Bab 5. Kehendak Tuhan

...Happy Reading...

...****************...

"Kalian jangan mengalihkan pembicaraan! Papa sedang tidak mau bercanda sekarang. Papa mau kamu berkata serius, Devan!" Sam menghardik kedua anaknya. Devan dan Viona pun sontak terdiam lalu saling pandang.

"Tapi Devan udah serius, Papa. Kami memang sudah menikah," timpal Devan dengan nada pelan, tetapi penuh penekanan.

"Kapan kalian menikah? Kenapa nggak ngasih kabar ke kami dulu? Apa kamu sudah tidak menghargai kami sebagai orang tua kamu lagi?" Kini giliran Elena yang mencecar Devan dengan banyak pertanyaan. Membuat lelaki itu menoleh ke arah sang mama.

"Maaf, Ma. Semuanya serba mendadak. Seperti mama yang mendadak nyuruh aku pulang tadi malam, padahal saat itu aku baru saja menikah dengan Dewi."

"Kenapa harus mendadak? Kamu harus jelaskan semuanya, Devan!" cecar Elena lagi.

"Nggak semua pertanyaan harus ada penjelasannya, Ma. Seperti kenapa langit bisa berdiri padahal tidak punya tiang? Lalu kenapa matahari terbit dari Timur dan tenggelam di Barat? Semua itu juga butuh penjelasan, tetapi tidak ada penjelasan, selain karena kehendak Tuhan. Mungkin pernikahan aku dan Dewi itu juga kehendak Tuhan. Tidak butuh penjelasan apa-apa."

Devan berkata seolah menggurui, membuat sang mama tidak bisa menyangkalnya lagi. Lelaki itu memang pandai saat membuat alibi.

Keheningan sejenak menyapa atmosfer ruangan tersebut, sampai Elena mengingat sesuatu yang membuatnya berpikir buruk. "Tunggu! Jangan bilang kalau perempuan itu sudah ...."

Ucapan Elena tergantung di udara. Ia tidak sanggup mengatakan hal yang akan membuat malu nama baik keluarganya.

"Sudah apa, Ma? Hamil?" tanya Devan, lalu kembali tertawa. "Nggak, lah. Kalau nggak percaya tes aja dia sekarang," lanjutnya masih mengulas senyuman lucu.

Elena bisa bernapas lega mendengarnya. Ia tidak mau Devan merusak nama baik keluarganya. "Syukurlah kalau begitu, karena mama nggak pernah ngajarin kamu untuk merusak kehormatan perempuan, Devan," tuturnya.

Devan menyengir. Ia yang terkenal dengan sebutan pria Casanova, tentu saja pernah menyentuh wanita. Namun, bukan dia yang ingin merusak para wanita yang mendatanginya. Malah wanita-wanita itulah yang rela disentuh olehnya. Devan tahu itu salah, tetapi semua itu dilakukannya hanya untuk mengalihkan rasa cintanya terhadap Kezia—perempuan pertama yang senantiasa mengisi relung hatinya. Ia tidak berani jujur pada perempuan itu, karena Kezia juga sudah punya cinta pertama. Tentu saja bukan Devan orangnya.

Tidak ada alasan untuk membenarkan perbuatan dosa, tetapi Devan tetaplah Devan. Lelaki yang minim iman itu baru tersentuh oleh hidayah Tuhan setelah cinta pertamanya menikah dengan sepupunya sendiri. Ia baru sadar, jika saja dia berani mengungkapkan cintanya yang terus dipendam, mungkin Kezia tidak akan menikah dengan Abizar—lelaki yang menyentuh Kezia saat perempuan itu tidak sadar.

Lama Devan memendam rasa cinta, tetapi sial karena ternyata dirinya ditikung oleh orang yang sangat dia kenal. Jika saja dia jujur dari awal, mungkin sekarang mereka sudah menjadi pasangan halal.

"Sekarang mana dia?" Pertanyaan dari Sam menyita atensi Devan. Mengembalikan pikirannya yang sempat bertebaran.

"Siapa?"

"Istrimu," jawab Sam kesal.

"Oh ... di kamar. Lagi ganti baju."

Mengingat tentang baju, Devan lupa belum memberikan baju ganti untuk Dewi. Pandangannya pun beralih pada Viona.

"Dek, pinjem baju kamu, dong. Keliatannya tubuh kalian seukuran," ucap Devan sambil memperhatikan tubuh adiknya dari atas sampai ke bawah. Walaupun Viona masih duduk di bangku sekolah menengah atas, tubuh gadis itu terlihat lebih proporsional daripada teman sebayanya.

"Oke, sebentar Vio ambilin," seru Viona, lalu setengah berlari menuju kamarnya. Sepertinya gadis remaja itu begitu semangat ketika diberitahu sudah punya kakak ipar.

"Memangnya istri kamu nggak bawa baju ganti atau nggak sempet ganti baju dulu, gitu?" tanya Sam sambil mengerutkan kening. Sam merasa heran, jika memang Dewi mengikuti Devan secara sembunyi-sembunyi, kenapa dia tidak bawa baju ganti atau setidaknya ganti baju dulu dengan pakaian sehari-hari. Bukan pakaian pengantin yang seperti tadi.

"Mmmm ...." Devan sejenak berpikir untuk merangkai jawaban. "Mungkin dia lupa, Pa. Namanya juga buru-buru," jawabnya asal.

Tentu saja jawaban tersebut tidak memuaskan bagi Sam, tetapi ia terpaksa memercayai perkataan anaknya tersebut.

"Lalu bagaimana dengan putrinya Pak Utomo, Pa? Besok kita sudah janji mau melamar dia," cetus Elena membuat Sam sedikit sakit kepala. Pasalnya, Pak Utomo adalah rekan bisnis sekaligus sahabatnya. Mereka sudah sepakat untuk menjodohkan anak-anaknya guna mempererat silaturahmi dan melebarkan sayap bisnis mereka.

"Papa juga nggak tahu harus ngomong apa sama dia, Ma. Anak kamu ini memang keterlaluan. Masa menikahi anak gadis orang nggak bilang-bilang. Papa jadi pusing sekarang," ujar Sam tidak habis pikir dengan kelakuan Devan.

Devan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Maaf, Ma, Pa. Devan terpaksa berbohong. Soalnya kalian juga keterlaluan, masa menjodohkan orang juga nggak bilang-bilang."

Kalimat penyesalan itu tentu hanya bisa terucap dalam hati Devan saja. Lelaki itu tak berani menyela. Ia memilih untuk diam saja.

"Haduh, mama jadi ikutan pusing nih, Pa. Rasanya mau pingsan," celetuk Elena yang sukses membuat Devan refleks menahan tubuh mamanya yang pura-pura lemas.

"Mama apa-apaan, sih? lebay, tahu!" decak Devan sambil menegakkan tubuh sang mama.

"Lebay kamu bilang? Masalah segede ini kamu anggap kecil gitu? Untung aja mama nggak mati kena serangan jantung gara-gara kelakuan kamu ini."

"Tapi mama, kan, nggak punya riwayat sakit jantung. Jadi, amanlah, ya," tukas Devan

Tentu perkataan itu menjadi boomerang bagi Devan. Elena yang semakin kesal langsung menarik daun telinga Devan dengan kencang.

"Aduh, Ma ... adududuh ... sakit, Ma. Ampun!" pekik Devan seperti anak kecil.

"Nggak, mama nggak akan lepasin kamu. Mama gedeg sama kamu, Devan.

"Iya, Maafin Devan, Ma. Lepasin dulu!"

Devan terus berontak minta dilepaskan, sampai kehadiran Viona menyelamatkan dirinya.

"Mama udah, Ma! Kasian mas Devannya,' cicit Viona yang merasa kasian dengan nasib kakaknya.

Elena melepaskan telinga Devan masih dengan perasaan kesal. Devan meringis sambil mengusap telinganya yang terasa panas.

"Ini, Mas, bajunya." Pandangan Devan beralih pada Viona ya menyodorkan baju dress malam berwarna merah menyala kepadanya.

Devan menerimanya lantas membentangkan baju tersebut di depan dada. Memegangi tali kecil yang menjadi penyangganya. "Baju apaan ini?" tanyanya terlihat jijik. Baju dress selutut itu tidak mempunyai tangan, dengan bahan yang menerawang, dan renda di bagian depan.

"Itu baju tidur, Mas. Sejenis lingerie, masa nggak tahu," jawab Viona menyindir kakaknya. Tidak mungkin kakaknya sepolos itu, kan?

"Iya, mas tahu, tapi kenapa kamu ngasih kayak gini? Terus darimana kamu dapat baju kayak gini? Kamu sengaja beli?" cecar Devan yang tidak percaya adiknya bisa mempunyai pakaian sesexy itu.

...****************...

...To Be Continued...

Aku masih nulis, ya. Nanti kalau udah selesai aku terbangkan. Boleh kasih kopi atau tonton iklan dulu juga nggak apa-apa. Biar othornya semangat lagi nulisnya 🙏😅

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩFajar¹

🍭ͪ ͩFajar¹

astaga,baru ngeeh ternyata Devan yang itu ...rivalnya Abi 🤦‍♀️

2023-07-28

1

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Sepertinya Devan bakalan susah tidur deh....gara gara lingerie merah menyala 🤭🤭🤭
Devan....angan angannya jangan traveling jauh jauh,ya....😂😂😂

2023-06-28

1

☠ᴳᴿ🐅ɴᴇ𝐀⃝🥀⍣⃝ꉣꉣ🥑⃟🔰π¹¹

☠ᴳᴿ🐅ɴᴇ𝐀⃝🥀⍣⃝ꉣꉣ🥑⃟🔰π¹¹

bukan nya dilihat dlu yg mau dijodohin devan

2023-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Bersembunyi
2 Bab 2. Membawa Pengantin
3 Bab 3. Dewi Fortuna
4 Bab 4. Satu Bulan
5 Bab 5. Kehendak Tuhan
6 Bab 6. Sudah Siap
7 Bab 7. Setuju
8 Bab 8. Kagum
9 Bab 9. Digigit Ular
10 Bab 10. Mengingat Ibu
11 Bab 11. Minta Tolong
12 Bab 12. Tidur di Sofa
13 Bab 13. Membuat Perhitungan
14 Bab 14. Memutuskan Kerja Sama
15 Bab 15. Saling Menyalahkan
16 Bab 16. Terkesima
17 Bab 17. Mengendap-endap
18 Bab 18. Disandera
19 Bab 19. Dalang Kejahatan
20 Bab 20. Janji
21 Bab 21. Sudah Terungkap
22 Bab 22. Ketahuan
23 Bab 23. Gusar
24 Bab 24. Sebatas Angan
25 Bab 25. Selamat Tinggal
26 Bab 26. Patah Hati
27 Bab 27. Kecelakaan
28 Bab 28. Membayar Hutang
29 Bab 29. Menemui Juragan
30 Bab 30. Rentenir Kejam
31 Bab 31. Devan?
32 Bab 32. Menikung
33 Bab 33. Amnesia
34 Bab 34. Jatah Pagi
35 Bab 35. Khawatir
36 Bab 36. Harus jujur
37 Bab 37. Tidak Menerima Kenyataan
38 Bab 38. Obat Tidur
39 Bab 39. Akan Berguna
40 40. Merasa Bersalah
41 Bab 41. Cemburu
42 Bab 42. Satu-satunya Cara
43 Bab 43. Menikah
44 Bab 44. Mengajak ke Pesta
45 Bab 45. Angga Saputra
46 Bab 46. Pesta Kejutan
47 Bab 47. Menghilang
48 Bab 48. Tidak Tahu Apa-Apa
49 Bab 49. Si Pelaku
50 Bab 50. Harus Bercerai
51 Bab 51. Rencana Kabur
52 Bab 52. Seperti Kerasukan
53 Bab 53. Ingin Membantu
54 Bab 54. Lebih Akrab
55 Bab 55. Mengulur Benang Merah
56 Bab 56. Mengintai
57 Bab 57. Putar Haluan
58 Bab 58. Mengejar
59 Bab 59. Balas Dendam
60 Bab 60. Saling Bertolak Belakang
61 Bab 61. Kedatangan Keluarga
62 Bab 62. Dibayar Lunas
63 Bab 63. Pulang
64 Bab 64. Surat Izin
65 Bab 65. Salah Tingkah
66 Bab 66. Pebinor
67 Bab 67. Cetak Gol
68 Bab 68. Lingerie Merah
69 Bab 69. Keceplosan
70 Bab 70. Curiga
71 Bab 71. Minta Maaf
72 Bab 72. Ceraikan Aku!
73 Bab 73. Takdir Tuhan
74 Bab 74. Belum Selesai
75 Bab 75. Simalakama
76 Bab 76. Bukan Jodoh
77 Bab 77. Kencan
78 Bab 78. Kencan Kedua
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1. Bersembunyi
2
Bab 2. Membawa Pengantin
3
Bab 3. Dewi Fortuna
4
Bab 4. Satu Bulan
5
Bab 5. Kehendak Tuhan
6
Bab 6. Sudah Siap
7
Bab 7. Setuju
8
Bab 8. Kagum
9
Bab 9. Digigit Ular
10
Bab 10. Mengingat Ibu
11
Bab 11. Minta Tolong
12
Bab 12. Tidur di Sofa
13
Bab 13. Membuat Perhitungan
14
Bab 14. Memutuskan Kerja Sama
15
Bab 15. Saling Menyalahkan
16
Bab 16. Terkesima
17
Bab 17. Mengendap-endap
18
Bab 18. Disandera
19
Bab 19. Dalang Kejahatan
20
Bab 20. Janji
21
Bab 21. Sudah Terungkap
22
Bab 22. Ketahuan
23
Bab 23. Gusar
24
Bab 24. Sebatas Angan
25
Bab 25. Selamat Tinggal
26
Bab 26. Patah Hati
27
Bab 27. Kecelakaan
28
Bab 28. Membayar Hutang
29
Bab 29. Menemui Juragan
30
Bab 30. Rentenir Kejam
31
Bab 31. Devan?
32
Bab 32. Menikung
33
Bab 33. Amnesia
34
Bab 34. Jatah Pagi
35
Bab 35. Khawatir
36
Bab 36. Harus jujur
37
Bab 37. Tidak Menerima Kenyataan
38
Bab 38. Obat Tidur
39
Bab 39. Akan Berguna
40
40. Merasa Bersalah
41
Bab 41. Cemburu
42
Bab 42. Satu-satunya Cara
43
Bab 43. Menikah
44
Bab 44. Mengajak ke Pesta
45
Bab 45. Angga Saputra
46
Bab 46. Pesta Kejutan
47
Bab 47. Menghilang
48
Bab 48. Tidak Tahu Apa-Apa
49
Bab 49. Si Pelaku
50
Bab 50. Harus Bercerai
51
Bab 51. Rencana Kabur
52
Bab 52. Seperti Kerasukan
53
Bab 53. Ingin Membantu
54
Bab 54. Lebih Akrab
55
Bab 55. Mengulur Benang Merah
56
Bab 56. Mengintai
57
Bab 57. Putar Haluan
58
Bab 58. Mengejar
59
Bab 59. Balas Dendam
60
Bab 60. Saling Bertolak Belakang
61
Bab 61. Kedatangan Keluarga
62
Bab 62. Dibayar Lunas
63
Bab 63. Pulang
64
Bab 64. Surat Izin
65
Bab 65. Salah Tingkah
66
Bab 66. Pebinor
67
Bab 67. Cetak Gol
68
Bab 68. Lingerie Merah
69
Bab 69. Keceplosan
70
Bab 70. Curiga
71
Bab 71. Minta Maaf
72
Bab 72. Ceraikan Aku!
73
Bab 73. Takdir Tuhan
74
Bab 74. Belum Selesai
75
Bab 75. Simalakama
76
Bab 76. Bukan Jodoh
77
Bab 77. Kencan
78
Bab 78. Kencan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!