Bab 3. Dewi Fortuna

...Happy Reading...

...****************...

Dewi masih mematung ketika Devan tak lekas melepaskan tubuhnya. Tubuhnya seperti kaku saat Devan memeluknya secara tiba-tiba. Hingga ia disadarkan oleh guncangan di bahunya, dan Devanlah pelakunya.

"Sayang, kamu baik-baik aja, kan, semalaman diam di dalam bagasi?" tanya Devan lagi. Kedua matanya menatap penuh ancaman, seolah menyuruh Dewi untuk mengikuti sandiwaranya.

Namun, sayangnya Dewi tidak paham. Perempuan itu masih saja diam. Ia sampai kesulitan menelan ludahnya lantaran ketakutan. Dewi gagal mencerna apa keinginan Devan.

Tidak ingin sandiwaranya gagal, Devan pun segera merangkul bahu Dewi lalu berkata, "Ma, kenalin ini istri aku."

Bukan hanya Elena dan Viona yang melongo takjub mendengarnya. Dewi pun menunjukkan reaksi yang sama. Kedua matanya terbuka sempurna diiringi kedua alis yang terangkat bersamaan. Kali ini Dewi tidak boleh diam. Perempuan itu pun segera meralatnya.

"Eh, tapi aku bukan—"

"Ayo, kita ke kamar! Kamu pasti capek dan pegal-pegal semalaman di bagasi, kan?" Devan langsung memotong ucapan Dewi yang hendak menyangkal, lalu menggiring paksa tubuh perempuan itu menuju kamarnya. Devan tidak akan membiarkan Dewi merusak rencananya barusan.

"Devan, tunggu! Jelasin sama mama dulu! Kenapa kamu nggak pernah bilang kalau sudah menikah?" teriak Elena. Dadanya sedikit sesak melihat kelakuan anaknya yang tidak bisa ditebak. Elena jadi ingat percakapannya dengan Devan tadi malam perihal pengantin yang ditemukan di jalan. Apa mungkin ucapan itu jadi kenyataan? Devan benar-benar membawa pulang pengantin dari jalan? Oh, tidak. Pikiran Elena sontak menolaknya.

"Nanti aja Devan jelasinnya, Ma. Sekarang istri Devan lebih penting. Dia mau istirahat," seru Devan sambil terus berjalan.

"Heh, jawaban macam apa itu? Mama belum selesai bicara, Devan. Jelasin dulu!"

Suara jeritan Elena yang terus meminta penjelasan pun tak didengar oleh Devan. Lelaki itu terus melenggang pergi sambil membawa Dewi yang terus meronta minta dilepaskan. Namun, Devan tidak akan membiarkan Dewi terlepas dari genggamannya. Salah siapa? Kenapa perempuan itu tiba-tiba hadir saat ia butuh cara untuk menolak perjodohan yang diatur mamanya? Begitulah isi pikiran Devan.

Elena hendak mengejar, tetapi ditahan oleh Viona sambil menggeleng pelan. "Udahlah, Ma. Nanti aja ditanyanya. Kayak nggak tahu Mas Devan aja. Nanti Mas Devan marah, loh," sergah Viona membujuk mamanya. Elena pun tidak bisa apa-apa selain menghela napas pasrah.

...******...

"Ayo, masuk!"

Setelah berhasil membuka pintu kamarnya di rumah itu, Devan sedikit mendorong tubuh Dewi agar merangsek masuk ke dalamnya. Dewi tertegun sesaat dengan posisi membelakangi Devan. Pandangannya memindai ke sekitar ruangan.

Ia terpukau melihat kamar yang begitu luas dan perabotan di dalamnya yang terlihat berkelas. Sangat jauh dengan rumahnya yang serba terbatas.

Semenjak Dewi membuka mata dan mendapati dirinya berada di dalam mobil Devan, ia sempat terperangah dengan bangunan megah yang berada di antara hamparan perkebunan luas itu. Dewi sampai mengucek matanya berkali-kali, meyakinkan jika itu bukanlah mimpi.

Dewi yakin jika itu adalah rumah dari pemilik mobil yang dia tumpangi. Tak mau diinterogasi, Dewi pun berniat keluar secara diam-diam dari bagasi, tetapi tiba-tiba saja pintu bagasi itu terbuka sendiri.

Viona-lah yang membukanya. Keduanya sama-sama terkejut seperti melihat hantu saja. Saking terkejutnya, Dewi sampai tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menyebutkan nama ketika gadis muda itu bertanya siapa dia. Akhirnya dia menurut saja saat Viona memaksanya untuk masuk ke dalam rumah.

*

"Hoy, mau sampai kapan kamu membelakangi saya?"

Suara gertakan Devan membuat kesadaran Dewi kembali. Ia pun berbalik dan menghadap Devan lagi. Dilihatnya lelaki itu sedang melipat tangan di depan dada dengan memasang wajah garang. Ketakutan yang sempat terjeda pun kembali menyerang.

"Kamu si—"

"Ampun, Pak. Saya minta maaf sebelumnya. Saya memang salah, karena sudah masuk ke dalam mobil Bapak tanpa izin. Saya terpaksa melakukannya, Pak. Saya sedang dikejar-kejar sama orang, karena saya tidak mau menikah dengan dia."

Belum sempat Devan melanjutkan perkataannya, Dewi langsung berlutut dan mengakui kesalahannya. Devan mengernyitkan kening. Keduanya matanya dengan lekat memperhatikan sosok Dewi dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Kamu kabur dari pernikahan?" tanya Devan memastikan lagi, dan dijawab anggukan kepala dari Dewi.

"Alasannya?"

Dewi sedikit ragu untuk berkata jujur, tetapi nasi sudah menjadi bubur, bagaimanapun caranya Dewi harus bisa kabur.

"Saya dijodohkan dengan bandot tua yang sudah beristri tiga. Saya tidak mau, makanya kabur," jawab Dewi apa adanya.

Mendengar itu Devan pun tertawa. Dari segi penampilan dan cara Dewi menjelaskan, sepertinya perkataan perempuan itu tidak perlu diragukan. Devan tertawa karena merasa mereka itu senasib dan seperjuangan. Sama-sama menolak perjodohan.

Merasa hawa canggung tak lagi menyelimuti, Devan pun membantu Dewi untuk berdiri. Sepertinya tepat membuat sandiwara dengan perempuan ini. "Bangun dulu!" titahnya di sela tawa. Nada bicaranya pun dibuat rendah, membuat ketakutan Dewi perlahan punah.

"Kenapa Bapak ketawa? Nasib saya sudah sial, jangan diketawain juga!" protes Dewi sambil mengerucutkan bibirnya.

Lain halnya dengan Devan. Kesialan menurut Dewi, tetapi keberuntungan menurut Devan. Bak Dewi Fortuna yang dikirimkan oleh Tuhan untuk memberikan pertolongan. Dengan adanya perempuan itu, perjodohannya akan terancam gagal tanpa adanya drama pelarian.

"Lucu aja. Kita senasib ternyata. Saya juga mau dijodohkan, dan saya juga nggak mau," kata Devan.

"Oh, jadi karena itu tadi Bapak—"

"Iya, saya cuma bersandiwara kalau kita sudah menikah, tapi kamu terlalu bodoh untuk mengikuti sandiwara saya," potong Devan seraya mencibir.

"Mana saya tahu. Kita, kan, baru ketemu. Lagipula atas dasar apa saya harus setuju ikut berbohong pada keluarga Bapak," balas Dewi sambil mengedikkan bahu.

"Atas dasar kamu telah lancang masuk ke dalam mobil saya tanpa izin," pungkas Devan. Dewi pun terdiam. Sepertinya dia telah mendapatkan masalah baru sekarang.

"Sekarang kamu bisa pilih, mau saya laporkan ke polisi atas tuduhan memasuki wilayah orang lain tanpa izin atau mengikuti sandiwara pernikahan palsu dengan saya?" lanjut Devan membuat pilihan yang tersirat sebuah ancaman.

Dewi tertegun. Pilihan Devan membuatnya bingung. Ia tidak mau masuk penjara, tetapi ia juga tidak mau bermain drama. Namun, pilihan bermain drama mungkin tidak terlalu merugikan baginya. Lebih baik dari masuk penjara atau menikah dengan bandot tua. Setidaknya Dewi bisa aman untuk sementara.

"Baiklah, saya setuju. Tapi sampai kapan kita bersandiwara jadi suami istri?" Akhirnya Dewi menyetujui.

Devan terdiam sejenak untuk berpikir. Ia memang berencana untuk berlibur selama sebulan penuh di rumah orang tuanya yang berada di Surabaya, pasca patah hati dari cinta pertamanya. Apakah Dewi mau bersandiwara selama itu?

...****************...

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Sophia Aya

Sophia Aya

awas nanti jatuh Cinta, itu lagunya pas buat devan thor

2023-10-06

1

🍭ͪ ͩFajar¹

🍭ͪ ͩFajar¹

awas nanti kejebak sendiri sama sandiwaranya lho,Dev..

2023-07-25

0

istri nya suga

istri nya suga

sandiwara pun di mulai dan awal kisah cinta devan dan dewi pun di mulai🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
semangat up nya ya author🥰🥰🥰🥰

2023-06-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Bersembunyi
2 Bab 2. Membawa Pengantin
3 Bab 3. Dewi Fortuna
4 Bab 4. Satu Bulan
5 Bab 5. Kehendak Tuhan
6 Bab 6. Sudah Siap
7 Bab 7. Setuju
8 Bab 8. Kagum
9 Bab 9. Digigit Ular
10 Bab 10. Mengingat Ibu
11 Bab 11. Minta Tolong
12 Bab 12. Tidur di Sofa
13 Bab 13. Membuat Perhitungan
14 Bab 14. Memutuskan Kerja Sama
15 Bab 15. Saling Menyalahkan
16 Bab 16. Terkesima
17 Bab 17. Mengendap-endap
18 Bab 18. Disandera
19 Bab 19. Dalang Kejahatan
20 Bab 20. Janji
21 Bab 21. Sudah Terungkap
22 Bab 22. Ketahuan
23 Bab 23. Gusar
24 Bab 24. Sebatas Angan
25 Bab 25. Selamat Tinggal
26 Bab 26. Patah Hati
27 Bab 27. Kecelakaan
28 Bab 28. Membayar Hutang
29 Bab 29. Menemui Juragan
30 Bab 30. Rentenir Kejam
31 Bab 31. Devan?
32 Bab 32. Menikung
33 Bab 33. Amnesia
34 Bab 34. Jatah Pagi
35 Bab 35. Khawatir
36 Bab 36. Harus jujur
37 Bab 37. Tidak Menerima Kenyataan
38 Bab 38. Obat Tidur
39 Bab 39. Akan Berguna
40 40. Merasa Bersalah
41 Bab 41. Cemburu
42 Bab 42. Satu-satunya Cara
43 Bab 43. Menikah
44 Bab 44. Mengajak ke Pesta
45 Bab 45. Angga Saputra
46 Bab 46. Pesta Kejutan
47 Bab 47. Menghilang
48 Bab 48. Tidak Tahu Apa-Apa
49 Bab 49. Si Pelaku
50 Bab 50. Harus Bercerai
51 Bab 51. Rencana Kabur
52 Bab 52. Seperti Kerasukan
53 Bab 53. Ingin Membantu
54 Bab 54. Lebih Akrab
55 Bab 55. Mengulur Benang Merah
56 Bab 56. Mengintai
57 Bab 57. Putar Haluan
58 Bab 58. Mengejar
59 Bab 59. Balas Dendam
60 Bab 60. Saling Bertolak Belakang
61 Bab 61. Kedatangan Keluarga
62 Bab 62. Dibayar Lunas
63 Bab 63. Pulang
64 Bab 64. Surat Izin
65 Bab 65. Salah Tingkah
66 Bab 66. Pebinor
67 Bab 67. Cetak Gol
68 Bab 68. Lingerie Merah
69 Bab 69. Keceplosan
70 Bab 70. Curiga
71 Bab 71. Minta Maaf
72 Bab 72. Ceraikan Aku!
73 Bab 73. Takdir Tuhan
74 Bab 74. Belum Selesai
75 Bab 75. Simalakama
76 Bab 76. Bukan Jodoh
77 Bab 77. Kencan
78 Bab 78. Kencan Kedua
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1. Bersembunyi
2
Bab 2. Membawa Pengantin
3
Bab 3. Dewi Fortuna
4
Bab 4. Satu Bulan
5
Bab 5. Kehendak Tuhan
6
Bab 6. Sudah Siap
7
Bab 7. Setuju
8
Bab 8. Kagum
9
Bab 9. Digigit Ular
10
Bab 10. Mengingat Ibu
11
Bab 11. Minta Tolong
12
Bab 12. Tidur di Sofa
13
Bab 13. Membuat Perhitungan
14
Bab 14. Memutuskan Kerja Sama
15
Bab 15. Saling Menyalahkan
16
Bab 16. Terkesima
17
Bab 17. Mengendap-endap
18
Bab 18. Disandera
19
Bab 19. Dalang Kejahatan
20
Bab 20. Janji
21
Bab 21. Sudah Terungkap
22
Bab 22. Ketahuan
23
Bab 23. Gusar
24
Bab 24. Sebatas Angan
25
Bab 25. Selamat Tinggal
26
Bab 26. Patah Hati
27
Bab 27. Kecelakaan
28
Bab 28. Membayar Hutang
29
Bab 29. Menemui Juragan
30
Bab 30. Rentenir Kejam
31
Bab 31. Devan?
32
Bab 32. Menikung
33
Bab 33. Amnesia
34
Bab 34. Jatah Pagi
35
Bab 35. Khawatir
36
Bab 36. Harus jujur
37
Bab 37. Tidak Menerima Kenyataan
38
Bab 38. Obat Tidur
39
Bab 39. Akan Berguna
40
40. Merasa Bersalah
41
Bab 41. Cemburu
42
Bab 42. Satu-satunya Cara
43
Bab 43. Menikah
44
Bab 44. Mengajak ke Pesta
45
Bab 45. Angga Saputra
46
Bab 46. Pesta Kejutan
47
Bab 47. Menghilang
48
Bab 48. Tidak Tahu Apa-Apa
49
Bab 49. Si Pelaku
50
Bab 50. Harus Bercerai
51
Bab 51. Rencana Kabur
52
Bab 52. Seperti Kerasukan
53
Bab 53. Ingin Membantu
54
Bab 54. Lebih Akrab
55
Bab 55. Mengulur Benang Merah
56
Bab 56. Mengintai
57
Bab 57. Putar Haluan
58
Bab 58. Mengejar
59
Bab 59. Balas Dendam
60
Bab 60. Saling Bertolak Belakang
61
Bab 61. Kedatangan Keluarga
62
Bab 62. Dibayar Lunas
63
Bab 63. Pulang
64
Bab 64. Surat Izin
65
Bab 65. Salah Tingkah
66
Bab 66. Pebinor
67
Bab 67. Cetak Gol
68
Bab 68. Lingerie Merah
69
Bab 69. Keceplosan
70
Bab 70. Curiga
71
Bab 71. Minta Maaf
72
Bab 72. Ceraikan Aku!
73
Bab 73. Takdir Tuhan
74
Bab 74. Belum Selesai
75
Bab 75. Simalakama
76
Bab 76. Bukan Jodoh
77
Bab 77. Kencan
78
Bab 78. Kencan Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!