"Cepat kamu periksa dulu pakaiannya mungkin ada semut yang menggigitnya sehingga dia menangis begitu" Alif ingin menyerahkan baby Ken ke gendongan Dila, namun gadis itu menggeleng.
"Letakkan saja di sofa,Tuan" ucapnya. Dia tidak ingin ketika mengambil Ken akan bersentuhan lagi dengan tangan majikannya dan mendapat omelan lagi seperti tadi.
Alif pun meletakkan baby Ken di atas sofa dengan heran karena Dila tidak mengambilnya lagsung dari tangannya sepertinya dia lupa jika tadi mengatakan untuk tidak menyentuh tangannya. Ia lalu menjauhkan diri agar memberi ruang kepada Dilara untuk memeriksa anaknya.
Namun,anehnya begitu Dila mengangkat baby Ken ke dalam gendongannya bayi itu seketika diam dari tangisnya.
"Cup..cup..cup..Sayang.. Kamu kenapa menangis seperti itu,hmm?" Dila mengusap pungung bayi itu lembut dan mengajaknya bicara. Seketika baby Ken malah tertawa dan itu membuat Alif lega sekaligus heran.
"Ap-apa yang kau lakukan padanya sampai dia sudah diam begitu?" Tanyanya tak habis pikir.
"Saya tidak melakukan apapun. Mungkin baby Ken tidak menyukai bau badan Anda,Tuan lagipula Anda belum mencuci tangan sudah langsung menggendongnya" jawab Dila sambil terus mengusap punggung baby Ken tanpa melihat Alif.
Alif mendelikkan matanya tak percaya. Apa betul anaknya itu tak suka mencium aroma tubuhnya? Tapi kalau di pikir pikir, dia memang belum mandi sejak acara akad nikah tadi karena langsung mengantar orang tuanya ke Bandara.
Dan kalau di ingat lagi baby Ken memang tidak pernah mau dia gendong sejak lahir. Bayi itu akan selalu menangis saat bersentuhan dengannya. Entah kenapa Alif pun tak tau. Hanya kepada Rubiana saja dia mau dan kali ini kepada Dila pula.
Melihat baby Ken yang sudah tidur di buaian Dila, Alif pun menghela napasnya.
"Tidurkan Ken di kamarnya dan temui aku di sini sebentar lagi,ada hal yang harus kita bicarakan!" Setelah berkata begitu Alif meninggalkan Dila dan anaknya menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
"Lagi? Apalagi yang mau di bicarakan?" Gumam Dila menggerutu kesal.
Setelah meletakkan baby Ken ke dalam boxnya dan meyakinkan bayi itu tidur lelap Dila pun kembali ke ruang tengah.
"Kemasi semua barang barangmu dan juga Ken. Kita akan pindah ke apartemenku dan tinggal di sana" tegas Alif begitu Dila datang.
"Pindah? Tapi Kenapa,Tuan?" Dila kaget dengan keputusan mendadak itu.
"Lakukan saja apa yang aku perintahkan dan jangan banyak tanya. Dan satu hal lagi, jangan terlalu dekat kepada anakku!! Kau harus membatasi jarak dengannya supaya nanti ketika kau sudah menyelesaikan kontrak itu dia tidak begitu ketergantungan padamu dan bisa di asuh oleh orang lain." Ucap Alif panjang lebar dan terkesan penuh peringatan.
Dila terkejut dengan kalimat yang menurutnya tidak masuk akal itu. Bagaimana mungkin dia bisa tidak terlalu dekat dengan bayi yang di asuhnya itu sementara itulah tugasnya.
"Maksud Tuan apa? Bagaimana saya harus membatasi diri dengan baby Ken?" Tanyanya tak paham dengan jalan pikiran majikannya itu.
"Kau cukup lakukan saja pekerjaan mengurus bayi dan tidak perlu menggunakan perasaanmu layaknya seorang ibu padanya. Ingat ya, walau pun kini kau sudah jadi istriku tapi bukan berarti kau bisa menganggap Ken sebagai anakmu. Kau hanya pengasuhnya saja dan aku pastikan akan mencari ibu sambung yang layak untuk anakku!" Ucap Alif dengan gamblang dan tanpa perasaan.
Deg!!
***
Setelah makan siang akhirnya Dila dan juga baby Ken di bawa oleh Alif ke Apartemennya. Perjalanan yang memakan waktu satu jam itu hanya di isi dengan suara tangis baby Ken. Sepertinya bayi itu tidak ingin meninggalkan rumah oma dan opanya.
"Apa kau tidak bisa membujuknya dan membuatnya diam?" Alif merasa konsentrasinya terganggu oleh tangisan Ken.
"Saya sudah coba dari tadi,Tuan tapi dia tidak mau diam. Mungkin dia tidak ingin pindah dari rumah omanya" jawab Dila frustasi. Dia juga kasihan melihat Ken yang sampai hampir kehilangan suaranya karena kelamaan menangis.
"Jangan bicara sembarangan kamu!! Mana mungkin anak sekecil itu tau masalah pindah rumah atau tidak" elak Alif tak menyukai ucapan Dila yang menurutnya tidak masuk akal itu.
"Tapi,Tuan baby Ken tidak pernah begini. Biasanya dia kalau menangis hanya sebentar saja. Ini sudah satu jam dia tidak mau diam, saya takut nanti suaranya hilang karena terlalu lama menangis" keluh Dila sambil terus mengayun ayun baby Ken dalam gendongannya.
"Bisakah Anda berhenti sebentar,Tuan? Mungkin baby Ken merasa tidak nyaman di mobil ini" pintanya kemudian.
" Berhenti untuk apa? Sebentar lagi sudah sampai. Lagi pula di luar panas, aku tidak mau Ken terkena udara kotor" jawab Alif merasa keberatan.
" Tolong,Tuan sebentar saja. Mungkin kalau terkena udara luar baby Ken akan tidur" mohon Dila lagi.
Alif menghela napasnya. Dia juga sangat kasihan melihat anaknya itu terus menangis. Dia pun meminggirkan mobilnya di tempat yang agak sunyi.
"Saya izin keluar dulu,Tuan. Bisa bukain pintunya" Dila ingin segera membawa baby Ken keluar mobil itu dengan harapan membuatnya diam.
Alif membuka kunci otomatis mobilnya dan membiarkan Dila keluar sambil menggendong Baby Ken.
Ajaibnya, begitu keluar dari mobil Baby Ken langsung diam dari tangisnya.
"Di dalam panas ya sayang ya? Maaf ya karena sudah membuatmu kepanasan" Dila mengajaknya bicara sambil terus mengusap kepalanya yang di tutup topi. Dila berjalan jalan di pinggiran jalan itu sambil menggoyang goyangkan tubuh Baby Ken dalam gendongannya.
Seolah mengerti apa yang di ucapkan Dila kepadanya, baby Ken tertawa dan menggerakkan kakinya ke atas dengan lincah.
"Wahh.. kamu merasa bebas sekarang ya?" Dila ikut tertawa melihat reaksi anak asuhnya tersebut yang begitu senang seolah yang menangis tadi bukan dia.
"Sudah diam belum?" Alif ternyata ikut turun juga dan melihat bayinya malah tertawa riang.
"Sudah,Tuan. Saya akan memberinya minum susu dulu biar dia tidur karena sudah waktunya dia tidur sore" jawab Dila dan membuka pintu mobil serta mengambil botol susu Ken yang sudah ia isi tadi.
Belum lagi susunya habis di minum, baby Ken sudah langsung tertidur.
"Loh, sayang habisin susunya dulu baru bobo, nanti kamu lapar loh" ucap Dila yang merasa kasihan melihat baby Ken.
"Sudah biarkan saja dia tidur. Nanti sampai apartemen lanjutkan lagi kasih susunya" Alif pun masuk mobil dan mau tak mau Dila mengikuti.
20 menit kemudian mereka pun tiba di kawasan gedung apartemen yang jadi tempat tinggal Alif.
"Antar baby Ken dulu ke kamarnya, nanti kau bisa mengambil lagi barang barangmu ini" ucap Alif. Dia sendiri tidak mau membawa koper Dila dan juga tas yang berisi pakaian baby Ken. Dia melenggang santai dengan tangan kosong.
Akhirnya Dila mengambil dua tas yang berisi peralatan minum baby Ken dan juga baju ganti bayi itu dan membawanya dengan satu tangan yang bebas sementara tangan satu lagi menggendong baby Ken yang masih terlelap.
" Besok aku akan mencari baby sitter yang lain untuk menggantikanmu" ucap Alif saat malam.
Deg!!
"Apa maksud Anda,Tuan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments