Beberapa hari pun berlalu, hari berjalan begitu cepat nya. Hari ini hari terakhir Vivy dengan Richard berlatih, mereka berdua sudah berlatih 4 hari lama nya dan belum banyak yang Vivy bisa, waktu yang terbatas untuk membuat Vivy tidak banyak belajar.
Di hari terkahir ini Vivy ingin mengajak Richard makan berdua di luar apartemen, ia sudah hampir satu minggu tidak keluar apartemen dan sekarang kesempatan yang bagus, sekalian ia ingin tau bagaimana Richard menjaga dirinya.
"Sudah," tanya Richard.
"Sudah, aku sudah sangat lelah," jawab Vivy.
"Istirahat lah, kamu sudah cukup belajar. Saya kan ikut ke sana, jika ada yang perlu kamu pelajari saya bisa melatih kamu di sana," ucap Richard.
"Haa… Iya… Aku sangat lelah…" Vivy berbaring di atas lantai sangking lelah nya.
Hampir satu minggu bersama mereka berdua tidak ada kedekatan khusus, kedua masih jarang berbicara, mereka mengobrol juga untuk hal yang penting penting saja.
"Kita keluar setelah ini," ucap Vivy sambil memperbaiki posisi nya.
"Kemana," tanya Richard.
"Pertama aku ingin mengajak mu makan siang berdua, karena Reni sedang sibuk dengan keluarga nya aku membutuhkan orang untuk menjaga ku, dan aku ingin kamu yang melakukan nya. Aku ingin tau apakah kamu benar benar bisa aku percaya," jawab Vivy.
"Hanya berdua," tanya Richard.
"Ya berdua, siapa lagi?"
"Saya tidak membawa pakaian ganti, saya pulang sebentar. Nanti saya ke sini lagi," ucap Richard sambil berlari pergi meninggalkan ruangan itu. Ia akan keluar dengan artis besar, tidak mungkin hanya menggunakan pakaian olahraga biasa.
Vivy tersenyum melihat kepergian Richard dengan terburu buru, padahal untuk pakaian saja ia bisa meminta Angel untuk membelikan nya.
"Dia lucu juga, kalau di pikir pikir aku sudah lama tidak dekat dengan pria," ucap Vivy.
Setengah dua siang Richard sudah ada di depan apartemen Vivy, Vivy pun keluar dengan menggunakan masker, tak lupa ia juga memberikan masker pada Richard. Richard mengambil masker itu dengan ekspresi wajah yang kebingungan.
"Untuk apa," tanya Richard.
"Pakai saja," jawab Vivy.
Segera Richard memakai nya, ia tidak mau mengambil resiko tinggi, lebih baik ia mengikuti apa yang Vivy katakan.
Tak lupa Vivy member kunci mobil nya pada Richard, tidak mungkin ia yang menyetir mobil sedangkan Richard duduk di belakang nya.
"Kamu bisa membawa mobil kan," tanya Vivy.
"Saya bisa membawa helikopter juga," jawab Richard.
"Ah bagus, aku aja membeli helikopter, kamu yang akan menjadi supir nya."
"Siap," ucap Richard sambil tertawa.
Setelah satu minggu lamanya baru ini mereka berdua tertawa bersama. Richard cukup terkejut dengan dengan sikap Vivy yang sudah rendah hati, padahal Vivy salah satu bintang ternama di kota mereka bersal.
Mereka pun pergi meninggalkan apartemen itu, Vivy meminta Richard untuk membawa nya ke sebuah restoran langganan nya, ia tidak ingin makan di tempat lain, dirinya mempunyai menu khusus agar berat badannya bertambah.
Sesampainya di restoran itu mereka berdua langsung masuk ke dalam, seperti biasanya Vivy selalu memesan tempat private, ia tidak mau suasana makan nya di ganggu orang lain.
Sekilas Vivy kembali memperhatikan Richard, ia merasa Richard bukan seperti bodyguard nya. Richard malah seperti pacar nya sendiri, pakaian yang Richard gunakan begitu rapi dan cocok di tubuh nya. Belum lagi wajah tampan dan bersih nya membuat Richard semakin terlihat menarik.
"Kamu tau kalau paparazi melihat wajah kamu begini mereka pikir kamu pacar ku," ucap Vivy.
"Kok bisa? Apa ada yang salah dari saya?"
"Kamu sangat rapi sekali," ucap Vivy.
Richard langsung melihat ke arah dirinya, ia tidak merasa sangat rapi, ia merasa biasa saja dalam memakai pakaian.
"Biasa saja," ucap Richard.
"Itu karena kamu sudah terbiasa, jadinya terlihat biasa saja," ucap Vivy.
Richard menganggukkan kepala nya, ia memang sudah sangat biasa berpenampilan rapi. Mungkin ini yang membuat Richard tidak sadar jika dirinya begitu rapi.
"Ada apa sih di luar seperti ramai sekali," ucap Vivy.
"Biar saja lihat." Richard bangkit dari tempat duduk nya, ia berjalan keluar dari ruangan itu.
Richard terkejut sudah banyak orang di restoran ini, orang orang asing yang seperti nya bukan tamu di restoran ini.
"Ada apa ini," tanya Richard.
"Mereka tau jika nona Vivy sedang makan di sini, banyak yang ingin bertemu dengan nya."
Segera Richard kembali masuk ke ruangan private mereka. Ia rasa sudah tidak aman jika Vivy ada si dalam ruangan itu.
"Ada apa? Kenapa begitu ramai sekali," tanya Vivy.
"Kamu sedang di kejar oleh Fans kamu, kita harus pergi sebelum mereka datang ke sini," jawab Richard.
Vivy membuang nafasnya dengan kasar, ini bukan pertama kalinya ia seperti ini, resiko menjadi orang terkenal memang seperti ini.
"Ya sudah ayo."
"Tunggu." Richard membuka jaketnya dan memberikan nya pada Vivy, ini akan membuat Vivy sulit di kenali oleh orang lain.
Vivy mengambil jaket itu dan langsung memakai nya, tidak lupa ia memakai kembali masker nya.
Setelah di rasa aman dan siap mereka berdua berjalan keluar dari ruangan itu, Richard menarik Vivy agar lebih dekat dari nya, ia menutupi Vivy dari orang orang yang sedang mencari nya. Mereka berdua berjalan dengan santai agar semua orang tidak curiga.
Pada akhirnya mereka berhasil lolos dari san, keduanya bernafas dengan lega. Tetapi mereka berdua sempat makan, keduanya terlihat begitu lapar sekali.
"Saya bisa masak, bagaimana kalau kita masakan saja," ucap Richard.
"Kamu bisa masak makanan sehat," tanya Vivy.
"Bisa, nanti saya belanja di minimarket dekat Apartemen."
Karena suasana sudah kacau dan tidak ada pilihan lain Vivy mengikuti apa yang Richard katakan. Richard tidak mungkin berani macam macam ke pada nya, Richard seorang tentara aktif. Ia sangat percaya dengan pengabdi negara ini.
Mereka kembali ke apartemen, Richard berjalan ke minimarket sedangkan Vivy kembali ke tempat nya, ia masuk berjalan ke apartemen nya sendiri. Vivy tidak takut karena apartemen ini sangat aman sekali.
"Hey Vivy," ucap Becca, salah satu rekan artis yang tinggal di tempat ini.
"Hay, mau syuting?"
"Iya aku sibuk syuting, tidak bisa santai seperti kamu."
"Dia mau adu mekanik dengan ku," batin Vivy.
"Hehehe iya, kamu syuting setiap hari. Semoga film kamu bisa naik ke bioskop," ucap Vivy.
"Maksud kamu," tanya Becca.
"Tidak ada Becca, aku hanya memberikan kamu saran, lebih baik mengambil dua film dalam satu tahun, itu akan membuat mu lebih eksklusif. Dan nama kamu akan besar seperti aku. Sudah ya aku sibuk bye bye." Vivy berjalan pergi meninggalkan Becca.
"Aku kalah lagi dari nya," ucap Becca dengan wajah yang kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments