Undangan dari Nattan

Seminggu telah berlalu Bella pun kini telah terbiasa dengan pekerjaannya, karena kinerja Bella cukup bagus dan selalu tepat waktu terkadang Rian memujinya.

Di siang itu Nattan masuk ke ruangan Rian.

Nattan merupakan teman kuliah Rian yang sama-sama bekerja di bidang pengiriman.

“Hai pak Rian sepertinya sedang sibuk sekali,” ucap Nattan yang langsung masuk tanpa mengetuk pintu seraya melihat Rian tengah sibuk di layar laptopnya.

“Tumben sekali kamu ke sini ada apa?” tanya Rian yang masih saja menatap layar laptopnya.

“Ini sudah jam makan siang, kamu masih saja sibuk dengan pekerjaanmu, aku ingin mengajakmu makan siang,” ajak Nattan.

“Oh iya bagaimana dengan Bella?” tanya Nattan sembari mendekati Rian.

“Bella anaknya pintar dia cepat tanggap dan bekerja juga cepat waktu.”

“Bukan itu maksudku, dia cantik dan juga Seksi bukan?” kata Nattan sembari menyengir kuda ke arah Rian.

“Terus kenapa?”

“Apa kamu tidak tertarik dengan Bella? Aku meragukanmu apa kamu masih normal? Semua laki-laki di sini tertarik melihat Bella kenapa kamu tidak ini aneh.” 

“Hey, aku sudah punya istri untuk apa aku melirik wanita lain. Lagi pula yang ada di hatiku itu hanya Alia,” ucap Rian dengan tegas.

 “Yah aku akui kamu memang setia terhadap Alia, tapi hati-hati jangan sampai menjilat ludahmu sendiri,” ucap Natan.

“Ya sudah tidak ada gunanya kita membahas ini, mending kita makan siang sekarang. Aku punya rekomendasi tempat makan yang pasti kamu suka,” ucap Rian.

“Ya udah ayo aku juga sudah lapar,” sahut Natan.

Mereka berdua pun pergi dengan menaiki mobil Rian.

Sesampainya di tempat yang mereka tuju di sebuah rumah makan.

Rian berserta Natta masuk ke dalam rumah makan itu sembari mencari tempat duduk untuk mereka berdua.

Tidak lama pelayan rumah makan itu pun menghampiri mereka berdua Rian pun memesankan makanan untuk dirinya berserta Nattan.

Sembari menunggu pesanan tiba mereka berdua pun mengobrol santai.

Tidak lama dari kejauhan Nattan melihat Bella yang berjalan masuk ke rumah makan bersama dengan salah satu karyawati perusahaan.  

“Bella! Sini,” seru Nattan memanggil Bella

Mendengar ada yang memanggil dirinya Bella pun menoleh dan melihat Nattan bersama Rian sedan duduk di kursi paling ujung.

Bella beserta Siska pun mendatangi Nattan dan juga Rian.

 “Kebetulan sekali, kita ketemu di sini, ayo duduk sekalian makan siang bareng biar aku yang nanti membayarnya,” Nattan yang mengajak Bella untuk makan siang bersama mereka.

Bella pun duduk di samping Rian sementara Siska di samping Nattan.

Nattan pun kembali memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk mereka berdua.

Setelah selesai memesankan makanan untuk Bella dan juga Siska temannya, Nattan pun mengajak mereka mengobrol.

“Bagaimana Bella apa kamu betah bekerja dengan pak Rian ini?” 

“Iya pak Nattan, betah banget” ujar Bella yang menatap Rian disampinginya.   

Nattan tersenyum mendengar ucapan Bella sementara itu Rian tidak terlalu fokus mendengar ucapan Bella, Rian malah sibuk menatap layar ponselnya dan berkirim pesan bersama istrinya.

Tidak lama kemudian pesanan mereka pun datang, Nattan, Bella, Rian dan Siska menyantap makan siangnya sembari berbincang santai.

“Oh iya lusa acara ulang tahunku, aku ingin mengundang kalian,” ucap Natan.

“Umur segini masih  ngadain acara ulang tahun, udah kaya anak kecil aja,” celetuk Rian.

“Ya beda lah ini kita party Rian.”

“Di mana acaranya?” tanya Bella.

“Di rumahku. Kita bakalan party sampai pagi,” ucap Natan.

“Wah saya pasti akan datang,” ucap Bella.

“Oh iya, Sekalian kamu bisa ajak Alia ke acaraku,” pinta Natan.

“Iya, iya aku akan datang bersama Alia nanti,” sahut Rian. 

“Ajak teman di sampingmu Bella,” ucap Nattan yang memperhatikan Siska.

“Baik Pak kami berdua pasti akan datang,” sahut Bella.

Setelah selesai makan siang mereka berjalan keluar kecuali Nattan yang sedang menuju kasir.

“Biar aku saja yang membayarnya,” ucap Nattan kepada Rian.

“Berapa mas?” ucap Nattan.

Nattan pun di berikan nota pembayaran oleh petugas Kasir ia pun mengambil dompetnya dan membayar semua makan yang telah di pesan.

Setelah selesai membayar, Nattan berserta Rian kembali masuk ke mobil Rian dan menuju kantor kembali.

Sesampainya di depan kantor Natta pun langsung pergi ke kantornya.

“Thanks ya tumpangannya, dan jangan lupa lusa kamu harus datang ke acara ulang tahunku,” ucap Natan.

“Iya aku akan hadir,” sahut Rian.

Nattan pun pergi meninggalkan Rian menuju mobilnya sementara Rian kembali masuk ke kantornya menuju ruangan kerja untuk melanjutkan pekerjaannya.

Waktu terus berlalu hingga hari mulai menjelang malam Rian pun telah selesai mengerjakan pekerjaannya dan bersiap untuk pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah terlihat Alia yang sedang menunggunya di ruang tamu.

Rian pun menghampiri sang istri yang sedang duduk di sofa duduk di samping istrinya.

“Baru pulang Mas,” tanya Alia yang membatu Rian melepaskan Jasnya.

“Iya sayang, kamu tidak harus menunggu di ruang tamu terus Alia, kamu sedang hamil harusnya banyak istirahat, lagi pula untuk beberapa hari ini seperti aku akan pulang malam banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,” ujar Rian menasihati istrinya sembari mencium kening istrinya.

“Tidak apa-apa mas, lagi pula aku tidak bisa tidur,” sahut Alia seraya tersenyum ke arah Rian.

“Oh iya Nattan mengundangku ke acara ulang tahunnya, dia juga mengundangmu,” Rian yang memberitahukan kepada Alia.

“Masih saja dia seperti dulu,” sahut Alia.

“Kamu sudah makan sayang,” tanya Rian.

“Sudah Mas.”

“Di mana Sasa?”

“Dia sudah tidur Mas.”

Setelah berbincang-bincang santai di ruang tamu Rian pun menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sementara Alia kembali masuk ke kamarnya.

Setelah selesai mandi Rian pun menghampiri sang istri yang sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Rian yang berada di samping istrinya memeluk mesra serta mengelus-elus perut Alia dengan lembut. 

“Bagaimana kamu hari ini?” tanya Rian.

“Hari ini aku merasa sangat lelah sekali Mas, dan enggan untuk melakukan apa-apa.”

“Mungkin itu bawaan orang sedang hamil sayang,” ujar Rian yang tersenyum menatap sang istri.

“Mungkin saja berbeda sekali di kala hamil Sasa. Mas,” sahut Alia 

Setelah berbincang-bincang cukup lama, hingga Alia merasakan matanya mulai berat beberapa kali Alia terlihat menguap hingga matanya merah. Rian yang paham dengan kondisi istrinya itu pun langsung menyuruh istrinya tidur.

Terpopuler

Comments

Mary Bella

Mary Bella

ada udang di sebalik Batu Nathan ini.sengaja

2024-03-22

0

MasWan

MasWan

sdh ada tanda/firasat yg gak baik

2023-06-08

0

Yuni Fitriaty

Yuni Fitriaty

nattan LG .. temen model kayak gini yg sering bikin apes

2023-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Sekretaris Baru
2 Salah paham
3 Bertemu teman lama
4 Undangan dari Nattan
5 Usul Dari Siska
6 Pesta
7 Pertemuan Bella dengan Alia
8 Rencana Bella
9 Pergi ke Banyuwangi
10 Penginapan angker
11 Misteri penginapan Melati
12 Bertemu ki Kusno
13 Ritual
14 Pertanda Buruk
15 Pertemuan Bella dan Alia
16 Sosok makhluk
17 Hari Terakhir Puasa Bella
18 Ritual terakhir
19 Terhipnotis Wajah Bella
20 Pelet mulai bereaksi
21 Kembali Terbayang wajah Bella
22 Di Ganggu Gendruwo
23 Teringat Wajah Alia
24 Kekesalan Bella
25 Mimpi buruk Alia
26 Kisah Cinta Nattan
27 Teman atau Penghianat
28 Menghadiri Acara
29 Malam Jenna bersama David
30 Kecurigaan Alia
31 Kenyataan yang menyakitkan
32 Rian Kehilangan Akal Sehat
33 Tertangkap Basah
34 Masa lalu Alia bersama Jenna
35 Kedatangan Jenna
36 Kemarahan Keluarga Alia
37 Pulang ke rumah
38 Rasa Kecewa
39 Suara Alia Menyadarkan Rian
40 Kelahiran Bayi Laki-laki
41 Pertemuan Dania dan Tomi
42 Sosok Melayang di Jendela
43 Masuk Rumah Sakit
44 Alia mendatangi Ki Kusno
45 Pertemuan Alia dan Bella
46 Gangguan Makhluk Halus
47 Mengunjungi Rian
48 Niat Bella melakukan Santet
49 Ketakutan Bella
50 Sosok Wanita di dalam Kamar Alia
51 Nattan yang Sebenarnya
52 Akhir kisah Nattan
53 Pemakaman Jenna
54 Akhir dari Bella
55 Penangkapan
56 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Kedatangan Sekretaris Baru
2
Salah paham
3
Bertemu teman lama
4
Undangan dari Nattan
5
Usul Dari Siska
6
Pesta
7
Pertemuan Bella dengan Alia
8
Rencana Bella
9
Pergi ke Banyuwangi
10
Penginapan angker
11
Misteri penginapan Melati
12
Bertemu ki Kusno
13
Ritual
14
Pertanda Buruk
15
Pertemuan Bella dan Alia
16
Sosok makhluk
17
Hari Terakhir Puasa Bella
18
Ritual terakhir
19
Terhipnotis Wajah Bella
20
Pelet mulai bereaksi
21
Kembali Terbayang wajah Bella
22
Di Ganggu Gendruwo
23
Teringat Wajah Alia
24
Kekesalan Bella
25
Mimpi buruk Alia
26
Kisah Cinta Nattan
27
Teman atau Penghianat
28
Menghadiri Acara
29
Malam Jenna bersama David
30
Kecurigaan Alia
31
Kenyataan yang menyakitkan
32
Rian Kehilangan Akal Sehat
33
Tertangkap Basah
34
Masa lalu Alia bersama Jenna
35
Kedatangan Jenna
36
Kemarahan Keluarga Alia
37
Pulang ke rumah
38
Rasa Kecewa
39
Suara Alia Menyadarkan Rian
40
Kelahiran Bayi Laki-laki
41
Pertemuan Dania dan Tomi
42
Sosok Melayang di Jendela
43
Masuk Rumah Sakit
44
Alia mendatangi Ki Kusno
45
Pertemuan Alia dan Bella
46
Gangguan Makhluk Halus
47
Mengunjungi Rian
48
Niat Bella melakukan Santet
49
Ketakutan Bella
50
Sosok Wanita di dalam Kamar Alia
51
Nattan yang Sebenarnya
52
Akhir kisah Nattan
53
Pemakaman Jenna
54
Akhir dari Bella
55
Penangkapan
56
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!