Bab 3

“Nadia, ini kamu” Tuti pangling melihat penampilan Nadia. Rambut lurusnya di buat bergelombang, dia yang biasa hanya memakai bedak baby di wajahnya kini bahkan memakai pensil alis dan lipstik juga maskara untuk memperindah bulu matanya yang memang sudah lentik bahkan tanpa maskara.

“Kamu cantik banget sih” kata Tuti terpukau.

“Cantikkan, aku juga baru sadar kalau aku cantik” kata Nadia memuji dirinya sendiri sambil tersenyum riang.

Nadia mengibaskan rambutnya dan masuk lewat pintu belakang. Pintu yang khusus untuk pembantu. Nadia meletakkan barang-barang pemberian teman-temannya yang mereka beli bersama tadi. dia melihat dirnya di cermin dengan penuh percaya diri.

“Aku cantik juga” pujinya tiada henti pada dirinya sendiri. Malam ini Nadia akan mulai mempraktekan apa yang sudah di ajarkan Vanesa dan Angel padanya. Sebenarnya Nadia tidak bermaksud merebut Bintang dari Sarah, dia hanya akan mencoba memberi Sarah sedikit pelajaran dengan membuat Bintang berpaling darinya. Itupun kalau dia mampu membuat Bintang berpaling dari wanita sesempurna Sarah Diandra.

Kebetulan malam ini Amy sedang tidak enak badan, jadi Nadia yang akan mengagantikan tugasnya membersihkan kamar utama. Kamar itu memang di bersihkan dua kali sehari sesuai perintah Sarah. Sebelum Nadia masuk ke kamar, dia lebih dulu memperhatikan lewat jendela. Biasanya jam segini Bintang sudah pulang, dia akan masuk ke kamar saat melihat mobil Bintang masuk di halaman.

Seperti keberuntungan berpihak padanya, mobil Bintang sudah terlihat memasuki halaman. Tapi sebelum Nadia masuk ke kamar utama, dia harus memastikan apakah Bintang hanya sendiri atau berdua bersama Sarah karena biasanya Bintang akan menjemput Sarah lebih dulu.

Lagi-lagi dia beruntung, Bintang turun dari mobil seorang diri, Nadia pun bergegas masuk ke dalam kamar dengan alasan membersihkan kamar itu sesuai dengan perintah Sarah.

Nadia memperbaiki rambutnya, memastikan lipstiknya sudah merah menggoda. Tidak lupa juga dengan pakaiannya. Dia hanya memakai kaos ketat dan hotpants yang memperlihatkan paha mulusnya.

“Siapa kamu?” tanya Bintang saat melihat seorang gadis yang baru kali ini dia lihat. Nadia berbalik dan membuat Bintang terdiam beberapa detik.

“Tuan...” katanya pura-pura terkejut.

“Nadia?” Bintang mencoba memperjelas pandangannya, dia tidak salah, gadis cantik yang seksi di depannya memang adalah Nadia.

“Mbak Ami lagi sakit, jadi saya yang ganti membersihkan kamar utama karena Nenek sama Mbak Tuti lagi masak” katanya beralasan.

Bintang memandang Nadia dari atas ke bawah, “Kamu sudah besar ternyata” katanya melihat perubahan Nadia sambil melepas dasi dan jasnya. Nadia memperhatikan semua gerakannya.

“Iya, masak kecil terus” jawabnya, tentu dengan sangat sopan.

“Tuan Bintang, butuh sesuatu. Mau saya siapkan air mandi?” kata Nadia menawarka diri.

“Boleh” jawab Bintang. Nadia tersenyum canggung lalu masuk ke kamar mandi. Awalnya dia hanya ingin memperlihatkan pada Bintang bahwa dia sudah gadis remaja dan bukan anak kecil lagi, dia sudah bisa menjadi seorang wanita untuk seorang laki-laki. Nadia hanya iseng saja menawarkan untuk menyiapkan air mandi untuk Bintang, dan ternyata Bintang juga mau di siapkan air mandinya oleh Nadia.

Di dalam kamar mandi, Nadia tanpa sengaja menyiram tubuhnya sendiri karena berfikir shower di kamar mandi itu tidak berfungsi.

“Aduh” teriaknya. Bintang buru-buru masuk ke kamar mandi begitu mendengar teriakan Nadia. Dia sudah setengah telanjang dan hanya memakai handuk yang menutupi pinngang dan bagian bawahnya.

“Ada apa?” tanyanya.

“Saya nggak sengaja” Nadia memegang shower dengan wajah paniknya. Lekukan tubuhnya terlihat jelas di balik kaos tipis yang sengaja dia pakai. Bintang bahkan menelan ludah melihatnya. Namun buru-buru dia tersadar dan memberikan handuk pada Nadia.

Begitupun dengan Nadia, dia baru kali ini melihat perut rata dan dada bidang Tuannya ini.

“Pakai ini dan ganti bajumu” kata Bintang. “Biar aku yang siapkan airnya sendiri” sambungnya lagi.

“Maafkan saya, Tuan”

“Tidak apa-apa, kamu kan tidak sengaja. Ayo cepat ganti baju kamu, nanti malah masuk angin.”

Nadia mengambil handuk dari tangan Bintang, saat berjalan keluar, lagi-lagi dengan tidak sengaja dia tergelincir hingga jatuh dan menimpa tubuh Bintang. Tanpa sadar dadanya bahkan bersentuhan dengan  tubuh Bintang membuat sesuatu di dalam tubuh laki-laki itu bergejolak.

“Maaf, Tuan. Maafkan saya”, katanya menunduk tidak berani lagi melihat Bintang.

“Ya sudah, cepat keluar” kata Bintang. Nadia pun bergegas meninggalkan kamar itu sebelum Sarah kembali.

“Kenapa aku malah terpancing begini sih. Dia itu kan masih anak kecil” Bintang merutuki dirinya sendiri. Tapi anehnya dia malah tebayang-bayang akan wajah cantik dan lekukan tubuh padat berisi Nadia.

Bintang menggeleng-gelengkan kepalanya mengusir pikiran joroknya pada anak kecil. Dia lalu mandi, menyiram kepalanya dengan air dingiin bermaksud mengusir libido yang tiba-tiba datang.

Tepat pukul delapan malam, Sarah kembali ke rumah. Tanpa membersihkan dirinya terlebih dahulu, dia langsung menuju meja makan. Dia sudah kelaparan karena belum makan sejak siang tadi karena pekerjaannya yang menumpuk.

Bintang turun bersamaan Sarah yang sudah duduk di meja makan, dia terkejut melihat istrinya yang sudah ada di meja makan sebelum masuk ke kamar terlebih dahulu.

“Aku pikir kamu belum pulang” sapa Bintang pada istrinya seraya mencium pucuk kepalanya.

“Aku baru aja sampai, aku lapar banget” katanya.

“Loh, makan siang yang aku kirim nggak kamu makan?” Bintang memang sering meminta sekertarisnya mengirim makan siang untuk istrinya karena dia tahu kalau Sarah sering sekali lupa makan kalau sudah sibuk dengan pekerjaannya.

“Aku nggak sempat. Bentar lagi kan Celine Aurella mau menikah, jadi banyak yang mau aku buatin gaun”

“Celine Aurella yang artis itu?” Sarah hanya mengangguk saja sambil berdehem karena mulutnya penuh dengan makanan.

Bintang lalu ikut makan bersama istrinya, tapi matanya berkeliaran seolah mencari sesuatu, atau seseorang?

Setelah makan malam, Bintang dan sarah kembali ke kamar mereka. Sarah dengan manja memeluk pinggang suaminya dan menyeret kakinya seolah sudah tidak punya kekuatan untuk berjalan. Bintang yang gemas melihat istrinya lalu menggendongnya seperti pengantin baru menuju kamar mereka.

Di dalam kamar, Bintang kembali teringat pada gadis kecil yang tadi ada di kamarnya. Dan tiba-tiba sesuatu di bawahnya kembali mengeras seolah minta untuk di sentuh. Bintang yang melihat Sarah keluar dari kamar mandi dengan wajah lelah sepertinya harus gigit jari. Tidak mungkin dia meminta jatah pada istrinya dalam keadaannya yang seperti itu, dan lagi Sarah pasti akan langsung menolaknya.

“Kamu kenapa, Sayang?” tanya sarah melihat Bintang yang melakukan push up tengah malam.

“Aku lagi pengen banget, tapi aku nggak tega minta sama kamu” jawabnya terus terang.

“Oohh...” kata Sarah tanpa merasa tidak enak hati tidak bisa melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

Ini juga bukan pertama kalinya dia menolak suaminya bahkan sebelum suaminya meminta. Terkadang Bintang hanya bisa melakukannya saat Sarah dalam mood yang baik. Walau begitu, Bintang masih selalu memaklumi istrinya.

Sarah sudah tertidur dengan pulas saat Bintang keluar dari kamar mandi, Bintang lalu bergabung bersama istrinya di bawah selimut dan mendekapnya sangat erat.

Terpopuler

Comments

Lia Shechibie'slove

Lia Shechibie'slove

si bintang bayangkn si Nadia z sudah cenat cenut😀😀😀

2024-03-25

3

Fenty Dhani

Fenty Dhani

terbayang² terus niye🤭😁

2024-03-19

0

Pratiwi Ningrum

Pratiwi Ningrum

klw istrinya modelan kyk gtu mah setuju aja klw di tikung , pa lgi sudh merendahkan kluarga tercinta yg kita milili satu"nya . sekali" lh jdi devil dikit ya gk 😈😏😜😁

2024-03-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!