Bab 17

“Dari mana?” tanya Nadia. Tadi dia panik saat berbalik dan tidak melihat Vanesa di belakang mereka.

“Vanesa, kamu kenapa?” Angel dan Nadia melihat ada yang aneh pada Vanesa, gadis itu tiba-tiba saja jadi murung dan diam tidak seperti Vanesa yang biasanya. Dia juga tidak menyapa Nenek Mina yang sejak tadi memperhatikannya.

“Mungkin Vanesa lagi capek, pulang sekolah bukannya istrihata malah menjenguk Nenek di sini,” Nenek Mina yang ikut bingung melihat tingkah Vanesa juga ikut bicara. Saat mendengar suara lemah itu, kesadaran Vanesa sepertinya kembali.

“Nenek” kata Vanesa dengan suara pelan dan berjalan menghampiri Nenek Mina. Dia biasa melihat Nadia yang mencium tanga Nenek Mina jadi dia juga ikut dan menjadi kebiasaannya saat bertemu Nenek Nadia itu.

Nenek Mina mengusap lembut rambut panjang dan wangi milik Vanesa dengan tangan lemahnya yang terpasang selang infus.

“Kalian makan dulu, pasti sudah lapar,” kata Nenek Mina. Nadia dan Angel saling pandang seolah bertanya ada apa dengan teman mereka.

“Kalian kenapa sih?” Vanesa yang bertanya, padahal harusnya Nadai dan Angel yang bertanya padanya.

“Kamu habis lihat siapa tadi?” tanya Nadia penasaran. Vanesa menarik nafas, dia melihat kedua temannya itu bergantian, lalu melhat Nenek Mina yang sudah kembali tertidur.

“Aku habis lihat Om Alex,” jawab Vanesa. Tidak seperti biasanya, kali ini ada yang berbeda saat Vanesa menyebut nama sugar Daddynya itu.

“Terus kenapa muka kamu murung begitu, tidak semangat juga. Biasanya kan kamu selalu full charger kalau habis ketemu Om Alex,”

“Ssttt...” Nadia mengingatkan Angel kalau ada Nenek Mina, jadi mereka harus bicara dengan bisik-bisik. Angel menutup mulutnya karena dia juga baru sadar kalau mereka sekarang sedang berada di rumah sakit.

“Iya, tapi aku lihat dia sama istrinya. Mana mesra banget lagi pakai pelukan segala.” Nadia dan Angel jadi mengerti kenapa Vanesa tiba-tiba menajdi murung.

“Aku belum cerita ya sama kalian,” Nadia tiba-tiba mengalihkan perhatian Vanesa.

“Cerita apa?” Nadia melhat Nenek Mina memastikan Neneknya itu benar-benar sedang tidur.

“Semalam aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa cemburu banget lihat Tuan Bintang dan sarah ada di dalam kamar berdua. Rasanya aku ingin masuk ke kamar mereka dan menarik Tuan Bintang keluar dari kaamrnya,” kata Nadia menceritakan bagaimana cemburunya dia semalam mengingat Bintang dan Sarah berada berdua di dalam kamar.

“Dan hal itu yang bikin aku berfikir kalau aku juga mau memiliki Tuan Bintang, kalau bisa aku mau memilikinya sendiri,” sambung Nadia dengan suara pelan.

Angel yang sudah mengerti maksud Nadia menceritakan hal itu pada mereka hanya bisa geleng-geleng kepala.

“Kalian gila yah, kenapa kalian cemburu, mereka suami istri. Mereka menikah secara sah di depan ribuan orang. Vanesa, kamu kenapa. Kenapa kamu juga cemburu, jangan-jangan kamu...?”

Angel tidak bisa membayangkan kalau Vanesa juga sudah jatuh cinta pada Alex seperti Nadia yang jatuh cinta pada Bintang. Bagaimana dia akan menenagkan kedua temannya saat nanti mereka menyadari bahwa mereka tidak akan bisa memiliki laki-laki yang mereka cintai itu.

Vanesa menarik nafas sekali lagi, dia mengusap-usap dadanya yang sudah tidak terasa nyeri lagi.

“Aku mungkin hanya kaget saja, aku kan baru lihat mereka berdua. Mesra lagi. Nggak mungkin aku jatuh cinta, aku kan juga mau punya suami. Suami ku sendiri, bukan suami orang lain,” sepertinya Vanesa yang biasanya sudah kembali. hal itu membuat Angel menarik nafas, sedangkan Nadia hanya tersenyum kecil.

Ketiga gadis itu membuka kotak makanan yang tadi mereka beli di salah satu restoran vaforit Angel dan Bryan. Mereka lalu makan sambil bercerita random tentang apa saja yang ada di fikiran mereka.

Hari sudah sore dan mereka sudah harus meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah masing-masing. Sebelum pulang, Nadia lebih dulu menghubungi Tuti untuk bertanya tentang keberadaan Sarah. Nadia bisa pulang dengan tenang karena ternyata Sarah belum pulang. Lagi pula Sarah tidak pernah pulang sore, kemarin mungkin hanya kebetulan dia berada di rumah saat sore karena baru tiba dari Paris.

Malam ini Nadia menunggu Bintang datang ke kamarnya seperti tadi malam, tapi sepertinya Nadia hanya sia-sia saja menunggu karena Bintang sedang melampiaskan apa yang selama ini dia tahan.

Di dalam kamar utama setelah makan malam, Bintang yang sudah tidak bisa menahan diri lagi menciumi istrinya dengan sangat agresif saat dia baru saja menutup pintu. Sarah yang sebenarnya sedang tidak mood untuk melakukan hubungan badan dengan suaminya dengan terpaksa meladeni Bintang karena sudah berjanji tadi pagi.

Ciuman Bintang turun ke leher Sarah dan turun ke bawah, hingga puas menikmati jengkal demi jengkal tubuh istrinya dengan bibir dan tangannya. Bintang menyatukan dirinya dan istrinya setelah beberapa minggu dia menahanyya. Tapi anehnya, Bintang malah melihat bahwa yang berada di bawahnya itu adalah Nadia dan bukan Sarah.

Bintang terus memompa Sarah dengan semua energinya, Sarah yang berada di bawahnya terus mendesah dan juga mulai menikmati permainan suaminya. Berbagai gaya mereka lakukan hingga akhirnya Bintang sampai di puncaknya untuk yang ke dua kalinya.

“Sayang,” Bintang mencium kening istrinya membayangkan seolah dia mencium kening Nadia setelah mereka bercinta. Sarah memeluk erat tubuh suaminya di bawah selimut dan menciumi dada polos suaminya.

“Jangan memancingku lagi, sayang. Aku tidak kenal lelah saat aku benar-benar menginginkannya,” kata Bintang memperingati istrinya agar tidak memprovokasi dirinya. terpancing sedikit lagi, Bintang akan kembali menyerang istrinya.

Sarah tertawa, dia bangun dan mencium bibir Bintang lalu masuk ke dalam kamar mandi. Walalupun sudah sangat lelah dan kehabisan tenaga, Sarah tidak suka tidur sebelum mandi saat mereka selesai bercinta. Sayangnya, Sarah terlambat menutup pintu hingga Bintang ikut masuk ke dalam kamar mandi. Jadilah mereka melanjutkannya sekali lagi di kamar mandi.

Sementara itu saat malam semakin larut, Nadia belum juga memejaman matanya. Dia terus melihat pintu berharap Bintang masuk dari pintu itu. Tapi hingga dia tertidur saat pagi hampir menjelang, Bintang tidak kunjung datang.

Saat bangun, Nadia merasa sangat kecewa ketika menyadari Bintang benar-benar tidak datang malam tadi.

“Dasar bodoh, apa yang kau tunggu Nadia. Tuan Bintang pasti memeluk istrinya semalaman sampai melupakanmu. Memangnya kau siapa sampai dia harus meningggalkan istrinya dan datang menemuimu.”

Nadia bangun dari tidurnya setelah puas memaki dirinya sendiri. Berulang kali dia menyadarkan dirinya untuk menghentikan kegilaannya menjalin hubungan diam-diam dengan Bintang yang jelas-jelas telah memiliki pasangan hidup, tapi hatinya terus menolak kenyataan itu.

Gadis itu sama sekali tidak berfikir bagaiaman seandainya Sarah tahu tentang hubungannya dan Bintang, apa yang akan di lakukan Sarah padanya. Sarah mungkin akan mempermalukannya berkali-kali lipat dari yang dia lakukan waktu itu.

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

bersabarlah dn jangan terlalu berharap banyak dulu...jual mahal dikit...main tarik ulur...biar bintang merasa klepek²🤭

2024-03-20

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

sabar Nadia, pasti ada waktunya Sarah ketahuan belangnya 😵😵😵

2024-02-17

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!