Ajian Pelet Jaran Goyang
Adrian Gunawan, Direktur dari perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman ternama milik orang tuanya.
Adrian yang kerap di sapa Rian di kenal berparas tampan dengan senyumnya yang manis. Banyak dari karyawati perusahaannya terkesima dengannya.
Bahkan karismanya membuat banyak wanita kaya dan terpelajar bersaing untuk memiliki hatinya.
pagi itu Rian sedang berada di ruangannya sedang duduk di meja kantornya terdengar suara ponsel miliknya berdering, Rian pun segera mengangkat ponselnya yang berada di meja kerjanya
“Hallo Rian.”
“Iya Natan, bagaimana kamu sudah menemukan sekretaris penganti Dina? Aku sedikit kesusahan mengatur scedule dan dokumen lain. Aku butuh sesegera mungkin.”
“Nah kebetulan, aku sedang menuju ke kantormu untuk mengenalkan Bella sekretaris baru penganti Dina.”
“Baiklah aku tunggu di kantor.”
Selang beberapa menit Natan datang dengan membawa seorang wanita cantik dengan tinggi kurang lebih 170 cm, baju stelan yang wanita itu pakai sama sekali tidak menyembunyikan lekukan tubuhnya. Kulitnya yang putih bersih membuatnya terlihat sangat elegan.
Ia berjalan beriringan bersama Natan, pandangan setiap mata tertuju padanya.
Mereka berdua memasuki lift untuk menuju ke ruangan Rian.
“Kamu siapkan saja fortopolionya, dengan latar pendidikanmu aku yakin Rian akan langsung menerima kamu di perusahaan ini,” ucap Natan.
Wanita itu mengangguk pelan, rambutnya mengayun lembut mengikuti anggukan kepalanya. Senyum tipis dan mata tegasnya itu menunjukkan ia adalah wanita yang berdedikasi tinggi.
Ting! Pintu lift terbuka.
Natan membuka pintu ruangan kerja Rian tanpa mengetuk pintu.
“Halo sohibku Rian,” sapa Natan.
“Biasakan kalau masuk ketuk pintu dulu,” ucap Rian.
“Maaf aku lupa,” sahut Natan cengegesan.
“Aku bawakan pesananmu,” ucapnya.
“Pesanan kamu kira dia makanan?”
“Hahaha ... makanan tambahan atau mungkin bisa jadi asupan tambahan harianmu,” bisik Natan pada Rian.
“Sialan kau!” umpat Rian.
Natan tertawa geli melihat wajah kesal Rian.
“Nah sekarang, nona manis ini mau memberikan portofolionya sama kamu.”
Wanita itu terdiam sembari menatap penuh ke arah Rian, tanpa mendengar apa yang baru saja Natan minta.
“Halo Bella,” ucap Natan sembari menjentikkan jarinya di depan wajah Bella.
Seketika Bella tersadar, “Oh ... maaf. Ini portofolio saya beserta CV yang saya buat anda bisa melihatnya,” ucap wanita cantik bernama Bella itu.
“Wah, wah. Kamu sepertinya selalu mendapat tangkapan besar ya Rian hahaha,” ucap Natan.
“Diamlah. Aku tidak bisa konsentrasi membacanya kalau kamu bicara terus.”
“Oke aku akan diam.”
Nathan pun duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu hingga Rian selesai membaca semua berkas yang Bella ajukan.
“Baik, saya sudah melihat pengalaman serta latar belakangmu. Ada hal yang ingin saya tanyakan, apa yang akan kamu lakukan untuk perusahaan ini?”
“Pertama-tama yang pasti saya akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan, saya juga memiliki ketelitian yang baik, serta selektif dalam memilih keputusan. Saya akan berusaha untuk membangun citra baik untuk perusahaan. Dan saya pastikan saya bisa menarik banyak investor untuk perusahaan ini.”
“Baik. Selamat bergabung di perusahaan saya.”
“Anda serius?” ucap Bella semringah.
“Ya, besok jam delapan pagi saya ada meeting dengan beberapa investor. Kamu bisa membuktikan ucapanmu di sana,” ucap Rian.
“Selamat bergabung di perusahaan kami,” ucap Rian mengulurkan tangannya.
Dengan cepat Bella menyambut tangan Pria bertubuh tegap itu.
“Selamat nona Bella, Semoga kamu betah bekerja di perusahaan ini,” ucap Natan.
“Terima kasih pak Natan atas bantuannya,” ucap Bella.
“Never mind,” sahut Natan.
“Aku akan suruh sopir untuk mengantarmu pulang, persiapkan dirimu besok nona cantik,” sambung Natan.
“Baik Pak Natan terima kasih, kalau begitu saya permisi dulu.”
Bella melanggar berjalan menuju pintu, saat Bella keluar Natan langsung mendekati Rian.
“Gimana? Cantikan? Aku tahu dia seleramu kan,” ucap Natan terkekeh.
“Aku mencari sekretaris Natan bukan untuk main-main,” sahut Rian.
“Jangan pura-pura, aku tahu kamu memandangi nya tadi hahaha.”
“Sialan kamu Natan.”
Natan kembali tertawa terbahak, ia tak kuasa menahan gelak tawanya tak kala melihat Rian menatap wanita itu.
Waktu berlalu begitu cepat, Rian pun telah menyelesaikan semua pekerjaannya dan ia bersiap kembali ke rumah.
Mobil mewah itu memasuki sebuah gerbang yang telah terbuka lebar dan melakukan menuju garasi rumahnya.
Rian pun berjalan menuju pintu dan membukanya.
“Papa sudah pulang?” ucap seorang anak perempuan berumur tujuh tahun itu.
“Halo anak papa yang paling cantik,” ucap Rian yang langsung menggendong anaknya tersebut.
“Tumben pulang cepat Mas,” ucap wanita berparas cantik dengan perut yang membuncit itu.
“Halo my little son, papa pulang,” ucapnys sembari mengecup lembut perut istrinya itu.
“Alia apa kamu sudah makan?” tanya Rian.
“Sudah, oh iya aku sama Mbok tadi masak makanan kesukaan Mas,” sahut Alia.
“Wah pas banget, Mas laper banget. Sasa udah makan belum?” tanya Rian.
“Udah dong sama Mama,” sahutnya dengan celoteh khasnya.
“Anak pintar, Sasa udah kerjain PR belum?”
“Udah Pah, tadi di bantu sama Mama juga,” sahutnya.
“Pintar anak Papa,” ucap Rian sambil mengusap lembut kepala Sasa.
Rian berjalan menuju meja makan sambil menggendong Sasa, putri tercintanya. Sementara Alia menyiapkan makanan di piring untuk suaminya.
“Oh iya, Mas sudah dapat sekretaris barunya?” tanya Alia.
“Sudah, Natan yang carikan.”
“Syukurlah, jadi Mas gak pusing lagi masalah scedule dan yang lainnya,” sahut Alia.
“Iya sayang, aku harap di bisa bekerja dengan baik di perusahaanku,” sahut Rian seraya menyambut piring yang di berikan oleh istrinya.
“Pah Sasa mau ke kamar dulu ya.”
“Iya sayang.”
Alia pun duduk di samping Rian menemaninya menyantap makan sembari mengobrol santai di meja makan.
“Mas, besok jadwalku ke dokter kandungan,” ucap Alia memberitahukan Rian.
“Besok setelah meeting pagi aku mengantarmu sayang,” ucap Rian seraya mengusap lembut perut wanita di sampingnya.
“Jika Mas sibuk biar aku di antar sopir saja,” sahut Alia yang tidak mau membebani suaminya.
“Kamu masih hamil muda sayang, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan kamu dan anak ini, lagi pula aku juga ingin mengetahui perkembangan jagonku,” sahut Rian sembari menyantap makanannya.
“Terima kasih ya Mas,” tutur Alia seraya tersenyum kepada Rian
Alia menatap dengan penuh kasih ke arah pria di sampingnya, Alia merasa sangat beruntung mendapat seorang suami yang sangat perhatian kepada dirinya serta keluarga kecilnya.
Selesai menyantap makanan yang di sediakan oleh Alia, ia meminta istrinya itu untuk beristirahat di kamar.
“Kamu sebaiknya beristirahat di kamar,” pinta Rian.
“Ya sudah kalau begitu aku ke kamar ya Mas, sekalian mau menemani Sasa,” sahut Alia.
Rian pun mengecup mesra kening istrinya itu, sementara dirinya memilih untuk pergi ke ruang kerjanya terlebih dulu karena ada pekerjaan yang harus ia cek ulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Novi Ovi Naira
Dikira Rian masih bujang😁. Eh udah mau punya anak dua😁. Hati hati ah Rian.
2023-08-07
1
MasWan
hadir
nunggu kelanjutan e
2023-06-03
0
Lissaerlina
lanjuttttt 💪💪
2023-06-03
0