"Nyokap gue belum sempat minta nomor lo, nyokap gue turun lagi dari mobil nyariin lo, tapi lo udah gak ada di tempat itu," jelas Aksa.
"Ya udah, kasih aja nomor nyokap lo ke gue."
"Ih, males!" Aksa membuang muka.
"Eh! Sialan lo!" geram Natha.
Aksa berlari ke arah belakang sekolah dan diikuti oleh Natha. Natha yang pada awalnya berniat pergi ke toilet, malah pergi ke belakang sekolah gara-gara mengikuti murid baru itu.
"Eh, ngapain gue ngejar dia, ya? Bukannya gue mau ke toilet," batin Natha setelah sadar bahwa dia ingin pergi ke toilet.
"Hai, mau kemana, lo?" tanya Aksa ketika melihat natha berbalik arah.
"Kepo!" balas Natha dengan setengah berteriak. Aksa hanya terkekeh melihat Natha yang berlari lari kecil ke arah toilet sekolah.
"Dasar gadis aneh!" batin Aksa berucap sambil menyunggingkan senyumannya.
"Lah ngapain gue bengong, dah." Aksa berjalan ke arah kelasnya, berniat mencari Gibran. Di perjalanan menuju kelas, Aksa tak sengaja bertemu dengan Vio beserta kawan-kawan dan ia pun segera menyapanya.
"Vio, lo liat Gibran gak?" tanya aksa yang melihat vio berjalan bersama Gabriella dan laura.
"Gak lihat. Memangnya kenapa?" jawab Vio.
"Lo berdua, liat Gibran, gak?" tanyanya lagi kepada Gabriella dan Laura.
"Ga liat. Lo sendiri, liat Natha gak? Lo abis dari toilet juga 'kan? Gue bertiga tadi udah nyari ke toilet, tapi gak nemu Natha," jawab Gabriella.
Aksa menggelengkan kepalanya. "Gak. Gue gak liat. Ya udah, gue mau nyari Gibran dulu." Aksa pun pergi meninggalkan Vio bersama teman-temannya.
"Lo bertiga ngapain berdiri di tengah jalan begini?" tanya Natha yang tiba-tiba berada di samping ketiga sahabatnya itu.
"Loh, Natha? Dari mana aja lo?" pekik Gabriella yang terkaget-kaget melihat kedatangan Natha.
"Dari toilet lah, memangnya dari mana lagi?" jawab Natha dengan santainya.
"Kok gue gak nemu lo, padahal tadi kami bertiga udah nyari lo ke toilet, iyakan?" Vio dan Laura hanya mengangguk, mengiyakan apa yang dikatakan oleh Gabriella.
"Ah, masa, sih? Ya, udah. Kita balik ke kelas aja, yok!"
"Yok, lah!"
Para gadis-gadis itu pun kembali ke kelas mereka.
"Gibran, tadi Aksa nyariin lo," kata Gabriella yang tidak sengaja berpapasan dengan Gibran yang tengah asik nongkrong bersama dua temannya.
"Benarkah? Di mana dia sekarang?"
"Ga tau. Tadi dia jalan ke arah sana, sih." Gabriella menunjuk ke arah lapangan sekolah, di mana ia terakhir melihat Aksa.
"Oke, thanks." Gibran pun bergegas pergi menuju lapangan sekolah untuk menemui Aksa yang tengah mencari keberadaannya.
"Ish, gue ngantuk!" ucap Laura sambil sesekali mengucek matanya. Jadwal sekolah fullday, membuatnya lelah dan mengantuk.
"Gue juga ngantuk," sahut Gabriella yang ternyata juga merasakan hal yang sama. Jarum jam menunjukkan ke angka 12.11, itu artinya sebentar lagi bel akan berbunyi, ketika jam menunjukkan 12.35.
"Gue mau tidur di kelas deh," celetuk Gabriella lagi.
Mereka berempat berjalan menuju ruang kelas mereka, setelah sampai di sana, Gabriella dan Laura duduk di belakang. Laura duduk di tempat duduknya sendiri, sementara Gabriella duduk di tempat Vio. Mereka mengambil boneka berukuran sedang yang memang sengaja mereka bawa untuk dijadikan bantal. Dua gadis itu meringkuk di atas meja sambil memeluk boneka yang mereka bawa tadi lalu memejamkan mata.
Sementara Vio dan Natha duduk di depan Gabriella dan Laura. Natha duduk di tempat Gabriella, dan Vio duduk di tempat Natha.
"Hehe, lucu! Mereka berdua emang sengaja bawa boneka itu dari rumah, ya?" Vio bertanya kepada Natha.
"Boneka itu?" Natha balik bertanya. Vio menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Iya, mereka sengaja bawa boneka itu dari rumah. Nih, gue juga punya. Mau pinjem?" tanya Natha kepada Vio dengan tangan kanannya yang memegang boneka bulat yang hampir mirip dengan milik Gabriella dan Laura, mengarahkannya kepada Vio.
"Ga usah, gue gak ngantuk," jawab Vio sambil menggelengkan kepalanya.
Natha dan Vio hanya memainkan ponsel masing masing-masing. "Mau mutualan whatsapp, gak?" Vio memecah keheningan di antara mereka berdua.
"Boleh, nih" Natha mengarahkan layar ponselnya, di mana terdapat nomor whatsapp miliknya.
Setelah selesai. "Udah. Tuh, punya gue," ucap Vio, Natha hanya menganggukkan kepalanya.
"Bentar, Vio sepupunya Aksa, 'kan ya?" Apa gue minta nomor whatsapp nyokapnya Aksa sama Vio aja? Ah, ga usah deh!" batin Natha.
"Vio," panggil satu orang laki-laki yang tiba-tiba berdiri di samping meja Natha.
Gadis itu mendongakkan kepalanya dan menatap lelaki yang tadi memanggil namanya. "Ya, Aksa. Ada apa?" tanya Vio balik, setelah mengetahui siapa yang berdiri di sana.
"Lo kalo mau pulang, minta jemput aja. Gue mau jalan dulu," ucap Aksa kemudian.
Vio mengerucutkan bibirnya. "Ya, baiklah."
Setelah mengucapkan hal itu, Aksa lalu berpaling dan menghampiri kursi miliknya yang di mana ada tiga orang siswa laki laki yang juga duduk di tempat itu.
"Lo berangkat bareng Aksa?" tanya Natha yang penasaran kepada Vio.
Vio menganggukkan kepalanya. "Ya, memangnya kenapa?"
"Bukan apa-apa. Btw, mau gue anterin gak? Kebetulan aku pulang sendirian," ucap Natha sembari menawarkan tumpangan untuk teman barunya itu.
"Serius? Tapi, emang gak ngerepotin?" tanya Vio malu-malu.
"Ga papa lah, santai aja," ucap Natha sambil tersenyum ke arah Vio.
Vio mengangguk lalu membalas senyuman Natha. "Okelah, kalau begitu!"
***
Kring! Kring!!
Memasuki jam pelajaran ke delapan, semua murid pun bergegas memasuki kelas mereka masing-masing dan bersiap menyambut mata pelajaran baru. Begitu pula kelas 11, di mana Natha dan teman-teman juga bersiap menerima pelajaran.
"Gabriella, Laura, bangun! Guru bentar lagi masuk," ucap Natha yang berusaha membangunkan Laura dan Gabriella yang masih meringkuk sambil memeluk boneka mereka.
"Ehm~ hoamm! Gue masih ngantuk banget. Lima menit lagi napa," sahut Gabriella yang masih memejamkan kedua matanya.
"Eh, gila lima menit pala lo! Gue ga tau kalo lo dimarahin sama guru, ya!" kesal Natha yang kembali berbalik menghadap ke papan tulis.
"Ehh, Lau, bangun, nanti dimarahin guru, loh!" ucap Vio yang mencoba membangun kan Laura.
"Iya iya, ini gue masih ngumpulin nyawa gue bentar," jawab Laura yang masih tampak ngantuk.
Benar saja, guru tiba-tiba masuk ke kelas itu dan membuat anak-anak kelabakan. "Siang, anak-anak!" sapa guru yang masuk ke kelas mereka. Bu Rania, biasa dipanggil Bu Nia atau Bu Rani oleh para siswa dan siswi yang ada di sekolah mereka.
"Siang, Bu!" jawab anak murid di kelas itu dengan serempak.
"Weh, Gab! Bangun, Nnjir! Noh, Ibu nia udah masuk itu," ucap Laura sambil menggoyang-goyangkan badan Gabriella. Gabriella membuka mata sembari mengumpulkan kembali tenaganya.
"Eh, Vio. Fue duduk di sini dulu, ya?" ucap Gabriella yang masih lemas karena tenaganya belum kelar terkumpul.
"Iya, duduk aja. Eh boleh ambilin buku kosong gue gak? Di dalam tas," sahut Vio sembari meminta bukunya kepada Gabriella.
Gabriella meraih satu lembar buku kosong milik Vio. "Yang ini?" tanya Gabriella sambil memperlihatkan sebuah buku yang kini ada tangannya kepada Vio dan dibalas anggukan oleh gadis itu.
"Ya, benar yang itu!"
"Nat, ambilin juga dong, buku gue di bawah meja," ucap Gabriella kemudian, sambil menunjuk ke bawah meja yg ditempati oleh Natha.
Natha pun menyerahkan buku yang diminta oleh Gabriella kemudian menyerahkannya.
"Anak-anak, Ibu akan menjelaskan materi pada hari ini, jadi didengarkan baik-baik. Jika ada yang tidak bisa kalian pahami, kalian bisa tanyakan, mengerti?" jelas Bu guru yang berdiri di depan.
"Iya, Bu," jawab mereka serempak.
Beberapa menit kemudian, Bu Guru pun selesai menjelaskan materi pelajaran pada hari itu.
"Bagaimana? Ada yang ingin ditanyakan?" tanya Bu Nia kepada seluruh anak muridnya. Setelah menunggu beberapa detik dan tak ada satu pun yang bertanya, Bu Guru pun melanjutkan ucapannya.
"Kalo tidak ada yang ditanyakan, berarti kalian semua udah paham, ya."
"Iya, Bu," jawab mereka serempak.
"Ibu akan memberikan tugas kepada kalian dan kalian kerjakan di buku tulis. Nanti dikumpulkan di atas meja Ibu, ya," jelas Bu guru. "Oh ya, Niki. Nanti kamu kumpulin semua bukunya lalu taruh di atas meja Ibu," titahnya lagi kepada ketua kelas-Niki.
"Baik, Bu," jawab Niki.
"Tugasnya sudah saya kirim lewat grub wa, kalian bisa cek sendiri. Yang belum masuk ke dalam grub, bisa minta masukan sama Niki. Ibu ada rapat sebentar, jadi jangan berisik, ya!" ucap Bu Rania kemudian.
"Baik, Bu! Terima kasih," ucap para siswa dengan serempak.
"Ya, sama-sama. Ibu pamit keluar, ya!" Bu Rania segera keluar dari ruangan itu.
Sepeninggal Bu Guru Rania.
"Huh, tugas lagi, tugas lagi!" keluh Gabriella sambil menekuk wajahnya.
"Kalo gak mau tugas, seharusnya lo tanya lah tadi sama Bu Guru. Apa yang gak lo paham, biar gak dapet tugas," sahut Laura dengan wajah masam.
"Jujur, semua yang ibu Nia jelasin tadi, gue gak sama sekali gak ngerti.Hehe," ucap Gabriella sambil terkekeh.
"Ga usah heran, Lau. Ia emang rada bego orangnya," celetuk Natha yang menyela pembicaraan mereka.
"Eh, bego-bego begini, gue temen lo juga ya!" sahut Gabriella dengan setengah kesal karena Natha menyebutnya seperti itu.
"Hadeh, iya'in aja udah," ucap Laura.
Semua murid di kelas itu mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bu Nia barusan. Akan tetapi tidak dengan Gabriella. Jangan heran kenapa Gabriella tidak mengerjakan tugasnya sebab dia adalah siswa yang terkenal dengan malasnya. Dia hanya mengandalkan Laura atau Natha yang berhasil menyelesaikan tugas mereka, baru kemudian dia contek jawabannya.
"Eh, anak baru!" panggil Dera.
"Ya?" Jawab Vio sambil memasang wajah malas.
"Tuh, yang cowo masuk sama lo tadi."
"Aksa? Memangnya kenapa?" tanya Vio heran.
"Ya, dia! Btw, dia siapa? Cowok lo?"
"Bukan!" jawab Vio singkat dan jelas.
"Gue deketin, boleh gak?" ucap Dera kemudian tanpa malu-malu.
"Terserah."
"Cih! Sombong sekali," ucap Dera dengan kesal karena Vio menjawab pertanyaannya dengan begitu singkat. Vio hanya memutarkan bola matanya. Ia begitu malas menanggapi ucapan teman sekelasnya itu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Eka elisa
nex... mak..
2023-06-13
1
AriNovani
Apa cuma aku aja yg baca ini 🤣
konflik pelakor emg mungkin lebih cocok di sini ka @Aysha 😂
2023-06-06
1