Usul Dari Siska

Keesokan paginya Rian berserta keluarga kecilnya sedang menikmati sarapan pagi.

“Papah pulang malam terus, Sasa kan kangen sama papah,” ucap Sasa yang protes kepada Rian.

Rian mengelus kepala putrinya sembari memberikan penjelasan untuk putrinya.

“Maafin Papah ya Sasa, papah beberapa hari ini sedang banyak pekerjaan nanti kalau pekerjaan papah sudah selesai Sasa bisa main sama Papah,” ujar Rian seraya mengelus kepala Sasa.

“Beneran Ya Pah, janji.”

“Iya papah Janji.”

“Ayo Sasa habiskan makanannya nanti kamu telat loh,” tegur Alia dengan lembut.

“Iya Mah,” sahut Sasa sembari menghabiskan makanannya.

Setelah selesai menyantap sarapan paginya Alia mengantarkan Rian hingga di pelataran.

“Sayang aku pergi dulu ya,” ujar Rian seraya mencium kening istrinya.

“Iya Mas hati-hati,” sahut Alia tersenyum kepada Rian.

“Mah, Sasa berangkat,” ujar Sasa sembari mencium punggung tangan Alia.

Rian berserta Sasa pun masuk ke dalam mobil mengantarkan putri kecilnya ke sekolah, setelah selesai mengantarkan Sasa ke sekolah Rian pun menuju kantornya.

Di jalan menuju kantor Rian melihat Bella yang sedang berdiri di samping mobilnya.

Rian menepikan mobilnya dan keluar dari mobilnya.

“Ada apa Bella?” tanya Rian yang sedang memperhatikan kondisi mobilnya.

“Eh Pak Rian, ini mobil saya mogok,” ujar Bella.

“Ikut saya saja sekalian nanti biar saya telepon bengkel terdekat dan membawa mobilmu ke sana,” ucap Rian menawarkan tumpangan kepada Bella.

“Kebetulan sekali ya Pak Rian lewat sini, jika tidak ada bapak bagaimana nasib saya,” puji Bella seraya melihat wajah Rian.

“Kamu terlalu berlebihan,” sahut Rian dengan ekspresi dingin.

“Ayo kita berangkat,” ucap Rian menganjak Bella.

Bella berserta Rian pun masuk ke dalam mobil, sementara itu Rian telah menelepon bengkel terdekat guna membantu Bella.

Di tengah perjalanan menuju kantor, Rian mengajak Bella untuk mengobrol.

“Bagaimana laporan bulanan yang saya minta apa sudah selesai?” tanya Rian seraya fokus menatap ke depan.

“Sudah Pak,” sahut Bella.

“Saya tunggu di ruangan saya nanti untuk laporannya,” pinta Rian.

“Baik pak.”

Mobil terus melaju hingga mereka sampai di kantor tersebut.

Sesampainya di kantor Rian berserta Bella keluar dari kantornya.

Rian yang berjalan lebih dulu meninggalkan Bella di belakang.

“Bella tunggu!” seru Siska.

Mendengar ada yang memanggilnya Bella menghentikan langkah kakinya.

 Siska menghampiri Bella.

“Wah, wah kamu bareng sama pak Rian?” tanya Siska.

“Iya, kebetulan mobilku tadi mogok lalu pak Rian menghampiriku,” ucap Siska.

“Beruntung sekali kamu Bella,” sahut Siska.

“Iya beruntung, tapi tidak seberuntung istrinya,” ujar Bella yang terus berjalan.

“Bella kamu suka sama pak Rian?” tanya Siska.

Bella seketika terdiam mendengar ucapan temannya.

“Memangnya ada apa Sis?” tanya Bella.

“Jujur ya Bella, pak Rian itu tipe cowok yang setia selama aku kerja di sini lima tahun, pak Rian itu tidak mudah di dekati apa lagi di goda” Siska yang menjelaskan tentang Rian kepada Bella.

“Ah, masa?” tanya Bella.

“Coba saja kalau tidak percaya,” ucap Siska.

“Satu-satunya jalan untuk mendapatkan hati pak Rian adalah dengan Pelet,” sambung Siska kembali.

“Pelet? Emang masih ada jaman sekarang dukun sakti, kebanyakan dukun itu penipu?” 

“Ada kok di daerah Banyuwangi, aku pernah mengantarkan temanku ke sana nama mbah Kusno dia dukun hebat soalnya aku melihat sendiri temanku itu dekat dengan bosnya tapi hanya sekedar di manfaatkan saja tidak di nikahi  karena si bos sudah berkeluarga tidak mungkin menikahinya lalu aku antar dia ke Banyuwangi tempat ki Kusno tinggal, temanku di beri ilmu pelet oleh Ki Kusno dan sekarang telah jadi Istri sah Bosnya,” Siska menceritakan pengalaman temannya.

“Lalu istri pertamanya?” tanya Bella.

“Istri pertamanya di usir dari rumah dan sekarang temanku hidup bahagia dan bergelimpangan harta beda jauh sekali dengan hidupnya yang dulu,” sahut Siska.

“Oh ya kalau seseorang terkena pelet dia akan lupa dengan anak beserta istrinya Bella, itu sudah terbukti aku melihatnya sendiri,” sambung Siska meyakinkan kembali Bella.

 Bella terdiam memikirkan ucapan dari temannya dan.

  “Bella kok diam bagaimana apa kamu mau coba aku antar? Tapi kalau sudah sukses jangan lupaian aku yah jabatanku di naikin gitu,” ucap Siska yang tersenyum sembari mengerakkan kedua alisnya.

“Aku mau mencoba sendiri dulu menaklukkan hati pak Rian,” ujar Bella yang percaya diri mampu menaklukkan hati Rian.

  Sesampainya di dalam kantor mereka berdua pun berpisah karena tempat kerja Bella serta Siska berbeda.

Bella berjalan menuju meja kerjanya setelah itu mulai duduk dan membuka laptopnya.

Terkadang kata dari Siska teringat oleh Bella.

‘Masa sih pak Rian susah untuk di taklukan,’ Bella bermonolog sembari tetap fokus menatap layar laptopnya.

Tidak lama kemudian ponsel milik Bella pun berbunyi, Bella mengambil ponsel miliknya yang terletak di sampingnya, terlihat Rian yang sedang meneleponnya.

“Hallo Bella.”

“Iya pak Rian.”

“Mana laporan bulanan yang saya minta, saya sudah menunggunya dari tadi

“Iya pak, Baik saya akan segera menyerahkannya.”

“Cepatnya saya tunggu di ruangan saya, saya sangat membutuhkan laporan itu sekarang,” ucap Rian sembari mematikan ponselnya.

Bella pun segara membawa berkas laporan yang di minta oleh Rian.

Bella berjalan menuju ruangan Rian sembari membawa laporan yang di minta.

Sesampainya di depan pintu ruangan Rian.

“Permisi Pak Rian,” ucap Bella di balik pintu.

“Silakan masuk,” ucap Rian.

Bella yang mendengar Rian menyuruhnya untuk masuk pun segera masuk ke ruangannya.

“Ini laporan yang bapak minta,” ucap Bella yang berdiri di depan meja Rian.

“Taruh saja di meja saya, kamu bisa kembali ke tempatmu,” perintah Rian yang masih sibuk menatap layar laptopnya.

“Baik pak, ada yang di butuh kan kembali?” tanya Bella sebelum melangkah keluar.

“Tidak ada,” sahut Rian dengan singkat.

Bella pun keluar dari ruangan Rian dan kembali ke tempat kerjanya.

Sesampainya di meja kerjanya, Bella duduk di kursinya dengan hati yang kesal.

‘Awas saja nanti kau Rian, dingin sekali sikapnya berterima kasih tidak basa-basi tidak. Baru kali ini aku dapat Bos yang seperti kamu,” batin Bella yang kesal.

‘Kalau saja aku tidak tertarik denganmu mungkin aku sudah pergi dari kantor ini,” sambung batinnya kembali.

‘Liat saja nanti di acara Natan aku akan membuat kamu terpesona denganku,’ Bella bermonolog seraya tersenyum menatap layar laptopnya 

Bella mengerjakan kembali pekerjaannya dengan hati yang sedikit kesal.

Waktu berjalan dengan cepat, tanpa terasa waktu istirahat pun tiba. Bella mengajak Siska untuk menemaninya makan siang.

“Siska, makan siang sama aku yuk,” ajak Bella.

“Boleh, ayo!”

Mereka pun berjalan menuju rumah makan yang lokasinya dekat dengan kantor mereka.

   

    

Terpopuler

Comments

MasWan

MasWan

wah bakal ada penggoda nih,,, sadar Bell dia sudah beristri

2023-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Sekretaris Baru
2 Salah paham
3 Bertemu teman lama
4 Undangan dari Nattan
5 Usul Dari Siska
6 Pesta
7 Pertemuan Bella dengan Alia
8 Rencana Bella
9 Pergi ke Banyuwangi
10 Penginapan angker
11 Misteri penginapan Melati
12 Bertemu ki Kusno
13 Ritual
14 Pertanda Buruk
15 Pertemuan Bella dan Alia
16 Sosok makhluk
17 Hari Terakhir Puasa Bella
18 Ritual terakhir
19 Terhipnotis Wajah Bella
20 Pelet mulai bereaksi
21 Kembali Terbayang wajah Bella
22 Di Ganggu Gendruwo
23 Teringat Wajah Alia
24 Kekesalan Bella
25 Mimpi buruk Alia
26 Kisah Cinta Nattan
27 Teman atau Penghianat
28 Menghadiri Acara
29 Malam Jenna bersama David
30 Kecurigaan Alia
31 Kenyataan yang menyakitkan
32 Rian Kehilangan Akal Sehat
33 Tertangkap Basah
34 Masa lalu Alia bersama Jenna
35 Kedatangan Jenna
36 Kemarahan Keluarga Alia
37 Pulang ke rumah
38 Rasa Kecewa
39 Suara Alia Menyadarkan Rian
40 Kelahiran Bayi Laki-laki
41 Pertemuan Dania dan Tomi
42 Sosok Melayang di Jendela
43 Masuk Rumah Sakit
44 Alia mendatangi Ki Kusno
45 Pertemuan Alia dan Bella
46 Gangguan Makhluk Halus
47 Mengunjungi Rian
48 Niat Bella melakukan Santet
49 Ketakutan Bella
50 Sosok Wanita di dalam Kamar Alia
51 Nattan yang Sebenarnya
52 Akhir kisah Nattan
53 Pemakaman Jenna
54 Akhir dari Bella
55 Penangkapan
56 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Kedatangan Sekretaris Baru
2
Salah paham
3
Bertemu teman lama
4
Undangan dari Nattan
5
Usul Dari Siska
6
Pesta
7
Pertemuan Bella dengan Alia
8
Rencana Bella
9
Pergi ke Banyuwangi
10
Penginapan angker
11
Misteri penginapan Melati
12
Bertemu ki Kusno
13
Ritual
14
Pertanda Buruk
15
Pertemuan Bella dan Alia
16
Sosok makhluk
17
Hari Terakhir Puasa Bella
18
Ritual terakhir
19
Terhipnotis Wajah Bella
20
Pelet mulai bereaksi
21
Kembali Terbayang wajah Bella
22
Di Ganggu Gendruwo
23
Teringat Wajah Alia
24
Kekesalan Bella
25
Mimpi buruk Alia
26
Kisah Cinta Nattan
27
Teman atau Penghianat
28
Menghadiri Acara
29
Malam Jenna bersama David
30
Kecurigaan Alia
31
Kenyataan yang menyakitkan
32
Rian Kehilangan Akal Sehat
33
Tertangkap Basah
34
Masa lalu Alia bersama Jenna
35
Kedatangan Jenna
36
Kemarahan Keluarga Alia
37
Pulang ke rumah
38
Rasa Kecewa
39
Suara Alia Menyadarkan Rian
40
Kelahiran Bayi Laki-laki
41
Pertemuan Dania dan Tomi
42
Sosok Melayang di Jendela
43
Masuk Rumah Sakit
44
Alia mendatangi Ki Kusno
45
Pertemuan Alia dan Bella
46
Gangguan Makhluk Halus
47
Mengunjungi Rian
48
Niat Bella melakukan Santet
49
Ketakutan Bella
50
Sosok Wanita di dalam Kamar Alia
51
Nattan yang Sebenarnya
52
Akhir kisah Nattan
53
Pemakaman Jenna
54
Akhir dari Bella
55
Penangkapan
56
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!