongan Rani
40
Penolakan Harsa
41
Bima marah
42
Rumah Arya
43
Pengakuan Serli
44
Kedatangan ibu Darti
45
Dua ibu julit
46
Teman lama
47
Masih tentang uang
48
Tetap pada pendirian
49
Siapa Mita?
50
Tidak ada rasa takut
51
Ke kampung Rani
52
Ikut tinggal sama besan
53
Kenapa dengan Serli
54
Kehamilan Serli
55
Pak Santo marah
56
Tagihan rumah sakit
57
Salah lawan
58
Datang ke rumah Harsa
59
Mahar yang tak wajar
60
Catering 12 juta
61
Tagihan biaya pernikahan
62
Menantu pengusaha
63
Tidak mau di pecat
64
Bima mengajak pindah
65
Makan siang bersama
66
Nasib tinggal di kontrakan
67
Kesombongan yang sama
68
Di pecat juga
69
Nyonya Marni
70
Menagih uang bulanan
71
Kerjasama yang disengaja
72
Mendatangi rumah istri Harsa
73
Kedatangan Anne
74
Annakku menjadi janda
75
Apa harus dibatalkan
76
Serli berulah dan Bima bahagia
77
Kejujuran Bima
78
Bima mulai curiga
79
Bukti Bima dapatkan
80
Saling bercerita
81
Talak untuk Rani
82
Ternyata adik kakak
83
Perubahan sikap Ratu
84
Perubahan sikap Rani
85
Kabar bahagia
86
Kelakuan ibu Marni
87
Rencana ibu Marni
88
Salah minum
89
Bukti dari CCTV
90
Lapor polisi lebih baik
91
Polisi datang
92
Ada apa dengan Rani
93
Rani hamil
94
Ibu Marni ketakutan
95
Lolos dari jebakan
96
Pembatalan kerja sama
97
Wanita itu Serli
98
Kebodohan Anne
99
Menjenguk ibu Marni
100
Bukti untuk Anne
101
Bukti yang akurat
102
Perebut suami orang
103
Terlalu percaya diri
104
Pekerjaan Yanto
105
Tanggung jawab Bima
106
Tidak sengaja bertemu
107
Memberitahu Arya
108
Membuat donat
109
Papa mertua super hero
110
Balas dendam Rani
111
Rumah sakit lagi
112
Tabungan untuk Serli
113
Sumpah serapah
114
Tidak berubah juga
115
Surat pejanjian (bebas)
116
Bukan keinginanku bu
117
Bentakan pak Santo
118
Mengenalkan calon istri
119
Mengantar Serli pulang
120
Berdebat dengan ibu
121
Rencana busuk
122
Ancaman Bima
123
Makan bakso bersama
124
Menikah tanpa restu
125
Kejutan untuk Ratu
126
Fitnah dari mertua
127
Keputusan pak Santo
128
Jangan ceraikan aku
129
Hanya dimanfaatkan
130
Mencoba tidak perduli
131
Semua atas nama Arya
132
Mengagumi diam-diam
133
Yanto dan ibu Marni
134
Semakin menjadi
135
Mengumpulkan anak dan menantu
136
Penghinaan dari ibu
137
Berangkat ke kampung
138
Keong sawah
139
Hampir ketahuan
140
Keinginan pak Santo
141
Hamil diusia tidak lagi muda
142
Rani tahu semuanya
143
Bubur Ayam
144
Pertemuan tiga wanita
145
Tawaran menikah
146
Nama wanita lain
147
Adik dari mantan pacar
148
Ibu hamil yang lupa
149
Siapa Ratu
150
Dia ibuku
151
Ban mobil bocor
152
Hari bahagia Serli
153
Kebenaran dari pak Santo
154
Rujak mangga muda
155
Wanita berumur
156
Nasib ibu Marni
157
Pergi ke klinik
158
Hati seperti malaikat
159
Pura-pura romantis
160
Saling memaafkan
161
Mesin uang Yanto
162
Pria yang aneh
163
Bukan sopir taksi
164
Revan dan Devan
165
Menyesal tidak berguna
166
Baby twin pulang
167
Suport dari keluarga
168
Jalan-jalan pagi
169
Tegar
170
Drama sikembar
171
Pesan dari Agung
172
Belanja kebutuhan bayi
173
Kedatangan Agung
174
Quality time Arya dan Ratu
175
Mulai tidak nyaman
176
Terus berusaha
177
Ingin melamar
178
Obrolan para istri
179
Tiba-tiba melamar
180
Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181
Pesan baju pengantin
182
Taubatlah Bu
183
Kerja sama baru
184
Kedatangan polisi
185
Tertangkap juga
186
Tetap ibu kita
187
Menjenguk ibu Marni
188
Saling bahagia
189
Agung kasmaran
190
Penjahat karbitan
191
Tertangkap dan pernikahan
192
Tamu yang sama
193
Masuk angin
194
Calon orang tua
195
Rumah masa kecil
196
Keadaan ibu Marni
197
Tetangga baru
198
Kunjungan tetangga baru
199
Tentang ibu Marni
200
Makan bakso
201
Ayam goreng untuk ibu
202
Dikira hamil
203
Mantan suami belanja
204
Baby Girl
205
Nenek dan Kakek datang
206
Berhati mulia
207
Rencana beli ayam
208
Bertemu masalalu
209
Tabur tuai
210
Datang ke kantor Agung
211
Jangan salah paham
212
Hari libur
213
Teman sekolah
214
Pesta berujung masalah
215
Tidak terganggu
216
Kamu jual, aku beli
217
Bukti perlawanan
218
Kerjasama menyesatkan
219
Dua wanita
220
Belanja di Mall
221
Rencana Yanti
222
Revan menghilang
223
Perbuatan siapa
224
Mulai terungkap
225
Pencarian Revan
226
Yanti sang dalang
227
Penjara lebih pantas
228
Jalan-jalan pagi
229
Aska Fadilla
230
Tempat kerja Firman
231
Kasih sayang orang tua
232
Teman Yusuf
233
Salah orang
234
Dia menyukaimu mas
235
Nasehat dari Ratu
236
Bertemu Saras
237
Dua nenek
238
Revan dan Devan sekolah
239
Mimpi adek bayi
240
Sudah memaafkan
241
Kebahagiaan yang tidak ternilai
242
Ucapan terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!