Pergi dari rumah

.

.

.

💕 HAPPY READING 💕

Setelah menunggu hampir 1 jam. Arya , Bima dan Rani akhirnya dia sudah sampai rumah. Mereka bingung ada masalah apa sampai mereka di haruskan pulang lebih awal.

Ibu Marni menceritakan dimana saat Pak Santo dan Ratu ada di toko dan makan bersama disana tanpa memperdulikan dirinya dan Serli yang lapar di rumah. Ibu Marni juga mengatakan jika Ratu dan pak Santo ada hubungan. Tentu saja hal itu membuat Arya kaget, namun akal sehat Arya masih berfungsi dengan baik.Dan tidak akan percaya begitu saja apa yang dikatakan oleh ibunya.

" Dasar memalukan."Ucap Rani mencibir Ratu.

" Jaga sikap kamu Rani."Seru Bima berbisik di telinga Rani.

Bima sendiri juga ragu dengan apa yang dikatakan oleh ibunya. Tidak mungkin Ratu mau menggoda ataupun mempunyai hubungan lebih dengan mertuanya sendiri.

" Sekarang ibu minta Ratu pergi dari rumah. Jika Ratu tidak pergi, ibu yang akan pergi dari sini."Ucap ibu Marni mengancam.

" Aku akan pergi dari sini jika barang-barang ku sudah kembali. Mbak Rani, tolong kembalikan barang-barangku yang kamu curi dari kamarku. Skincare dan perhiasanku segera kembalikan."Ucap Ratu dengan tegas.

Deegghhh

Wajah Rani tiba-tiba berubah memucat, dan dia pun terlihat gugup tidak seperti biasanya. Namun secepatnya Rani bersikap biasa saja sambil menyembunyikan kedua tangannya kebelakang.

Ratu tahu pergerakan tangan Rani, pasti ada sesuatu yang Rani sembunyikan. Bisa jadi perhiasan itu sedang dipakainya.

" Jangan asal tuduh kamu, Ratu. Aku bisa melaporkan kamu ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik dan kamu bisa di penjara."Ucap Rani membela diri.

" Ohh mau bawa-bawa polisi? Hemm aku tidak takut mbak, boleh saja kalau mau panggil polisi. Polisi juga bisa membedakan mana yang pencuri dan mana yang bukan. Ayok panggil saja biar semuanya jelas."Ucap Ratu menantang Rani dengan penuh keberanian.

Rani justru terlihat semakin gusar dan gugup. Bahkan terlihat beberapa kali dia menelan salivanya sendiri. Gerak-gerak Rani sudah bisa dipahami Ratu jika Rani lah orang yang sudah mengambil barang-barangnya.

" Kamu menuduh istriku, Ratu? Atas dasar apa kamu menuduhnya, apa kamu punya bukti?." Tanya Bima mencoba membela Rani.

" Buktinya ini mas. Skincare ini ada di kamar Serli, dan Serli bilang ini dia dapat dari Mbak Rani. Aku tahu jika Skincare ini siapa saja bisa beli mas, termasuk istri kamu. Tapi apa iya istri kamu mau memberikan skincare ini secara cuma-cuma kepada Serli? Harga skincare ini mahal mas, 3 juta aku membelinya. Dan kemarin aku beli 2, dan ternyata semuanya sudah tidak ada. Jadi bukti apa lagi yang harus aku kasih?."Ucap Ratu membuat Bima langsung menatap tajam istrinya.

Hahhh 3 juta?

Ibu Marni dan yang lainnya kaget dengan harga 1 set skincare yang Ratu beli. Darimana Ratu punya uang sebanyak itu, atau jangan-jangan memang Arya punya gaji lebih dan sengaja tidak memberitahu ibunya.

Ratu mendekati Rani lalu menarik tangan Rani, dan benar di tangan kiri Rani melingkar dua gelang yang sangat dia kenali. Tentu saja dia kenal, dia adalah pemilik aslinya.

" Ini gelangku kan, mbak Rani?."Tanya Ratu pelan namun tegas.

" Enak saja, ini gelangku yang aku beli seminggu yang lalu. Kamu ini semakin hari semakin kurangajar ya, memangnya aku tidak punya uang untuk membeli gelang."Ucap Rani menyangkal perkataan Ratu.

" Oh benarkah? Mbak beli dimana dan berapa harganya? Asal mbak Rani tahu, gelang ini itu tidak ada yang punya selain aku karena Oma ku yang memesannya secara khusus untuk ku. Bahkan surat gelang ini pun ada pada ku, jika tidak percaya bisa di buktikan."Ucap Ratu tetap bersikap tenang namun tegas.

Ibu Marni mendekati Ratu lalu menarik tangan Ratu dan tiba-tiba ibu Marni melayangkan tamparannya di pipi Ratu.

Plaaakkk

Semua orang yang ada di ruangan itu kaget dan syok melihat kejadian yang secara tiba-tiba itu. Arya langsung memeluk istrinya dan mengusap pipi sang istri dengan lembut.

" Pembohong !! Keluarga kamu itu miskin, dapat uang darimana bisa membelikan kamu perhiasan mahal seperti itu. Mau sampai orang tua kamu jual ginj4l pun tidak akan sanggup membelinya. Sekarang sudahi dulu kebohonganmu itu dan segera tinggalkan rumah ini."Ucap ibu Marni dengan penuh emosi.

Rani menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Tanpa diminta ibu mertuanya membelanya. Rani semakin berbangga diri dan besar kepala.

" Sekarang ibu bisa menghinaku dan orang tuaku sesuka hati ibu, tapi ingat bu. Suatu saat nanti jika ibu butuh bantuan ku, aku tidak akan pernah mau membantumu bu."Ucap Ratu juga sudah diliputi amarah.

" Cihhhh siapa juga yang butuh bantuan kamu, menghayal saja kamu."Cibir ibu Marni dengan senyum mengejek Ratu.

" Mbak Rani, sekarang cepat gelang dan kalung yang mbak pakai. Karena itu semua milikku, jika kalian semua tidak percaya kalian bisa cek di gelang dan kalung itu ada namaku ku RATU PW."Seru Ratu dengan keras.

Rani semakin takut dan semakin terpojok, dia takut jika semua itu terbukti. Yang ada dia pasti akan malu banget.

* Apa gelang dan kalung ini ada nama Ratu? Kenapa aku tidak memeriksanya dulu. Gawat kalau sampai benar-benar ada namanya.* Gumam Rani dalam hati.

" Tidak ! Ini punya ku dan mana mungkin ada nama kamu. Jangan mengada-ada kamu Ratu, sudah miskin ya miskin saja jangan banyak gaya."Ucap Rani lagi.

" Rani, apa susahnya kamu lepas dulu untuk membuktikan ucapan Ratu tadi agar semuanya jelas dan tidak ada yang salah paham."Ucap pak Santo dengan bijak.

Ucapan pak Santo mendapat persetujuan dari Arya dan Ratu. Tanpa menunggu lama, Bima pun langsung memegang tangan kiri Rani dan melepas dua gelang yang melingkar di tangan kiri Rani. Bima juga penasaran, dia ingin membuktikan kepada Ratu jika istrinya tidak mencuri. Dari pengakuan Rani, gelang dan kalung dia beli memakai uang tabungan.

" Mas." Pekik Rani dengan lantang.

" Ini kamu periksa Ratu, setelah itu jangan menuduh istriku pencuri."Ucap Bima menyerahkan dua gelang kepada Ratu.

Dengan senang hati Ratu menerimanya dan memeriksanya disaksikan semua anggota keluarga. Wajah Rani terlihat sekali ketakutannya, bagaimana tidak takut jika perhiasan itu memang milik Ratu.

" Nah ini ada nama ku RATU PW. Mau ngeles bagaimana lagi kamu mbak? Kalung itu juga punya ku kan, di dalam liontin itu terukir namaku. Jika mbak Rani mempersulit aku akan membawa masalah ini sampau ke polisi."Ucap Ratu mengancam.

Semua orang yang ada di situ benar-benar di buat kaget. Terutama ibu Marni, dalam fikiran dia dapat uang darimana Ratu dan orang tuanya bisa membeli perhiasan itu.

" Iya, iya aku kembalikan. Pelit benget sih , cuma kayak gini saja di permasalahin. Aku juga bisa beli yang lebih bagus dari ini."Ucap Rani sambil melepas kalung dan menyerahkan dengan kasar kepada Ratu.

" Jadi benar itu punya mbak Ratu, skincare yang mbak kasih juga punya mbak Ratu. Mbak Rani ini benar-benar ya, masa ngasih skincare hasil dari mencuri."Ucap Serli dengan kesal.

" Keterlaluan kamu mbak. Tega kamu mengambil barang milik istriku, dan kamu mengakuinya menjadi milik kamu. Bahkan tanpa tahu malu kamu juga menghina istriku, mas ajari istrimu ini sopan santun. Agar kelakuan dan bicaranya bisa di atur, jangan sampai dia mencuri tempat orang."Ucap Arya dengan kesal. Gara-gara Rani, Ratu sampai harus kena tampar sang mertua.

Ibu Marni hanya bisa terdiam, tadi dia sudah berani menampar Ratu dan ternyata apa yang dikatakan Ratu semua benar. Semua perhiasan yang dipakai Rani milik Ratu. Kini alasan perselingkuhan yang akan dia pakai untuk mengusir Ratu.

" Tapi ibu tetap tidak mau Ratu ada di rumah ini. Dia dan bapakmu sudah main belakang, bapak tinggal pilih ibu atau Ratu yang pergi dari sini."Ucap Ibu Marni.

" Ibu tenang saja Ratu yang akan pergi."Jawab Ratu dengan cepat.

Setelah bicara seperti itu, Ratu masuk kamar untuk mengemas pakaian Arya yang tadi belum sempat dia kemas. Arya sudah tidak punya alasan lagi untuk tetap mengajak Ratu tinggal dirumah orang tuanya. Memang lebih baik mereka keluar dari rumah itu.

" Sudah siap semua dek?." Tanya Arya.

" Sudah mas, ini ada 3 koper mas. Aku sudah pesan taksi online sebentar lagi pasti sampai, mas nanti naik motor dan Ratu naik taksi sama koper-koper ini. Yuk keluar."Ucap Ratu yakin.

Arya hanya menganggukkan kepalanya, dia menarik koper di tangan kanan dan kirinya. Tas kerjanya dia gendong di punggungnya. Ibu Marni kaget saat melihat Arya juga akan ikut Ratu pergi.

" Mau kemana kamu Arya?."Tanya ibu Marni dibuat ramah dan lembut.

" Bukannya tadi ibu sudah mengusir Ratu?." Tanya balik Arya.

" Iya, ibu hanya mengusir Ratu saja. Kamu tidak, kamu tetap tinggal disini Arya."Ucap ibu Marni kebingungan.

" Ratu itu istriku, dan aku suaminya. Dimanapun kami tinggal kami harus bersama, Ratu itu tanggung jawabku, Bu."Ucap Arya dengan jelas.

Arya dan Ratu berjalan mendekati pak Santo, mereka berdua pamitan. Selesai berpamitan mereka keluar rumah, ternyata taksi online sudah ada di depan. Arya memasukkan koper dan yang lainnya kemobil.

" Arya kamu tidak boleh pergi dari rumah ini. Ibu hanya mengusir Ratu saja."Ucap ibu Marni sedikit berteriak karena Arya sudah menghidupkan mesin motornya.

* Selamat tinggal ibu mertua dan para ipar julid.*Gumam Ratu.

********

Terpopuler

Comments

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

Rasain lho, Arya itu bukan ibumu,ibumu tidak sejahat itu..jgn mau jadi kambing congek si Marni...

2024-03-11

0

Andi P Istari

Andi P Istari

bru dya tobat.. sudah tdk ada lgi yg ngasih uang sma mertua mtre.. 😁

2024-01-29

0

Qorie Izraini

Qorie Izraini

si Emak takot Arya pergi, katena gak ada yg ngasih makan 😀😀😀
dan juga gak bisa meras Arya lg

2024-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Suasana pagi hari
2 Uang 2 juta
3 Balado terong
4 Gara-gara kopi
5 Restoran mahal
6 Uang Gaji
7 Menemui Raja
8 Kakak kandung istriku
9 Putri dari CEO
10 Menemui mertua
11 Sehari tidak ada Ratu
12 Istriku bukan pembantu
13 Kamu pasti bisa
14 Bertemu Serli
15 Ratu juga bisa marah
16 Habis belum waktunya
17 Cerita bapak mertua
18 Kehilangan perhiasan
19 Pergi dari rumah
20 Rumah baru
21 Jabatan baru Arya
22 Uang dari Serli
23 Kebohongan Rani
24 Bima tahu soal Arya
25 Perbincangan Bima dan ibu Marni
26 Mengantar pak Santo
27 Membuat malu ibu marni
28 Naik jabatan
29 Datang bikin masalah
30 Pedasnya mulut ibu mertua
31 Keterkejutan Rani dan Serli
32 Garis dua
33 Masakan Ratu
34 Kebohongan Rani
35 Keluarga toxic
36 Kedatangan orang tua Ratu
37 Menantu sultan
38 Kegelisahan Rani
39 Kebohongan Rani
40 Penolakan Harsa
41 Bima marah
42 Rumah Arya
43 Pengakuan Serli
44 Kedatangan ibu Darti
45 Dua ibu julit
46 Teman lama
47 Masih tentang uang
48 Tetap pada pendirian
49 Siapa Mita?
50 Tidak ada rasa takut
51 Ke kampung Rani
52 Ikut tinggal sama besan
53 Kenapa dengan Serli
54 Kehamilan Serli
55 Pak Santo marah
56 Tagihan rumah sakit
57 Salah lawan
58 Datang ke rumah Harsa
59 Mahar yang tak wajar
60 Catering 12 juta
61 Tagihan biaya pernikahan
62 Menantu pengusaha
63 Tidak mau di pecat
64 Bima mengajak pindah
65 Makan siang bersama
66 Nasib tinggal di kontrakan
67 Kesombongan yang sama
68 Di pecat juga
69 Nyonya Marni
70 Menagih uang bulanan
71 Kerjasama yang disengaja
72 Mendatangi rumah istri Harsa
73 Kedatangan Anne
74 Annakku menjadi janda
75 Apa harus dibatalkan
76 Serli berulah dan Bima bahagia
77 Kejujuran Bima
78 Bima mulai curiga
79 Bukti Bima dapatkan
80 Saling bercerita
81 Talak untuk Rani
82 Ternyata adik kakak
83 Perubahan sikap Ratu
84 Perubahan sikap Rani
85 Kabar bahagia
86 Kelakuan ibu Marni
87 Rencana ibu Marni
88 Salah minum
89 Bukti dari CCTV
90 Lapor polisi lebih baik
91 Polisi datang
92 Ada apa dengan Rani
93 Rani hamil
94 Ibu Marni ketakutan
95 Lolos dari jebakan
96 Pembatalan kerja sama
97 Wanita itu Serli
98 Kebodohan Anne
99 Menjenguk ibu Marni
100 Bukti untuk Anne
101 Bukti yang akurat
102 Perebut suami orang
103 Terlalu percaya diri
104 Pekerjaan Yanto
105 Tanggung jawab Bima
106 Tidak sengaja bertemu
107 Memberitahu Arya
108 Membuat donat
109 Papa mertua super hero
110 Balas dendam Rani
111 Rumah sakit lagi
112 Tabungan untuk Serli
113 Sumpah serapah
114 Tidak berubah juga
115 Surat pejanjian (bebas)
116 Bukan keinginanku bu
117 Bentakan pak Santo
118 Mengenalkan calon istri
119 Mengantar Serli pulang
120 Berdebat dengan ibu
121 Rencana busuk
122 Ancaman Bima
123 Makan bakso bersama
124 Menikah tanpa restu
125 Kejutan untuk Ratu
126 Fitnah dari mertua
127 Keputusan pak Santo
128 Jangan ceraikan aku
129 Hanya dimanfaatkan
130 Mencoba tidak perduli
131 Semua atas nama Arya
132 Mengagumi diam-diam
133 Yanto dan ibu Marni
134 Semakin menjadi
135 Mengumpulkan anak dan menantu
136 Penghinaan dari ibu
137 Berangkat ke kampung
138 Keong sawah
139 Hampir ketahuan
140 Keinginan pak Santo
141 Hamil diusia tidak lagi muda
142 Rani tahu semuanya
143 Bubur Ayam
144 Pertemuan tiga wanita
145 Tawaran menikah
146 Nama wanita lain
147 Adik dari mantan pacar
148 Ibu hamil yang lupa
149 Siapa Ratu
150 Dia ibuku
151 Ban mobil bocor
152 Hari bahagia Serli
153 Kebenaran dari pak Santo
154 Rujak mangga muda
155 Wanita berumur
156 Nasib ibu Marni
157 Pergi ke klinik
158 Hati seperti malaikat
159 Pura-pura romantis
160 Saling memaafkan
161 Mesin uang Yanto
162 Pria yang aneh
163 Bukan sopir taksi
164 Revan dan Devan
165 Menyesal tidak berguna
166 Baby twin pulang
167 Suport dari keluarga
168 Jalan-jalan pagi
169 Tegar
170 Drama sikembar
171 Pesan dari Agung
172 Belanja kebutuhan bayi
173 Kedatangan Agung
174 Quality time Arya dan Ratu
175 Mulai tidak nyaman
176 Terus berusaha
177 Ingin melamar
178 Obrolan para istri
179 Tiba-tiba melamar
180 Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181 Pesan baju pengantin
182 Taubatlah Bu
183 Kerja sama baru
184 Kedatangan polisi
185 Tertangkap juga
186 Tetap ibu kita
187 Menjenguk ibu Marni
188 Saling bahagia
189 Agung kasmaran
190 Penjahat karbitan
191 Tertangkap dan pernikahan
192 Tamu yang sama
193 Masuk angin
194 Calon orang tua
195 Rumah masa kecil
196 Keadaan ibu Marni
197 Tetangga baru
198 Kunjungan tetangga baru
199 Tentang ibu Marni
200 Makan bakso
201 Ayam goreng untuk ibu
202 Dikira hamil
203 Mantan suami belanja
204 Baby Girl
205 Nenek dan Kakek datang
206 Berhati mulia
207 Rencana beli ayam
208 Bertemu masalalu
209 Tabur tuai
210 Datang ke kantor Agung
211 Jangan salah paham
212 Hari libur
213 Teman sekolah
214 Pesta berujung masalah
215 Tidak terganggu
216 Kamu jual, aku beli
217 Bukti perlawanan
218 Kerjasama menyesatkan
219 Dua wanita
220 Belanja di Mall
221 Rencana Yanti
222 Revan menghilang
223 Perbuatan siapa
224 Mulai terungkap
225 Pencarian Revan
226 Yanti sang dalang
227 Penjara lebih pantas
228 Jalan-jalan pagi
229 Aska Fadilla
230 Tempat kerja Firman
231 Kasih sayang orang tua
232 Teman Yusuf
233 Salah orang
234 Dia menyukaimu mas
235 Nasehat dari Ratu
236 Bertemu Saras
237 Dua nenek
238 Revan dan Devan sekolah
239 Mimpi adek bayi
240 Sudah memaafkan
241 Kebahagiaan yang tidak ternilai
242 Ucapan terima kasih
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Suasana pagi hari
2
Uang 2 juta
3
Balado terong
4
Gara-gara kopi
5
Restoran mahal
6
Uang Gaji
7
Menemui Raja
8
Kakak kandung istriku
9
Putri dari CEO
10
Menemui mertua
11
Sehari tidak ada Ratu
12
Istriku bukan pembantu
13
Kamu pasti bisa
14
Bertemu Serli
15
Ratu juga bisa marah
16
Habis belum waktunya
17
Cerita bapak mertua
18
Kehilangan perhiasan
19
Pergi dari rumah
20
Rumah baru
21
Jabatan baru Arya
22
Uang dari Serli
23
Kebohongan Rani
24
Bima tahu soal Arya
25
Perbincangan Bima dan ibu Marni
26
Mengantar pak Santo
27
Membuat malu ibu marni
28
Naik jabatan
29
Datang bikin masalah
30
Pedasnya mulut ibu mertua
31
Keterkejutan Rani dan Serli
32
Garis dua
33
Masakan Ratu
34
Kebohongan Rani
35
Keluarga toxic
36
Kedatangan orang tua Ratu
37
Menantu sultan
38
Kegelisahan Rani
39
Kebohongan Rani
40
Penolakan Harsa
41
Bima marah
42
Rumah Arya
43
Pengakuan Serli
44
Kedatangan ibu Darti
45
Dua ibu julit
46
Teman lama
47
Masih tentang uang
48
Tetap pada pendirian
49
Siapa Mita?
50
Tidak ada rasa takut
51
Ke kampung Rani
52
Ikut tinggal sama besan
53
Kenapa dengan Serli
54
Kehamilan Serli
55
Pak Santo marah
56
Tagihan rumah sakit
57
Salah lawan
58
Datang ke rumah Harsa
59
Mahar yang tak wajar
60
Catering 12 juta
61
Tagihan biaya pernikahan
62
Menantu pengusaha
63
Tidak mau di pecat
64
Bima mengajak pindah
65
Makan siang bersama
66
Nasib tinggal di kontrakan
67
Kesombongan yang sama
68
Di pecat juga
69
Nyonya Marni
70
Menagih uang bulanan
71
Kerjasama yang disengaja
72
Mendatangi rumah istri Harsa
73
Kedatangan Anne
74
Annakku menjadi janda
75
Apa harus dibatalkan
76
Serli berulah dan Bima bahagia
77
Kejujuran Bima
78
Bima mulai curiga
79
Bukti Bima dapatkan
80
Saling bercerita
81
Talak untuk Rani
82
Ternyata adik kakak
83
Perubahan sikap Ratu
84
Perubahan sikap Rani
85
Kabar bahagia
86
Kelakuan ibu Marni
87
Rencana ibu Marni
88
Salah minum
89
Bukti dari CCTV
90
Lapor polisi lebih baik
91
Polisi datang
92
Ada apa dengan Rani
93
Rani hamil
94
Ibu Marni ketakutan
95
Lolos dari jebakan
96
Pembatalan kerja sama
97
Wanita itu Serli
98
Kebodohan Anne
99
Menjenguk ibu Marni
100
Bukti untuk Anne
101
Bukti yang akurat
102
Perebut suami orang
103
Terlalu percaya diri
104
Pekerjaan Yanto
105
Tanggung jawab Bima
106
Tidak sengaja bertemu
107
Memberitahu Arya
108
Membuat donat
109
Papa mertua super hero
110
Balas dendam Rani
111
Rumah sakit lagi
112
Tabungan untuk Serli
113
Sumpah serapah
114
Tidak berubah juga
115
Surat pejanjian (bebas)
116
Bukan keinginanku bu
117
Bentakan pak Santo
118
Mengenalkan calon istri
119
Mengantar Serli pulang
120
Berdebat dengan ibu
121
Rencana busuk
122
Ancaman Bima
123
Makan bakso bersama
124
Menikah tanpa restu
125
Kejutan untuk Ratu
126
Fitnah dari mertua
127
Keputusan pak Santo
128
Jangan ceraikan aku
129
Hanya dimanfaatkan
130
Mencoba tidak perduli
131
Semua atas nama Arya
132
Mengagumi diam-diam
133
Yanto dan ibu Marni
134
Semakin menjadi
135
Mengumpulkan anak dan menantu
136
Penghinaan dari ibu
137
Berangkat ke kampung
138
Keong sawah
139
Hampir ketahuan
140
Keinginan pak Santo
141
Hamil diusia tidak lagi muda
142
Rani tahu semuanya
143
Bubur Ayam
144
Pertemuan tiga wanita
145
Tawaran menikah
146
Nama wanita lain
147
Adik dari mantan pacar
148
Ibu hamil yang lupa
149
Siapa Ratu
150
Dia ibuku
151
Ban mobil bocor
152
Hari bahagia Serli
153
Kebenaran dari pak Santo
154
Rujak mangga muda
155
Wanita berumur
156
Nasib ibu Marni
157
Pergi ke klinik
158
Hati seperti malaikat
159
Pura-pura romantis
160
Saling memaafkan
161
Mesin uang Yanto
162
Pria yang aneh
163
Bukan sopir taksi
164
Revan dan Devan
165
Menyesal tidak berguna
166
Baby twin pulang
167
Suport dari keluarga
168
Jalan-jalan pagi
169
Tegar
170
Drama sikembar
171
Pesan dari Agung
172
Belanja kebutuhan bayi
173
Kedatangan Agung
174
Quality time Arya dan Ratu
175
Mulai tidak nyaman
176
Terus berusaha
177
Ingin melamar
178
Obrolan para istri
179
Tiba-tiba melamar
180
Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181
Pesan baju pengantin
182
Taubatlah Bu
183
Kerja sama baru
184
Kedatangan polisi
185
Tertangkap juga
186
Tetap ibu kita
187
Menjenguk ibu Marni
188
Saling bahagia
189
Agung kasmaran
190
Penjahat karbitan
191
Tertangkap dan pernikahan
192
Tamu yang sama
193
Masuk angin
194
Calon orang tua
195
Rumah masa kecil
196
Keadaan ibu Marni
197
Tetangga baru
198
Kunjungan tetangga baru
199
Tentang ibu Marni
200
Makan bakso
201
Ayam goreng untuk ibu
202
Dikira hamil
203
Mantan suami belanja
204
Baby Girl
205
Nenek dan Kakek datang
206
Berhati mulia
207
Rencana beli ayam
208
Bertemu masalalu
209
Tabur tuai
210
Datang ke kantor Agung
211
Jangan salah paham
212
Hari libur
213
Teman sekolah
214
Pesta berujung masalah
215
Tidak terganggu
216
Kamu jual, aku beli
217
Bukti perlawanan
218
Kerjasama menyesatkan
219
Dua wanita
220
Belanja di Mall
221
Rencana Yanti
222
Revan menghilang
223
Perbuatan siapa
224
Mulai terungkap
225
Pencarian Revan
226
Yanti sang dalang
227
Penjara lebih pantas
228
Jalan-jalan pagi
229
Aska Fadilla
230
Tempat kerja Firman
231
Kasih sayang orang tua
232
Teman Yusuf
233
Salah orang
234
Dia menyukaimu mas
235
Nasehat dari Ratu
236
Bertemu Saras
237
Dua nenek
238
Revan dan Devan sekolah
239
Mimpi adek bayi
240
Sudah memaafkan
241
Kebahagiaan yang tidak ternilai
242
Ucapan terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!