"Apaan banget dah si Nita, orang ga ada ngeganggu dia, dia malah gangguin kita," kata Laura berbicara dengan nada kesal.
"Ya kan! Pengen gue geplak deh kepala nya," balas Gabriella dengan wajah yang masih terpancing emosi.
"Tunggu!" panggil Natha yang dari tadi berjalan di belakang dua orang teman nya itu. "Nanti pulang sekolah kita barengan aja ke parkirannya. Takutnya dia bakal macem-macem lagi sama kita," lanjut Natha dengan menatap lekat mata kedua temannya itu.
"Gue numpang sama lo ya, Lau," ucap Gabriella sembari menoleh ke arah Laura.
"Modal dikit kek jadi orang, numpang mulu lo," sahut Laura dengan nada bicara yang mengejek.
"Ya udah, ga jadi!" Gabriella memasang muka masam, membalikkan badan dan berjalan mendahului dua orang temannya yang saat itu tengah menertawakannya.
"Ngambek, ya?" Laura tertawa melihat Gabriella yang berjalan lebih dulu di depannya.
"Udah-udah ke kelas. Ayo, nanti bel berbunyi lagi." Natha menimpali perkataan laura. Berjalan dengan tangan kanan yang merangkul bahu Laura. Menyusul Gabriella yang sudah berjalan mendahului mereka berdua.
Mereka berjalan ke arah kelas bersama-sama. Namun, tiba-tiba langkah Gabriella terhenti ketika melihat dua orang siswa yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, sedang berjalan ke arah kantor. Satu orang perempuan dan satunya lagi seorang laki-laki.
"Eh-eh, coba lihat, deh! Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya, murid baru kah?" Gabriella yang kebingungan bertanya kepada Natha dan Laura dengan tangan yang menunjuk dua orang siswa dan siswi yang sedang berjalan ke arah kantor tersebut.
"Murid baru kali," sahut Laura yang ikut memperhatikan dua orang itu.
"Buset! Ganteng banget tuh cowoknya!" ucap Gabriella sambil terkekeh melihat ke arah cowok yang tengah berjalan tersebut.
"Mata lo ini ya, gak bisa liat cowok dikit dibilang ganteng. Eh, lo liat deh ya, tuh di samping cowok itu ada cewek, siapa tau itu ceweknya?" Laura yang menyenggol bahu Gabriella sambil terkekeh. Sementara Natha hanya diam sambil memandangi dua orang itu.
Laura menyadari bahwa saat itu Natha tengah terdiam dengan tatapan yang terus tertuju pada dua orang itu.
"Woy! Ngapain lo ngelamun gitu ngeliatin mereka? Naksir juga, ya?" goda Laura dengan nada yang mengejek.
"Ah, gak!" balas Natha singkat yang tersadar dari lamunannya. "Udah, cepet ke kelas deh, dari tadi ngomong mulu." Ia memasang muka kesal kepada kedua orang temannya.
Sesampainya ketiga gadis itu di depan kelas, mereka memasuki kelas itu, berjalan menuju tempat duduk mereka masing masing. Natha dan dua orang temannya lalu mendudukkan diri di kursi masing-masing. Karena waktu masih jam istirahat, jadi seluruh siswa masih disibukkan dengan urusan mereka masing-masing. Ada yang tidur, ada juga yang membicarakan dua anak murid baru, dan yang lainnya masih banyak lagi.
"Woy, murid barunya diletakkan di kelas kita, yak?" tanya Laura kepada teman-teman sekelas yang ternyata juga membicarakan soal murid baru tersebut.
"Iya, katanya sih gitu. Satu cewek dan satunya lagi cowok," jawab salah satu di antara mereka.
"Loh, berarti bener dong. Tadi gue liat ada cowok sama cewek jalan ke arah kantor, gue sih belum pernah liat mereka berdua. Itu kali murid barunya, ya?" tanya laura yang menyela pembicaraan itu, memasang wajah yang kebingungan.
"Eh, yang bener? Ngomong-ngomong, ganteng gak cowoknya?"
"Lumayan lah ya, tapi yang cewek juga cantik tau."
"Barengan, yak?"
"Iya tadi, apa jangan-jangan cewek nya, ya?"
Hampir semua siswa membicarakan soal anak baru tersebut. Bahkan menjadi topik hangat di antara siswa dan siswi. Hingga tak terasa, bel pun berbunyi, pertanda jam istirahat sudah berakhir.
"Weh, kayaknya orang yang kita liat tadi, anak baru di sini, deh," ucap Laura, mulai membuka percakapan itu lagi.
"Seberapa yakin lo kalo itu anak baru?" tanya Gabriella yang sama sekali tidak menoleh sedikitpun ke arah Laura.
"Lima puluh persen yakin kalo mereka murid baru di kelas ini," jawab Laura dengan mantap.
"Oh."
"Dih, kenapa sih lo? Masih ngambek, ya? Orang bercanda doang, ya elah. Malah dibawa serius," celetuk Laura yang tidak suka dengan sikap Gabriella kalo lagi ngambek. Laura menggoyangkan kursi Gabriella dengan kaki kanannya.
"Ih! Bisa diem gak sih lo?! Gue gak kesel gara-gara tadi, ya!" balas Gabriella dengan nada bicara yang kesal. Gadis itu memalingkan wajahnya lalu menatap Laura yang dari tadi menggoyang kursinya.
"Ya, lagian lo kenapa dah, kok tiba tiba sok cuek gitu." Laura menghentikan aksinya yang sejak tadi usil menggoyang kursi Gabriella.
"Gak ada, gue lagi sibuk nyatet materi yang dikasih ibu Nadia tadi. Bukan sok cuek, ya!"
"Owalah, bilang dong! Tapi nanti kasih lagi ke gue, yang," pinta laura sambil terkekeh.
"Oke, tapi nanti. Setelah gue selesai," sahut Gabriella memalingkan badannya kembali dan dibalas anggukan oleh Laura.
Gabriella duduk dengan Natha, sedangkan Laura duduk di belakang Gabriella dan di samping kursi Laura hanya ada kursi kosong.
Beberapa menit kemudian, Ibu nadia selaku wali murid di kelas 11 itu memasuki kelas mereka.
"Siang, anak-anak. Maaf, Ibu mengganggu waktunya. Ini bukan jam pelajaran Ibu, hanya saja Ibu ingin menyampaikan sesuatu," ucap Bu Guru Nadia dengan bibirnya yang tersenyum lebar ke arah anak murid di kelas tersebut.
"Di kelas kita akan kedatangan murid baru." Bu Nadia lalu menoleh ke arah pintu kemudian kembali melanjutkan ucapannya. "Silakan masuk!" lanjut Bu Nadia yang kemudian menyuruh murid baru tersebut untuk memasuki kelas mereka.
Tampak dua orang murid baru memasuki kelas sambil tersenyum. Mereka lalu menundukkan punggungnya sebagai tanda hormat. Satu perempuan dan satunya lagi, laki-laki.
"Silahkan perkenalkan diri kalian," titah Bu Nadia yang tersenyum ramah ke arah dua murid baru tersebut dan meminta mereka untuk berdiri di depan papan tulis.
"Hai! Perkenalkan saya Viora, panggil saja Vio," ucapnya sambil tersenyum ramah, memperkenalkan dirinya ke semua siswa dan siswi di kelas itu.
"Saya Aksara Keandra, biasa dipanggil Aksa," ucap laki-laki yang juga berada di samping Vio.
"Baik, silakan kalian menduduki kursi yang kosong di belakang sana." Bu Nadia menunjukkan kursi kosong yang berada di pojok kanan.
"Ibu harus mengajar di kelas lain. Ibu pamit dulu, ya. Belajar yang benar " Bu Nadia pun berjalan menuju pintu dan keluar dari kelas itu.
"Iya, bu!" sahut anak murid yang berada di kelas itu secara serentak.
Vio dan aksa berjalan ke arah kursi kosong, yang ada di belakang. Tepatnya salah satu kursi kosong yang berada di samping Laura, dan satunya lagi di samping Gibran.
Vio duduk di kursi yang berada di samping Laura, sementara Aksa memilih duduk di samping Gibran.
"Hai, boleh temenan gak?" sapa Vio yang kemudian tersenyum sembari mengulurkan tangannya ke hadapan laura.
"Boleh, gue Laura dan ini temen-temen gue. Ini Gabriela, dan yang ini Natha." Laura meraih tangan Vio dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menunjuk kearah Gabriella dan Natha secara bergantian.
"Eh, jangan mau lo temenan sama ni bocah, tengil orangnya," goda Gabriella, menunjuk Laura dengan nada yang mengejek.
"Eh gila lo, ya! Lo tuh yang tengil!" balas Laura dengan wajah yang tadinya tersenyum, kini menjadi datar menatap Gabriella.
"Udah lah, lo berdua sama aja, sama-sama gak waras." Natha menyela.
"Dih, ngikut juga lo!" Gabriella yang nampak kesal setelah mendengar perkataan Natha.
"Udah lah, gitu doang diperpanjang," ucap Natha seraya saling lempar pandang bersama Laura.
"Ini gak apa-apa 'kan, kalo gue temenan sama kalian?" Vio yang menyela pembicaraan ketiga gadis yang berada di depannya itu.
"Ga papa, donk! Lagian, siapa yang larang?" sahut Natha yang tersenyum ke arah Vio.
"Ya udah. Makasih, ya," katanya.
"Iya."
***
"Ini kita jam kos 'kan, ya?" tanya Laura, bertanya kepada ketua kelas mereka–Niki.
"Iya, tapi bukan berarti ga ada tugas, ya. Tadi ibu Jesi ngirimin tugas ke gue," terang Niki yang menjawab pertanyaan Laura. Ibu Jesi adalah guru yang mengajar Bahasa Inggris di kelas 11.
"Yah, kirain ga ada tugas." Laura memasang muka lemas.
"Ngarep ga ada tugas lo, ya?" Natha memalingkan badannya menghadap ke belakang, lebih tepatnya ke arah Laura.
"Iya, hehe," cengirnya.
"Istirahat masih lama, ya?" tanya Gabriella yang juga ikut membalikkan badannya.
"Masih lah, orang baru aja ganti jam pelajaran."
"Gue haus, lupa bawa air minum lagi. Lo ada bawa air gak, Lau?" tanya Gabriella dengan mengangkat kedua alisnya, bertanya kepada Laura.
"Ga ada, gak sempet nyiapin gue."
"Gue ada, mau gak?" tanya vio yang menyela pembicaraan ketiga gadis itu dan tangan kanannya mengulurkan satu botol minum berwarna biru miliknya ke hadapan Gabriella.
"Ga papa nih gue pinta?"
"Ga papa, minum aja!" Gabriella pun mengambil botol minum yang ada di tangan Vio lalu meminumnya.
"Makasih, ya." Ia lalu mengembalikan botol minum milik Vio.
"Iya, sama sama. Nanti istirahat kalian ke kantin, ya?" tanya vio yang menatap tiga orang gadis yang berada di depannya.
"Iya, donk. Laper soalnya." Laura menjawab pertanyaan Vio.
"Boleh ikut, ga? Soalnya gue gak tau kantinnya ada di mana."
"Boleh dong."
"Nih, kerjain tugas yang dikasih bu Jesi!" titah Niki yang tiba-tiba berada di samping meja Vio dengan 4 lembar kertas soal-soal di tangannya. Ia lalu meletakkannya ke atas meja Vio.
"Makasih ya, Nik." Gabriella yang meraih kertas itu.
"Iyo. Sama-sama."
***
Kring! Kring!! Kring!!! Bel istirahat kedua sudah berbunyi.
"Ges, udah istirahat, ayo kita ke kantin," ajak Gabriella sembari berdiri dari posisi duduknya.
"Elah, baru juga bel." Laura mengerucutkan bibirnya.
"Ya udah, ayo!" Natha yang juga ikut-ikutan berdiri dari kursinya.
"Ayoo, nanti kantinnya penuh!" ucap Gabriella dan di balas anggukan oleh ketiga orang temannya.
Empat gadis itu berjalan keluar kelas dan mereka melihat tiga orang siswa perempuan yang sudah berdiri di depan pintu kelas.
"Kok lo mau si, temenan sama tiga orang aneh ini?" ucap Nita yang bicara kepada Vio dengan nada seperti mengejek. Ya, Nita. Si berandal cewek itu.
"Halah, bacot lo! Minggir gak!" kesal Gabriella yang mulai terpancing emosi ketika melihat tiga orang tersebut.
"Mereka siapa?" tanya Vio kepada Laura yang berada di sampingnya. Sebab Vio dan Laura berada di belakang Gabriella dan Natha.
"Mereka bertiga ini, orang yang selalu gangguin gue, Natha sama Gabriella, dia emang ga jelas gitu orangnya!" Laura menjawab pertanyaan Vio, dan Vio hanya menganggukkan kepala, tanda mengerti.
"Minggir deh lo! Gue mau ke kantin gak usah sok-sokan berdiri di depan pintu, orang lain juga mau lewat, tau!" ucap Natha yang kemudian mendorong badan Nita hingga terdorong beberapa langkah ke belakang kemudian meninggalkannya.
[Ya Allah 😭 ini beneran cerita gaje ... mohon dimaklumi 😓😪🙏]
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Eka elisa
bgus ko mak jadi serasa blik lagi ke masa"...putih abu"...
2023-06-13
2
Susanti Wahyuningsih
lanjut...... 🤣🤣
semangat kak.....
otewe,,, vote,,,, vote,,,, 😘
2023-06-06
1
AriNovani
😂😂😂😂
2023-06-04
1