Hari berikutnya
Pagi ini Lizzie tengah mencari dress yang tepat untuk nanti malam. Setelah menyiapkannya, gadis itu baru turun ke bawah. Dia langsung pamit pada kedua orang tuanya.
Lizzie memakai kacamatanya kemudian masuk ke mobil. brum mobil mewah itu melesat kencang meninggalkan area halaman keluarga Harold.
Kini dia sampai di depan apartemen Veronica, sahabatnya. Tak lama seorang gadis berambut pirang ke luar dan masuk ke mobilnya. Lizzie kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kita mau ke mana Liz? " tanya Veronica pada sang sahabat.
"Spa dan salon. " jawab Lizzie dengan singkat. Gadis itu menambah kecepatan mobilnya. Di Tempat spa, keduanya melakukan perawatan tubuh. Selain itu dia juga berniat mengubah gaya rambutnya agar terlihat fresh.
Dua jam berlalu mereka telah selesai, kedua gadis itu langsung ke luar dari sana. Lizzie tampak sangat segar, gadis itu bersenandung kecil. Mereka memilih mampir di sebuah cafe. Keduanya turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam.
Lizzie memesan macha latte dan vanilla latte. " Sambil menunggu keduanya mengobrol, dia pun menginterogasi sang sahabat. Dia begitu penasaran dengan kisah percintaan sang sahabat.
"Hubungan kamu dengan Jerry gimana Ver? " tanya Lizzie penasaran.
"Kami kemarin putus Liz, Jerry menganggap aku gadis troubel maker dan suka mengatur. " gumam Veronica dengan nada lesunya.
Lizzie tentu saja ikut bersedih, dia memberikan sedikit nasehatnya pada sang sahabat. Pelayan datang membawakan pesanan mereka. Gadis itu menyesap macha lattenya dengan santai. Obrolan keduanya kembali berlanjut, Veronica merasa beruntung memiliki sahabat seperti Lizzie.
Lizzie sendiri kembali diam, dia kepikiran dengan rencananya. Gadis itu berharap kelak Veronica tak marah padanya. Dia juga memberitahu mengenai ucapan Alexa kemarin pada sang sahabat.
"Kau perlu berhati hati Liz, bukankah Alexa itu manipulatif dan licik. " tebak Veronica.
"Yeah kau benar! "
Dering ponsel milik Veronica menyita perhatiannya. Dia langsung mengeluarkan benda canggih itu dan berbicara dengan seseorang. Setelah selesai Veronica lekas bangkit, dia pamit karena ada urusan mendadak.
Lizzie membiarkan sahabatnya pergi, dia kembali menyesap kopinya. Setelah habis, dia memanggil pelayan kemudian membayarnya.
Tepat pukul tujuh malam, Lizzie bersama Edgar datang menghadiri pesta pertunangan Regan dan Jessi. Di hotel, dia bertemu dengan sang paman yang serakah. Gadis itu terpaksa memasang senyum palsu nya di depan umum.
"Selamat malam Paman, Bibi. " sapa Lizzie dengan basa basinya.
Paman Dominic memasang wajah masamnya di depan sang keponakan, namun dia tetap membalas sapaannya. Acara pertunangan pun di mulai, banyak tamu penting yang hadir di sini.
Lizzie langsung menghampiri Regan dan Jessi, memberikan selamat untuk keduanya. Gadis itu tak lupa mengenalkan Edgar pada semua orang di sana. Paman Dominic tentu saja terkejut melihat calon suami dari sang keponakan.
"Bukankah calon suamiku ini sangatlah tampan, Bibi? " ujar Lizzie sambil tersenyum menggandeng lengan Edgar.
"Ya kau benar Lizzie. " sahut Bibi Desi dengan senyum kecutnya.
Setelah berbasa basi Lizzie mengajak calon suami kontraknya menuju ke pusat makanan. Dari jauh Alexa memperhatikan tingkah laku sang sepupu. Gadis berambut merah itu segera mengambil segelas jus kemudian membawanya mendekati kearah Lizzie.
Byur
Alexa dengan berani menyiram Lizzie di depan umum. Semua orang tampak terkejut melihatnya. Lizzie sendiri masih syok dengan apa yang di lakukan Alexa padanya. Edgar melepaskan jasnya kemudian memasangkan ke tubuh Lizzie.
"Kau tak apa Liz? " tanya Edgar.
"Aku hanya kaget Ed! "
Lizzie menghela nafas panjang, dia mengusap gaunnya mengunakan tisu. Raut wajahnya berubah, dengan tatapan. tajam nya menghunus kearah Alexa.
"Sekarang kau hanya perlu melepaskan pakaian kamu di depan umum Lizzie. " ujar Alexa dengan seringai liciknya. Rahang Edgar tampak mengeras, dia hendak maju namun di tahan oleh Lizzie.
Lizzie langsung maju ke depan. Dia mengambil salah satu minuman kemudian menyiramnya kearah Alexa sebanyak dua kali.
"Ini aku kembalikan Lexa agar otak kamu itu tak di penuhi kelicikan seperti papi kamu. " ceplos Lizzie.
Malam ini tampak seru, pertengkaran antara Lizzie dengan Alexa menjadi tontonan banyak tamu. Wajah Alexa merah padam, Lizzie terkekeh pelan.
Gadis itu kini justru menjatuhkan satu gelas ke arah lantai.
Prang
Edgar segera membawa pergi calon istrinya yang super gila. Sebelumnya dia meminta izin pada kedua orang tua Lizzie. Tuan dan nyonya Harold menghampiri keluarga mereka itu dengan penuh kekecewaan.
Mereka langsung memarahi Alexa habis habisan. Di sisi lain Edgar berusaha menenangkan Lizzie. Setelah cukup jauh pria itu menghentikan mobilnya di sebuah pantai. Keduanya langsung turun dari mobil, Lizzie berdecak pelan di sertai umpatan.
"Kenapa kamu malah membawaku pergi Ed, aku belum puas memandikan Alexa agar pikirannya tak licik. " protes Lizzie.
"Kau hanya akan membuat nama baik dirimu jelek Liz! "
"I do not care. " sahutnya dengan acuh. Edgar hanya bisa menggeleng pelan melihat kelakuan bar bar Lizzie.Lizzie sendiri berjalan sedikit ke depan, dia menatap lurus kearah laut.
Pria tampan itu membiarkan Lizzie berteriak sesuka hatinya. Keduanya memilih duduk di bawah, Lizzie bersandar di bahu Edgar dengan nyaman.
"Aku tak mungkin diam saja saat Alexa terus menerus mencari masalah denganku! " gumam Lizzie dengan pelan. Edgar hanya diam saat Lizzie terus berbicara meluapkan isi hatinya. Tangan milik pria tampan itu terulur, memeluk Lizzie dari samping.
Gadis itu menoleh, menatap Edgar dari jarak dekat. Namun dia memalingkan wajahnya lebih dulu. Setelah puas mengeluarkan uneg unegnya, mereka kembali pulang.
Pria tampan itu mengantarkan Lizzie pulang ke mansion keluarga Harold. Dia segera turun dari mobil, melambaikan tangan menatap kepergian Edgar. Lizzie segera masuk ke dalam, gadis itu bergegas menuju ke kamarnya.
Cklek
Lizzie segera pergi ke kamar mandi, membersihkan dirinya. Setelah selesai dia segera memakai piyama lalu naik ke atas ranjang. Kejadian memalukan tadi membuatnya semakin benci dengan Alexa. Gadis itu segera meraih ponselnya, benar saja masalah tadi jadi trending topik di sosial media.
"Ini semua gara gara Alexa sialan itu. Lain kali aku akan membalas gadis itu dengan lebih keji. " gumamnya penuh tekad. Terdengar suara helaan nafas panjang ke luar dari bibirnya. Lizzie kembali membuka pesan dari sang sahabat, dia segera membalas pesan itu.
Dia menaruh ponselnya di atas meja. Teringat perhatian yang di berikan Edgar padanya membuat bibirnya melengkung membentuk senyuman samar. Dia tak menyangka jika pria dingin seperti Edgar bisa memainkan peran nya dengan baik.
"Aku tidak salah menjadikan dia sebagai pria bayaranku. " gumam Lizzie sambil tersenyum. Dia segera membaringkan tubuhnya ke atas ranjang, menarik selimut hingga sebatas menutupi tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
hayu lanjut baca
2023-07-19
0
★彡 Ϙυҽҽɳ_ѕєηʝα 彡★
semngat
2023-06-03
0
sella surya amanda
lanjut
2023-06-03
2