Putri dari CEO

.

.

.

💕 HAPPY READING 💕

Semua orang yang ada di ruangan itu tercengang setelah tahu siapa laki-laki yang ada di dalam foto itu. Mulut Serli sampai menganga, bagaimana bisa dia tidak tahu jika pria itu adalah kakak kandung Ratu. Penampilan Ratu dan pria dalam foto itu sangatlah beda jauh, pria itu terlihat nyentrik dan seperti orang yang berduit.

" Jangan bohong kamu, Arya."Seru Ibu Marni tidak percaya dengan apa yang dikatakan Arya.

" Aku bohong bagaimana bu, jelas-jelas itu mas Raja kakak kandung istriku. Kalian semua memang belum pernah bertemu, sebab saat pernikahan waktu itu kak Raja tidak ada. Ada ada pekerjaan yang tidak bisa di wakilkan, aku sudah 2x bertemu langsung dengan kak Raja. Jadi sekarang kalian minta maaf dengan istriku."Ucap Arya dengan lantang.

Hahhh... Minta maaf?

Serli, Rani dan ibu Marni saling beradu pandangan. Mereka sudah jelas gengsi jika harus meminta maaf kepada Ratu. Menurut mereka Ratu bisa besar kepala jika sampai itu terjadi.

Drettt Dreett Dreett

Di tengah perdebatan keluarga Arya, tiba-tiba ponsel Ratu berdering. Ternyata ada panggilan masuk dari Raja.

" Emm maaf, aku mau ke kamar dulu mas. Ada telepon dari kak Raja."Ucap Ratu memberitahu.

" Iya dek. Angkat di kamar saja, jangan disini. Kalau kak Raja dengar perdebatan ini justru aku yang malu."Ucap Arya dengan pelan.

Ratu mengangguk, dia berjalan masuk kamarnya tanpa menghiraukan tatapan mata tidak suka dari ke tiga wanita yang ada di hadapannya itu. Dikamarnya Ratu menghubungi Raja balik, tadi belum sampai ke angkat sudah lebih dulu mati.

[ Hallo assalamualaikum kak Raja, tumben telepon ada apa? Apa ada kabar pernikahan kak Raja?] Tanya Ratu senang menggoda Raja.

[ Waalaikumsalam, sekali lagi kamu bicara seperti itu aku akan pecat kamu sebagai adik. Kakak telepon kamu itu karena ada hal yang penting.] Ucap Raja terdengar jika memang ada hal yang ingin dia bicarakan dengan serius.

[ Apa kak?] Tanya Ratu dengan mode serius.

[ Papa, kakak dan pak Heru sudah sepakat untuk mengangkat Arya menjadi direktur utama di perusahaan cabang untuk menggantikan pak Heru. Kamu tahu sendiri, pak Heru itu sudah tua dia bekerja dari dia masih muda saat masih di kantor pusat. Sekarang dia ingin pensiun menikmati masa tuanya, jadi mulai sekarang kamu bicara dan kasih tahu suamimu. Seminggu lagi pak Heru akan menyerahkan jabatannya kepada Arya.]

Raja bicara panjang lebar dan serius. Mereka bertiga sudah tahu kinerja Arya, Arya salah satu karyawan yang rajin, ulet, disiplin dan pekerjaannya selalu selesai tepat waktu. Awalnya Arya akan di promosikan sebagai salah satu menejer, namun setelah berkonsultasi dengan Satria dan Raja. Mereka sepakat untuk menjadikan Arya pimpinan perusahaan, tentunya masih terus dalam pantaun mereka bertiga.

[ Papa dan kak Raja serius?.] Tanya Ratu seolah tidak percaya.

[ Kami serius, Ratu. Makanya kakak bicara sama kamu, sebab kamu termasuk pemegang saham paling tinggi di perusahaan itu. Saham kamu ada 60 persen, sisanya punya kakak sama Om Hakim. Kamu tenang saja, Arya hanya memimpin perusahaan saja, saham tetap atas nama kamu dan jika ada apa-apa harus persetujuan dari kamu dan kakak.]

[ Baiklah kak, aku akan bicarakan ini dengan Mas Arya dulu. Kebetulan besok weekend, mungkin kami akan kerumah papa untuk memperjelas semua ini.]

[ Ok kakak tunggu. Jangan lama-lama, dan jika Arya tidak mau terpaksa kamu yang gantiin pak Heru.]

Tuuuuttttttttt

Sambungan telepon di putus begitu saja oleh Raja. Padahal Ratu belum selesai bicara, hal itu membuat Ratu mendengus dengan kesal dan menggerutu sendiri. Bertepan dengan itu tiba-tiba Arya masuk ke kamar, dan mendapati istrinya sedang kesal.

" Dek, ada apa? Kok kelihatannya kesal banget?."Tanya Arya dengan wajah keheranannya.

" Emm mas Arya. Tidak apa-apa kok mas, ini Kak Raja kebiasaan kalau telepon suka dimatiin secara sepihak. Padahal aku saja belum selesai bicara. Oh iya mas, bagaimana ? Apa mereka semua percaya jika pria dalam foto itu kakak kandungku?."Tanya Ratu mencoba mengalihkan pembicaraan.

Hhhuuufffff

Terdengar helaan nafas berat dari rongga pernafasan Arya. Sepertinya Ratu sudah tahu apa jawaban suaminya.

" Ya begitulah dek, meskipun mas sudah menjelaskan respon mereka tetap saja bikin mas naik darah. Percaya sih mereka tapi kamu tahu sendiri bagaimana mereka. Makanya dek, mas ini ingin sekali cepat-cepat pindah dari sini. Agar rumah tangga kita damai dan tentram, mas capek dek tiap hari ada saja masalah yang diributkan." Ucap Arya dengan wajah terlihat bersedih.

Ratu mengusap punggung Arya, mencoba untuk menenangkan dan menguatkan suaminya. Ratu juga kasihan dengan suaminya, jika terus seperti ini lama-lama Arya akan terbebani mentalnya.

* Apa aku bicara sekarang ya, dan setelah mas Arya tahu semuanya kita akan pindah dari sini. Aku akan beli rumah di kota ini saja, yang jauh dari rumah mertua ku dan juga tidak terlalu jauh dari tempat kerja mas Arya .* Gumam Ratu dalam hati.

" Mas, aku ingin bicara sesuatu yang amat serius dengan mas Arya. Tapi tolong dengarkan baik-baik, mas Arya jangan marah dan jangan menyela ucapanku sebelum aku selesai bicara. Dan jawablah apa yang aku tanyakan tanpa mas Arya harus bertanya balik kepadaku."Seru Ratu mulai dengan mode seriusnya.

" Mas janji. Memangnya mau bicara apa dek? Mas tidak akan marah sama kamu, kapan sih mas pernah marah?."Tanya Arya sambil mengenggam tangan Ratu dengan lembut.

Hhhuuffff

Ratu menghela nafas lebih dulu, untuk menetralisir ketegangannya. Ratu memandang manik mata suaminya dengan lekat sebelum dia memulai pembicaraan.

" Mas sudah berapa lama bekerja di STR Group cabang yang ada du kota ini?."Tanya Ratu membuat Arya keheranan.

" Kurang lebih hampir 7 tahun, Dek."Jawab Arya jujur.

" Mas tahu siapa CEO besar STR Group?."Tanya Ratu semakin membuat Arya penasaran namun Arya sudah berjanji tidak akan bertanya balik.

" Tahu, Tuan Satria Perkasa Wardoyo. Nama belakangnya mirip dengan nama kamu dek."Seru Arya terkekeh kecil.

* Beliau memang papaku mas, dan nama ku dan kak Raja belakangnya memang memakai nama papa. Apa mas Arya ini saat ijab qabul waktu itu tidak sadar jika dia sudah mengucapkan nama papa. Apa dia benar-benar tidak tahu.*Gumam Ratu dalam hati.

Arya memandangi istrinya yang nampak terdiam. Terlihat Ratu menghela nafas lagi, seakan menandakan jika ada banyak hal yang ingin dia bicarakan dengannya.

" Satria Perkasa Wardoyo itu papa kandungku mas."Seru Ratu dengan jelas.

Haahhh ? Papa kandung?

Wajah Arya tiba-tiba berubah seperti orang yang kebingungan. Bagaimana bisa Ratu bicara seperti itu, Arya mengira Ratu itu sedang bercanda.

" Aku serius, sebenarnya aku ini anak CEO dari STR GROUP. Apa mas Arya lupa saat menikahiku 6 bulan yang lalu, saat ijab Qabul mas menyebutkan nama papa ku? Aku sengaja merahasiakan ini semua mas, maaf bukan aku mau menganggap mas dan keluarga mas buruk. Aku sudah lama menyembunyikan jati diriku, dari aku duduk di bangku SMP. Mas, aku minta sama kamu tolong jangan marah dan jangan salah paham. Aku tidak bermaksud untuk membohobgimu, Mas."Ucap Ratu bicara dengan bijak dan sangat menyakinkan.

Arya benar-benar kaget dan syok mendapati kenyataan baru. Ternyata selama ini istrinya adalah orang kaya yang sengaja menyembunyikan jati dirinya. Arya justru semakin merasa bersalah karena sudah membuat hidup Ratu menderita dan serba pas-pasan.

" Dek, kamu serius?."Tanya Arya.

" Iya mas aku serius. Besok pagi, kita kerumah papa. Ada hal penting yang akan papa dan kak Raja bicarakan sama mas Arya."Seru Ratu dengan menyunggingkan senyum manisnya.

" Ada apa? Kenapa mendadak dek?."Tanya Arya takut jika mertua dan kakak iparnya akan memarahinya karena sudah memberikan kehidupan yang jauh dari kata layak untuk Ratu.

" Mas, pak Heru akan pensiun dan papa serta kak Raja meminta mas untuk menggantikan pak Heru. Jika mas tidak mau, aku yang harus menggantikannya karena aku pemegang saham terbesar di perusahaan cabang itu. Tapi aku tidak mau, aku males ribet dengan urusan bisnis. Jadi papa, pak Heru dan kak Raja mengusulkan mas yang menjadi direktur disana."Ucap Ratu semakin membuat Arya syok.

Deegghhh

Arya benar-benar tidak pernah menyangka jika wanita yang dia nikahi adalah wanita yang kaya raya. Dan bahkan mertua dan kakak iparnya meminta dirinya untuk memimpin perusahaan yang menurut Arya berlebihan dan Arya takut tidak sanggup menggemban amanah itu.

" Jadi perusahaan tempat mas bekerja itu milik kamu dek?."Tanya Arya lagi.

" Bukan mas. Awalnya itu perusahaan diberikan kepada Om Hakim, tapi setelah Om Hakim pindah ke Jerman dia mengembalikan perusahaan itu kepada papa. Dan saham papa di alihkan atas namaku, dan sementara pak Heru yang memimpin perusahaan itu. Jadi perusahaan itu bukan milikku sendiri."Jawab Ratu tidak mau terlalu mengunggulkan dirinya.

* Ya Allah, bagaimana ini? Apa aku harus menerima keputusan papa dan kak Raja? Lantas bagaimana dengan keluargaku yang matrealistis ini? Aku tidak akan memberitahu mereka, biarlah ini kami rahasiakan dari mereka. Aku tidak mau mereka semakin menjadi saat tahu siapa Ratu.*Gumam Arya dalam hati.

************

Terpopuler

Comments

Dyah Shinta

Dyah Shinta

Lha emang waktu lamaran dan ijab qobulnya gimana? Satria d Dinda ga ada? Lamarannya kemana?

2023-12-17

6

Sumar Sutinah

Sumar Sutinah

klw arya berubah udah aja pecat biar miskin

2023-10-27

1

Lhady Uriyama

Lhady Uriyama

Semoga Arya tidak berubah, suami yg selalu membels istrinya,

2023-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Suasana pagi hari
2 Uang 2 juta
3 Balado terong
4 Gara-gara kopi
5 Restoran mahal
6 Uang Gaji
7 Menemui Raja
8 Kakak kandung istriku
9 Putri dari CEO
10 Menemui mertua
11 Sehari tidak ada Ratu
12 Istriku bukan pembantu
13 Kamu pasti bisa
14 Bertemu Serli
15 Ratu juga bisa marah
16 Habis belum waktunya
17 Cerita bapak mertua
18 Kehilangan perhiasan
19 Pergi dari rumah
20 Rumah baru
21 Jabatan baru Arya
22 Uang dari Serli
23 Kebohongan Rani
24 Bima tahu soal Arya
25 Perbincangan Bima dan ibu Marni
26 Mengantar pak Santo
27 Membuat malu ibu marni
28 Naik jabatan
29 Datang bikin masalah
30 Pedasnya mulut ibu mertua
31 Keterkejutan Rani dan Serli
32 Garis dua
33 Masakan Ratu
34 Kebohongan Rani
35 Keluarga toxic
36 Kedatangan orang tua Ratu
37 Menantu sultan
38 Kegelisahan Rani
39 Kebohongan Rani
40 Penolakan Harsa
41 Bima marah
42 Rumah Arya
43 Pengakuan Serli
44 Kedatangan ibu Darti
45 Dua ibu julit
46 Teman lama
47 Masih tentang uang
48 Tetap pada pendirian
49 Siapa Mita?
50 Tidak ada rasa takut
51 Ke kampung Rani
52 Ikut tinggal sama besan
53 Kenapa dengan Serli
54 Kehamilan Serli
55 Pak Santo marah
56 Tagihan rumah sakit
57 Salah lawan
58 Datang ke rumah Harsa
59 Mahar yang tak wajar
60 Catering 12 juta
61 Tagihan biaya pernikahan
62 Menantu pengusaha
63 Tidak mau di pecat
64 Bima mengajak pindah
65 Makan siang bersama
66 Nasib tinggal di kontrakan
67 Kesombongan yang sama
68 Di pecat juga
69 Nyonya Marni
70 Menagih uang bulanan
71 Kerjasama yang disengaja
72 Mendatangi rumah istri Harsa
73 Kedatangan Anne
74 Annakku menjadi janda
75 Apa harus dibatalkan
76 Serli berulah dan Bima bahagia
77 Kejujuran Bima
78 Bima mulai curiga
79 Bukti Bima dapatkan
80 Saling bercerita
81 Talak untuk Rani
82 Ternyata adik kakak
83 Perubahan sikap Ratu
84 Perubahan sikap Rani
85 Kabar bahagia
86 Kelakuan ibu Marni
87 Rencana ibu Marni
88 Salah minum
89 Bukti dari CCTV
90 Lapor polisi lebih baik
91 Polisi datang
92 Ada apa dengan Rani
93 Rani hamil
94 Ibu Marni ketakutan
95 Lolos dari jebakan
96 Pembatalan kerja sama
97 Wanita itu Serli
98 Kebodohan Anne
99 Menjenguk ibu Marni
100 Bukti untuk Anne
101 Bukti yang akurat
102 Perebut suami orang
103 Terlalu percaya diri
104 Pekerjaan Yanto
105 Tanggung jawab Bima
106 Tidak sengaja bertemu
107 Memberitahu Arya
108 Membuat donat
109 Papa mertua super hero
110 Balas dendam Rani
111 Rumah sakit lagi
112 Tabungan untuk Serli
113 Sumpah serapah
114 Tidak berubah juga
115 Surat pejanjian (bebas)
116 Bukan keinginanku bu
117 Bentakan pak Santo
118 Mengenalkan calon istri
119 Mengantar Serli pulang
120 Berdebat dengan ibu
121 Rencana busuk
122 Ancaman Bima
123 Makan bakso bersama
124 Menikah tanpa restu
125 Kejutan untuk Ratu
126 Fitnah dari mertua
127 Keputusan pak Santo
128 Jangan ceraikan aku
129 Hanya dimanfaatkan
130 Mencoba tidak perduli
131 Semua atas nama Arya
132 Mengagumi diam-diam
133 Yanto dan ibu Marni
134 Semakin menjadi
135 Mengumpulkan anak dan menantu
136 Penghinaan dari ibu
137 Berangkat ke kampung
138 Keong sawah
139 Hampir ketahuan
140 Keinginan pak Santo
141 Hamil diusia tidak lagi muda
142 Rani tahu semuanya
143 Bubur Ayam
144 Pertemuan tiga wanita
145 Tawaran menikah
146 Nama wanita lain
147 Adik dari mantan pacar
148 Ibu hamil yang lupa
149 Siapa Ratu
150 Dia ibuku
151 Ban mobil bocor
152 Hari bahagia Serli
153 Kebenaran dari pak Santo
154 Rujak mangga muda
155 Wanita berumur
156 Nasib ibu Marni
157 Pergi ke klinik
158 Hati seperti malaikat
159 Pura-pura romantis
160 Saling memaafkan
161 Mesin uang Yanto
162 Pria yang aneh
163 Bukan sopir taksi
164 Revan dan Devan
165 Menyesal tidak berguna
166 Baby twin pulang
167 Suport dari keluarga
168 Jalan-jalan pagi
169 Tegar
170 Drama sikembar
171 Pesan dari Agung
172 Belanja kebutuhan bayi
173 Kedatangan Agung
174 Quality time Arya dan Ratu
175 Mulai tidak nyaman
176 Terus berusaha
177 Ingin melamar
178 Obrolan para istri
179 Tiba-tiba melamar
180 Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181 Pesan baju pengantin
182 Taubatlah Bu
183 Kerja sama baru
184 Kedatangan polisi
185 Tertangkap juga
186 Tetap ibu kita
187 Menjenguk ibu Marni
188 Saling bahagia
189 Agung kasmaran
190 Penjahat karbitan
191 Tertangkap dan pernikahan
192 Tamu yang sama
193 Masuk angin
194 Calon orang tua
195 Rumah masa kecil
196 Keadaan ibu Marni
197 Tetangga baru
198 Kunjungan tetangga baru
199 Tentang ibu Marni
200 Makan bakso
201 Ayam goreng untuk ibu
202 Dikira hamil
203 Mantan suami belanja
204 Baby Girl
205 Nenek dan Kakek datang
206 Berhati mulia
207 Rencana beli ayam
208 Bertemu masalalu
209 Tabur tuai
210 Datang ke kantor Agung
211 Jangan salah paham
212 Hari libur
213 Teman sekolah
214 Pesta berujung masalah
215 Tidak terganggu
216 Kamu jual, aku beli
217 Bukti perlawanan
218 Kerjasama menyesatkan
219 Dua wanita
220 Belanja di Mall
221 Rencana Yanti
222 Revan menghilang
223 Perbuatan siapa
224 Mulai terungkap
225 Pencarian Revan
226 Yanti sang dalang
227 Penjara lebih pantas
228 Jalan-jalan pagi
229 Aska Fadilla
230 Tempat kerja Firman
231 Kasih sayang orang tua
232 Teman Yusuf
233 Salah orang
234 Dia menyukaimu mas
235 Nasehat dari Ratu
236 Bertemu Saras
237 Dua nenek
238 Revan dan Devan sekolah
239 Mimpi adek bayi
240 Sudah memaafkan
241 Kebahagiaan yang tidak ternilai
242 Ucapan terima kasih
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Suasana pagi hari
2
Uang 2 juta
3
Balado terong
4
Gara-gara kopi
5
Restoran mahal
6
Uang Gaji
7
Menemui Raja
8
Kakak kandung istriku
9
Putri dari CEO
10
Menemui mertua
11
Sehari tidak ada Ratu
12
Istriku bukan pembantu
13
Kamu pasti bisa
14
Bertemu Serli
15
Ratu juga bisa marah
16
Habis belum waktunya
17
Cerita bapak mertua
18
Kehilangan perhiasan
19
Pergi dari rumah
20
Rumah baru
21
Jabatan baru Arya
22
Uang dari Serli
23
Kebohongan Rani
24
Bima tahu soal Arya
25
Perbincangan Bima dan ibu Marni
26
Mengantar pak Santo
27
Membuat malu ibu marni
28
Naik jabatan
29
Datang bikin masalah
30
Pedasnya mulut ibu mertua
31
Keterkejutan Rani dan Serli
32
Garis dua
33
Masakan Ratu
34
Kebohongan Rani
35
Keluarga toxic
36
Kedatangan orang tua Ratu
37
Menantu sultan
38
Kegelisahan Rani
39
Kebohongan Rani
40
Penolakan Harsa
41
Bima marah
42
Rumah Arya
43
Pengakuan Serli
44
Kedatangan ibu Darti
45
Dua ibu julit
46
Teman lama
47
Masih tentang uang
48
Tetap pada pendirian
49
Siapa Mita?
50
Tidak ada rasa takut
51
Ke kampung Rani
52
Ikut tinggal sama besan
53
Kenapa dengan Serli
54
Kehamilan Serli
55
Pak Santo marah
56
Tagihan rumah sakit
57
Salah lawan
58
Datang ke rumah Harsa
59
Mahar yang tak wajar
60
Catering 12 juta
61
Tagihan biaya pernikahan
62
Menantu pengusaha
63
Tidak mau di pecat
64
Bima mengajak pindah
65
Makan siang bersama
66
Nasib tinggal di kontrakan
67
Kesombongan yang sama
68
Di pecat juga
69
Nyonya Marni
70
Menagih uang bulanan
71
Kerjasama yang disengaja
72
Mendatangi rumah istri Harsa
73
Kedatangan Anne
74
Annakku menjadi janda
75
Apa harus dibatalkan
76
Serli berulah dan Bima bahagia
77
Kejujuran Bima
78
Bima mulai curiga
79
Bukti Bima dapatkan
80
Saling bercerita
81
Talak untuk Rani
82
Ternyata adik kakak
83
Perubahan sikap Ratu
84
Perubahan sikap Rani
85
Kabar bahagia
86
Kelakuan ibu Marni
87
Rencana ibu Marni
88
Salah minum
89
Bukti dari CCTV
90
Lapor polisi lebih baik
91
Polisi datang
92
Ada apa dengan Rani
93
Rani hamil
94
Ibu Marni ketakutan
95
Lolos dari jebakan
96
Pembatalan kerja sama
97
Wanita itu Serli
98
Kebodohan Anne
99
Menjenguk ibu Marni
100
Bukti untuk Anne
101
Bukti yang akurat
102
Perebut suami orang
103
Terlalu percaya diri
104
Pekerjaan Yanto
105
Tanggung jawab Bima
106
Tidak sengaja bertemu
107
Memberitahu Arya
108
Membuat donat
109
Papa mertua super hero
110
Balas dendam Rani
111
Rumah sakit lagi
112
Tabungan untuk Serli
113
Sumpah serapah
114
Tidak berubah juga
115
Surat pejanjian (bebas)
116
Bukan keinginanku bu
117
Bentakan pak Santo
118
Mengenalkan calon istri
119
Mengantar Serli pulang
120
Berdebat dengan ibu
121
Rencana busuk
122
Ancaman Bima
123
Makan bakso bersama
124
Menikah tanpa restu
125
Kejutan untuk Ratu
126
Fitnah dari mertua
127
Keputusan pak Santo
128
Jangan ceraikan aku
129
Hanya dimanfaatkan
130
Mencoba tidak perduli
131
Semua atas nama Arya
132
Mengagumi diam-diam
133
Yanto dan ibu Marni
134
Semakin menjadi
135
Mengumpulkan anak dan menantu
136
Penghinaan dari ibu
137
Berangkat ke kampung
138
Keong sawah
139
Hampir ketahuan
140
Keinginan pak Santo
141
Hamil diusia tidak lagi muda
142
Rani tahu semuanya
143
Bubur Ayam
144
Pertemuan tiga wanita
145
Tawaran menikah
146
Nama wanita lain
147
Adik dari mantan pacar
148
Ibu hamil yang lupa
149
Siapa Ratu
150
Dia ibuku
151
Ban mobil bocor
152
Hari bahagia Serli
153
Kebenaran dari pak Santo
154
Rujak mangga muda
155
Wanita berumur
156
Nasib ibu Marni
157
Pergi ke klinik
158
Hati seperti malaikat
159
Pura-pura romantis
160
Saling memaafkan
161
Mesin uang Yanto
162
Pria yang aneh
163
Bukan sopir taksi
164
Revan dan Devan
165
Menyesal tidak berguna
166
Baby twin pulang
167
Suport dari keluarga
168
Jalan-jalan pagi
169
Tegar
170
Drama sikembar
171
Pesan dari Agung
172
Belanja kebutuhan bayi
173
Kedatangan Agung
174
Quality time Arya dan Ratu
175
Mulai tidak nyaman
176
Terus berusaha
177
Ingin melamar
178
Obrolan para istri
179
Tiba-tiba melamar
180
Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181
Pesan baju pengantin
182
Taubatlah Bu
183
Kerja sama baru
184
Kedatangan polisi
185
Tertangkap juga
186
Tetap ibu kita
187
Menjenguk ibu Marni
188
Saling bahagia
189
Agung kasmaran
190
Penjahat karbitan
191
Tertangkap dan pernikahan
192
Tamu yang sama
193
Masuk angin
194
Calon orang tua
195
Rumah masa kecil
196
Keadaan ibu Marni
197
Tetangga baru
198
Kunjungan tetangga baru
199
Tentang ibu Marni
200
Makan bakso
201
Ayam goreng untuk ibu
202
Dikira hamil
203
Mantan suami belanja
204
Baby Girl
205
Nenek dan Kakek datang
206
Berhati mulia
207
Rencana beli ayam
208
Bertemu masalalu
209
Tabur tuai
210
Datang ke kantor Agung
211
Jangan salah paham
212
Hari libur
213
Teman sekolah
214
Pesta berujung masalah
215
Tidak terganggu
216
Kamu jual, aku beli
217
Bukti perlawanan
218
Kerjasama menyesatkan
219
Dua wanita
220
Belanja di Mall
221
Rencana Yanti
222
Revan menghilang
223
Perbuatan siapa
224
Mulai terungkap
225
Pencarian Revan
226
Yanti sang dalang
227
Penjara lebih pantas
228
Jalan-jalan pagi
229
Aska Fadilla
230
Tempat kerja Firman
231
Kasih sayang orang tua
232
Teman Yusuf
233
Salah orang
234
Dia menyukaimu mas
235
Nasehat dari Ratu
236
Bertemu Saras
237
Dua nenek
238
Revan dan Devan sekolah
239
Mimpi adek bayi
240
Sudah memaafkan
241
Kebahagiaan yang tidak ternilai
242
Ucapan terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!