Pengembara Galaxy
Suatu ketika di kota Eruditio, kota tersebut adalah kota yang berisikan robot² yang canggih. Dan hiduplah seseorang wanita yang sangat cantik, namun ia adalah salah satu dari anak-anak yang memiliki sihir di kota tersebut. Kekuatan sihirnya tersebut sangat berpotensi, sehingga ia terus mengembangkan sihirnya tersebut. Nama perempuan tersebut ialah, Monica yang berumur 19 tahun. Ia juga mahir dalam urusan komputer ataupun yang berkaitan dengan hal-hal berteknologi. Di suatu hari, Monica menemukan sesuatu dijalan dan mengambilnya.
“Hmmm, apa ini ya?” Tanya Monica penasaran.
Lalu, Monica pun langsung membuka isi gulungan tersebut dan membacanya.
“Aku buka aja lah, mana tau peta harta karun” Ucapnya dengan bercanda.
Setelah selesai membaca, ia pun terkejut karena tulisan yang ada dalam gulungan tersebut ialah peta yang mengarahkannya menuju pesawat luar angkasa.
“Hah! I-inikan jalur menuju pesawat luar angkasa! K-kok bisa orang menjatuhkan barangnya seperti ini?”, ujar Monica takut, “Aku harus kasi tau Evan!” sembari berlari menuju rumah Evan.
Setelah itu, ia pun langsung menuju ke rumah temannya yang bernama Evan. Evan adalah anak salah satu dari anak-anak yang punya kekuatan.
***
Sesampainya ia di sana, ia pun langsung memanggil nama Evan dengan berteriak-teriak.
“Evan! Kau ada di rumah gak?” Panggil Monica dengan berteriak.
Tak ada seorang pun yang menjawab panggilannya tersebut. Selang beberapa waktu, akhirnya Evan pun keluar dari rumahnya dan menanyakan Monica.
“Apa Mon, aku tadi tidur maaf ya gak dengar, hoam...!” Jelas Evan sambil menguap keras.
“Ini aku mau kasi tau, aku tadi ketemu gulungan aneh dan pas dibuka ada jalur menuju pesawat luar angkasa.” Ucap Monica.
“Hah, Masa? Coba liat sini!” Pinta Evan.
“Nih..., tu aneh kan?” Mengasih gulungan.
“Hmm..., iya juga ya” Ucap Evan.
“Tuh kan, punya siapa tapi ya?” Tanyanya penasaran.
Evan pun nyeletuk, bahwa itu adalah sejarah di kota Euruditio. Ia pun menceritakan semuanya kepada Monica, tentang sejarah tersebut.
“Sepertinya, ini adalah sejarah yang dituliskan itu.” Celetuk Evan.
“Sejarah apa?” Tanya Monica.
“Kata orang-orang, di kota Eruditio ini ada seseorang yang beraliansi sama alien atau apa gitu yang ada di luar angkasa sana, katanya makhluk tersebut mau menyerang kota ini, terus orang ini pun memohon kepada makhluk tersebut agar tidak menyerang kotanya, maka dari itu makhluk ini meminta pesawat luar angkasa dan perbaikan setiap bulannya” Jelas Evan dengan detail.
“Ohhhh, pantesan ini ada peta!”, ucap Monica, “Bentar! B-berarti ini peta yang dijatuhkan oleh makhluk tersebut, begitu?” Tanya Monica ketakutan.
“M-mungkin kali.” Ucap Evan.
Setelah itu, mereka berdua pun langsung berbincang untuk membahas tentang peta tersebut dan mencari lokasi tersebut.
“Hmmmm, jadi gimana ini?” Tanya Evan bingung.
“Hmmmm, mungkin kita harus menuju lokasi tersebut, mana tau pesawat itu masih ada!” Ujar Monica memiliki ide.
“Hmm..., iya juga ya!” Ucap Evan.
“Gini aja..., kita ikuti aja jalurnya dan melihat apakah masih ada pesawat tersebut, kayaknya sih masih ada, petanya aja masih ada.” Jelas Monica.
“Hmmmm, yaudah tapi kita harus siap² dulu.” Ujar Evan.
Setelah itu, mereka pun langsung bersiap² untuk pergi mencari pesawat luar angkasa tersebut.
“Van, kau udah belom?” Tanya Monica.
“Udah mon, yuk kita jalan!”, ajak Evan, “Mana petanya?” Tanya Evan.
“Ini...” memberikan petanya, “Dimana ya lokasinya?” Tanya Monica.
“Hmmm, dari sini sih keknya didekat bukit belakang deh.” Jawab Evan.
“Oh..., ya udah deh ayok jalan!” Ajak Monica.
Kemudian, mereka pun berjalan menuju lokasi tersebut yang membutuhkan waktuku yang lama.
***
Sore hari pun telah tiba, mereka berdua pun telah tiba di gerbang bukit dan akan segera menaiki bukit tersebut, akan tetapi mereka sangat kewalahan karena berjalan terlalu lama.
“Van, aku capek banget, gimana kalo kita istirahat dulu? Huft!” Tanya Monica kelelahan.
“Ya udah, kita istirahat dulu dekat sana! Kita buat tenda” Kata Evan sambil menunjuk ke arah pohon.
“Oke, tapi kita harus cari kayu biar jadi api unggun.” Ujar Monica.
“Kalo masalah itu, biar aku aja! Kan kita punya kekuatan.” Ucap Evan.
“Oh iya! Aku lupa, ya udah pake lah kekuatan mu!” Pinta Monica.
“Oke!”
Kemudian, Evan pun langsung menggunakan kekuatannya tersebut untuk memunculkan kayu karena kekuatannya tersebut merupakan Telekinesis.
“Tunggu ya, aku pake sihir aku dulu.” Ujar Evan sembari menjentikkan jarinya.
“Snift!” Suara kekuatan Telekinesis.
“Nah udah ni kayunya disini!” Ucap Evan.
“Wow, hebat juga sihirmu!” Puji Monica.
“Makasih, tapi gak perlu sih.” Ucap Evan.
“Dih...! Dipuji malah gak mau, gak jelas lu.” Gerutu Monica.
“Udahlah, cepat nih buat apinya.” Pinta Evan.
“Ah..., gampang itu, bentar!” Sahut Monica.
Kemudian, Monica pun mengeluarkan sihirnya yaitu mengendalikan Elemen yang ada disekitarnya.
“Woaf!” Suara api menyala.
“Nih udah apinya, gampang kan!” Ucap Monica.
“Biasa aja kali, punya ku lebih bagus!” Ucap sambil memutarkan bola mata.
“Dih! Ku matikan api ini nanti.” Cetus Monica kesal.
“Ih...! Jangan lah, nanti kita kedinginan nih.” Bujuk Evan.
“Aku? Gak lah, kau aja kan aku ada sihir api.” Ucap Monica kesal.
“Ya udah maaf lah, bagus kok” Bujuk Evan sekali lagi.
“Ya udah, aku buat tendanya dulu ya.” Ujar Monica.
“Iya, aku bantu ya?” Tanya Evan.
“Iya bah.” Jawab Monica masih merasa kesal.
Kemudian, mereka pun membuat tenda bersama di hutan tersebut untuk bermalam disitu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments