Bab 4. Satu Bulan

...Happy Reading...

...****************...

Denting suara jam menghempaskan keheningan di dalam ruangan. Devan menatap Dewi dengan pikiran menerawang. Hingga lambaian tangan Dewi membuat Devan kembali sadar.

"Kok, melamun?" tanya Dewi sambil memiringkan kepalanya.

"Nggak pa-pa," sanggah Devan salah tingkah. "Oh, iya. Tadi kamu nanya apa?" tanyanya menepis rasa malu.

Dewi mendengkus, lalu mengulangi pertanyaannya tadi. "Sampai kapan pernikahan palsunya akan berlangsung?"

"Satu bulan," jawab Devan tegas.

Kedua mata Dewi pun terbelalak sempurna saking terkejutnya. "Masa satu bulan? Kelamaan dong, Pak," protesnya kemudian. "Saya punya ibu. Dia akan khawatir kalau saya pergi selama itu," imbuh Dewi.

"Mau terima atau masuk penjara?" Lagi-lagi Devan memberikan ancaman, membuat Dewi sontak terdiam. Embusan napasnya pun terdengar kasar. Dewi tidak diizinkan untuk menawar.

"Oke, berarti deal, ya?" Devan menjulurkan tangannya mengajak bersalaman, karena melihat Dewi tidak ada komentar. Devan menganggap perempuan itu setuju dengan ide konyolnya itu. Seringai penuh kemenangan terbit di bibir Devan.

Dewi melemaskan kedua bahunya. Selain menerima, perempuan itu bisa apa. Akhirnya dia hanya bisa pasrah, lalu membalas uluran tangan Devan dan berkata, "Deal."

Kesepakatan itu pun dimulai detik itu juga. Anggap saja di waktu sebulan, Dewi menjadi aktris sinetron ikan terbang. Bersandiwara menjadi istri seorang pengusaha muda. Mungkin Dewi akan memberikan judul filmnya itu 'Dijadikan istri karena terjebak di dalam bagasi mobil.' Sungguh miris, kan?

"Sebaiknya kamu mandi dulu. Nanti aku carikan baju ganti buat kamu. Masalah orang tua aku, biar aku yang urus. Kamu cukup bersandiwara menjadi istri yang baik saja di depan mereka," tutur Devan setelah sesi bersalaman selesai.

Terkesan memaksa, tetapi Devan harus tega. Daripada dirinya menikah dengan perempuan yang tidak dikenalnya secara tiba-tiba, lebih baik ia bersandiwara. Setidaknya kalau dengan Dewi, pernikahannya hanya pura-pura. Setelah dia kembali ke ibu kota kehidupannya akan baik-baik saja seperti sebelumnya.

"Oh, iya. Siapa nama kamu tadi?"

Devan bertanya saat tubuhnya sudah mencapai pintu kamar. Lelaki itu memang keterlaluan. Dari tadi berbincang bahkan berani mengancam, tetapi mereka tidak saling mengenal.

"Nama saya Dewi, Pak," jawab Dewi dengan nada malas. Devan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memegang dagu.

"Dewi Fortuna," celetuknya tanpa sengaja.

"Dewi Anggraeni, Pak," ralat Dewi. Ia tidak suka dengan tambahan nama yang disematkan oleh Devan di belakang namanya.

"Whatever, lah. Saya nggak peduli dengan nama panjang kamu, tapi bagi saya kamu adalah Dewi Fortuna yang dikirim oleh Tuhan untuk menolong saya hari ini. Oh, iya. Ingat nama saya! Devan." Devan menepuk dadanya mengenalkan diri.

Desiran angin tiba-tiba menyisir wajah Dewi, membuat bulu-bulu halusnya meremang di setiap sisi. Perkataan Devan barusan sukses membuatnya terkesima. Hatinya pun menghangat seketika. Sejenak Dewi menatap lekat wajah lelaki yang masih berdiri di hadapannya.

Namun, kehangatan itu harus dileburkan oleh kata-kata Devan selanjutnya, "Tapi kamu jangan terlalu berbangga diri karena sudah saya anggap seperti dewi penolong saya hari ini. Apalagi sampai nggak tahu diri minta saya nikahi beneran karena saya nggak mungkin menikahi perempuan sembarangan."

Bagai dihunus pedang, ucapan Devan berhasil menembus tulang. Awalnya dia dijunjung menjulang, lalu dilemparkan ke dasar jurang. Dasar kurang ajar!

Dewi ingin sekali menghujat Devan, tetapi sayangnya dia tidak berani terus terang. Ancaman Devan membuat bibirnya bungkam.

"Iya, Bapak tenang aja! Saya cukup tahu diri, kok. Tapi sebaliknya Bapak juga harus hati-hati! Jangan sampai Bapak jatuh cinta sama saya di tengah sandiwara kita ...."

Devan tergelak tawa. Saking lucunya, ia sampai tersedak oleh ludahnya sendiri. "Kepedean, kamu. Nggak mungkin saya jatuh cinta sama perempuan modelan kayak kamu gini." Devan menatap remeh penampilan Dewi. Dengan riasan pengantin yang berantakan menghiasi wajahnya, Dewi terlihat seperti badut di Kota Tua.

Penilaian Devan terhadap perempuan tidak sembarangan. Selama ini banyak perempuan cantik dan sexy yang mengajaknya berkencan. Devan yang lemah iman selalu memberikan perempuan-perempuan itu kesempatan. Setelah mereka memuaskan Devan, perempuan-perempuan itu pun berakhir dicampakkan.

Dewi menggertakkan giginya menunjukkan kemurkaan di wajahnya. Mulut lelaki itu lebih pedas daripada sambal. Ingin rasanya Dewi mencakar wajah Devan, tetapi sekali lagi Dewi ingat akan posisinya. Dewi pun hanya bisa menghela napas saja. Hanya sebulan, Dewi harus bisa melewatinya.

*******

Devan kembali ke ruang tamu, setelah selesai memberikan pengarahan kepada istri palsunya itu. Di sana sudah ada Sam, Elena, dan Viona yang menunggu kedatangannya. Lebih tepatnya menunggu penjelasan Devan tentang pernikahannya yang tiba-tiba.

"Sini, kamu!" Sam—sang papa langsung memerintah dengan nada tinggi, tetapi Devan bersikap biasa saja seperti tidak peduli. Langkahnya dibuat santai, seolah tidak punya kesalahan.

"Duduk!" titah Sam lagi saat Devan sudah mendekati. Devan pun mengikuti.

"Jelaskan pada kami siapa perempuan tadi?" cecar Sam tanpa basa-basi.

Devan masih tenang, karena lelaki itu sudah mempersiapkan jawabannya dengan matang. Ia tahu jika pertanyaan itu yang akan dia dengar. Sang mama pasti sudah menggosip dengan papanya.

"Dia istri aku," jawab Devan enteng.

Sam terkejut, tentu saja. Padahal dia sudah mendengar sebelumnya dari sang istri, tetapi ketika Devan mengakui, rasanya seperti baru mendengar lagi.

"Kamu jangan bercanda, Devan. Memangnya ada seorang suami yang menyimpan istrinya di bagasi?" sungut Sam. Ia tahu cerita itu dari Viona.

Bukannya mengelak, Devan justru tergelak. Ia dengan santainya menjawab, "Itu nggak sengaja, Pa. Sebelumnya aku udah melarang dia buat ikut ke sini, tetapi dia terlalu cinta sama aku dan nggak mau berpisah jauh. Makanya dia rela sembunyi di bagasi buat ngikutin aku," jelas Devan dengan penuh kebohongan sekaligus narsis. Viona yang mendengar pun sampai meringis.

"Dih, Mas Devan narsis banget, sih?" celetuk Viona. Devan pun menoleh kepadanya.

"Emang bener, kok. Tanyain aja nanti sama kakak ipar kamu," sanggah Devan.

Viona mengedikkan bahunya. "Aku nggak percaya Mas Devan dengan semudah itu menikah. Apalagi perempuan itu bukan Mbak Kezia. Mas Devan, kan, belum move on dari dia," cibir Viona.

Seperti menaburkan garam di atas luka Devan. Adik perempuannya itu malah mengungkit perempuan yang menjadi cinta pertamanya yang sudah menikah dengan pria lain.

Hal itu memang sudah menjadi rahasia umum. Bahkan seluruh keluarga Devan sudah tahu tentang hal itu. Pasalnya, pria yang dinikahi cinta pertama Devan adalah sepupunya sendiri. Sungguh sial, bukan?

"Sok tahu, kamu! Perasaan setiap orang bisa berubah kapan saja. Buktinya sekarang masmu ini udah nikah," sanggah Devan dengan tegas. Padahal dalam hatinya sedang merasakan nyeri yang luar biasa setiap kali dirinya membahas Kezia.

...****************...

...To Be Continued...

Jangan lupa like, komentar, hadiahnya 🥰

Jika mau tahu cerita mengsadnya Devan patah hati sama Kezia, silakan baca novel sebelumnya, ya. Judulnya 'Terjebak cinta mbak-mbak'

Ada di beranda aku, ya🤗

Terpopuler

Comments

Sulastri

Sulastri

lucu banget ngetttttt lanjut 🤭🤭🤭😁😁😍

2023-10-06

0

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Devan....hati hati kalau bicara,nanti kalau jatuh cinta beneran sama Dewi,baru deh kebingungan...

2023-06-28

1

istri nya suga

istri nya suga

di tinggal nikah toh mas devan kasian banget

2023-06-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Bersembunyi
2 Bab 2. Membawa Pengantin
3 Bab 3. Dewi Fortuna
4 Bab 4. Satu Bulan
5 Bab 5. Kehendak Tuhan
6 Bab 6. Sudah Siap
7 Bab 7. Setuju
8 Bab 8. Kagum
9 Bab 9. Digigit Ular
10 Bab 10. Mengingat Ibu
11 Bab 11. Minta Tolong
12 Bab 12. Tidur di Sofa
13 Bab 13. Membuat Perhitungan
14 Bab 14. Memutuskan Kerja Sama
15 Bab 15. Saling Menyalahkan
16 Bab 16. Terkesima
17 Bab 17. Mengendap-endap
18 Bab 18. Disandera
19 Bab 19. Dalang Kejahatan
20 Bab 20. Janji
21 Bab 21. Sudah Terungkap
22 Bab 22. Ketahuan
23 Bab 23. Gusar
24 Bab 24. Sebatas Angan
25 Bab 25. Selamat Tinggal
26 Bab 26. Patah Hati
27 Bab 27. Kecelakaan
28 Bab 28. Membayar Hutang
29 Bab 29. Menemui Juragan
30 Bab 30. Rentenir Kejam
31 Bab 31. Devan?
32 Bab 32. Menikung
33 Bab 33. Amnesia
34 Bab 34. Jatah Pagi
35 Bab 35. Khawatir
36 Bab 36. Harus jujur
37 Bab 37. Tidak Menerima Kenyataan
38 Bab 38. Obat Tidur
39 Bab 39. Akan Berguna
40 40. Merasa Bersalah
41 Bab 41. Cemburu
42 Bab 42. Satu-satunya Cara
43 Bab 43. Menikah
44 Bab 44. Mengajak ke Pesta
45 Bab 45. Angga Saputra
46 Bab 46. Pesta Kejutan
47 Bab 47. Menghilang
48 Bab 48. Tidak Tahu Apa-Apa
49 Bab 49. Si Pelaku
50 Bab 50. Harus Bercerai
51 Bab 51. Rencana Kabur
52 Bab 52. Seperti Kerasukan
53 Bab 53. Ingin Membantu
54 Bab 54. Lebih Akrab
55 Bab 55. Mengulur Benang Merah
56 Bab 56. Mengintai
57 Bab 57. Putar Haluan
58 Bab 58. Mengejar
59 Bab 59. Balas Dendam
60 Bab 60. Saling Bertolak Belakang
61 Bab 61. Kedatangan Keluarga
62 Bab 62. Dibayar Lunas
63 Bab 63. Pulang
64 Bab 64. Surat Izin
65 Bab 65. Salah Tingkah
66 Bab 66. Pebinor
67 Bab 67. Cetak Gol
68 Bab 68. Lingerie Merah
69 Bab 69. Keceplosan
70 Bab 70. Curiga
71 Bab 71. Minta Maaf
72 Bab 72. Ceraikan Aku!
73 Bab 73. Takdir Tuhan
74 Bab 74. Belum Selesai
75 Bab 75. Simalakama
76 Bab 76. Bukan Jodoh
77 Bab 77. Kencan
78 Bab 78. Kencan Kedua
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1. Bersembunyi
2
Bab 2. Membawa Pengantin
3
Bab 3. Dewi Fortuna
4
Bab 4. Satu Bulan
5
Bab 5. Kehendak Tuhan
6
Bab 6. Sudah Siap
7
Bab 7. Setuju
8
Bab 8. Kagum
9
Bab 9. Digigit Ular
10
Bab 10. Mengingat Ibu
11
Bab 11. Minta Tolong
12
Bab 12. Tidur di Sofa
13
Bab 13. Membuat Perhitungan
14
Bab 14. Memutuskan Kerja Sama
15
Bab 15. Saling Menyalahkan
16
Bab 16. Terkesima
17
Bab 17. Mengendap-endap
18
Bab 18. Disandera
19
Bab 19. Dalang Kejahatan
20
Bab 20. Janji
21
Bab 21. Sudah Terungkap
22
Bab 22. Ketahuan
23
Bab 23. Gusar
24
Bab 24. Sebatas Angan
25
Bab 25. Selamat Tinggal
26
Bab 26. Patah Hati
27
Bab 27. Kecelakaan
28
Bab 28. Membayar Hutang
29
Bab 29. Menemui Juragan
30
Bab 30. Rentenir Kejam
31
Bab 31. Devan?
32
Bab 32. Menikung
33
Bab 33. Amnesia
34
Bab 34. Jatah Pagi
35
Bab 35. Khawatir
36
Bab 36. Harus jujur
37
Bab 37. Tidak Menerima Kenyataan
38
Bab 38. Obat Tidur
39
Bab 39. Akan Berguna
40
40. Merasa Bersalah
41
Bab 41. Cemburu
42
Bab 42. Satu-satunya Cara
43
Bab 43. Menikah
44
Bab 44. Mengajak ke Pesta
45
Bab 45. Angga Saputra
46
Bab 46. Pesta Kejutan
47
Bab 47. Menghilang
48
Bab 48. Tidak Tahu Apa-Apa
49
Bab 49. Si Pelaku
50
Bab 50. Harus Bercerai
51
Bab 51. Rencana Kabur
52
Bab 52. Seperti Kerasukan
53
Bab 53. Ingin Membantu
54
Bab 54. Lebih Akrab
55
Bab 55. Mengulur Benang Merah
56
Bab 56. Mengintai
57
Bab 57. Putar Haluan
58
Bab 58. Mengejar
59
Bab 59. Balas Dendam
60
Bab 60. Saling Bertolak Belakang
61
Bab 61. Kedatangan Keluarga
62
Bab 62. Dibayar Lunas
63
Bab 63. Pulang
64
Bab 64. Surat Izin
65
Bab 65. Salah Tingkah
66
Bab 66. Pebinor
67
Bab 67. Cetak Gol
68
Bab 68. Lingerie Merah
69
Bab 69. Keceplosan
70
Bab 70. Curiga
71
Bab 71. Minta Maaf
72
Bab 72. Ceraikan Aku!
73
Bab 73. Takdir Tuhan
74
Bab 74. Belum Selesai
75
Bab 75. Simalakama
76
Bab 76. Bukan Jodoh
77
Bab 77. Kencan
78
Bab 78. Kencan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!