Seminggu kemudian:
Pagi ini adalah saat yang Kana nantikan, bukan karena ia ingin segera menjadi istri dari Rayshiva Paramayoga. Namun, karena ingin melaksanakan rencana yang sudah disusunnya selama seminggu penuh.
Kana merencanakan pelarian tepat di hari pernikahannya, sebelum ijab diucapkan Kana akan melarikan diri. Setelah seminggu penuh berakting sebagai calon mempelai penurut, Kana tidak berkeinginan muncul di upacara pernikahan yang diatur oleh orangtuannya.
Beruntung, selama seminggu terakhir ia tidak bertemu lagi dengan Ray karena orangtuanya percaya kedua calon mempelai tidak boleh bertemu seminggu sebelum pernikahan sehingga semakin mudah berakting menjadi calon pengantin penurut. Karena sikap penurutnya pula, tidak ada pengawasan penuh terhadap Kana. Ia hanya ditemani sepupunya Melisa yang berulang kali mengatakan bahwa Kana beruntung bertemu pria seperti Ray.
Ingin sekali Kana mengatakan, “Silakan, kau saja yang menikah dengan Ray.”
Namun, ia tidak bisa mengatakannya. Kana berpura-pura bahagia dengan rencana pernikahannya, bahkan bersemangat mengikuti acara pesta gadis yang diatur Melisa. Meskipun tidak menyukai calon suaminya, setidaknya Kana bisa menikmati pesta menyenangkan bersama teman-temannya sebelum melarikan diri ke tempat yang jauh.
Kana sadar bahwa jika melarikan diri, ia akan kehilangan kehidupannya yang sekarang. Tidak ada lagi kartu debit maupun kredit yang dapat digunakan sesuka hati, maupun mobil mewah, tempat tidur nyaman, dan berbagai fasilitas lainnya. Ia harus bertahan dengan sedikit uang tunai yang sudah disimpannya dan harus mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya.
Untuk sementara Kana harus melakukan semua itu. Nanti, jika kemarahan orangtuanya sudah mereda, ia akan kembali. Kana yakin kesalahannya akan dimaafkan, karena ia adalah anak semata wayang orangtuanya. Pasti orangtuanya tidak akan menyimpan kemarahan terlalu lama dan mengerti situasinya.
Kana mematut penampilannya di depan cermin, dengan kemeja putih dan rok hitam di bawah lutut yang digunakannya, ia akan menyelinap keluar dari kamar, pergi melalui pintu belakang, dan naik ke mobil Denish yang sudah menunggu.
Setengah jam lalu Denish sudah mengiriminya pesan bahwa akan sampai dalam lima belas menit. Sekarang pria yang sudah mengagumi Kana sejak setahun lalu itu pasti sudah sampai. Denish adalah putra dari rekan bisnis ayahnya, pria itu sudah pernah menyatakan cinta pada Kana, tapi Kana tolak karena tidak terlalu suka wajah manis milik Denish.
Namun, kini Kana terpaksa berpura-pura menerima pria itu agar bisa mendapatkan bantuan melarikan diri. Denish sudah memesankan tiket pesawat ke Swiss untuk Kana dan mengatur transportasi hingga ke bandara. Bahkan Denish sudah mengatur tempat tinggal Kana selama di Swiss. Setidaknya, pelarian ini tidak akan benar-benar membuat Kana menderita.
Kana meraih gantungan berisi pakaian yang akan digunakannya sebagai baju ganti. Lapisan bagian luar menutupi pakaian tersebut dan itu merupakan kamuflase yang bagus. Kana mengenakan masker dan rambut palsu sehingga terlihat seperti pegawai event organizer, tidak akan ada yang menyadari bahwa ia sebenarnya adalah calon mempelai, kecuali jika bertemu salah satu keluarganya.
Jadi, Kana bergegas mengendap-endap sementara belum ada yang datang ke kamar untuk mengecek keadaannya. Untung tadi ia meminta Melisa membelikannya bubur ayam di tempat yang cukup jauh sehingga akan memakan waktu hingga sepupunya itu kembali, dan MUA baru akan datang setengah jam lagi untuk mendandaninya.
Waktu yang dimiliki Kana tidak banyak, sebelum Melisa kembali ia harus sudah dalam perjalanan ke bandara.
Melangkah cepat keluar dari kamar, kemudian menuruni tangga dan langsung mengarah ke dapur. Di kejauhan, ia mendengar suara mamanya yang sedang berbicara dengan staf EO, ada rasa bersalah muncul. Namun, segera ia enyahkan. Mamanya pasti akan mengerti, karena seumur hidup terlalu lama untuk dihabiskan dengan orang yang salah, terlebih lagi seseorang yang cacat.
Kana mempercepat langkah, melewati dapur yang sibuk, kemudian berada di halaman belakang. Ia benar-benar beruntung, karena orang-orang terlalu sibuk sehingga tidak sempat memerhatikannya. Bahkan ketika berpapasan dengan sesama staf EO tidak ada yang menegurnya. Sepertinya, semua orang terlalu sibuk memenuhi keinginan Aris dan Indah Daniswara yang ingin pernikahan putri mereka sempurna.
Sebelum keluar dari pintu pagar belakang, Kana memandang rumahnya sekali lagi. Ada rasa sedih ketika harus meninggalkan rumah itu, tapi segera ditepisnya perasaan itu. Ia telah mengambil keputusan tepat dengan lari dari pernikahan yang dipaksakan untuknya.
Kana langsung menemukan mobil Denish, sebuah sedan hitam yang tampak mewah. Dalam hati ia merutuk sifat Denish yang suka pamer, bahkan ketika hendak membawanya kabur pria itu masih memamerkan kekayaan padahal Kana sudah berpesan agar membawa mobil yang tidak menarik perhatian.
Tidak ingin membuang waktu dengan mengomel, Kana bergegas menghampiri mobil dan naik ke kursi belakang. Ia tidak mengenali pria yang duduk di belakang kemudi, tapi jelas bukan Denish. Sepertinya Denish mengutus sopir untuk membantu pelarian Kana. Denish ingin main aman, dan Kana tidak ingin ambil pusing. Lagi pula, sekarang sudah tidak sempat memprotes. Hal terpenting adalah segera sampai ke bandara.
“Apa Denish menunggu di bandara?” tanyanya pada sopir tersebut.
Pria itu hanya memberi anggukan singkat.
“Ya sudah, cepat jalan.”
Jantung Kana berdebar kencang sementara mobil melaju. Ia tidak memerhatikan ke depan, tapi sibuk meliha ke belakang, memastikan belum ada yang berlari muncul dari pagar untuk mengejarnya.
“Aku akan ganti baju,” ujar Kana setelah mereka berada cukup jauh dari rumahnya, “Jangan mengintip!” Ia memperingatkan. Meskipun jendela mobil dipasangi kaca yang membuat orang di luar tidak bisa melihat ke dalam, tapi sopir di kursi depan masih bisa melihat saat Kana berganti pakaian.
Walaupun memakai kamisol serta celana selutut di balik pakaian penyamarannya, Kana tetap tidak mau orang tidak dikenal mengintipnya berganti pakaian. Jadi, ia memaksa sopir menutup spion atas sebelum berganti pakaian.
Tidak sampai lima menit, Kana sudah melepas seragam staf EO dan memakai kaos oversize beserta celana olahraga. Untuk pakaian yang akan digunakan sesampainya di Swiss sudah diatur oleh Denish. Sekarang hanya perlu sampai ke bandara.
Kana memandang ke luar jendela dan menyadari mereka belum memasuki jalan tol ke bandara. “Tunggu, ini bukan jalan ke bandara,” protes Kana.
“Memang bukan, kita akan ke bandara setelah menjemput penyelamatmu.”
Penyelamat? Terlalu berlebihan jika Denish disebut penyelamatnya, karena yang dilakukan pria itu tidak lebih dari mengikuti rencana Kana. Bisa dikatakan Kana menyelamatkan dirinya sendiri, dengan bantuan Denish. Namun, ia tidak mau protes sekarang. Biarkan saja Denish berpikir sebagai penyelamat Kana untuk sementara ini, yang penting ia bisa kabur.
“Di mana?” tanya Kana.
“Dia menunggu dengan tidak sabar di rumah,” jawab sopir, “sebentar lagi kita sampai.”
Jawaban sopir Denish sungguh membuat penasaran, tapi Kana enggan bertanya lebih jauh. Ia membiarkan perjalanan berlanjut dalam keheningan. Keheningan yang membuat kantuk menghinggapi Kana, bahkan belum sampai lima menit ia sudah tertidur. Semalam Kana nyaris tidak tidur sehingga membuatnya terlelap di waktu genting.
“Kita sudah sampai.”
Ucapan sopir yang cukup nyaring membuat Kana terbangun karena terkejut. Kepalanya langsung terasa sakit karena dibangunkan dengan cara kurang menyenangkan. Nanti ia akan melayangkan protes pada Denish mengenai pelayanan sopir tersebut.
Kana mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha mengusir kantuk sebelum akhirnya melihat ke luar jendela. Seketika ia menelan saliva, matanya tak berkedip memandang rumah besar yang terlihat dari jendela mobil.
Ia mengenali rumah itu, karena sering datang bertandang sejak masih kecil. Seringkali diajak orangtuanya, dan beberapa kali datang hanya untuk menemui cinta pertamanya sepuluh tahun lalu.
“Selamat datang di kediaman Keluarga Hauf, Calon Kakak Ipar.”
Kepala Kana tertoleh ke arah kursi pengemudi. Wajahnya seketika memucat setelah sopir membuka masker. Sopir itu ternyata Ragnala Sayudha, adik dari pria yang akan dinikahinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments