Bab 5

"Hoam~ eh udah selesai gak? Pengen nyalin, nih." Gabriella bangun dari tidurnya dan menanyakan jawaban tugas yang diberikan oleh bu guru Nia barusan.

"Udah, nih!" sahut Laura yang menaruh bukunya di atas meja Gabriella.

"Aaaaa ... baik dech, thanks ya!" Gabriella senang bukan kepalang. Lagi-lagi ia mendapatkan contekan gratis dari salah satu sahabatnya itu.

"Najis, baik ada maunya!" gerutu Laura.

"Gue bersikap baik salah, gue bersikap jahat, apalagi! So, mau lo itu apa sih?"

"Ga ada,"

"Dih, gaje banget. Ya udah, gue mau nyalin dulu. Jangan diganggu ya, cinta!"

"Iya, tapi cepetan, bentar lagi bu Nia masuk," desak Laura.

"Iya, sabar! Baru juga ngebuka bukunya." Gabriella membuka buku tulis miliknya dan mengambil pena yang berada di atas mejanya. Ia kemudian menyalin semua jawaban milik Laura.

Beberapa menit kemudian.

"Udah selesai semua?" tanya Bu Nia yang berjalan memasuki kelas mereka sambil membawa tumpukan buku di tangannya.

"Udah, Bu!" jawab siswa-siswi secara serentak.

"Taruh di sini bukunya, biar Ibu periksa," titah Bu Nia sembari menepuk meja yg ada di depannya.

"Bu, saya dan Vio izin ke toilet, ya!" ucap Natha dan Vio yang berada di depan meja guru.

"Iya, baiklah. Tapi, jangan lama-lama!" jawab Bu Guru.

Natha dan Vio pun segera melangkahkan kaki mereka keluar dari kelas dan menuju toilet. Dan setibanya di toilet, bukannya buang air kecil atau apa, mereka malah diam di sana untuk beberapa saat.

"Mau ngapain kita di sini?" tanya Vio dengan kedua alis berkerut heran.

"Cuma istirahat bentar. Habisnya mataku ngantuk," sahut Natha yang kemudian berjalan menghampiri wastafel untuk cuci muka. Kedua gadis itu mencuci muka mereka sebab rasa kantuk yang tak tertahan,mulai menyerang mereka. Mereka tidak ingin tertidur di saat masih jam pelajaran.

"Bentar, Nat, gue mau ke dalam dulu!" Vio bergegas masuk ke dalam toilet.

"Natha mengangguk dan membiarkan Vio memasuki ruangan itu. Tidak lama kemudian, Vio pun keluar lalu mencuci tangannya sebelum kembali ke kelas.

"Udah selesai?" Natha bersiap untuk melenggang pergi. Kemudian mereka pun melangkahkan kaki mereka ke arah kelas. Kedua gadis itu menaiki tangga karna kelasnya ada di lantai dua. Di saat mereka menaiki tangga, bel sekolah berbunyi, bel pergantian jam pelajaran kesepuluh.

"Nah, abis ini pelajaran apa?" tanya Vio kepada Natha.

"Kalo gak salah, sebentar lagi mata pelajaran sosiologi. Memangnya kenapa, sih?"

"Bukan apa-apa, jawab Vio sembari menganggukkan kepalanya

"Lo, belum dapat buku paketnya, ya?" tanya Natha setelah sadar bahwa Vio adalah murid baru.

"Iya, belum. Katanya sih besok," celetuk Vio, Natha hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Nanti pulang, lo jadi bareng gue kan?" lanjut Natha, mencoba memastikan.

"Jadi, tapi gak ngerepotin kan gue ikut sama lo?"

"Tentu saja, enggak lah. Lagian di rumah paling ga ada orang juga."

"Loh? Emangnya pada ke mana?" tanya Vio heran.

"Nyokap gue sibuk bekerja," jawab Natha dengan wajah datar.

"Oh." Vio ber oh ria setelah mendengar cerita dari Natha "Lah, trus di mana bokapmu?" tanya Vio yang makin penasaran.

Tiba-tiba ekspresi wajah Natha berubah. Kini wajah cantiknya terlihat sedih. "Entahlah, g pernah ada kabar tentangnya," lanjut Natha.

"Eh? Maaf, ya. Gue ga tau. Btw, maaf gue udah lancang. Emang bokap nyokap lo, gak barengan lagi, ya?"

Natha menggelengkan kepalanya perlahan. "Udah gak, mereka udah pisah 3 tahun yang lalu"

"Maaf, ya. Lancang banget gue nanya kayak gitu."

"Ga papa, santai aja. Nanti pulang sebelum ke rumah lo kita mau jalan dulu, ya?"

"Sabi aja, mau ke mana emang?" balas Vio.

"Mau ke taman aja si, nyari angin sambil nyari makanan. Lo mau gak?"

"Ayoo, dah! Lagian udah lama gue gak ke taman," sahut Vio. Kini mereka sudah berada di depan kelas dan ternyata Bu Guru Nia sudah tidak ada di ruangan itu.

"Ke mana aja lo berdua, lama banget!" celetuk Niki yang saat itu tengah berada di depan pintu kelas.

"Toilet lah, kemana lagi?" sahut Natha dengan santainya.

"Ya, siapa tau ke kantin!" celetuk Niki.

"Ya kali gue ke kantin pada jam pelajaran gini, gue ngantuk jadi gue cuci muka di sana," jelas Natha.

"Oh, ya udah, sana masuk!" titah ketua kelas tersebut.

"Ya, gimana mau masuk, lo aja di depan pintu gini, anjir!" celetuk Natha, sementara Vio hanya tersenyum mendengarnya.

"Oh, iya. Maaf!" ucap Niki sambil tertawa kecil lalu memundurkan tubuhnya beberapa centi ke belakang.

Natha dan Vio berjalan ke arah kursi yang mereka duduki. Menjatuhkan diri di sana lalu memalingkan tubuh mereka menghadap Gabriella dan Laura yang masih asik memainkan hp mereka masing-masing. Natha melihat Gabriella yang sedang tersenyum sendiri melihat layar hpnya.

"Kenapa, nih? Sejak tadi gue perhatiin elo senyum-senyum mulu?" tanya Natha penasaran.

Gabriella tersentak kaget. "Eh, bukan apa-apa, kok!" balas Gabriella yang menyembunyikan layar hpnya dari Natha.

"Dih, kepedean! Emangnya elo pikir gue mau ngelihat isi hp lo, apa? Ish, kagak!" Ucap Natha sembari memutar bola matanya malas.

"Ya, siapa tau, kan!"

"Hhh, makin pede aja!"

"Lah, emang gue pede!" ucap Gabriella sambil meledek Natha. Natha memasang wajah masam menatap Gabriella.

Beberapa menit kemudian. Jam pelajaran pun berganti dan kini guru yang mengajar sosiologi masuk ke kelas mereka.

"Siang, anak-anak!" ucap guru sosiologi ketika memasuki kelas itu. Bu Dira adalah guru yang mengajar mata pelajaran sosiologi di kelas 11.

"Siang juga, Bu!" sahut seluruh siswa di kelas itu secara serentak.

"Bu, ada pr!" ucap salah satu siswa yang ada di kelas itu. Mencoba mengingatkan sang guru bahwa ad tugas yang harus dikumpulkan kepadanya.

"Duh, gila malah dikasih tau, anjr!" gerutu Gabriella yang tidak ingat mengerjakan tugas-tugasnya.

"Bukannya lo sudah? Yang pagi tadi dikasih di tau di grub wa?" Tanya Natha.

"Gak gue kerjain." Gabriella terkekeh.

"Nyengir, lo. Gue ga tau paling juga di suruh ke depan lo nantinya,."

"Duhhh, siapa aja ya yang belum ngerjain selain gue?"

"Entah."

"Vio, lo velum kan?"

Vio mengangkat kedua bahunya. "Gue gak tau. Kan baru saja masuk! sahut Vio."

"Mampus!" gumam Laura, menyela pembicaraan mereka.

"Diem lo!" sahut Gabriella dengan wajah memerah, menahan marah.

"Eh iya, makasih udah ngingetin, ya. Ya udah, semuanya keluarkan buku latihan. Yang belum mengerjakan silahkan ke depan," Ucap Bu Dira, guru yang mengajar sosiolog

"Hayoloh, kena hukuman lo nanti," ucap Laura yang mencoba menakut-nakuti Gabriella

"Diem!" Gabriella berjalan ke depan kelas.

"Heeleh, malah nyengir dia! Sana, maju ke depan," kata Niki dengan setengah berbisik sambil terkekeh pelan.

"Diem lo, Nik!" ucapnya dengan wajah yang masih memerah kesal dan malu.

"Kenapa tugasnya gak dikerjain, Gab?" tanya Bu Dira kepada Gabriella.

"Saya lupa, Bu," sahut Gabriella sambil terkekeh kecil.

"Ya ampun, Gab. Trus, apa yang kamu ingat? Ya sudah, sejarang berdiri di samping papan tulis sampai jam pulang nanti," titah Bu Dira yang berhasil membuat Gabriella menekuk wajahnya.

"Wah, gila!" batin Gabriella.

***

Kring! Kring!! Kring!!! Kring!!!!

"Ya sudah, Anak-anak! Hati-hati di jalan, ya. Jangan mampir sana-sini, langsung pulang ke rumah aja. Dan buat kamu, Gabriella, silakan kembali ke tempat duduk. Namun, ingat! Jangan pernah lupakan tugasmu lagi," ucap Bu Dira memperingati.

"Makasih, Bu!" Gabriella mengangguk lalu kembali ke kursinya.

Gabriella berjalan ke arah meja. Tangannya menepuk meja Laura, "Seneng banget ya, lo liat temen dihukum kek gitu?"

"Iya lah" sahut Laura sambil tertawa kecil.

"Ish, sialan!" umpat Gabriella dengan kasar.

"Udah-udah, ayo pulang," ajak Natha.

"Lo, pulang bareng siapa?" tanya Gabriella kemudian kepada Natha.

"Bareng Vio, memangnya kenapa?"

"Oh .... Ya udah kalau gitu gue duluan, ya. Oh ya, jadi jalan gak malam ini?"

"Jadi, donk!" Natha dengan antusias menjawab pertanyaan Gabriella.

"Ajak Vio sekalian, mau ga lo, Vi?" tanya Laura kepada teman barunya itu.

"Ke mana?" tanya Vio dengan wajah bingung.

"Nongkrong doang, kok."

"Sama siapa aja?" tanya Vio lagi.

"Kami bertiga, Mecca, sama Zeze kelas sebelah. Ikut aja ya? Biar rame."

Vio tampak menimbang-nimbang. "Tapi, ga papa gue ikut kalian?"

"Ya, ga papa, donk! Orang kami yang ajak, kok." Gabriella menjawab pertanyaan Vio.

"Ya udah, nanti gue izin sama tante gue dulu," sahut Vio.

"Oke, sipp!"

Mereka berempat keluar dari kelas lalu pergi ke parkiran sekolah. Gabriella dan Laura sudah pulang lebih dulu dari Natha serta Vio. Natha menghampiri motornya yang berwarna biru, dia melajukannya lalu menghampiri Vio yang sedang menunggu di depan pagar sekolah.

"Mari," ajak Natha.

"Lo, gak pake helm?" tanya Vio ke Natha yang ternyata tidak menggunakan pelindung kepala.

"Ada di dalam jok, tapi gue males makenya."

"Ya ampun, Natha-Natha!" Vio menggelengkan kepalanya kemudian menaiki motor tersebut.

Mereka berdua langsung menuju taman yang berada tak jauh dari rumah Natha. Tempat di mana dia pernah menolong ibunya Aksa. Natha memilih tempat itu karna selain sejuk dan banyak pepohonan, di sana juga banyak terdapat tempat bersantai, orang jual makanan, dan lain-lain.

"Mau beli minuman dulu gak?" tanya Natha ke Vio.

"Boleh. Kebetulan aku juga haus."

Selesai memesan minuman, mereka pun duduk di salah satu kursi yang dekat pohon, mereka duduk di kursi itu sambil berbincang ringan.

"Gue pernah ke sini dulu sama tante gue, tapi udah lama, sih," tutur Vio sambil memandangi sekeliling taman.

"Oh ya, kapan?" tanya Natha.

"Sekitar tiga tahun yang lalu, sih," jawab Vio kemudian.

"Terus, kenapa gak pernah kesini lagi?"

"Males, karena gue ga ada teman," kata Vio dan Natha hanya menganggukkan kepalanya.

"Btw, nyokap sama bokap lo?" tanya Vio kemudian.

"Kenapa?"

"Ga jadi, lancang banget gue nanya gitu."

"Ga papa, tanya aja."

"Lo, ikut nyokap?"

"Iya, kadang gue nginep dirumah nenek gue kalo males ketemu nyokap gue."

"Kenapa gitu?"

"Males aja, dia ga pernah merhatiin anaknya, lebih mentingin pekerjaan dari pada anaknya sendiri. Biasanya berangkat pagi, pulang larut malam. Ga pernah ada waktu buat gue," tutur Natha.

"Lo? Sendirian?"

"Gue punya abang, dia baru lulus tahun kemaren," sahut Natha. Sementara Vio hanya mengangguk tanda mengerti.

"Kalo lo? Tinggal sama tante lo?"

"Iya, nyokap sama bokap nitipin gue ke tante gue," jawab gadis itu.

"Emang nyokap bokap lo, ke mana?"

"Yaa, sama kayak nyokap lo, mentingin pekerjaan dari pada anaknya sendiri. Mereka selalu keluar kota untuk melakukan pekerjaannya," sahut Vio.

Beberapa menit kemudian.

"Eh, kita balik, yo! Gue mau mandi. Nanti malam kita jalan lagi," kata natha karena awan sudah mulai menggelap.

"Eh, ayo!" Mereka pun segera pergi meninggalkan tempat itu. Natha menjalankan motornya menuju rumah tantenya Vio.

"Nih, disini!" ucap Vio sambil menunjuk sebuah rumah milik tantenya itu.

"Di sini?"

"Iya, makasih ya. Nanti malem jam berapa?"

"Iya. Sekitar jam delapan kayaknya, nanti gue yang jemput lo," sahut Natha yang kembali bersiap melajukan motornya kembali.

"Ga papa nih? Takut ngerepotin gue."

"Ga papa, lagian gue yang mau jemput lo, kok."

"Baiklah kalau begitu, hati hati, di jalan, ya!"

Natha mengacungkan jari jempolnya dan pergi meninggalkan rumah Vio menuju kediamannya.

...***...

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45 Happy Ending
46 Ektra Part Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45 Happy Ending
46
Ektra Part Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!