Mulai Bangkit

Sudah dua bulan berlalu semenjak kecelakaan yang dialaminya bersama dengan kekasih nya. Dan sampai saat ini ia belum mendapatkan info apapun tentang keadaan kekasih nya itu. Setiap malam yang bisa Kaivandra lakukan kini hanya lah menangis. Ia bahkan sudah terlihat seperti perempuan yang suka menangis.

Ketenangan tak bisa ia dapatkan. Karena kini kepalanya hanya dipenuhi dengan kecelakaan dua bulan yang lalu juga tentang keadaan dari kekasih nya itu saat ini. Masih pantaskah kini ia menyebut gadis tersebut sebagai kekasih nya?

Terkadang memikirkan semua itu membuat Kaivandra menjadi semakin hancur. Bahkan kini ia mengalami insomnia. Sulit untuk nya melupakan semua itu. Hubungannya dengan Aruna yang sudah berjalan begitu lama, lalu di hancurkan hanya dengan kejadian beberapa detik. Tak hanya menghancurkan hubungannya namun juga menghancurkan kehidupan mereka kedepannya.

“Apa kamu sekarang baik-baik saja? Semoga begitu, kamu harus bahagia,” ucapnya sambil memperhatikan foto wallpaper ponsel nya yang kini memperlihatkan foto seorang gadis cantik dengan senyumannya yang begitu indah.

Kini laki-laki tersebut tengah berada di gedung belakang sekolah baru nya. Hari ini adalah hari pertama MPLS, namun bukannya mengikuti kegiatan MPLS Kai kini lebih memilih untuk berada di belakang sekolah.

Semenjak kehilangan kekasih nya itu. Kaivandra memang menjadi laki-laki yang suka menyendiri. Bahkan di sekolah baru nya saat ini ia belum memiliki teman baru. Kaivandra jelas tidak peduli hal tersebut.

“Woy lo, ngapain lo di sini? Lo harusnya di lapangan, sekarang masih MPLS,” ucapan tegas tersebut membuat Kaivandra menoleh ke arah orang yang berbicara tersebut dengan wajah datar dan tajam nya. Apa lagi saat di lihat nya jika laki-laki yang mengatakan hal tersebut kini memakai atribut yang sama dengannya.

“Wohh santai dong. Gue cuma bercanda,” ucap laki-laki tersebut dengan cengirannya. Lalu berjalan ke arah Kaivandra dengan cengirannya.

“Lo punya rokok?” tanya laki-laki yang tidak Kai ketahui nama nya tersebut. Kaivandra mengeluarkan rokok dari saku celana nya lalu memberikannya pada laki-laki tersebut.

“Lo sendiri?” Pertanyaan dari laki-laki di samping nya itu sepertinya tidak ada habis nya. Hingga membuat Kaivandra merasa muak dan ingin pergi saja rasanya. Namun ia juga tak ingin untuk mengikuti MPLS. Alhasil kini ia masih berada di sana, menahan kekesalannya pada laki-laki di samping nya itu.

“Gathan,” ucap laki-laki di samping nya tersebut yang membuat Kaivandra kini menaikkan sebelah alisnya. Namun setelah melihat laki-laki tersebut mengulurkan tangannya akhirnya Kaivandra menjawab uluran tangan tersebut.

“Kaivandra,” jawab Kaivandra yang di jawab dengan anggukan oleh Gathan.

“Lo gak ada temen?” tanya Gathan yang melihat Kaivandra hanya sendiri.

“Gue baru di kota ini,” jelas Kaivandra. Gathan menganggukkan kepalanya mengerti.

“Gabung sama gue aja,” ajak Gathan dengan senyumannya. Kaivandra yang mendengar hal tersebut hanya terdiam lalu mengambil rokok nya dan menyalakannya.

“Nanti gue kenalin ke temen gue yang lain,” ucap Gathan begitu antusias nya. Kaivandra hanya diam sambil menganggukkan kepalanya.

Awal yang cukup baik karena setelah itu Gathan juga memperkenalkan Kaivandra dengan dua teman laki-laki tersebut lainnya. Tak hanya itu Gathan juga memperkenalkan Kaivandra dengan teman club motor nya. Hingga akhirnya Kaivandra ikut dalam club motor tersebut.

Perlahan Kaivandra memang mulai bangkit dari keterpurukannya. Namun sikap nya kini tak bisa lagi menjadi Kaivandra yang dulu. Laki-laki tersebut seolah mengubur dirinya yang dahulu dalam-dalam.

Meskipun terkadang laki-laki tersebut masih mengingat tentang kekasih nya itu. Namun setidaknya tidak sesering dan terpuruk seperti dulu. Memiliki insomnia terkadang harus membuat nya mengkonsumsi obat tidur. Hal tersebut juga lah yang tidak bisa untuk membuat nya kembali.

Namun selama tujuh bulan ini setidak nya ia bisa melalui nya. Walau dengan banyak beban, trauma, juga penyesalan yang ia lalui. Meskipun ia mencoba untuk berdamai dengan semua kehidupan nya di masa lalu namun ada sebagai jiwa nya yang menolak semua itu. Cinta nya pada Aruna tak pernah pudar, semakin ia merindukan gadis tersebut semakin besar pula perasanya pada Aruna.

Seperti saat ini. Jam sudah menunjukkan pukul 00.23 namun Kaivandra kini masih berkumpul dengan teman-temannya. Pulang larut malam seolah sudah menjadi hal biasa untuk nya.

“Bu Sarah yang ngajak matematika itu bukan sih?” Gathan kini tampak serius dengan perbincangannya.

“Iye yang masih muda terus cantik itu. Gila, kaget gue pas dia bilang suka sama Kaivandra,” tawa temannya yang lain. Kaivandra yang mendengar pembicaraan teman-temannya itu kini hanya memutar bola matanya malas.

“Untuk saudara Kaivandra, gimana bro? Ada guru cantik, mapan, masih muda, sarjana di umur dua puluh dia bro, gak mau lo Ndra?” tanya Danu, salah satu dari kedua sahabat Gathan yang kini juga menjadi teman dekat nya di sekolah.

“Kagak,” ketus Kaivandra. Mendengar jawaban yang begitu ketus dari Kaivandra kini teman-temannya hanya mendengus. Mereka jelas sudah begitu mengetahui bagaimana perangai teman mereka yang satu itu.

“Jomblo mulu lumutan lo nanti,” tukas Anzel yang juga merupakan salah satu teman yang dekat dengan Kaivandra di sekolah.

Tak ingin peduli dengan ucapan teman-temannya itu. Kaivandra kini lebih memilih untuk memainkan ponsel nya. Teman temannya kini hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kaivandra.

Mereka tak tahu apa yang terjadi pada Kaivandra sebelum nya. Namun mereka yakin ada pengalaman yang membuat nya menjadi seperti ini.

“Gue balik,” pamit Kaivandra. Temannya kini hanya menganggukkan kepalanya. Mereka saling bertos sebelum akhirnya Kaivandra memilih untuk pulang. Meskipun ia tak yakin sampai di rumah ia bisa untuk beristirahat, namun kini rasanya ia sudah begitu lelah.

Selama di perjalanan laki-laki tersebut mengemudikan motornya dengan kecepatan sedang. Kadang ada saat di mana ia tak berani untuk membawa motor nya kembali setelah kecelakaan saat itu.

Namun setelah masuk ke dalam club motor tersebut, Kaivandra mulai memberanikan dirinya untuk kembali bangkit dan memberanikan dirinya untuk mengendarai motor lagi. Dan semua itu berkat teman-temannya yang mengajak nya untuk mengendarai motor bersama. Padahal saat awal untuk mengikuti club motor tersebut, Kaivandra selalu membawa mobil. Hingga menjadi bahan gojlokan dari teman-temannya itu.

Memikirkan Aruna? Jelas masih ia lakukan, apalagi di saat ia tengah sendiri. Namun yang bisa ia lakukan hanya lah berharap Aruna baik-baik saja. Dan berharap Aruna bisa untuk hidup dengan baik dan bahagia. Dan berhasil melupakannya. Karena ia bukanlah yang terbaik untuk Aruna, meskipun sampai saat ini ia masih begitu mencintai Aruna dan belum bisa untuk melupakannya.

Aruna adalah gadis yang begitu baik. Gadis yang bisa untuk menerima nya apa ada nya dan begitu mencintai nya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!